Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERBEDEAAN INDIKATOR STANDART KEHAMILAN , PERSALINAN DAN NIFAS


PADA STANDART ICM DAN STANDAR PROFESI BIDAN INDONESIA.

Dosen Pengampu: Dr. Fitri Nur Damayanti, S.ST, M. HKes

Disusun Oleh :

1.Yosefira marliana ( G2E022051)

PRODI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul " perbedaan indikator
standar kehamilan, persalinan dan nifas pada standar ICM dan standar profesi bidan di
Indonesia. ". Makalah ini disusun sebagai tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah
PROFESIONALISME KEBIDANAN . Dalam makalah ini, saya membahas perbedaan
indikator standar kehamilan, persalinan dan nifas pada standar ICM dan standar profesi bidan
di Indonesia.

Saya berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pemahaman yang
bermanfaat bagi pembaca mengenai perbedaan indikator standar kehamilan, persalinan dan
nifas pada standar ICM dan standar profesi bidan di Indonesia.. Saya menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam makalah ini dan saya sangat mengharapkan masukan dan saran
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menjadi bahan referensi yang berguna.

Semarang, 11 November 2023

( YOSEFIRA MARLIANA W )

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................2

Daftar isi ..........................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan........................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ....................................................................................4


B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.................................................................................5

Bab II Pembahasan ........................................................................................................6

A . Pengertian ilmu kebidanan ....................................................................................................6


a) Standart praktik kebidanan ...............................................................................................6
b) Ruang lingkup standart pelayanan kebidanan ................................................................10
B . Standart Persalinan dan Nifas................................................................................................14
C. IMC ........................................................................................................................................18
a) Definisi bidan menurut IMC ..........................................................................................18
b) Hak Perempuan IMC 2017..............................................................................................18
c) Hak bidan IMC 2017.......................................................................................................19

Bab III Penutup.............................................................................................................20

A. Simpulan ....................................................................................................................20

B. Saran...........................................................................................................................20

Daftar Pustaka`..............................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus mempelajari segala
soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek ilmu ialah
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah
ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi
ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan dan kala nifas serta
pemberian ASI dengan selamat, dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya
alat reproduksi ke keadaan normal (manuaba,2012).
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian
ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga
berencana (manuaba,2012).

Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai
ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk
melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu post partum.
Di samping itu, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan
melalui keluarga berencana (manuaba,2012).
Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan dan
mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan pada pendapat bahwa
perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap
individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak mendapatkan pelayanan
keschatan yang berkualitas
Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana persalinan dibiarkan
berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan tanpa bantuan obat-obatan termasuk
pengurang rasa nyeri seperti epidural, menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti
pemantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ibu untuk menjadi pemimpin dalam
proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang membuatnya nyaman.

Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat pengetahuan tentang kesehatan
masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk
golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan ditempat pelayanan kesehatan sangat
diharuskan. Hal ini menunjukkan praktik pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyarakat
menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses alamiah.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada KEILMUAN KEBIDANAN,
DEFENISI NORMAL ( STANDART KEHAMILAN , PERSALINAN DAN NIFAS PADA
STANDART ICM DAN STANDAR PROFESI BIDAN INDONESIA ) ini yaitu sebagai berikut :

Apa yang di maksud keilmuan kebidanan?


1. Jelaskan defenisi normal Childbirth (Kehamilan, persalinan dan
nifas)standar ICM & STANDART PROFESI BIDAN INDONESIA
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ialah sebagai berikut :
Sebagai pengetahuan kepada penulis dan pembaca dalam mengetahui
apa yang dimaksud mengenai keilmuan kebidanan.
a) Untuk mengetahui apa saja yang menjadi bagian dari standar praktek kebidanan
b) Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ruang lingkup praktik kebidanan pada persalinan
dan nifas pada standart imc

