Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“konsep dan teori keperawatan”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1.Dinah Nabilah (233311382)


2.Pinkan ramadhani (233311402)
3. Fira Delia (233311388)
4.Muhammad wahyu (233311396)
5.Wafit Septia Wati (233311411)

KELAS 1C

DOSEN PEMBIMBING:
NS.SUHAIMI.S.KEP.M.KEP

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Konsep dan
Teori Keperawatan”.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Konsep dan Teori Keperawatan..Penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns.Suhaimi.S.Kep.M.Kep selaku dosen yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.Penulis menyadari makalah yang ditulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang.14 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... (1 )

DAFTAR ISI ............................................................................................................ (2)

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... (3 )

A. Latar Belakang ..................................................................................................... (3 )

B. Rumus Masalah .................................................................................................... ( 3)

C. Tujuan ................................................................................................................... (3 )

D. Manfaat ................................................................................................................ ( 4)

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... (5)

A. Konsep Keperawatn ............................................................................................. (5)

B. Teori Keperawatan .............................................................................................. ( 6)

BAB III PENUTUP .................................................................................................. ( 15)

A. Simpulan .............................................................................................................. (15 )

B. Saran ..................................................................................................................... (15 )

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan
aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan
disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan
yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejlaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta
yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus
pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teori
mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn &
Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan
ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori keperawatan. Definisi
teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam memahami
bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari Konsep Keperawatan?
2. Apa pengertian dari Teori Keperawatan?
3. Bagaimana karakteristik dari Teori Keperawatan?
4. Bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau?
5. Bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach?
6. Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep keperawatan
2. Untuk mengetahui pengertian dari teori keperawatan
3. Mengetahui apa saja karakteristik Teori Keperawatan
4. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Hildegard
E.Pelpau.
5. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Ernestine
Wiedenbach.
6. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin
Levine.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KEPERAWATAN
Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan.keperawatan merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini
berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Budiana, 2016).
Keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu
menganggap manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural.
Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien
serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Keperawatan bersifat
universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,
agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Metaparadigma keperawatan, perawat tidak hanya harus memahami ilmu dan
fisiologi penyakit ketika merawat pasien, tetapi juga harus benar-benar peduli pada
kesejahteraan pasien. Kasih sayang dan empati harus menjadi kualitas dalam diri
seorang perawat dan dia harus mampu mengesampingkan penilaian pribadi, terlepas
dari hal-hal seperti ras, agama atau status sosial ekonomi. perawat meluangkan waktu
untuk menunjukkan prosedur dan mengajar pasien untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka. Perawat tidak hanya mengobati penyakit yang ada, tetapi 27
mengambil inisiatif untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk mencegah
penyakit lebih lanjut (Branch et al., 2016).
Konsep mengembara dalam perawatan kesehatan, dapat diwakili oleh kata-kata
seperti tanpa tujuan dan acak gerakan, proses berpikir tidak teratur, dan percakapan
yang sulit untuk diikuti. Untuk menjadi berguna, yang beberapa arti yang sering
mendasari konsep harus benar-benar dipahami dan jelas dalam konteks di mana ia
digunakan. Penting untuk diingat bahwa konsep yang sama dapat digunakan secara
berbeda dalam berbagai teori. Sebagai contoh, salah satu teori keperawatan dapat
menggunakan konsep lingkungan berarti semua yang mengelilingi manusia
(lingkungan eksternal), sedangkan teori lain dapat menggunakan konsep ini berarti
lingkungan eksternal dan semua komponen biologis dan psikologis orang
(lingkungan internal).

