Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MODEL KONSEP KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan


aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan
yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejlaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta
yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang
berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet,
1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan
(Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan
keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori
keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana
dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
peran keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu :
1. Bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau?
2. Bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach?
3. Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine?

C. Tujuan
 Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau.
2. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach.
3. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine.
4. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasi, dan menerapkan model-
model konsep dan teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
diberbagai situasi.
D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang model-model
konsep keperawatan.
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar tidak
pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
5. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangatlah
bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan pasien.

BAB II
MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN
 
A. Teori Keperawatan
1. Pengatar Kosep dan Teori Keperawatan
Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta
yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori keperawatan
menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Melalui teori keperawatan dapat

dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktivitas lainnya. Model
konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktik keperawatan,
mengingat dalam model praktik keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktik
yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien
serta adanya pengetahuan dan ketrampilan dalam hal ini dibutuhkann oleh perawat
dalam mengembangkan tujuannya. Teori keperawatan selain digunakan untuk
menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga
memiliki karakteristik di antaranya
pertama, teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam;
kedua, teori keperawatan didasarkan pada alasan-alasan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada;
ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan model konsep
dasar keperawatan;
keempat , dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum
sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktik keperawatan;
kelima, teori dapat digunakan dalam pedoman praktik keperawatan.

2. Karakteristik Teori
Meskipun banyak penulis yang membahas teori keperawatan, tulisan Tores (1985)
dan Chinn dan Jacob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori
keperawatan. Menurut mereka, ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan yaitu :
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan
dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan
menggunakan cara berfikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan
dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan
yang kompleks sesuai dengan situasi praktik keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktik keperawatan.

3. Pendekatan dalam Pengembangan dan Pembentukan Teori Keperawatan

Ada tiga pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,


yaitu :
a. Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan keperawatan
dan mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan.
b. Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang
berkaitan dengan praktik keperawatan.
c. Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori
keperawatan.

4. Nilai-Keyakinan Teori Keperawatan


 
Nilai keyakinan yang mendasari praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Pelayanan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal
ini komunitas.
c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik.
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun menghambat.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

5. Pandangan yang Mempengaruhi Teori Keperawatan


Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang
mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence
Nightingale, kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu
keperawatan.

a. Filosofi Florence Nightingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori
keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran
perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya
pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan
keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau
juga membedakan prktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
b. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat di bawah
pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan
sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung. Akan tetapi
sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

c. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan
kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki
sistem pendidikan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.

d. Pengembangan Ilmu Keperawatan


Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokam ilmu
keperatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang harus berkembang dan tidak
menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang
ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawtan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan. Dalam perkembangan teori
keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang dapat memengaruhi teori
keperawatan itu sendiri diantaranya :

1. Model Konsep Keperawatan Hildegard E.Peplau


 Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsylvania.
Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, Penssyilvania pada tahun
1931. Gelar B.A. dalam

bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington Univercity, Vermont


pada Tahun 1943.
Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s
College, Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang
pengembangan kurikulum pada tahun 1953. Konstribusi Peplau dalam bidang
keperawatan, khususnya keperawatan psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia
meluncurkan bukunya yang berjudul
Interpersonal 
 
Relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan istilah
keperawatan psikodinamik. Menurutnya,
keperawatan psikodinamikmerupakan kemampuan seorang perawat untuk
memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain, mengindetifikasi kesulitan
yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada
permasalahan yang timbul di semua level pengalaman. Model konsep dan teori
keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia. Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu,
perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara
perawat dan klien (Torres, 1986; Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien
adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan
perkembangan kepribadian (Chinn & Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien di mana perawat
bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali. Pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan
klien bersama-sama mendefiniskan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan
perawat membantu klien dalam menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan
masalah kesehatannya. Teori Peplau ini merupakan teori yang unik di mana
hubungan kolaborasi perawat-
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal
yang efektif dalam membantu memenuhi
kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills 1990). Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi kebutuhan baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien
digambarkan dalam empat fase diantaranya :
a. Fase Orientasi
Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi.
Pada tahap ini membahas peran perawat apakah sudah melakukan atau
bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta
melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase Eksplorasi
Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran
kondisi klien.
d. Fase Resolusi
Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan membantu klien agar
bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada
tenaga kesehatan dan menggunaka kemampuan yang dimilikinya agar mampu
menjalankan secara sendiri. Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk
memberikan bentuk praktik psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan,
empati, instrumen perilaku dan instrument untuk mengevaluasi respons verbal
dihasilkan dari model konseptual Peplau (Marinner, Tomey, 1994). Pada model
Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi. Teori keperawatan Peplau dan
komponen utama keperawatan antara lain :
1) Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan,
bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif,
kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah
yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas.

2) Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.

3) Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara
tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan
yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam
kehidupan pribadi ataupun komunitas.

4) Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan
kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas
rumah sakit.
 
2. Model Konsep Keperawatan Ernestine Wiedenbach.
Tujuan Keperawatan yaitu untuk membantu individual dalam mengatasi masalah
yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang
dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986). Kerangka
Kerja Prakti yaitu praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang
memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki
komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995).
Teori Ernestine Wiedenbach :

a. The agent midwife.


Empat elemen dalam “Clinical Nursing” yaitu filosofi, tujuan, praktik dan seni.
Dikemukakan  juga 3 poin dasar dalam filosofi keperawatan / kebidanan, yaitu :
1) Menghargai atas kehidupan yang diberikan
2) Menghargai kehormatan, otonomi dan individualisme pada setiap orang
3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain
4) Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan
untuk persiapan menjadi orang tua.

b. The Recipient.
Penerima asupan adalah wanita dalam masa reproduksi, keluarganya dan
masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga
bidan perlu melakukan tindakan atau intervensi bila terdapat kendala yang
menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi secara memuaskan.

c. The Goal / purpose.


Kebutuhan masing  masing individu perlu diketahui sebelum menetapkan tujuan. Bila
sudah diketahui kebutuhannya maka dapat diperkirakan goal / tujuan yang akan
dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional, atau fisiologikal
yang berbeda dari kebutuhan normal.

d. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan
 
3. Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine.
Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi
yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya
bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi
energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut
konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai
empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
a. Konservasi energi klien. Individu memerlukan keseimbangan energi dan
memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktivitas
hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan.
b. Konservasi struktur integritas. Penyembuhan adalah suatu proses pergantian
dari integritas struktur. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan
yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi
keperawatan.
c. Konservasi integritas personal. Seorang perawat dapat menghargai klien
ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi
karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama
prosedur.
d. Konservasi integritas sosial. Kehidupan berarti komunitas social dan
kesehatan merupakan keadaan social yang telah ditentukan. Oleh karena itu,
perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu
kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk
konservasi integritas social. Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan
meliputi konservasi aktivitas yang ditujukan pada penggunaan secara optimal
sumber-sumber kekuatan klien.

4. Ringkasan Teori-teori Keperawatan Hildegard E.Peplau, Ernestine, dan Myra


Estrin Levine
 
Penyusun Teori Tujuan Keperawatan
1. Hildegard E.Peplau (1952) Untuk mengembangkan interaksi antara perawat
dan klien (Peplau, 1952) Keperawatan adalah proses yang penting terapeutik
dan interpersonal (Peplau,1952). Keperawatan berpartisipasi dalam
menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang
dialami dan kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan
interpersonal (Mariner Tome, 1994)
2. Ernestine Wiedenbach (1964) Untuk membantu individual dalam mengatasi
masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau
kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu
(Torres, 1986) Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang
memerlukan bantuan karena adanya stimulasi perilaku. Keperawatan klinik
memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn & Jaccobs,
1995)
3. Myra Estrin Levine (1966) Untuk melakukan konservasi kegiatan yang
ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal
Model adaptasi manusia ini sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh
didasarkan oleh

 
BAB III

PENUTUP
 
A. KESIMPULAN
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki klien secara optimal.

B. SARAN
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep
keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat.
Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien
merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah
dan berputus asa dalam merawat pasien.
Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak menacoba
kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita
mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.

DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC. Hlm130,137
Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, Brunner & suddarth. Jakarta: EGC.30,31
M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk
perawat ,Strategi berbasis kompetensi. Jakarta: EGC. 50.51 R.
Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep,
2008. Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7

TEORI KENYAMANAN KOLCABA

A. Latar belakang
Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang
substansi dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan,
paradigma keperawatan, model konseptual serta teori-teori keperawatan. Falsafah
keperawatan memberikan keyakinan, pemikiran,atau landasan mendasar untuk mengkaji
tentang penyebab yang mendasari suatu fenomena keperawatan yang terjadi dan
paradigma keperawatan menjadi dasar penyelesaian suatu fenomena keperawatan yang
ditinjau dari pendekatan konsep manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan. Dalam
hal ini terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara falsafah, paradigma
dengan model konseptual atau teori keperawatan (Tomey & Alligood, 2010)
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari philosophical theory
atau metha theory, grand theory, middle range theory,dan practice theory. Teori-teori
tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkatkeabstrakannya, dimulai dari philosophical
theory sebagai yang palingabstrak, hingga practice theory yang bersifat empiris atau lebih.