5
BAB I1
PEMBAHASAN

A.Pengertian Ilmu Kebidanan


Ilmu Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari sintesa yang berbagai disiplin ilmu atau multi
disiplin yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu
sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen, untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, dan bayi
baru lahir. Pelayanan kebidanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak,
melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan keilmiahan, filosofi dan pendekatan
pada manusia sebagal svarat atau ketetapan dalam pemeliharaan kesenatan wanita dan proses
reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi yang mengikutsertakan keluarga dan atau orang
yang berarti lainnya. Lang, 1979.
a) Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan.
b) Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
c) Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain
d) Menjaga privacy setiap individu
e) Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
f) Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
g) Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
h) Menghasilkan tindakan yg benar
i) Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
j) Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar
atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
k) Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
l) Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
m) Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
n) Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi
o) Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN

 STANDAR ADALAH:
Ukuran atau para meter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang
telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah ditetapkan
 KEBIDANAN MERUPAKAN:
Ilmu terapan yang terkait dengan ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat, ilmu prilaku dan ilmu sosial budaya.
 PRAKTIK KEBIDANAN ADALAH :

6
Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien dengan
pendekatan manajemen kebidanan.
 MANAJEMEN KEBIDANAN ADALAH :
Metode pelayanan kebidanan yang merupakan suatu langkah yang sistematis, terarah dan
terukur dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan langkah :
1. Pengkajian data
2. Inter pretasi data
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Antisipasi tindakan segera yang bersifatmandiri, kolaborasi, atau rujukan
5. Menentukan rencana tindakan
6. Tindakan atau pelaksanaan
7. Evaluasi

KOMPETENSI BIDAN DIKELOMPOKAN DALAM DUA KATEGORI YAITU :


1. Kompetensi inti/dasar :
Merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan Kompetensi tambahan/lanjutan
Merupakan pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar, untuk mendukung tugas bidan
dalam memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi.
Menurut sudut pandang pendidikan, Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sehingga
kompetensi bidan meliputi pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki oleh seorang
bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab.
Penentuan standar profesi selalu berkaitan erat denga situasi dan kondisi dari tempat standar profesi
itu berlaku.
Sebagai tenaga keschatan yang professional, maka bidan dalam melakukan tugasnya wajib
memenuhi standar profesi sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam UU No 23/92 Tentang
Kesehatan, bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewayban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.
Sesuai Pasal 53 UU No. 23/92 menetapkan sebagai berikut : Standar profesi adalah pedoman
yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan
yang berhadapan dengan pasien seperti; dokter, bidan dan perawat dalam melaksanakan tugasnya
harus menghormati hak pasien.

Menurut Prof. Wila Chandrawil S, bahwa dalam melaksanakan profesinya, seorang tenaga kesehatan
perlu berpegang kepada tiga ukuran umum yaitu :
1. Kewenangan
2. Kemampuan rata-rata
3. Ketelitian yang umum
Kewenangan bidan diatur dalam KepMenKES No.900 / MenKes /SK/VII/2002Tentang Registrasi dan
Praktik Bidan, disini bidan berwenang untuk melakukan atau memutuskan sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaannya. Jadi merupakan dasar yang digunakan oleh bidan dalam melakukan tugasnya
secara otonomi dan mandiri.

7
DALAM MENJALANKAN KEWENANGAN YANG DIBERIKAN, BIDAN HARUS:
1. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai standar profesi
2. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukan
3. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
4. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan
mengutamakan keselamatan ibu atau janin
Menurut Pasal 1 Ayat 3 UU No.23/92 Tentang Kesehatan, menetapkan apa yang dimaksud dengan
tenaga keschatan yaitu : Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Sedangkan kewenangan adalah kewenangan dar tenaga kesehatan untuk melaksanakan pekerjaan ,
yang dikenal dengan kewenangan profesional. Di
Indonesia yang berhak memberi kewenangan seorang tenaga keschatan bekerja sesuai dengan
profesinya adalah Departemen Kesehatan dalam bentuk Surat Izin Praktik.
Tanpa kewenangan professional, maka tenaga kesehatan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagai
tenaga kesehatan seperti yang dimaksud oleh UU No.23/92
Tentang Keschatan. Sesuai KepMenKes No.900/2002 disebutkan bahwa bidan yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam KepMenKes ini dapat dikenakan sanksi berupa
teguran lisan, teguran tertulis sampai pencabutan izin praktik

STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN YANG DITETAPKAN OLEH PIMPINAN


PUSAT IKATAN BIDAN INDONESIA :
A. STANDARI : METODE ASUHAN
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah: Pengumpulan
data, analisis data, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Definisi operasional :
1. Ada format manajemen kebidananyang sudah terdaftar pada catatan medis.
Format manajemen kebidanan terdiri dari:
format pengumpulan data, rencana fomat pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan
evaluasi
B. STANDAR II: PENGKAJIAN
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Definisi operasional:
1. Ada format pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data :
a) Demografi identitas klien
b) Riwayat penyakit terdahulu.

8
c) Riwayat kesehatan reproduksi.
d) Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi.
e) Analisis data
3. Data dikumpulkan dari :
a) Klien/ pasien, keluarga dan sumber lain.
b) Tenaga keschatan.
c) Individu dalam lingkungan terdekat
4. Data diperoleh dengan cara:
a) Wawancara
b) Observasi
c) Pemeriksaan fisik
d) Pemeriksaan penunjang

C. STANDAR III: DIAGNOSA KEBIDANAN


Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan.
Definisi operasional :
a) Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau
suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang
bidan dan kebutuhan klien.
b) Diagnose kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas pada asuhan kebidanan yang
diperlukan oleh klien.
D. STANDAR IV : RENCANA ASUHAN
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Definisi operasional :
a) Ada format rencana asuhan kebidanan
b) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evakuasi
E. STANDAR V: TINDAKAN
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan klien :
tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evakuasi keadaan klien.
Definisi operasional :
a) Ada format tindakan kebidanan dan evakuasi
b) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evakuasi
c) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien
d) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau
tugas kolaborasi
e) Tindakn kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan, etika
kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
f) Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersdia
F. STANDAR VI: PARTISIPASI KLIEN

9
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama / partisipasi klien dan keluarga dalam rangka
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Definisi operasional :
1. Klien / keluarga mendapatkan informasi tentang :
a) Status kesehatan saat in1
b) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
c) Peranan klien / keluarga dalam tindakan kebidanan
d) Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan
e) Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
2. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindakan /kegiatan.
G. STANDAR VII: PENGAWASAN
Monitoring /pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk
mengetahui perkembangan klien.
Definisi operasional:
Adanya format pengawasan klien
Pengawasan dilaksanakn secara terus-menerus sistematis untuk mengetahui keadaan
perkembangan klien
3. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan
H. STANDAR VIII: EVAKUASI
Evakuasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus siring dengan tindakan kebidanan yang
dilaksanakan dan evakuasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Definisi operasional:
1. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan klien sesuai dengan
standar ukuran yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
3. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan
I. STANDAR IX: DOKUMENTASI
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan kebidanan yang
diberikan.

RUANG LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN


A. Pengertian Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam
menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan
kebidanan.
Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan dapat diartikan sebagai luas area praktik
dari suatu profesi.
Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang
boleh dilakukan seorang bidan.

10
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan menurut ICM dan IBI :
1. Asuhan mandiri (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan wanita dewasa sebelum,
selama kehamilan dan selanjutnya.
2. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
3. Pengawasan pada kesmas diposyandu (tidak pencegahan), penyeluhuan dan pendidikan
kesehatan pada ibu, keluarga, dan masyarakat termasuk (persiapan menjadi orang tua,
menentukan KB, mendeteksi abnormal pada ibu dan bayi).
4. Konsultasi dan rujukan.
5. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat tidak ada
pertolongan medis.
B. Kerangka Kerja Dalam Pelayanan
1. KEPMENKES RI No 900/MENKES/SK/II/20002
2. Standar Pelayanan Kebidanan
3. Kode Etik Profesi Bidan
4. Kepmenkes No 369/Menkes/SK/III/2007
C. Lingkup Praktik Kebidanan
Lingkup Praktik Kebidanan meliputi Pemberian Asuhan pada :
Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama
masa hamil, persalinan dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.
Ruang lingkup praktik kebidanan meliputi standar minimal yang telah ditentukan dalam SPK. Standar
Praktik Kebidanan (SPK) tersebut telah bersifat nasional dan dibuat oleh organisasi profesi bidan itu
sendiri (Ikatan Bidan Indonesia atau IBI).
Dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab, maka setiap bidan harus
memiliki kompetensi utama yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku.
Ruang Lingkup Praktik Kebidanan mencakup kategori, yaitu : kompetensi inti atau utama dan
kompetensi lanjutan adalah pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk
mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan masyarakat yang dinamis.
Lingkup Praktik Bidan
Kewenangan yang bisa dilakukan oleh bidan dalam menjalankan praktik kebidanan berdasarkan
Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002.
1. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi (KEPMENKES RI No 900 pasal 18)
a) Pelayanan neonatal esensial
b) Pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi
c) Perawatan tali pusat
d) Resusitasi pada bayi baru lahir
e) Penanganan hipotermi pada BBL
f) Pemberian ASI
g) Pemantauan tumbuh kembang anak
h) Pengobatan penyakit ringan
i) Pemberian imunisasi
j) Pemberian penyuluhan

11
2. Lingkup pelayan kebidanan kepada wanita meliputi (KEPMENKES RI No 900 pasal 16)
a) Penyuluhan dan konseling
b) Pemeriksaan fisik
c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus
imminens, hipertensi gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemia ringan.
e) Pertolongan persalinan normal
f) Pertolongan normal yang mencakup letak sungsang, infeksi, pendarahan post partum,
laserasi jalan lahir, partus, macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini, distosia
karena inseria uteri primer, postterm, dan preterm.
g) Pelayanan ibu nifas ringan
h) Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, rejentan dan infeksi ringan
i) Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi keputihan, perdarahan
tidak teratur, dan penundaan haid

3. Lingkup pelayan Keluarga Berencana


Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk :
a) Memberikan pelayanan KB yakni : pemasangan IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), pemberian suntikan, tablet,
kondom, diagfragma, jelly.
b) Memberikan konseling pemakaian kontasepsi dan semua informasi tentang
kontrasepsi
c) Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi
d) Melakukan pencabutan AKDR letak normal
e) Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit

4. Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk :
a) Pembinaan Peran serta masyarakat dalam bidang KIA
b) Memantau tumbuh kembang anak
c) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
d) Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan memberikan
penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan narkotika psikotropika dan
zat adiktif lainnya (NAPZA)
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 berwenang untuk :
a) Memberikan imunisasi
b) Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
c) Mengeluarkan plasenta secara normal
d) Bimbing senam hamil
e) Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
f) Episiotomi
g) Penjahitan luka episotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
h) Amniotomi pada pembukaan seviks lebih dari 4 cm
i) Pemberian infus

12
j) Pemberiaan suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
k) Kompresi bimanual
l) Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya
m) Vacum ekstrasi dengan bayi didasar panggul
n) Pengendalian anemia
o) Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
p) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
q) Penanganan hipotermi
r) Pemberian obat obatan terbatas melalui lembar permintaan obat
s) Pemberian minum sonde atau pipet
t) Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
u) Memberikan obat atau alat kontrasepsi oral, suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, alat
kontrasepsi bawah kulit dan kondom
v) Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
w) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
x) Melakukan pencabutan alat kkontrasepsi dibawah kulit tanpa penyulit
y) Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB dan kesehatan masyarakat
z) Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 900 pasal 21, Lingkup praktik bidan dapat berubah apabila
dalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan selain dalam
kewenangan yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa.
D. Lahan Praktik Pelayanan Dan Sasaran Lahan Praktik Kebidanan
Lahan praktik pelayanan kebidanan merupakan tempat dimana bidan menerapkan ilmu dalam
memberikan pelayanan kebidanan atau asuhan kebidanan pada klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
a. BPS atau dirumah
b. Masyarakat
c. Puskesmas
d. Polindes atau PKD
e. RS atau RB
f. Balai pengobatan (BP) : dokter, perawat
g. RB atau BPS (Bidan Praktik Swasta)
h. Bidan didesa
i. Rs (swasta atau pemerintah
j. Klinik dan unit pemerintah lainnya
k. Sasaran Pelayanan Kebidanan

Sasaran pelayanan kebidanan : individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi : upaya,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan :
a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat
- Anak anak perempuan
- Remaja putri
- WUS (wanita usia subur)
- Wanita hamil
- Ibu bersalin
- Ibu nifas dan menyusui

13
- Bayi Baru Lahir (BBL)
- Bayi dan balita
- keluarga, kelompok dan masyarakat
- Ibu atau wanita dengan sistem reproduksi
Upaya Pelayanan Kebidanan
1. Promotif
a. Upaya promosi ini dapat diberikan dalam bentuk konseling untuk klien, keluarga, dan
masyarakat, memberikan penyuluihan kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan penolong
persalinan serta memberikan asuhan pada BBL
2. Preventif
b. Dalam upaya inni tindakan pencegahan, deteksi dini abnormal ibu dan anak, usaha
mendapatkan bantuan medik dalam melaksanakan tindakan kegawatdaruratan
3. Kuratif
c. Upaya ini dapat berupa rujukan pada keadaan resiko tinggi termasuk kegawatdaruratan
pada anak
4. Rehabilitatif
d. Dalam melasksanakan upaya ini bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan
kebutuhan terhadap wanita hamil, melahirkan, masa post partum, melaksanakan
pertolongan persalinan dibawah tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuahan pada
BBL, bayi dan anak balita.
B. Standart Praktik Kebidanan dan Nifas
1. Standar Pelayanan Kebidanan
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000; h. 7-59) standar pelayanan
kebidanan dibagi menjadi 24 standar yaitu sebagai berikut:
a. Standar Pelayanan Umum
1) Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan
masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk
penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi
kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan yang baik.

2) Standar 2 : Pencatatan
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya yaitu registrasi
semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta semua kunjungan rumah dan
penyuluhan kepada masyarakat.
b. Standar Pelayanan Antenatal
a) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b) Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

14
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan kehamilan sedikitnya 4 kali, pemeriksaan meliputi
anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai bahwa kehamilan
berjalan normal. Pelayanan kehamilan yang diberikan harus sesuai dengan standar pelayanan
antenatal dan apabila ditemukan kelainan, maka bidan harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c) Standar 5 : Palpasi Abdominal
Palpasi abominal bertujuan untuk memperkirakan usia kehamilan, pemantauan
pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin. Palpasi
abdominal dilakukan setiap kali kunjungan untuk mendeteksi adanya kelainan dan
pada saat pemeriksaan, ibu ditanyakan bagaimana gerakan janin.
d) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Tujuan dari pengelolaan anemia pada kehamilan adalah menemukan anemia pada
kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi
anemia sebelum persalinan berlangsung. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan
pertama dan usia kehamilan 28 minggu dan setiap ibu hamil minimal menerima 1 tablet
zat besi per hari selama 90 hari, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia diberikan 2-3
tablet zat besi per hari sampai 4-5 bulan setelah persalinan. Penyuluhan gizi diberikan
setiap kali kunjungan antenatal dan jika ibu berada di wilayah endemis malaria, maka ibu
diberikan obat anti malaria. Rujuk ibu hamil apabila diperlukan pemeriksaan terhadap
penyakit cacing atau penyakit lain dan anemia berat.
e) Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi
pada Kehamilan Pemeriksaan tekanan darah setiap pemeriksaan kehamilan bertujuan
untuk mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan. Bila ditemukan
hipertensi dalam kehamilan, maka dilakukan pemeriksaan urine terhadap albumin setiap
kali kunjungan. Bila ditemukan pre-eklampsia/eklampsia maka berikan penanganan awal
dan rujuk.
f) Standar 8 : Persiapan Persalinan
Persiapan persalinan dilakukan untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam
lingkungan yang aman dan memadai. Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu
hamil, suami/keluarganya pada trimester tiga untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan. Transportasi dipersiapkan untuk merujuk ibu bersalin jika perlu dan
diperlukan persiapan rujukan tepat waktu.
c. Standar Pertolongan Persalinan
g) Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
Asuhan persalinan kala I bertujuan untuk memberikan perawatan yang memadai dalam
mendukung pertolongan persalinan yang aman. Bidan menilai secara tepat bahwa ibu sudah
memasuki masa persalinan, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai
dengan memperhatikan kebutuhan klien selama proses persalinan berlangsung.

h) Standar 10 : Persalinan Kala II


yang Aman Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat. Persalinan kala II yang
aman dapat menurunkan komplikasi seperti perdarahan postpartum, asfiksia neonatal dan
trauma kelahiran serta sepsis puerperalis. Asuhan kala II dilakukan sesuai standar asuhan
persalinan normal.

i) Standar 11 : Pengeluaran Plasenta dengan Penegangan Tali Pusat

15
Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat bertujuan untuk mengeluarkan plasenta
dan selaputnya secara lengkap tanpa menyebabkan perdarahan. Penegangan tali pusat
dilakukan dengan menggunakan menajemen aktif kala III dan dilakukan sesuai dengan
asuhan persalinan kala III.

j) Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi


Episiotomi dilakukan apabila ada tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama dan
episiotomi dilakukan untuk mempercepat persalinan. Episiotomi harus dilakukan dengan
aman untuk memperlancar persalinan dan diikuti dengan penjahitan perineum.
d. Standar Pelayanan Nifas
k) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan bayi baru lahir dilakukan untuk menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
terlaksananya pernafasan spontan serta mencegah hipotermi. Perawatan bayi baru lahir
dilakukan menggunakan standar asuhan pada bayi baru lahir.
l) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan bertujuan untuk memulihkan kesehatan
ibu dan bayi pada masa nifas serta memulai pemberian ASI dalam dua jam pertama setelah
persalinan. Pemantauan dilakukan pada ibu dan bayi terhadap komplikasi, jika terjadi
komplikasi maka harus segera dirujuk.
m) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas adalah memberikan pelayanan kepada ibu
dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
Bidan melakukan kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam
setelah persalinan, untuk mendeteksi adanya masalah/ komplikasi pada ibu dan bayi serta
memberikan penjelasan kesehatan dan perawatan masa nifas dan bayi serta KB.
e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
n) Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan Bidan dapat mengenali secara tepat
tanda gejala perdarahan pada kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan
merujuknya.
o) Standar 17 : Penanganan Kegawatan pada Eklampsia Bidan mengenali secara tepat tanda dan
gejala eklampsia yang mengancam serta merujuknya dan/atau memberikan pertolongan
pertama.
p) Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/ Macet Bidan mengenali secara tepat
tanda dan gejala partus lama/ macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat
waktu atau merujuknya.
q) Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor Persalinan dengan vakum
ekstraktor bertujuan untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu, sehingga bidan
harus dapat mengenali kapan diperlukan vakum ekstraktor dan dapat melakukannya dengan
benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu
dan bayi.
r) Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta Bidan harus mampu mengenali retensio plasenta
dan memberikan pertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan
sesuai dengan kebutuhan.
s) Standar 21 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer Bidan mampu mengenali perdarahan
yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan
segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

16
t) Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum Sekunder Bidan mampu mengenali secara
tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum sekunder dan melakukan pertolongan
pertama untuk menyelamatkan jiwa ibu dan merujuknya.
u) Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan
gejala sepsis puerperalis serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.
v) Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi
baru lahir dengan asfiksia serta melakukan resusitasi secapatnya dan mengusahakan bantuan
medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan. Standar pelayanan kebidanan
telah mengalami perbaikan dan perubahan untuk menyempurnakan standar pelayanan
minimal kebidanan.

Menurut Emi Nurjasmi (2016; h. 9-11) standar praktik bidan terdapat 31 standar yaitu sebagai berikut:
a. Standar Praktik Bidan secara Umum
a) Standar 1 : Persiapan Kehamilan, Persalinan dan Periode Nifas Sehat
b) Standar 2 : Pendokumentasian.

b. Standar Praktik Bidan pada Kesehatan Ibu dan Anak


1) Standar Praktik Bidan pada Pelayanan Ibu Hamil :

a) Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil


b) Standar 4 : Pemeriksaan Antenatal dan Deteksi Dini Komplikasi
c) Standar 5 : Penatalaksanaan Anemia pada Kehamilan
d) Standar 6 : Persiapan Persalinan
e) Standar 7 : Pencegahan HIV dari Ibu dan Ayah ke Anak.
2) Standar Praktik Bidan pada Pelayanan Ibu Bersalin
a) Standar 8 : Penatalsanaan Persalinan
b) Standar 9 : Asuhan Ibu Post Partum
c) Standar 10 : Asuhan Ibu dan Bayi Selama Masa Postnatal
3) Standar Praktik Bidan pada Kesehatan Anak
a) Standar 11 : Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir Normal
b) Standar 12 : Asuhan Neonatus
c) Standar 13 : Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
d) Standar 14 : Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi, Anak Balita dan Anak Prasekolah
e) Standar 15 : Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR
c. Standar Praktik Kesehatan Reproduksi Perempuan dan KB
a) Standar 16 : Kesehatan Reproduksi Perempuan
b) Standar 17 : Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis
c) Standar 18 : Pelayanan Kontrasepsi Pil
d) Standar 19 : Pelayanan Kontrasepsi Suntik
e) Standar 20 : Pelayanan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/ Implan
f) Standar 21 : Pelayanan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intra Uterine Device (IUD)
d. Standar Praktik Bidan pada Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

17
a) Standar 22 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan Muda ( <<22 minggu )
b) Standar 23 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan (≥22 minggu)
c) Standar 24 : Penanganan Preeklampsia dan Eklampsia
d) Standar 25 : Penanganan Partus Lama/Macet
e) Standar 26 : Penanganan Gawat Janin
f) Standar 27 : Penanganan Retensio Plasenta
g) Standar 28 : Penanganan Perdarahan Post Partum Primer
h) Standar 29 : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder
i) Standar 30 : Penanganan Sepsis Puerperalis
j) Standar 31 : Penanganan Asfiksia Neonatorum
C . IMC
Pengertian bidan menurut ICM (international confederation of midwives), Bidan adalah
sescorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui Di negaranya, telah lulus dari
pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk Di daftar (register) dan atau memiliki ijin yang
sah (lisensi) untuk melakukan praktik Kebidanan (lestari, et al , 2017).
Definisi Kebidanan (Midwifery) ICM 2017 Siklus Hidup Sebuah pendekatan asuhan untuk
perempuan dan bayi baru lahirnya, dimana bidan: Mengoptimalkan proses normal biologis,
psikologis, social, dan budaya dari proses persalinan dan awal kehidupan bayi Bekerja sebagai mitra
dengan perempuan menghormati latar belakang dan situasi serta pandangan dari setiap perempuan
Mempromosikan agar perempuan memiliki kapasitas untuk merawat dirinya dan keluarganya
Berkolaborasi dengan bidan dan profesi kesehatan lainnya untuk layanan holistic yang
diperlukan oleh perempuan masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa
nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sesuai dengan tugas
Definisi Asuhan yang Berpusat Pada Perempuan (Women Centered Care) Suatu filosofi dasar
dan pendekatan praktis yang secara sadar dipilih dalam pengelolaan asuhan pada perempuan usia
Reproduksi Hubungan yang kolaboratif antara perempuan dan bidan Dibangun melalui interaksi yang
baik dan saling terbuka Mengakui keahlian dan saling menghormati kekuatan/kelebihan masing-
masingMemiliki fokus yang seimbang antara pengalaman perempuan dan juga
kesehatan/kesejahteraan dari ibu dan bayinya.
Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidika bidan, yang di akui oleh negara
tempat dia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan memiliki izin formal untuk praktik bidan (hidayat, 2009) dalam (anne,
2019).
Midwives, defender of woman s rights
Bidan, pembela hak perempuan Bidan menghormati dan melindungi hak perempuan, setiap hari
Bidan perlu lingkungan kerja yang aman dan mendukung Perempuan dan Remaja Perempuan punya
hak untuk bebas dari bahaya, kekerasan & abuse, diskrimnasi Perempuan dan remaja perempuan
memiliki hak untuk mengakses layanan kesehatan seksual dan Reproduksi
a) Hak Perempuan ICM 2017 :
b) Hak untuk dapatkan layanan persalinan dari bidan yang terampil dan kompeten
c) Hak Bayi untuk memiliki Ibu yang sehat dan teredukasi baik
d) Hak untuk dihormati sebagai manusia
e) Hak atas keselamatan tubuhnya
f) Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi

18
g) Hak untuk mendapatkan informasi kesehatan terkini
h) Hak untuk berpartisipasi aktif dalam pembuatan keputusan atas layanan kesehatan yang diter
dan menawarkan informed consent
i) Hak untuk kerahasiaan Hak untuk memilih tempat dimana dia akan bersalin

Hak Bidan ICM 2017 :


a) Hak untuk mendapatkan Pendidikan kebidanan yang dapat memampukan dirinya untuk
membangun dan mempertahankan kompetensi sebagai bidan
b) Hak untuk praktek sesuai dengan tanggungjawab yang sudah disepakati oleh ICM/organisasi
profesi bidan
c) Hak untuk diakui, dihargai dan didukung sebagai professional kesehatan
d) Hak untuk akses organisasi profesi bidan yang kuat yang dapat berkontribusi pada kebijakan
dan asuhan kebidanan dan maternitas ditingkat nasional.

19
BAB 111
PENUTUP

A . KESIMPULAN
Asuhan kebidanan telah diberikan secara komprehensif dari masa kehamilan, persalinan, nifas,
dan bayi baru lahir hingga masa neonatus pada ibu "LJ" yang dimulai pada umur kchamilan 39
minggu 2 hari dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a) Asuhan kehamilan sudah dilaksanakan sesuai standar, pemeriksaan Antenatal care sebanyak 6
kali dengan standar 10 T dari hasil pengkajian pemeriksaan tidak ada komplikasi selama
kehamilan.
b) Asuhan persalinan berlangsung fisiologis pada tanggal 15 Maret 2020 di UPTD Puskesmas I
Dinkes Kecamatan Denpasar Timur, persalinan berjalan dengan normal serta ibu dan bayinya
schat.
c) Asuhan nifas dan bayi baru lahir dari tanggal 15 Maret 2020 sampai 27 April 2020,
berlangsung dengan baik, tidak ditemukan adanya bahaya atau komplikasi, asuhan bayi sudah
sesuai standar dan tidak ditemukan adanya cacat atau tanda bahaya serta ibu "LJ" sudah
menggunakan alat kontrasepsi yakni KB IUD.

B. SARAN
a) Bagi penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari SOAP serta menetapkan
asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah di tetapkan sesuai dengan kewenangan
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif
terhadap klien.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa schingga
dapat menghasilkan bidan yang berkualitas.
c) Bagi ibu dan suami
Ibu diharapkan dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan oleh penulis
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan menambahkan pengalaman.
d) Bagi Lahan Praktik
Asuhan yang sudah diberikan pada klien sudah cukup baik dan hendaknya lebih
meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih baik sesuai dengan
standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan keschatan
agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari mulai kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5002/5/BAB%20V.pdf
http://lidiananovianti.blogspot.com/2015/05/ruang-lingkup-praktik-kebidanan.html
https://id.scribd.com/presentation/502175543/PPT-profesionalisme-ICM
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=4026&bid=13306

21

Anda mungkin juga menyukai