Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI DAN MODEL ASUHAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

GAIZA ZAHIRA SHAFA


NIM : P07124023011

PRODI D-III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN MAA KEMENKES RI
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Konsep Kebidanan tentang Model Koseptual Asuhan Kebidanan ini.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Konseptual Asuhan Kebidanan.....................................4
2.2 4 Elemen Model Praktek Kebidanan, Meliputi.......................5
2.3 Pengantar Teori Kebidanan......................................................5
2.4 Teori dan model dalam asuhan kebidanan...............................6
1. Teori Reva Rubin .............................................................6
2. Teori Rammona Mercer ...........................................................7
3. Teori Ela Joy Lehrman ............................................................8
4. Ernestine Wiedenbach ..............................................................9
5. Jean Ball ...................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan
pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan mengadopsi
dari beberapa model lainnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada sehingga
tercipta sebuah model kebidanan sesuai dengan filosofi kebutuhan baik dari segi
bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan
kebidanan. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan
kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan memberikan sumbangan
yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang
mengutamakan upaya preventif dan promotif.
Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model negara
dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori dan
model yang bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling
percaya dalam pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi
kebidanan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan
angka kesakitan, trauma persalinan, kematian, dan kejadian seksio sesaria pada
persalinan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Konseptual Asuhan Kebidanan


Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Konsep adalah
penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang menjelaskan
tentang suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau penelitian.
Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin. Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu
proses kehidupan yang normal.
Model konseptual kebidanan adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerja, sistem, dan skema ,yaitu
menunjukkan ide global tentang individu, kelompok, situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang
dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehingga model
konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukkan
dalam banyak cara, yaitu mental model, fisik mental, dan simbolik (Lancaster).
Kegunaan Modal Konseptual adalah sebagai berikut :
 Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).
 Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmu
sosial mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
 Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan
disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.
Dalam asuhan kebidanan termasuk:
1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus
kehamilan dan persalinan.
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan
prenatal, dalam proses persalinan dan bantuan masa post partum.
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin.
4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan.
5. Ruang lingkup praktik kebidanan
 Menolong persalinan
 Konseling
 Penyuluhan
 Asuhan pada saat hamil, melahirkan; nifas dan BBL
 Deteksi dini penyakit

4
 Pengobatan terbatas ginekologi
 Pertolongan gawat darurat
 Pengawasan tumbuh kembang
 Supervisi
Praktik kebidanan, manajemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus
pada kehamilan, persalinan , nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi
wanita.

2.2 4 Elemen Model Praktik Kebidanan, Meliputi:


a. Orang (wanita, anak, pasangan dan lain-lain)
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Kebidanan

2.3 Pengantar Teori Kebidanan


Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat,
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa
pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan
kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).
Kebidanan adalah seni dan praktik yang mengkombinasikan ilmu, filosofi
dan pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan
kesehatan wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi
dengan mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya. (Lang,
1979).
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat
menguraikan secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan.
Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar
pelayanan kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena penilaian
terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas.
Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap
pelaksana pelayanan.
Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi, diakui, realistis, mudah dilakukan
dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan
kebidanan maka diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk peningkatan
kualitas pelayanan kebidanan. Suatu pelayanan disebut berkualitas bila tingkat
pelayanan tersebut seorang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan

5
demikian standar penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian kualitas
pelayanan.
Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan
adalah bahwa diantara apa. yang telah biasa dilakukan dalam praktik kebidanan
sebenarnya merupakan tindakan ritualistic yang tidak diriasarkan pada pengalaman
praktek yang terbaik.
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti
melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak
dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada
pengalaman yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan
kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar ini
juga dapat digunakan sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana
pelatihan dan mengembangkan kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk membantu
dalam menentukan kebutuhan operasional dalam penerapannya, misalnya
kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme peralatan dan obat yang diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang lebih spesifik.

2.4 Secara garis besar ada 5 (lima) teori dan model dalam asuhan kebidanan
sebagai berikut :

1. Teori Reva Rubin


Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya adalah
pencapaian peran ibu. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang
wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan -
latihan. dalam proses ini wanita diharapkan seorang mengidentifikasi bagaimana
seorang wanita mampu mengambil peran seorang ibu. Walaupun proses ini
mungkin dapat mengakibatkan efek yang negatif misalnya dalam intervensi atau
tindakan, namun teori ini sangat berarti bagi seorang wanita terutama calon ibu
untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia seorang
beradaptasi dengan perubahan yang akan dihadapinya, khususnya perubahan
psikososial dalam kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan
sebagai berikut:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan masyarakat
o Penentuan identitas diri
o Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :
1. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk
dapat berperan sebagai calon ibu dan seorang memperhatikan perkembangan
janinnya.
6
2. Membutuhkan sosialisasi.

Tahapan psikososial (psikososial stage):


1. Anticipatory Stage
Pada tahap ini ibu-ibu . melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain.
2. Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan anggota keluarga lain.
3. Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah
seorang menjadi ibu. Tahap ini membutukan waktu beberapa minggu dan
ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan.
Pada tahap ini berperan sebagai orang tua belum jelas.

Reaksi yang umum pada kehamilan:


1. Trimester I : Ambivalen, takut; fantasi, khawatir.
2. Trimester II : Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
3. Trimester III : Berperasaan aneh, sembrono / jelek, menjadi lebih
introvert, merealisasikan terhadap pengalaman masa kecil.

2. Teori Rammona Mercer


Mercer merupakan seorang perawat yang sangat perhatian terhadap proses
persalinan. Dia adalah salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan
banyak karya ilmiah. Sepanjang karirnya selama 30 tahun, Mercer melakukan 2
penelitian penting yaitu efek stress antepartum pada keluarga dan pelaksanaan ibu.
Teori Mercer lebih menekan pada stres antepartum dan mencapai peran ibu. Ia
mengidentifikasi seorang perempuan pada awal postpartum, yang menunjukkan
bahwa perempuan akan lebih mendekatkan diri pada bayinya disbanding dengan
melakukan tugas sebagai seorang ibu pada umumnya.

Efek stres antepartum


Tujuan: Memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi lemahnya
lingkungan serta dukungan social dan kurangnya kepercayaan diri.

Enam faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan :


a. Hubungan interpersonal
b. Peran keluarga

7
c. Stres antepartum, komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negative
dari hidup
d. Dukungan social
e. Rasa percaya diri
f. Gangguan rasa takut, depresi, dan keraguan
Selain itu, menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang
membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri.
Mencer melihat bahwa menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi perempuan
yang menjadi ibu, tetapi dia juga melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam melaksanakan peran ibu. Oleh karena itu, peran dan partisipasi
suami/pasangan sangat penting untuk meyakinkan dan memberikan
penghargaan untuk peran baru ini. Penghargaan diri, status kesehatan, dan
dukungan social diperkirakan mempunyai efek langsung yang positif terhadap
dan pengaruh negetif terhadap fungsi keluarga.
Hubungan ini dibuktikan dalam suatu penelitian yang bertujuan
mengetahui hubungan antara stress anteprtum dan hubungan/fungsi keluarga.
Sampel penelitian yaitu ibu hamil dengan resiko tinggi yang masuk rumah
sakit dibandingkan dengan ibu hamil dengan resiko rendah, usia kehamilan
antara 24-34 minggu.

3. Teori Ela Joy Lehrman


Dalam teori ini, Lehram menginginkan agar bidan mampu melihat semua
aspek praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan memberikan
pertolongan pada persalinan.

Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal yaitu :


1. Asuhan yang berkesinambungan
2. Keluarga sebagai pusat asuhan
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
4. Tidak ada intervensi dalam asuhan
5. Fleksibilitas dalam asuhan
6. Keterlibatan dalam asuhan
7. Advokasi pada klien
8. Waktu

Asuhan partisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan perencanaan
pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal.
Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut
mendengar denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian di uji
cobakan oleh Morten pada pasien post partum. Dari hasil penerapan tersebut,
Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat
oleh Lehrman, yaitu :

8
1. Teknik terpeutik
2. Pemberdayaan
3. Hubungan sesama

Teknik terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mengkaji, klarifikasi, humor, sikap
yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian izin.

4. Ernestine Wiedenbach
Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang
mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach
mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan
observasinya dalam praktik.
Konsep yang luas, menurut Wiedenbach yang nyata di temukan dalam
keperawatan, yaitu :
1. The agent : perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2. The recipient : wanita, keluarga, masyarakat
3. The goal : goal dari intervensi (tujuan)
4. The means : metode untuk mencapai tujuan
5. The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan
professional)

The agent (the midwife)


Wiedenbach mengutarakan empat konsep yang memengaruhi praktik
keperawatan yaitu filosofi, tujuan, praktik, dan seni. Filosofi Wiedenbach tentang
asuhan kebidanan dan tindakan kebidanan dapat dilihat dalam uraiannya yang jelas
pada perawatan maternitas dimana ada kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu dan ayah dalam
persiapan menjadimorang tua.

The goal (purpose)


Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang
membutuhkan pertolongan. Sadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu
diketahui sebelum menentukan tujuan. Bila kebutuhan ini sudah diketahui, dapat
diperkirakan tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku
fisik, emosional, atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien,
bidan/perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya.

The recipient
Perempuan, menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu
memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient
adalah individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri,

9
sehingga bidan/perawat memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut
mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

The means
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Ministration : memberikan dukungan dalam mencari pertolongan yang
dibutuhkan
3. Validation : mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan
yang dibutuhkan
4. Coordination : koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien

Untuk bisa membantu pasien, bidan/perawat harus memiliki :


1. Pengetahuan, untuk bisa memahami kebutuhan pasien
2. Penilaian, kemampuan pengambilan keputusan
3. Keterampilan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasien

Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi dan
professional.

5. Jean Ball
(Teori kursi goyang = keseimbangan emosional ibu)
Tujuannya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
keadaan emosi ibu dalam layanan maternitas. Psikologi dalam hal ini tidak hanya
pengaruh emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir dalam
memenuhi kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan, persalinan,
dan masa postpartum adalah masa untuk mengadopsi peran baru.

Hypotesa Ball :
Respon emosional perempuan terhadap perubahan yang terjadi bersama
dengan kelahiran anak yang memengaruhi kepribadian seseorang dan dengan
dukungan yang berarti, mereka mendapatkan system keluarga dan sosial.
Persiapan yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa postpartum akan
memengaruhi respon emsional perempuan dalam perubahan yang dialaminya pada
proses pelahiran anak.

Terdapat 3 (tiga) faktor yang memengaruhi keadaan emosional ibu saat


postpartum yaitu:
1. Kepribadian ibu
2. Dukungan dari keluarga/lingkungan sosial

10
3. Layanan yang diberikan bidan
Kesejahteraan seseorang perempuan sangat tergantung pada efektivitas 3
elemen tersebut. Bila semua faktor di atas positif, maka derajat emosional akan
baik. Tetapi bila keadaan 3 faktor tersebut negatif, derajat keadaan emosional
buruk. Meski demikian, setiap faktor saling berinteraksi satu sama lain. Jika
kekurangan satu faktor diimbang dengan kelebihan faktor lain, keadaan emosi ibu
manjadi akan menjadi baik. Ketiga faktor tersebut digambarkan sebagai kursi
goyang, dengan layanan maternitas sebagai landasan dan tiang penyangganya
adalah dukungan keluarga serta kepribadian ibu. Kekokohan setiap elemen saling
berkaitan satu sama lain.

Teori Jean Ball dalam konsep :


 Women : Ball memutuskan perhatiannya terhadap perkembangan emosional,
sosial dan psikologi seorang perempuan dalam proses melahirkan.
 Health : Merupakan pusat dari model Jean Ball. Tujuan d ari postnatal care
adalah supaya perempuan mampu menjadi seorang ibu.
 Environment : Lingkungan sosial dan organisasi dalam sistem dukungan
asuhan post natal.
 Midwifery : Berdasarkan penelitian asuhan post natal, misalnya
dikhawatirkan kurang efektif karena kurangnya pengetahuan tentang
kebidanan.
 Self : Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan adalah memberikan
dukungan dan membantu seorang perempuan untuk menjadi yakin dengan
perannya sebagai seorang ibu.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model konseptual kebidanan adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja, sistem, dan skema ,yaitu
menunjukkan ide global tentang individu, kelompok, situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang
datri teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehingga
model konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari
disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik
guna membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan
dalam banyak cara, yaitu mental model, fisik, mental, dan simbolik
(Lancaster).
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin
ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat,
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam
masa pra konsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi
pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling
dan mendirikan kesehatan terhadap ibu, keluarga dan masyarakat. (50 Tahun
IBI 2001).

12
DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani Dwana, SST. Meilani Niken,S.SiT.Widyasih Hesty, SST.Widyastuti


Yani,S.SiT. 2008. Konsep kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta.

Kebidanan Sebagai Profesi (2000) Departemen Kesehatan RI, Medan.

http://sitimujirahayu.blogspot.co.id/2016/03/vbehaviorurldefaultvmlo_55.html

https://www.scribd.com/doc/45197986/makalah-konseptual-kebidanan

13
14

Anda mungkin juga menyukai