Middle range theory merupakan salah satu tingkat teori yang mulai membahas fenomena
secara lebih konkrit, spesifik, dan dapat dikembangkan untuk menyediakan pedoman pada
tatanan praktik dan penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan karena
memungkinkan untuk diuji secara empiris (Tomey & Alligood, 2010) salah satu tokoh
keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle range theory adalah
Katharine Kolcaba dengan teori kenyamanan. Kolcaba menganggap penerapan teori
kenyamanan bersifat uniersal dan bisa diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien
secara holistik (biologis, psikologis, sosial, dan spritual. Berdasarkan hal tersebut, perawat
perlu memahami hubungan antara falsafah, paradigma dengan teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Kolcaba dengan tujuan mampu menerapkan teori tersebut di lingkup
praktik dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup klien berdasarkan salah
satukebutuhan dasarnya, yaitu kenyamanan.

B. Tujuan
Tujuan umum : Menganalisis hubungan model konseptual teori keperawatan dengan
falsafah dan paradigma keperawatan.
Tujuan Khusus
a. Menguraikan dan menganalisis pengembangan empiris tentang teori model
konseptual Katharine Kolcaba.
b. Menguraikan dan menganalisis perbedaan antara tingkat, philosophical theory, grand
theory, middle range theory dan practice theory.
c. Menguraikan dan mengkritisi refleksisimulasi hubungan falsafahdan paradigma
dengan model konseptual teori Katharine Kalcaba secara empiris.
Menganalisis hubungan model konseptualteori dengan falsafahdan paradigma
Katharine Kolcaba.

BAB II ISI
 
Universitas Indonesia
 
3
2.1
Pengembangan Em!r!s tentang Te"r!#$"%el K"nsetual Kathar!neK"l&aba2.1.1Sejarah
Perkembangan Te"r! Ken'amanan K"l&aba
Teori kenyamanan pertama kali dikenal sekitar tahun #//" an olehseorang tokoh bernama
atharine ol*aba. ol*aba lahir di0leeland, 1hio pada tanggal ) Desember #/22. eliau
adalahdoktor keperawatan yang menerima sertifikat sebagai perawatspesialis gerontologi
dengan fokus penelitian pada perawatan paliatif dan perawatan jangka panjang di rumah.
+ejak tahun #/""-#/!/,sebenarnya kenyamanan klien sudah merupakan tujuan utama
dari profesi perawat dan dokter, karena kenyamanan dianggap sangatmenentukan proses
kesembuhan klien. 3amun, setelah dekadetersebut, kenyamanan kurang mendapat
perhatian khusus dari pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan lebih difokuskan
padatindakan pengobatan medis untuk memper*epat kesembuhan klien.atharine ol*aba
merupakan tokoh keperawatan yang kemudianmembawa kembali konsep kenyamanan
sebagai landasan utamadalam memberikan pelayanan kesehatan dalam sebuah teori yaitu4
Comfort Theory and Practice: a Vision for Holistic Health Careand Research
5. +aat ini ol*aba bekerja sebagai
 Associate Professor of Nrsing 
 di Fakultas eperawatan 6niersitas kron dan terusmengembangkan teori kenyamanan
ini se*ara empiris (ar*h, . &*0orma*k, D., !""/$.
2.1.2K"nse Te"r!
Comfort 
 K"l&aba
enyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang darisuatu interensi. %al ini
merupakan pengalaman langsung danmenyeluruh ketika kebutuhan fisik, psikospiritual,
sosial, danlingkungan terpenuhi (Peterson & redow, !"")$. onsep teorikenyamanan
meliputi kebutuhan kenyamanan, interensikenyamanan, ariabel interensi, peningkatan
kenyamanan, perilaku pen*ari kesehatan, dan integritas institusional. enurut ol*aba dan
 
Universitas Indonesia
 
4
Di ar*o (!""7$ hal tersebut dapat digambarkan dalam kerangkakonseptual sebagai
berikut8 9ambar #. erangka erja onseptual pada Teori enyamanan+eluruh konsep
tersebut terkait dengan klien dan keluarga. Teorikenyamanan terdiri atas tiga tipe, yaitu (#$
relief 
8 kondisi resipienyang membutuhkan penanganan spesifik dan segera, (!$
ease
8kondisi tenteram atau kepuasan hati dari klien yang terjadi karenahilangnya
ketidaknyamanan fisik yang dirasakan pada semuakebutuhan, (:$
transcendence
8 keadaan dimana seseorang indiidumampu mengatasi masalah dari ketidaknyamanan
yang terjadi.ol*aba memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhandasar seorang
indiidu yang bersifat holistik, meliputi kenyamananfisik, psikospiritual, sosiokultural,
lingkungan. enyamanan fisik  berhubungan dengan mekanisme sensasi tubuh dan
homeostasis,meliputi penurunan kemampuan tubuh dalam merespon suatu penyakit atau
prosedur inasif. eberapa alternatif untuk memenuhikebutuhan fisik adalah memberikan
obat, merubah posisi,
bac!rb
,kompres hangat atau dingin, sentuhan terapeutik. enyamanan psikospiritual dikaitkan
dengan keharmonisan hati dan ketenangan jiwa, yang dapat difasilitasi dengan memfasilitasi
kebutuhaninteraksi dan sosialisasi klien dengan orang-orang terdekat selama perawatan dan
melibatkan keluarga se*ara aktif dalam proses
 
Universitas Indonesia
 
5
kesembuhan klien. ebutuhan kenyamanan sosiokultural berhubungan dengan hubungan
interpersonal, keluarga danmasyarakat, meliputi kebutuhan terhadap informasi kepulangan(
discharge planning 
$, dan perawatan yang sesuai dengan budayaklien. eberapa *ara untuk memenuhi
kebutuhan sosiokulturaladalah men*iptakan hubungan terapeutik dengan klien,
menghargaihak-hak klien tanpa memandang status sosial atau budaya,mendorong klien
untuk mengekspresikan perasaannya, danmemfasilitasi
team "or! 
 yang mengatasi kemungkinan adanyakonflik antara proses penyembuhan dengan budaya
klien. ebutuhanyang terakhir adalah kebutuhan akan kenyamanan lingkungan
yang berhubungan dengan menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan,membatasi
pengunjung dan terapi saat klien beristirahat, danmemberikan lingkungan yang aman bagi
klien (ol*aba, !"";$.%ubungan antara tiga tipe kenyamanan dan empat aspek
pengalamanholistik tergambar dalam struktur taksonomi (terlampir$.
2.1.(Penel!t!an terka!t Te"r! Ken'amanan K"l&aba
Penelitian-penelitian yang menerapkan teori
comfort 
 ol*aba telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan olehrinsky, urillo
dan <ohnson tahun !"#2 dengan judul 4
 A practical application of #atharine #olcaba$s comfort theory to cardiac patients%
. Penelitian ini memberikan interensi yang spesifik 4
&iet time
5 untuk memberikan kenyamanan kepada pasien jantung.Penelitian dilakukan oleh ar*h
dan *0orma*k tahun !""/dengan judul 4
 Nrsing theory'directed healthcare: modifying  #olcaba$s comfort theory as an
instittion'"ide approach%,
 penelitian ini menyimpulkan bahwa teori
comfort 
 bisa diterapkan, bahkan pada lingkungan yang tampak tidak nyaman seperti =06.
Di=ndonesia, aplikasi teori ol*aba juga telah dilakukan dalam berbagai penelitian, sebagai
*ontoh penelitian yang dilakukan olehustati udi >estari dengan judul 4Dampak dekapan
keluarga dan pemberian posisi duduk terhadap distress anak saat dilakukan
 
