Anda di halaman 1dari 16

TEORI MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Kebidanan

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Putri Anggraeni (F0G021047)


2. Ainiyah (F0G021062)
3. Wenny Handayani (F0G021064)
4. Rahma Novita (FOGO21068)

DOSEN PENGAMPU :
Dara Himalaya, S.ST, M.Keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Model Konsep Asuhan Keebidanan” ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan
yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Bengkulu, 22 September 2021


Penyusun

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN..................................................................5
B. PENGANTAR TEORI KEBIDANAN.........................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................................15
B. SARAN.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan pengetahuan serta
kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan mengadopsi dari beberapa model
lainnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada sehingga tercipta sebuah model kebidanan
sesuai dengan filosofi kebutuhan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan
keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini sebagai tolak
ukur bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien sehingga akan terbina
suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan
akan memberikan sumbangan yang berarti dalam menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi yang mengutamakan upaya preventif dan promotif.
Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan
berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori dan model yang
bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam
pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma
persalinan, kematian, dan kejadian seksio sesaria pada persalinan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Model Konseptual Asuhan Kebidanan?
2. Apa model dari Model Asuhan Kebidanan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Model Konseptual Asuhan Kebidanan
2. Untuk mengetahui kegunaan dari Model Konseptual Asuhan Kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN


Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan
kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Konsep adalah
penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang menjelaskan tentang
suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau penelitian. Konseptual model
adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin. Model asuhan
kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses kehidupan yang
normal.

Model konseptual kebidanan adalah:


1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang menarik
untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang datri teori
wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan
disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga model konseptual
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang
harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan dalam banyak cara,yaitu
mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).

Kegunaan Modal Konseptual adalah sebagai berikut :


 Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).
 Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmu
sosial mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
 Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan
displin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.

Dalam asuhan kebidahan termasuk:


1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus
kehamilan dan persalinan.
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal,
dalam proses persalinan dan bantuan masa post partum.
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin.
4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan.
5. Ruang lingkup praktek kebidanan
 Menolong persalinan
 Konseling
 Penyuluhan
 Asuhan pada saat hamil, melahirkan; nifas dan BBL
 Deteksi dini penyakit
 Pengobatan terbatas ginekologi
 Pertolongan gawat darurat
 Pengawasan tumbuh kembang
 Supervisi

Praktek kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus pada


kehamilan, persalinan , nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi wanita.

B. PENGANTAR TEORI KEBIDANAN


Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat, menagemen untuk dapat
memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak,
melaksanakan konseling dan mendirikan kesehatan terhadap ibu, keluarga dan
masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan ilmu, filosofi dan
pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan kesehatan
wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi dengan
mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya. (Lang, 1979).
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat menguraikan
secara jelas tentang disiplin ilmu kebidanan
Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar pelayanan
kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena penilaian 
terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas.
Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap
pelaksana pelayanan.
Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi, diakui, realistic, mudah dilakukan
dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap pelayanan
kebidanan maka diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk peningkatan kualitas
pelayanan kebidanan. Suatu pelayanan disebut berkualitas bila tingkat pelayanan tersebut
seorang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian standar penting
untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan.
Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan adalah
bahwa diantara apa. yang telah biasa dilakukan dalam praktek kebidanan sebenamya
merupakan tindakan ritualistic yang tidak diriasarkan pada pengalaman praktek yang
terbaik.
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti
melakukan episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak
dianjurkan lagi. Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada pengalaman
yang terbaik dari para praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi
yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat
digunakan sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan
mengembangkan kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk membantu dalam menentukan
kebutuhan operasional dalam penerapannya, misalnya kebutuhan akan pengorganisasian,
mekanisme peralatan dan obat yang diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang lebih spesifik.
Adapun teori model konseptual asuhan kebidanan diantaranya, yaitu:
1) Teori Reva Rubin
Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya adalah
pencapaian peran ibu. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang
wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktifitas berupa tafihan-
latihan. dalam proses ini wanita diharapkan seorang mengidentifikasi bagaimana
seorang wanita mampu mengambil peran seorang ibu. Walaupun proses ini
mungkin dapat mengakibatkan efek yang negatif misalnya dalam intervensi atau
tindakan, namun teori ini sangat berarti bagi seorang wanita terutama calon ibu
untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia seorang
beradaptasi dengan perubahan yang akan dihadapinya, khususnya perubahan
psikososial dalam kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan
sebagai berikut:
a) Kesejahteraan ibu dan bayi
b) Penerimaan masyarakat
 Penentuan identitas diri
 Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :
a) Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk
dapat berperan sebagai calon ibu dan seorang memperhatikan perkembangan
janinnya.
b) Membutuhkan sosialisasi.

Tahapan psikososial (psikososial stage):


a) Anticipatory Stage
Pada tahap ini ibu-ibu. melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan
anak yang lain.
b) Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu memerlukan
bantuan anggota keluarga lain.
c) Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah seorang
menjadi ibu. Tahap ini membutukan waktu beberapa minggu dan ibu akan
melanjutkan sendiri.
d) Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada
tahap ini berperan sebagai orang tua belum jelas.

Reaksi yang umum pada kehamilan:


a) Trimester I  :   Ambivalen, takut; fantasi, khawatir.
b) Trimester II   :  Perasaan lebih  enak, meningkatnya kebutuhan   untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik,
pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
c) Trimester III        :   Berperasaan aneh, sembrono / jelek,     menjadi lebih
introvert, merealisasikan terhadap pengalaman masa kecil.

2) Teori Ramona T. Mercer


Mercer banyak memfokuskan teorinya pada pengembangan teori dengan
menerapkan hasil penelitian dalam asuhan ibu. Dalam teorinya Mercer lebih
menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu. Penilaian orang;
teori ini lebih ke arah praktek, ia memperlihatkan wanita saat melahirkan, wanita
pada awaf post partum, lebih mendekatkan diri pada bayi daripada melakukan
tugasnya sebagai ibu. Teori Mercer banyak digunakan dalam keperawatan dalam
bentuk Text Book Obstetri.

Pokok bahasan salam teori ini adalah :


a) Efek stress antepartum
b) Pencapaian peran ibu Efek Stress Antepartum
Tujuan : memberikan           dukungan          selama hamil untuk
mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan sosial serta kurangnya
kepercayaan diri.
Dalam penelitiannya ia menemukan 6 faktor yang mempunyai hubungan
dengan status kesehatan :
 Hubungan interpersonal
 Peran keluarga
 Stress antepartum; komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman
negatif dalam hidup.
 Dukungan sosial.
 Rasa percaya diri.
 Penguasaan rasa takut, depresi dan keraguan.

Mercer memberikan 3 model yang saling berhubungan antara peran


individu, peran timbal baik dan peran keluarga terhadap status kesehatan.
Famili sistem yang dinamik termasuk sub sistem individu dan pasangan.
Penting memperhatikan subsistem dan hubungan timbal baik antara ibu-bapak,
ibu janin, ibu-orang lain.
Peran ibu (matemal role) menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas
baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri
sendiri.
Pencapaian peran ibu dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi dekat
dengan bayinya yang membutuhkan pendekatan yang berkompeten termasuk
peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Peran aktif ibu
dan pasangannya berinteraksi satu dengan yang lain.
Menurut Mercer, stress yang disebabkan oleh adanya resiko kehamilan
akan mempengaruhi penilaian diri terhadap status kesehatan. Penghargaan diri,
status kesehatan dan dukungan sosial mempunyai efek langsung yang positif
terhadap penguasaan. Dan mempunyai efek negatif terhadap ketakutan dan
depresi yang mempunyai efek negatif yang langsung terhadap fungsi keluarga.
Hasil penelitian wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi
keluarga yang kurang optimal daripada wanita dengan kehamilan resiko rendah.
Ekspresi peran banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Mercer
menguraikan 4 langkah dalam pencapaian peran ibu:
a) Anticipatory
adalah suatu masa sebelum menjadi ibu, memulai penyesuaian sosial dan
psikologi terhadap peran barunya nanti dengan mempelajari apa saja yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b) Fonnal
Dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu. Pada masa ini bimbingan peran
secara formal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sistem sosial dari
wanita.
c) Informal
Dimulai pada saat wanita telah seorang menemukan jalan yang unik dalam
melaksanakan perannya sebagai ibu lahir telah seorang menentukan caranya
sendiri dalam melaksanakan peran bainya ini.
d) Personal
Dimulai pada saat wanita telah sepenuhnya seorang melaksanakan perannya
sebagai ibu.

