Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

Untuk memenuhi salah satu tugas Falsafah dan Teori Keperawatan

Dosen Mata Kuliah :


Bapak Miftahul Falah S.Kep.,Ns. MSN

Disusun Oleh :

1. Nafisa Awaliah Hertanto (C2114201002)


2. Salfa Hirni Hazena (C2114201008)
3. Vika Adelia Putri (C2114201013)
4. Rhendy Edytia (C2114201017)
5. Risyaf Mukti Juansyah (C2114201020)
6. Gina Nurmalina (C2114201022)
7. Mutia Juliani (C2114201042)
8. Muhammad Bintan Ruchyana (C2114201054)
9. Vinda Zalfa Aulia (C2114201056)
10. Noni Uswa (C2114201063)
11. Fardila Nurhamidah (C2114201067)
12. Iip Arifah (C2114201074)
13. Rika Septiani (C2114201077)
14. Nuzul Hidayatullah (C2114201089)
15. Rara Maharani (C2114201092)
16. Delfi Seftyani (C2114201097)
17. Amanda Hanifah Nurhajijah (C2114201103)
18. Dila Pebrianti (C2114201105)
19. Nia Kurnia Dewi (C2114201113)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKUTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Bapak Miftahul Falah S.Kep.,Ns. MSN kami panjatkan kepada
Allah AWT. Yang mana atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat
Menyusun makalah yang berjudul “MODEL KONSEPTUAL
KEPERAWATAN” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari hambatan yang penilis
hadapi, namun kami menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala –
kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Bapak Miftahul Falah S.Kep.,Ns. MSN, selaku dosen mata kuliah Falsafah
dan Teori Keperawatan
2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesainya makalah ini
3. Rekan kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini

kami menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak


kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh kami.
Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penyusun
makalah yang akan dating.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan


aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan
dengan disiplin yang spesifik.  Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu
kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata,
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menejlaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung.
Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang
berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin
(Fawcet, 1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik
keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar
pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan
teori keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa
keperawatana dalam memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang
sesuai dengan peran keperawatan.

B. Rumusan Masalah

   Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu :

1. Bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau?


2. Bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach?
3. Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine?
C. Tujuan

 Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Hildegard


E.Pelpau.
2. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Ernestine
Wiedenbach.
3. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin
Levine.
4. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasi, dan menerapkan model-
model konsep dan teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
diberbagai situasi.

D. Manfaat
1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang model-
model konsep keperawatan.
2. Menjadi penyemangat dan menambah kinerja kita sebagai perawat agar tidak
pantang menyerah dalam merawat pasien dan memperjuangkan nasib perawat.
3. Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan
4. Menjadi dasar bagi mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
5. Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain, makalah ini sangatlah
bermanfaat karena lingkungan merupakan hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan pasien.
BAB II
TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN

A. Teori Keperawatan
a. Pengantar Konsep dan Teori Keperawatan

Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka


konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori
keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau
aktivitas lainnya. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan
model praktik keperawatan, mengingat dalam model praktik keperawatan
mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari
sebuah model, adanya tujuan praktik yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan
ketrampilan dalam hal ini dibutuhkann oleh perawat dalam mengembangkan
tujuannya.

Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yng


berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik di
antaranya pertama, teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep
khusus yang  berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga
teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua,
teori keperawatan didasarkan pada alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan
yang ada; ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan
model konsep dasar keperawatan; keempat, dalam menunjang aplikasi, teori harus
sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun
dalam praktik keperawatan; kelima, teori dapat digunakan dalam pedoman praktik
keperawatan.

Meskipun banyak penulis yang membahas teori keperawatan, tulisan Tores


(1985) dan Chinn dan Jacob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar
teori keperawatan. Menurut mereka, ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan
yaitu :

a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefinisikan sebagai hubungan


yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep
manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berfikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktik
keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktik keperawatan.

2. Pendekatan dalam Pengembangan dan Pembentukan Teori


Keperawatan

a) Ada tiga pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori


keperawatan, yaitu :
b) Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan
keperawatan dan mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan.
c) Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep
yang berkaitan dengan praktik keperawatan.
d) Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan
teori keperawatan.

3. Nilai-Keyakinan Teori Keperawaatan

a) Nilai keyakinan yang mendasari praktik keperawatan komunitas antara


lain :
b) Pelayanan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang.
c) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam
hal ini komunitas.
d) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik.
e) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun menghambat.
f) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
g) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

4. Pandangan yang Mempengaruhi Teori Keperawatan

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa


pandangan yang mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya
filosofi dari Florence Nightingale, kebudayaan, system pendidikan, serta
pengembangan ilmu keperawatan.

a. Filosofi Florence Nightingale


Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar
teori keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar
manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam
perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain
Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta
standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien. Beliau juga
membedakan prktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.

B. Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-


teori keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam
memberikan pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh
wanita karena wanita mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan
perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah berubah
seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri,
demikian juga yang dahulu budaya perawat di bawah pengawasan
langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai
profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga
peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung.
Akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas
sebagai tim kesehatan.

C. Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam


perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum
mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi
sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan yang terarah
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan
juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.

D. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya


pengelompokam ilmu keperatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik
dan ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu
keperawatan yang harus berkembang dan tidak menutup kemungkinan
pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian
ilmu keperawtan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.  

B. Model Konsep Keperawatan

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa


pandangan yang dapat memengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya :

1.     Model Konsep Keperawatan Hildegard E.Peplau.

Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading,


Pennsylvania. Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown,
Penssyilvania pada tahun 1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal
diperolehnya dari Bennington Univercity, Vermont pada Tahun 1943. Peplau
meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s College,
Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang
pengembangan kurikulum pada tahun 1953.

Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan


psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul
Interpersonal Relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan
istilah keperawatan psikodinamik. Menurutnya, keperawatan psikodinamik
merupakan kemampuan seorang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna
membantu orang lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk
menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua
level pengalaman.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard


Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia.

Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan


proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan
klien (Torres, 1986; Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah
proses interpersonal dan terapeutik.

Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn &
Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara
perawat dan klien di mana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan
wali. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah
dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama
mendefiniskan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya.

Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan


pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu
klien dalam menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah
kesehatannya. Teori Peplau ini merupakan teori yang unik di mana hubungan
kolaborasi perawat-klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu memenuhi kebutuhan klien
(Beeber, Anderson dan Sills 1990). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi
kebutuhan baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien
digambarkan dalam empat fase diantaranya :
a. Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan
data.
b. Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah
sudah melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi
ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase Eksplorasi. Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien.
d. Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan
membantu klien agar bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan
diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunaka
kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk


praktik psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen
perilaku dan instrument untuk mengevaluasi respons verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau (Marinner, Tomey, 1994). Pada model Peplau ini dapat dilihat
adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau
psikoterapi.

Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan antara lain :

1)      Keperawatan

Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang


signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan
instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong
kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif,
personal, dan kehidupan komunitas.

2)      Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan
untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan. 

3)      Kesehatan

Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan


secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses
kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif,
produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.

4)      Lingkungan

Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai


salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk
memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus
membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.

2.      Model Konsep Keperawatan Ernestine Wiedenbach.

Tujuan Keperawatan yaitu untuk membantu individual dalam


mengatasi masalah yang 2berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi
tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi
atau waktu (Torres, 1986).13 Kerangka Kerja Prakti yaitu praktik
keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena
stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi,
tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995).

Teori Ernestine Wiedenbach :

a.      The agent  midwife.


Empat elemen dalam “Clinical Nursing” yaitu filosofi, tujuan,
praktik dan seni. Dikemukakan juga 3 poin dasar dalam filosofi
keperawatan / kebidanan, yaitu :

1) Menghargai atas kehidupan yang diberikan

2) Menghargai kehormatan, otonomi dan individualisme pada setiap


orang

3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain

4) Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi


yang segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas
yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.

b.      The Recipient.

Penerima asupan adalah wanita dalam masa reproduksi,


keluarganya dan masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat
memenuhi kebutuhannya. Sehingga bidan perlu melakukan tindakan
atau intervensi bila terdapat kendala yang menyebabkan mereka tidak
dapat memenuhi secara memuaskan.

c.       The Goal / purpose.

Kebutuhan masing – masing individu perlu diketahui sebelum


menetapkan tujuan. Bila sudah diketahui kebutuhannya maka dapat
diperkirakan goal / tujuan yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional, atau fisiologikal
yang berbeda dari kebutuhan normal.

d.      The Means


Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan

3.      Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine.

Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun


1966 dan dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai
makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi
terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi keperawatan
merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai
pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut
konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine
menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :

a.       Konservasi energi klien.

Individu memerlukan keseimbangan energi dan


memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan
aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.

b.      Konservasi struktur integritas.

Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas


struktur. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang
terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi
keperawatan.

c.       Konservasi integritas personal.

Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien


dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi
karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur.

d.      Konservasi integritas sosial.

Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan


keadaan social yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat
berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu
kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk
konservasi integritas social.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus


mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki klien secara optimal.

B.   SARAN

Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model


konsep keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk
meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita
merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di
sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam
merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau
kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak
mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan
rajin.

Anda mungkin juga menyukai