Universitas Indonesia
 
6
 pemasangan infus5, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian dekapan
keluarga dan pemberian posisi duduk anak terhadap
 score distress
 anak.
2.2
Perbe%aan antara T!ngkat
 Philosophical Theory
)
Grand Theory, Middle Range Theory,
%an
 Practice Theory
2.2.1
 Philosophical Theory
Filosofi menghadirkan nilai dan keper*ayaan, serta pandangan dunia.Filosofi keperawatan
adalah suatu pernyataan yang merupakan pondasi awal dan asumsi se*ara uniersal,
keper*ayaan, dan prinsiptentang dasar-dasar pengetahuan dan kebenaran (epistemologi$
dantentang dasar dari keutuhan yang dihadirkan dalam metaparadigma.Filosofi, teori, dan
penelitian merupakan suatu hal yang saling berhubungan. Teori keperawatan berasal dari
filosofi keperawatan ,atau dari tugas disiplin ilmu lain (Tomey & lligood, !"#"$. Filosofi
memberi kontribusi yang signifikan terhadap perkembanganteori-teori keperawatan.
 Philosophical theory
 memandang manusiasebagai makhluk biologis dan memandang respon manusia
dalamkeadaan sehat dan sakit. Teori ini berfokus kepada respon klienterhadap suatu situasi
tertentu.
 Philosophical theory
 juga belumdapat diaplikasikan se*ara langsung dalam praktik keperawatan profesional
karena masih bersifat abstrak dan merupakan analisisdari suatu fenomena. 0ontoh
 philosophical theory
 yang ada saat inisalah satunya adalah
 Modern Nrsing 
 yang dikembangkan olehFloren*e 3ightingale,
 Philosophy and science of caring 
 oleh <ean?atson, #2 kebutuhan dasar manusia oleh @irginia %anderson(Tomey & lligood,
!"#"$
2.2.2
Grand Theory
0akupan atau ruang lingkup dari
 grand theory
 sangat luas dankompleks.
(rand theory
 memerlukan pernyataan teori yang lebihspesifik untuk dikaji se*ara empiris dan dierifikasi
sebagai teori.Perkembangan dari
 grand theory
 menerangkan perbedaan disiplin
 
Universitas Indonesia
 
7
keperawatan dari model kedokteran, stimulus perkembangan pengetahuan keperawatan dan
memberikan struktur organisasi ilmukeperawatan se*ara umum (*enna,#//A dalam
Peterson, +< &redow, T.+, !"")$.*enna (#//A$ menjelaskan keuntungan dan
keterbatasan dari
 grand theory
 yaitu, keuntungan
 grand theory
8 membantu dalam pembelajaran siswa, membantu dalam pengkajian terhadap
pasien,membantu meme*ahkan masalah, meningkatkan kepuasan pasien,mengidentifikasi
tujuan praktik, meningkatkan kualitas pelayanankeperawatan, memperjelas ruang lingkup
keperawatan, fokus pengamatan pada fenomena yang penting, petunjuk dalam
pelayanankeperawatan, memperjelas tentang praktik keperawatan, penelitianlangsung
terhadap kebutuhan perawatan klinis. eterbatasan
 grand theory
8 tidak mempersiapkan perawat untuk praktik se*ara nyata, panduan untuk praktik
keperawatan terlalu sedikit, terlalu abstrak,teoritis, idealistik, dan tidak relean, ide-ide yang
dihasilkan masihsangat umum, aplikasi
 grand theory
 tidak sesuai dalam pelaksanaan praktik saat ini. eberapa *ontoh dari
 grand theory
 yaitu8
 #ing)stheory
 (teori pen*apaian tujuan$,
 *eininger$s theory
(teori tentang budaya dan uniersitas$,
 Ne"man,s theory
 (teori tentang tingkatankesehatan$,
+rem)s selfcare
 (teori tentang perawatan diri$,
 Parse)stheory
 (teori tentang manusia$, dan
 Roy Adaptation Model 
 (teoriadaptasi Boy$.
2.2.(
 Middle Range Theory
 Middle range theory
 merupakan teori keperawatan yangkeabstrakannya pada leel pertengahan dan lebih
mudah untuk diaplikasikan oleh perawat. Buang lingkup pada
middle range theory
lebih sempit dan spesifik dari
 grand theory
 dan lebih konkrit padatingkat abstraksinya namun lebih besar dari
micro theory
.
 Middlerange theory
 tidak dapat digunakan untuk menjelaskan situasikehidupan yang kompleks. Teori ini
berfokus pada konsep peminatan
 