Bila Rubin menyatakan bahwa pencapaian peran ibu ini dimulai sejak
mulai hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan. Mercer melihat bahwa peran
aktif seorang wanita dalam pencapaian peran  ini umumnya dimulai setelah bayi
lahir yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan post partum.
Mercer menemukan 11 faktor yang mempengaruhi wanita dalam
pencapaian peran ibu yaitu:
a) Factor ibu
 Umur ibu pada waktu melahirkan.
 Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak pertama kali.
 Memisahkan ibu dan anak secepatnya.
 Stress sosial
 Dukungan sosial
 Konsep diri
 Sifat pribadi
 Sikap terhadap membesarkan anak
 Status kesehatan ibu.
b) Factor bayi
 Temperamen
 Kesehatan bayi
c) Factor-Faktor Lain
 Latar Belakang Etnik
 Status Perkawinan
 Status Ekonomi

Suatu hal yang sangat menarik yang  dikemukakan oleh Mercer adalah
penekanannya pada pengaruh bayi (infant personality) pada waktu ibu
melaksanakan perannya sebagai ibu.  
Dengan mengambil factor sosial suppport, Mercer mengidentifikasi 4 faktor
pendukung yaitu :
a) Emosional Support
Adalah perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya diri dan mengerti.
b) Informational Support
Yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberikan
informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah situasi.
c) Physical Support
Adalah pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi dan
memberikan dukungan dana.
d) Appraisal Support
Merupakan informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan,
bagaimana ia menampilkan dalam peran. Hal ini memungkinkan individu
seorang mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan
orang lain.
Menurutnya factor-faktor yang mempengaruhi pencapaian peran fungsi
ibu adalah : umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi
dan konsep diri.
Mercer menguraikan 4 faktor dalam masa adaptasi yaitu :
 Physical Recovery Phase (Lahir-1 Bulan)
Merupakan adaptasi terhadap fungsi tubuh. Selain pemulihan sendiri
juga termasuk di dalamnya perkembangan bayi. Secara psikologis ibu
khawatir terhadap resiko menjadi seorang ibu. Masa pemulihan sangat
penting karena bila fungsi tubuh tidak kembali seperti semula akan
menimbulkan keluhan psikologis dan sosiologis yang berkepanjangan
bagi ibu.
 Achievement Phase (Z- 4/5 Bulan)
 Disruption phase (6-8 bulan)
 Reorganisation Phase (8 -12 Bulan)

Bidan yang diharapkan mercer dalam teorinya membantu wanita dalam


melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan adaptasi peran ibu dan
mengidentifikasi factor apa yang mempengaruhi peran ibu dalam pencapaian
peran ibu dalam pencapaian peran, fungsi dan kontribusi dari stress
antepartum.

3. Teori Ela Joy Lehrman


Teori ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lehrman.
Lehrman melihat semakin luasnya tugas yang dibebankan pada bidan. Dalam
teori ini, Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
asuhan pada wanita hamil dan memberi pertolongan kepada persalinan. Menurut
Lehrman pelayanan antenatal menunjukan perbedaan antara prosedur administrasi
yang dibebankan dengan manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang dialami
seorang wanita di klinik kebidanan karena hubungan antara identifikasi faktor
risiko dan
ke efektifan asuhan antenatal terhadap hasil yang di inginkan belum terpenuhi.
Lehrman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman
seorang wanita dan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan
dalam praktik. Lehrman mengemukakan konsep yang penting dalam pelayanan
antenatal, yaitu:
a) Asuhan yang berkesinambungan,
b) Keluarga sebagai pusat asuhan,
c) Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan,
d) Tidak ada intervensi dalam asuhan,
e) Keterlibatan dalam asuhan,
f) Advokasi dari klien,
g) Waktu.
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan.
Pasien/klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasiklien akan melakukan
palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan detak jantung.
Konsep yang dibuat Lehrman ini kemudian di uji coba oleh Morten (1991)
pada pasien/klien postpartum. Dari hasil penerapan tersebut Morten
menambahkan 3 komponen lagi pada apa yang telah dibuat oleh Lehrma, yaitu:
a) Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan. Misalnya:
 Mendengar aktif
 Mengkaji
 Klarifikasi
 Humor
 Sikap yang tidak menuduh
 Pengakuan
 Fasilitasi
 Pemberian izin
b) Pemberdayaan (Empowerment)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan
dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengoreksi, memvalidasi, menilai, dan memberi dukungan.
c) Hubungan sesama (Lateral Relationship)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dengan
klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak akrab, misalnya sikap,
empati, atau berbagi pengalaman.
4) Ernestine wiedenbach

Ernestine Wiedenbach adalah seorang pengembang teori keperawatan yang kemudian


menjadi bidan pada tahun 1960 dan bekerja dengan ahli filsafat Dickoff. Selain
sebagai perawat, bidan, peneliti, dan staff pengembang keperawatan di Yale
University, ia juga mengembangkan teori Dr.Grantley Dick Read. Wiedenbach
mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasi
dalam praktik. Konsep menurut Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam
keperawatan, yaitu the agent (perawat/bidan), the recipient
(wanita/keluarga/masyarakat), the goal (tujuan dari intervensi), the means (metode
untuk mencapai tujuan), dan the frame work (organisasi social,lingkungan
professional).
a) The agent (bidan)
Filosofi Wiedenbach tentang asuhan kebidanan dan tindakan kebidanan dapat
dilihat dalam uraian yang jelas pada perawatan maternitas, kebutuhan ibu dan
bayi yang bersifat segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lain, yaitu
kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
b) The goal/purpose
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menentukan tujuan. Bila kebutuhan ini sudah diketahui dapat diperkirakan tujuan
yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional,
ataufisiologis yang berbeda dari kebutuhan normal.
c) The recipient
Wanita, masyarakat yang oleh sebab tertentu tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Wiedenbachsendiri berpandangan bahwa resipien adalah individu
yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan.
d) The means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, wiedenbach menentukan beberapa
tahap, yaitu :
a) Identifikasi kebutuhan klien
b) Member dukungan dalam mencapai pertolongan
yangdiperlukan/dibutuhkan.
c) Validasi bantuan yang diberikan benar-benar merupakan bantuan yang
dibutuhkan
d) Koordinasi dengan ketenagaan yang direncanakan untuk member bantuan

Untuk mengidentifikasi kebutuhan ini, diperlukan pengetahuan judgement, dan


keterampilan.

5) Jean Ball
Ball mengumukakan teori “kursi goyang” yang dibentuk dari tiga elemen,
yaitu pelayanan maternitas pandangan masyarakat terhadap keluarga, dan sisi
penyangga terhadap kepribadian wanita. Tujuannya adalah agar ibu dapat
melaksanakan tugasnya sebagai ibu, baik secara fisik dan pskologis. Psikologis
disini tidak hanya mempunyai pengaruh pada emosi saja tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan lainny, khususnya kebutuhan untuk menjadi orang tua atau
sebagai seorang ibu.
Teori Ball ini mencakup tiga teori :
a) Teori perubahan peran yang mempengaruhi kepribadian wanita pada masa
pascapartum.
b) Teori stress, koping, da dukungan, akibat yang ditimbulkan pada masa pasca-
parfum, bergantung pada pertahanan diri wanita dan dukungan dari orang di
sekitarnya.
c) Teori dasar, kesiapan seorang wanita sebelum kelahiran bayinya (peran ibu).

Menurut hipotesis Ball, respons emosional wanita terhadap perubahan yang


terjadi bersamaan dengan kelahiran anak dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang. Akan tetapi dengan dukungan yang berarti, wanita akan mendapatkan
system keluarga dan sosialnya. Persipapan yang sudah diantisipasi oleh seorang
bidan dalam masalah pascanatal akan mempengaruhi respon emosional wwanita
dalam perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan emosional :
a) Dari penelitian disimpulkan bahwa wanita yang dikatakan sejahtera setelah
melahirkan sangat bergantung pada kepribadian, system dukungan pribadi,
dan dukungan yang dipersiapkan dalam pelayanan maternitas.
b) Dalam teori kursi goyang kursi dibentuk oleh tiga elemen, yaitu pelayanan
maternitas, pandangan masyarakat terhdap keluarga, dan sisi penyangga
kepribadian wanita.
c) Kesejahteraan keibuan seorang wanita sangat bergantung pada efektivitas
ketiga elemen tersebut, jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan kursi tidak
dapat diduduki.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model konseptual kebidanan adalah:
a) Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
b) Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang menarik
untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang datri teori
wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan
disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga model konseptual
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu.
c) Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang
harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan dalam banyak cara,yaitu
mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).

Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat, menagemen untuk dapat
memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak,
melaksanakan konseling dan mendirikan kesehatan terhadap ibu, keluarga dan
masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).

B. SARAN
Makalah ini masih dalam proses pembelajaran, kritik dan saran yang membangun sangat
di butuhkan penyusun untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://sitimujirahayu.blogspot.co.id/2016/03/vbehaviorurldefaultvmlo_55.html

https://www.scribd.com/doc/45197986/makalah-konseptual-kebidanan

Anda mungkin juga menyukai