B.TEORI KEPERAWATAN

1.Pengertian Teori Keperawatan

Teori keperawatan itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk


sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolut atau bukti langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum tahun 1990 merupakan usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori
keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau
aktivitas lainnya.
Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktik
keperawatan, mengingat dalam model praktik keperawatan mengandung komponen
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya
tujuan praktik yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan
semua pasien serta adanya pengetahuan dan ketrampilan dalam hal ini dibutuhkann
oleh perawat dalam mengembangkan tujuannya.
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yng
berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik di antaranya
pertama, teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus
yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori
keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam; kedua, teori
keperawatan didasarkan pada alasan-alasan yang sesuai dengan kenyataan yang
ada; ketiga, teori harus konsisten sebagai dasar dalam mengembangkan model
konsep dasar keperawatan; keempat, dalam menunjang aplikasi, teori harus
sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun
dalam praktik keperawatan; kelima, teori dapat digunakan dalam pedoman praktik
keperawatan.

1. Karakteristik Teori
Meskipun banyak penulis yang membahas teori keperawatan, tulisan Tores
(1985) dan Chinn dan Jacob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar
teori keperawatan. Menurut mereka, ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan
yaitu :
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefinisikan sebagai
hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara
konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b.Teori keperawatan harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan
digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berfikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori
keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktik
keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge
keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktik keperawatan.
3. Pendekatan dalam Pengembangan dan Pembentukan Teori Keperawatan

Ada tiga pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,


yaitu :

a. Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan keperawatan
dan mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan.
b. Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep
yang berkaitan dengan praktik keperawatan.
c. Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan
teori keperawatan.

4. Nilai-Keyakinan Teori Keperawaatan


Nilai keyakinan yang mendasari praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Pelayanan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas.
c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik.
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun menghambat.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

5. Pandangan yang Mempengaruhi Teori Keperawatan


Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan yang
mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya filosofi dari Florence
Nightingale, kebudayaan, system pendidikan, serta pengembangan ilmu
keperawatan.
a. Filosofi Florence Nightingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori


keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi
peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal
dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada
pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efisien. Beliau juga membedakan prktek keperawatan dengan kedokteran dan
perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.

b. Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori


keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita
mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan
identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan
sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat di
bawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya
keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah
ada sehingga peran perawat dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung.
Akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim
kesehatan.

c. Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam


perkembangan teori keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum
mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang
keperawatan telah memiliki sistem pendidikan yang terarah sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang
dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
d. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya


pengelompokam ilmu keperatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan
ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang
harus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan
datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawtan sehingga teori-teori
keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang
ilmu keperawatan.
Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini terdapat beberapa pandangan
yang dapat memengaruhi teori keperawatan itu sendiri diantaranya :
1. Model Konsep Keperawatan Hildegard E.Peplau.
Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan
psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul
Interpersonal Relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan
istilah keperawatan psikodinamik. Menurutnya, keperawatan psikodinamik
merupakan kemampuan seorang perawat untuk memahami tingkah lakunya
guna membantu orang lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan
untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di
semua level pengalaman.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia.
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat
dan klien (Torres, 1986; Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien
adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn &
Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan
antara perawat dan klien di mana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor
dan wali. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan
masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan
berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-
sama mendefiniskan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya.
Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan
pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu
klien dalam menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah
kesehatannya. Teori Peplau ini merupakan teori yang unik di mana hubungan
kolaborasi perawat-klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui
hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu memenuhi kebutuhan
klien (Beeber, Anderson dan Sills 1990). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi
kebutuhan baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien
digambarkan dalam empat fase diantaranya :
a. Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah
sudah melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi
ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase Eksplorasi. Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien.
d. Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan
membantu klien agar bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri
dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunaka kemampuan
yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik


psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen perilaku
dan instrument untuk mengevaluasi respons verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau (Marinner, Tomey, 1994). Pada model Peplau ini dapat dilihat
adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau
psikoterapi.
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan antara lain :
1) Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang
signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan
instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian
seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan
kehidupan komunitas.
2) Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan
untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.

3) Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang
menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan
proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif,
konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4) Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan
sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk
memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan
diri dengan rutinitas rumah sakit.