Universitas Indonesia
 
8
keperawatan yang men*akup konsep nyeri, berduka, harapan hidup,empati, konsep diri, dan
kenyamanan ( Peterson & redow, !"")$.eberapa perbedaan
middle range theory
 dibandingkan dengan
 grand theory
, yaitu8 ruang lingkup lebih sempit, abstrak pada leel pertengahan, menerangkan
fenomena lebih spesifik, terdiri dari beberapa konsep dan bagian, representatif terbatas pada
realitakeperawatan, lebih sesuai untuk uji empiris, lebih aplikatif se*aralangsung dalam
praktik untuk implementasi dan penjelasan.elebihan dalam
middle range theory
memudahkan perawat untuk lebih terlibat dalam penguasaan teori yang berdasarkan riset
dan praktik. 0ontoh
middle range theory
 adalah
Theory of Comfort 
(olkaba$,
Theory of Caring 
 (+wanson$,
elf Transcendence Theory
(Beed$ (Tomey & lligood, !"#"$.
2.2.*
 Practice Theory/Micro Theory
 Practice theory
merupakan pengembangan dari
 middle range theory
,lebih spesifik dan memiliki *akupan yang lebih sempit dari pada
middle range theory.
Teori ini dapat diaplikasikan langsung ataudipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji
se*ara empiris.
 Practicetheory
 merupakan pernyataan yang bersifat teoritik dan menggunakanhipotesis kerja atau
peren*anaan yang menjelaskan fenomena se*aradetil. =lmuan dan praktisi menggunakan
peren*anaan kerja untuk kategori tentatif, penjelasan, atau pemeriksaan kesehatan
dihubungkandengan interaksi orang dengan lingkungan. Di*khoff dan <ames(#/;)$ dalam
Peterson & redow (!"")$ mengidentifikasi elemen penting, yaitu isi tujuan dispesifikkan
sebagai arahan untuk aktiitas,dan menjelaskan bahwa aktiitas dilakukan untuk
merealisasikan isitujuan.
 Practice theory
 berkembang dari pengalaman klinis perawatyang memiliki subjek untuk proses berfikir.
2.3
Kr!t!s! +e,leks!#S!mulas! Hubungan -alsa,ah %an Para%!gma $"%elK"nsetual %an Te"r!
Keeraatan Kathar!ne K"l&aba se&ara Em!r!s
 
Universitas Indonesia
 
9
Falsafah keperawatan memberikan keyakinan, pemikiran, atau landasanmendasar untuk
mengkaji tentang penyebab yang mendasari suatu fenomenakeperawatan yang terjadi dan
paradigma keperawatan menjadi dasar  penyelesaian suatu fenomena keperawatan yang
ditinjau dari pendekatankonsep manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan.
Falsafah, paradigma dengan model konseptual atau teori keperawatan mempunyai
suatuhubungan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. (Tomey
&lligood, !"#"$. ol*aba memandang teori kenyamanan sesuai dengan falsafah dan
paradigmakeperawatan. Dalam teorinya ol*aba menyampaikan asumsi dasar
bahwamanusia memiliki respon yang holistik terhadap stimulus yang kompleks(nyaman atau
tidak nyaman$ (ol*aba, #//2$. enyamanan merupakankebutuhan dasar seorang indiidu
yang bersifat holistik, meliputi kenyamananfisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan.
%al ini sejalan denganfalsafah keperawatan yang memandang bahwa keperawatan berfokus
padakebutuhan dasar manusia sebagai makhluk holistik. ol*aba mendefinisikan konsep
metaparadigma keperawatan sesuai denganteori kenyamanan yang dikembangkannya. %al
ini bisa dilihat dari pandanganol*aba tentang keperawatan, manusia, lingkungan, dan
kesehatan yangsaling mendukung satu dengan yang lain untuk memberi rasa nyaman
padaklien. enurut ol*aba, keperawatan merupakan proses mengkaji tingkatkenyamanan
klien, menyusun dan mengimplementasikan interensi terapeutik untuk meningkatkan
respon nyaman, dan mengealuasi tingkat kenyamananklien se*ara holistik. anusia
dijelaskan sebagai indiidu, keluarga, institusi,atau masyarakat yang mampu merasakan
suasana nyaman dan tidak nyamanserta membutuhkan tindakan untuk meningkatkan rasa
nyaman. >ingkunganmerupakan faktor eksternal yang bisa dimodifikasi untuk menimbulkan
rasanyaman pada klien. esehatan merupakan fungsi optimal yang bisa di*apaioleh klien,
dimana salah satunya ditentukan dari faktor kenyamanan.
2.4
Anal!s!s Hubungan $"%el K"nsetual %an Te"r! Keeraatan Kathar!neK"l&aba %engan -!
l"s",!) -alsa,ah) %an Para%!gma Keeraatan
 
Universitas Indonesia
 
10
plikasi suatu teori ke lahan praktik dipengaruhi oleh banyak faktor. +ebuahteori
keperawatan harus sesuai dengan nilai dan misi suatu institusi, teori bersifat sederhana, dan
mudah dipahami untuk dipakai sebagai panduan praktik (ol*aba, !"";$. Teori ol*aba
termasuk dalam
middle range theory
.enurut ol*aba, teori kenyamanan menjadi salah satu pilihan teorikeperawatan yang dapat
diaplikasikan langsung di lapangan karena bersifatuniersal dan tidak terhalang budaya
yang dimiliki oleh setiap masyarakat.%al ini menyebabkan teori kenyamanan bisa
dimodifikasi seluas-luasnyasesuai kebutuhan klien masing-masing (ar*h, . & *0orma*k,
D., !""/$.Pada awalnya teori kenyamanan ini disusun sebagai teori yang berpusat padaklien
dan keluarga (
 family'client centered theory
$ yang dianggap sebagai intidari praktik keperawatan. ol*aba mengobserasi bahwa
ketidaknyaman yangdirasakan oleh klien dan keluarga tidak hanya sebatas sensasi fisik dan
emosi,tetapi melibatkan aspek holistik yaitu fisik, psikospritual, sosiokultural, danlingkungan.
erdasarkan model konseptual yang dikembangkan, teori kenyamananmemiliki pandangan,
bahwa bila klien dan keluarga merasa nyaman dengan pelayanan kesehatan yang diberikan,
mereka akan memiliki komitmen untuk  berperilaku sehat (
health see!ing beha-ior 
$ sehingga berdampak holistik  pada integritas suatu institusi dalam memberikan kebijakan
dan praktik yangmaksimal, antara lain adanya integrasi konsep kenyamanan dalam
proses pemberian asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
ealuasi.Proses pengkajian dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan rasa nyaman
klienditinjau dari : fase (
relief, ease, dan transcendence
$ serta meliputi 2 kontekskenyamanan (fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan$.
Tahap berikutnya dalam penyusunan diagnosa keperawatan, kenyamanan menjadisalah
satu domain dalam merumuskan diagnosa keperawatan menurut 33D (
 North American Nrsing iagnosis Association
$. enyamanan jugamenjadi salah satu
 priority otcome
 yang dinilai berdasarkan 310 (
 Nrsing +tcome Classification
$ (oorhead, +., !"")$ dan juga menentukan
 
Universitas Indonesia
 
11
interensi terapeutik mandiri perawat berdasarkan 3=0 (
 Nrsing /nter-entionClassification
$ (Do*hterman, !"")$. +alah satu interensi terapeutik dalam 3=0 adalah
en-ironment modification
 dimana perawat dapat memodifikasilingkungan baik se*ara internal dan eksternal untuk
kenyamanan klien.erdasarkan pendapat ol*aba & ?ilson (!""2$, terdapat tiga
interensiuntuk men*apai kenyamanan klien, yaitu
 standard comfort inter-ention
(pengkajian, ital sign, medikasi$,
coaching 
 (dukungan emosional, pendidikankesehatan$, dan
comfort food for the sol 
 (terapi musik, kunjungan orangterdekat$. %al ini menunjukkan bahwa di setiap tindakan,
teori kenyamananini selalu bersifat holistik (bio, psikospiritual, sosiokultural, dan
lingkungan$.Dengan demikian proses kesembuhan klien akan lebih *epat sehingga
dapatmenurunkan biaya perawatan dan lamanya hari perawatan, meningkatnyakeamanan
klien selama dirawat, meningkatnya stabilitas ekonomi, dan banyak kepentingan publik
lainnya yang bisa terfasilitasi. anfaat besar yang didapatdari implikasi teori kenyamanan ini
juga akan membantu institusi membuatkebijakan untuk mengembangkan suatu pusat studi
dan penelitian yang berbasis pada teori kenyamanan sehingga akan semakin banyak
interensi berdasarkan C3 yang bisa diberikan untuk memenuhi kebutuhan holistik klien
akan rasa nyaman. Tentunya hal ini akan meningkatkan kepuasan kliensehingga institusi
pelayanan kesehatan akan diuntungkan se*ara materiil dannon materiil. Peran teori
kenyamanan ini juga tidak hanya terbatas padahubungan perawat dan klien saja, tetapi juga
mengatur antara pimpinandengan staf, dimana pimpinan institusi memiliki kewajiban
men*iptakansuasana yang nyaman bagi stafnya (perawat$ sehingga perawat juga
mampumemberikan pelayanan rasa nyaman yang terbaik untuk klien. Dengandemikian iklim
institusi akan berkembang dengan sehat.Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ada
hubungan antara teori ol*abadengan falsafah dan paradigma keperawatan, dimana teori
ol*aba jugamelihat komponen manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan
dalammemberikan pelayanan kesehatan kepada klien se*ara holistik.
BAB IIIKESI$PULAN DAN SA+AN
 
Universitas Indonesia
 
12
(.1Kes!mulan
Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannyatentang
substansi dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lainfalsafah keperawatan,
paradigma keperawatan, model konseptual serta teori-teori keperawatan, dimana antara
keempat komponen tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya. Dalam tingkat
perkembangan teorikeperawatan,
 Middle Range Theory
 merupakan teori keperawatan yangkeabstrakannya pada leel pertengahan dan lebih
mudah di aplikasikan oleh perawat. +alah satu *ontoh dari
 Middle Range Theory
 adalah
Theory of Comfort 
 oleh ol*aba. ol*aba memandang teori kenyamanan sesuai falsafahdan paradigma
keperawatan. %al ini terlihat dari pandangan ol*aba tentangseorang indi idu dapat
merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yangdipengaruhi oleh aspek yang bersifat
holistik, meliputi fisik, psikospiritual,sosiokultural, dan lingkungan. etidaknyamanan yang
dirasakan dapatmempengaruhi status kesehatan seseorang, oleh karena itu perawat
sebagai pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan
modelkonseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien.
(.2Saran
a.Diperlukannya pengembangan penelitian keperawatan sesuai modelkonseptual atau teori
guna meningkatkan mutu pelayanan asuhankeperawatan b.Dalam menganalisis kasus
keperawatan perlunya penggunaan pendekatanteori keperawatan yang sesuai dengan
mempertimbangkan kondisi kliendan lahan praktik.
DA-TA+ +E-E+ENSI
Do*hterman, <. & ule*he*k 9., (!"")$. 3ursing =nterentions 0lassifi*ation(3=0$ Fifth
Cdition. +t. >ouis8 osby Clseier.
 
Universitas Indonesia
 
13
%iggins, P.., & oore, +.. (!"""$. >eels of theoreti*al thinking in nursing.
 Nrsing otloo!, 01
(2$, #A/-#):. Betrieed from8http8www.nursingoutlook.orgarti*le.ol*aba, .. (#//2$.
 theory of holisti* *omfort for nursing.
 2ornal of  Ad-ance Nrsing 
, #/, ##A)-##)2. Betrieed from8http8the*omfortline.*omfilespdf#//2.ol*aba & ?
ilson, >. (!""2$. Pra*ti*al appli*ation of *omfort theory in the perianesthesia setting.
 2ornal of PeriAnasthesia Nrsing 
, #/ (:$, #;2-#A:.Betrieed from8 http8the*omfortline.*omfilespdfs!""2.ol*aba, .
(!""7$. 0omfort Theory and =ts ppli*ation to Pediatri* 3ursing.Betrieed from8
http8meds*ape.*omiewarti*le7"A:)AE!ol*aba, ., Tilton, 0., Drouin, 0. (!"";$.
0omfort theory a unifying framework to enhan*e the pra*ti*e enironment.
The 2ornal of Nrsing  Administration
, :;(##$, 7:)-722. Betrieed from8http8the*omfortline.*omfilespdfs!"";.ar*h, . &
*0orma*k, D. (!""/$. 3ursing Theory-Dire*ted %ealth*areodifying ol*abas 0omfort
Theory as an =nstitution-?ide pproa*h.
 Holistic Nrsing Practice
. Betrieed from8http8www.n*bi.nlm.nih.gopubmed#/!7))2A*enna. (#//A$.
3ursing Theories and odels. >ondon8 Boutledgeoorhead, +. et all, (!"")$. 3ursing
1ut*omes 0lassifi*ation (310$ FourthCdition. +t. >ouis8 osby Clseier.Peterson, +. <. &
redow, T. +. (!"")$. iddle Bange Theories 8 ppli*ation to 3ursing Besear*h. !
nd
 ed. Philadelphia8 >ippin*ott ?illiams & ?ilkins.rinsky, B., urillo, =., <ohnson, <. (!"#2$. 
Pra*ti*al ppli*ation of atherineol*abas to 0ardia* Patients. Betrieed
from8http8www.resear*hgate.netpubli*ation!;"!#;#"#.Tomey, . . and lligood.
(!"#"$.
 Nrsing Theorist and Their 3or!
(A
th
 ed$. +t.>ouis8 osby Clseier.
Lam!ran 1 /"nt"h Al!kas! Struktur Taks"n"m! Te"r! Ken'amanan a%a Kl!en Anak 
 ReliefaseTranscendence
 

Anda mungkin juga menyukai