2. Model Konsep Keperawatan Ernestine Wiedenbach.

Tujuan Keperawatan yaitu untuk membantu individual dalam mengatasi


masalah yang 2berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau
kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu
(Torres, 1986).13 Kerangka Kerja Prakti yaitu praktik keperawatan berhubungan
dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku.
Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni
(Chinn dan Jacobs, 1995).
Teori Ernestine Wiedenbach :
a. The agent midwife.
Empat elemen dalam “Clinical Nursing” yaitu filosofi, tujuan, praktik
dan seni. Dikemukakan juga 3 poin dasar dalam filosofi keperawatan /
kebidanan, yaitu :
1) Menghargai atas kehidupan yang diberikan
2) Menghargai kehormatan, otonomi dan individualisme pada setiap orang
3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain
4) Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persiapan menjadi orang tua.

b. The Recipient.
Penerima asupan adalah wanita dalam masa reproduksi, keluarganya dan
masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Sehingga bidan perlu melakukan tindakan atau intervensi bila terdapat kendala
yang menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi secara memuaskan.

c. The Goal / purpose.


Kebutuhan masing – masing individu perlu diketahui sebelum
menetapkan tujuan. Bila sudah diketahui kebutuhannya maka dapat diperkirakan
goal / tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik,
emosional, atau fisiologikal yang berbeda dari kebutuhan normal.

d. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan
3. Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine.

Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan
dipublikasikan tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup
terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.
Levine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan aktivitas konservasi,
dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat
dipandang dari sudut konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut,
Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
a. Konservasi energi klien.
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi
secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat
digunakan dalam praktek keperawatan.
b. Konservasi struktur integritas.
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur.
Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit
melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
c. Konservasi integritas personal.
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan
namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal
yang menyediakan privasi selama prosedur.
d. Konservasi integritas sosial.
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan
social yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan
kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan
hubungan interpersonal untuk konservasi integritas social.

Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang


ditujukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.
4. Ringkasan Teori-teori Keperawatan Hildegard E.Peplau, Ernestine, dan
Myra Estrin Levine

No Penyusun Teori Tujuan Keperawatan Kerangka Kerja Praktik

1 Hildegard Untuk mengembangkan Keperawatan adalah proses


E.Peplau (1952) interaksi antara perawat yang penting terapeutik dan
dan klien (Peplau, 1952) interpersonal (Peplau,1952).

Keperawatan berpartisipasi
dalam menyusun struktur
sistem asuhan kesehatan
untuk memfasilitasi kondisi
yang dialami dan
kecenderungan manusia
untuk mengembangkan
hubungan interpersonal
(Mariner Tome, 1994)

2 Ernestine Untuk membantu Praktik keperawatan


Wiedenbach individual dalam berhubungan dengan
mengatasi masalah yang individu yang memerlukan
(1964)
berkaitan dengan bantuan karena adanya
kemampuan untuk stimulasi perilaku.
memenuhi tekanan atau Keperawatan klinik
kebutuhan yang dihasil memiliki komponen seperti
dari suatu kondisi, filosofi, tujuan, praktik, dan
lingkungan, situasi atau seni (Chinn & Jaccobs,
waktu (Torres, 1986) 1995)

3 Myra Estrin Untuk melakukan Model adaptasi manusia ini


Levine (1966) konservasi kegiatan yang sebagai bagian dari satu
ditujukan untuk kesatuan yang utuh
menggunakan sumber didasarkan oleh “empat
daya yang dimiliki klien prinsip konservasi
secara optimal keperawatan” (Levine 1973)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat
membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan
konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki klien secara optimal.

B. SARAN
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep
keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang
yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan
menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien.
Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak
menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin
kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &

Praktik. Jakarta: EGC. Hlm130,137

Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah,

Brunner & suddarth. Jakarta: EGC.30,31

M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat ,Strategi

berbasis kompetensi. Jakarta: EGC. 50.51

R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep,

2008. Berpikir Kritis dalam Proses Keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm 6,7

Purwoto, A., dkk (2022), Falsafah Keperawatan, Padang : PT. Global Eksekutf

Teknologi.

Budiana. (2016). Konsep Dasar Keperawatan (Edisi 1, Vol. 148). Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai