Anda di halaman 1dari 88

STANDAR KOMPETENSI

BIDAN INDONESIA

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia


Jl. Johar Baru V/D13, Johar Baru – Jakarta Pusat
Telp. 021-4247789, 4226043 Fax. 021-4244214
email : ppibi@cbn.net.id Website : www.ibi.or.id -www.bidanindonesia@org.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
Hidayah-Nya, maka penyusunan Standar Kompetensi Bidan Indonesia telah dapat
diselesaikan.

Memperhatikan perkembangan kompetensi bidan internasional yang dikeluarkan


oleh Internasional Confederation of Midwives (ICM), World Health Organization
(WHO) dan kemajuan “ evidence base midwifery practice “ maka kompetensi bidan
Indonesia perlu direview dan di update yang berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat dan situasi global serta dapat diberlakukan secara nasional.

Standar kompetensi bidan ini memuat dua kelompok kompetensi yaitu kompetensi
untuk lulusan Diploma III Kebidanan dan kompetensi lulusan pendidikan profesi
bidan.

Standar Kompetensi Bidan ini merupakan acuan bagi para bidan dalam berpraktik
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya di tatanan pelayanan kebidanan.
Diharapkan penyelenggaraan praktik kebidanan di Indonesia dapat berjalan sesuai
standar, sehingga menghasilkan asuhan kebidanan yang profesional, mandiri dan
berdaya saing dalam menghadapi era globalisasi.

Terima kasih kepada Direktur Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa Ditjen Dikti,
Pimpinan Proyek HPEQ yang telah memberikan dukungan dan memfasilitasi dalam
penyusunan Standar Kompetensi Bidan Indonesia. Selain itu, kami sampaikan pula
terima kasih kepada Tim Kelompok Kerja Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kontribusinya dalam
penyusunan Standar Kompetensi Bidan Indonesia ini

Jakarta, November 2013

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I – PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
B. TUJUAN .......................................................................................................... 3
C. LANDASAN HUKUM............................................................................................... 4

BAB II – KONSEP KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI BIDAN


A. TERMINOLOGI.......................................................................................................... 6
B. KONSEP KOMPETENSI ............................................................................................. 6
C. KONSEP STANDAR KOMPETENSI ............................................................................. 9
D. KONSEP KOMPETENSI BIDAN ................................................................................ 10
E. KONSEP FILOSOFI KEBIDANAN .............................................................................. 11
F. RUANG LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN................................................................. 11

BAB III – STANDAR KOMPETENSI PROFESI BIDAN


A. AREA KOMPETENSI BIDAN INDONESIA ................................................................. 13
B. STANDAR KOMPETENSI PROFESI BIDAN
1. AREA KOMPETENSI 1 ...................................................................................... 13
2. AREA KOMPETENSI 2 ...................................................................................... 15
3. AREA KOMPETENSI 3 ...................................................................................... 18
4. AREA KOMPETENSI 4...................................................................... 20
5. AREA KOMPETENSI 5 ...................................................................................... 30
6. AREA KOMPETENSI 6 ...................................................................................... 42
7. AREA KOMPETENSI 7 ...................................................................................... 44

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 3


BAB IV – STANDAR KOMPETENSI DIPLOMA III KEBIDANAN
A. AREA KOMPETENSI BIDAN INDONESIA ................................................................. 47
B. STANDAR KOMPETENSI DIPLOMAS III BIDAN
1. AREA KOMPETENSI 1 ...................................................................................... 47
2. AREA KOMPETENSI 2 ...................................................................................... 49
3. AREA KOMPETENSI 3 ...................................................................................... 52
4. AREA KOMPETENSI 4 ...................................................................................... 54
5. AREA KOMPETENSI 5 ...................................................................................... 64
6. AREA KOMPETENSI 6 ...................................................................................... 75
7. AREA KOMPETENSI 7 ...................................................................................... 78

BAB V – PENUTUP ........................................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 82

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 4


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesian Demographic and Health Survey – Survey Demograpi Kesehatan


Indonesia (SDKI) tahun 2007 mengungkapkan bahwa angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi yaitu 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka
Kematian bayi (AKB) yaitu 34/1000 KH. Millenium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015 menargetkan AKI menjadi 102/100.000 KH dan AKB menjadi
15/1000 KH. Bidan sebagai mitra perempuan, memiliki posisi penting dan
strategis dalam membantu upaya penurunan AKI dan AKB, terutama dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak, yang mempunyai dampak jangka panjang
terhadap kualitas hidup generasi penerus bangsa.

Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mem-


promosikan kesehatan perempuan, terutama membantu perempuan hamil dan
keluarganya. Pelayanan yang diberikan agar perempuan dan keluarganya
memperoleh penyesuaian emosional dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan pengetahuan, keterampilan
dan informasi yang baik untuk memasuki masa menjadi ibu (motherhood) dengan
peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman, S. & Picombe, J.,
1999). Menyikapi tujuan mulia dari pelayanan kebidanan ini, maka bidan selain
bekerja secara mandiri juga berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam mengupaya-kan pelayanan kebidanan agar dapat dilakukan secara
paripurna dan berkesinambungan dengan berfokus pada aspek pencegahan dan
promosi yang ber-landaskan pada kemitraan serta pember-dayaan masyarakat.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 5


Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan berke-
sinambungan akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik,
meliputi pemahaman aspek-aspek sosial, emosional, kultural, spiritual,
psikologikal dan fisik yang dapat mempengaruhi kehidupan perempuan. Asuhan
kebidanan yang diberikan, berdasarkan bukti-bukti nyata yang terbaik dan terkini
(Evidence Based Practice/EBP), sehingga bidan mampu memberikan konseling,
informasi dan edukasi serta memfasilitasi kebutuhan perempuan agar mampu
berpartisipasi serta mengambil keputusan untuk peningkatan kesehatan diri dan
keluarganya.

Pelayanan kebidanan sejalan dengan per-kembangan pelayanan obstetrik sesuai


dengan lingkup praktik masing - masing. Menurut Tritten J, (2004) Pelayanan
Kebidanan (midwifery) dimulai sejak pra konsepsi, hamil, bersalin sampai proses
membesarkan/pengasuhan anak (tumbuh kembang anak) dengan
mempertahankan proses normal. Oleh karena itu penting ketersediaan dukungan
keterampilan praktikal (kompetensi) baik fisik maupun emosional.

Dengan demikian, sebagai profesi yang terus berkembang, Bidan harus


mempertahankan profesionalismenya dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Profesionalisme terkait erat dengan kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang profesional (kompetensi profesional). Wilkerson
(2002) yang disitasi oleh Suryadi (2009) menyatakan bahwa kompetensi
profesional adalah suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak tentang
komunikasi, pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan klinikal, emosi, nilai, dan
refleksi dalam praktik sehari-hari untuk memperbaiki kesehatan individu dan
masyarakat. Era globalisasi menuntut tersedianya sumber daya manusia
profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 6


Sikap profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat tentang profil
seorang bidan. Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui
pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat
mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan tanggap dibidangnya.
Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah selayaknya organisasi profesi
dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan AIPKIND) menyusun suatu
standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan kebidanan, agar lulusan yang dihasilkan dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada individu dan atau masyarakat sesuai
dengan lingkup praktik bidan.

Standar kompetensi bidan yang disusun ini, merupakan penyempurnaan dari


ruang lingkup praktik kebidanan yang tertuang dalam Permenkes No. 369/
Menkes/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Bidan dan Permenkes no
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
Standar tersebut berdasarkan body of knowledge, filosofi dan paradigma
pelayanan kebidanan serta pola hubungan kemitraan (partnership) bidan dan
perempuan yang berfokus pada kebutuhan perempuan.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan standar kompetensi bidan Indonesia adalah:


1. Sebagai batasan minimal kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang bidan
untuk melaksanakan pelayanan kebidanan berkualitas (best practices) di
Indonesia.
2. Sebagai alat ukur penampilan kinerja bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 7


3. Sebagai dasar bagi institusi pendidikan kebidanan dalam mengembang-kan
kurikulum dan menentukan pola pendidikan bidan.
4. Sebagai acuan dalam melakukan akreditasi pendidikan kebidanan maupun
pelayanan kebidanan.
5. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan pendidikan,
pelatihan, pembinaan dan evaluasi.
6. Sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh bidan sesuai
dengan kewenangannya.
7. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan program pengembangan profesi
secara berkelanjutan.
8. Sebagai acuan dalam menetapkan standar praktik bidan.

C. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim


Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
5063);
5. Undang-undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
6. Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
7. Menteri kesehatan Nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
kesehatan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 8


8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1464 tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1 tahun 2008
tentang Jabatan fungsional Bidan
10. Keputusan menteri kesehatan Nomor 938 tahun 2007 tentang Standar
Asuhan Kebidanan
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369 tahunn 2007 tentang Standar
Profesi Bidan;
12. Kepmendiknas RI No 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi
13. Kepmendiknas RI No 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
14. Kebijakan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional tentang Higher Education Long Terms Strategy (HELTS) tahun 2003-
2010
15. International Confederation of Midwives, Essential Competencies for Basic
Midwifery Practice, 2010

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 9


BAB II
KONSEP KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI BIDAN

A. TERMINOLOGI

1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) serta memiliki kompetensi kualifikasi untuk diregistrasi,
sertifikasi atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan. (Kepmenkes, no 369/2007 tentang Standar Profesi Bidan).
2. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung-jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
3. Kompetensi Bidan adalah kemampuan bidan untuk mengerjakan suatu tugas
dan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan kebidanan
serta sikap kerja.
4. Standar Kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan yang di landasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
5. Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria capaian pembelajaran lulusan
(learning outcome) program tertentu pada pendidikan tinggi yang merupakan
internalisasi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 10


B. KONSEP KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI BIDAN

1. KONSEP KOMPETENSI
Kompetensi menurut SK Mendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung-jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu yaitu:
 Landasan kepribadian.
 Penguasaan ilmu dan keterampilan.
 Kemampuan berkarya.
 Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian ber-
dasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
 Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
pilihan keahlian dalam berkarya.
Kompetensi terdirti dari elemen – elemen kompetensi yang tergambar pada
gambar berikut ini:

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 11


Keterangan:
a) Profil
Profil bidan di Indonesia merupakan tampilan kinerja bidan pada
area pelayanan kebidanan yaitu mencakup sebagai pemberi
asuhan (care provider), pengambil keputusan (decision maker),
komunikator (communicator), penggerak peran serta masyarakat
(community leader), dan manajer (manager).

b) Area kompetensi
Area kompetensi adalah sejumlah/keseluruhan kompetensi baku
yang diperlu-kan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan tertentu
suatu bidang keahlian. Area kompetensi bidan adalah keseluruhan
kompetensi yang harus dimiliki bidan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan yaitu : Etik legal dan keselamatan pasien,
Komunikasi efektif, Pengembangan diri dan profesionalisme,
Landasan ilmiah ilmu kebidanan, Keterampilan klinis dalam
praktik kebidanan , Promosi kesehatan dan konseling, Manajemen
dan kepemimpinan
c) Komponen kompetensi
Komponen kompetensi merupakan jabaran fungsi tugas/pekerjaan
yang mendukung tercapainya keseluruhan kompetensi, dan diuraikan
lebih spesifik menjadi unit kompetensi
d) Elemen kompetensi (Sub Kompetensi)
Elemen kompetensi merupakan sejumlah sub-fungsi tugas/pekerjaan
bidan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan
merupakan aktivitas yang dapat diukur dan diamati, yang meliputi
ranah pengetahuan, keterampilan, dan afektif.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 12


e) Kriteria Kinerja (Performances Criteria)
Kriteria kinerja adalah kemampuan bidan yang dapat diukur dalam
menunjukkan kinerjanya sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditentukan oleh profesi berdasarkan undang-undang atau
peraturan yang berlaku.

Setiap elemen kompetensi dianalisis apakah mengandung satu atau


lebih dari lima elemen kompetensi tersebut.

2. KONSEP KOMPETENSI BIDAN


Menurut Sally Pairman (2008) “Competence integrates a combination of
knowledge, attitudes and skills within particular practices context.
Competence is context specific and relational. It brings together the attributes
and abilities of the individual and the performances of task (or midwifery
actions) within each practices situation”. (Kompetensi memadukan suatu
kombinasi antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam situasi praktik
tertentu. Kompetensi merupakan hubungan yang spesifik dan saling terkait.
Kompetensi menyatukan atribut-atribut dan kemampuan individual serta
penampilan kinerjanya/tindakan kebidanan dalam setiap situasi praktik). Ciri
khusus kompetensi profesi ditentukan oleh body of knowledge dari profesi
tersebut. Body of knowledge profesi bidan dan bagan area asuhan kebidanan
sebagian besar adalah area fisiologis seperti yang terlihat dalam bagan di
bawah ini:

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 13


Body of Knowledge dan Disiplin Ilmu Kebidanan
( Mason,John,2003 ; Modifikasi Pokja IBI & AIPKIND,2009)

CHILDBEARING and
CHILDREARING

Keterangan gambar:
Asuhan kebidanan berfokus pada siklus kehidupan perempuan yang normal
dan alamiah dengan “childbearing (proses kelahiran)” dan “childrearing
(proses pengasuhan anak)” sebagai intinya. Siklus kehidupan Perempuan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ekologi manusia, reproduksi dan
perkembangan biologis, ilmu-ilmu sosial dan perilaku. Ketiga faktor tersebut
juga saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk berbagai
interaksi yang kompleks dalam mempengaruhi siklus kehidupan ini, seperti
interaksi antara peristiwa biologis dalam tubuh dengan lingkungan eksternal.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 14


3. KONSEP FILOSOFI KEBIDANAN
Konsep Filosofi Kebidanan menggambarkan keunikan seorang bidan dalam
mempromosikan kesehatan perempuan dan keluarganya. Meliputi :
a. Melakukan partnership dengan perempuan untuk mempromosikan
kesehatan diri, kesehatan ibu, bayi dan keluarga
b. Menghargai martabat manusia dan perempuan sebagai individu dengan
hak asasinya
c. Melakukan advokasi kepada perempuan supaya suara mereka didengar
d. Memiliki sensitifitas budaya, termasuk bekerja sama dengan perempuan
dan petugas kesehatan lain untuk mengatasi kebiasaan budaya pada
praktik yang merugikan kesehatan perempuan dan bayi
e. Berfokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, yang
meyakini bahwa kehamilan merupakan sesuatu yang normal dalam
kehidupan

4. RUANG LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN


Ruang lingkup praktik bidan yang digunakan dalam dokumen ini dibuat
dengan merujuk definisi bidan ICM yang menjelaskan bahwa bidan adalah
profesional yang responsible dan akuntabel, bekerja bermitra dengan
perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan
nasihat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, memimpin persalinan
dengan tanggungjawabnya sendiri, dan memberikan asuhan pada bayi baru
lahir dan bayi.

Asuhan tersebut termasuk tindakan pencegahan, mempromosikan kelahiran


normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, mengakses asuhan atau
bantuan yang diperlukan dan melakukan tindakan kegawatdaruratan.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 15


Bidan berperan penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya bagi perempuan, tetapi juga keluarga dan komunitas. Tugas ini harus
dilakukan pada pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua dan
dapat pula meluas pada kesehatan perempuan, seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan pada anak.
Bidan dapat berpraktik diberbagai seting pelayanan termasuk dirumah,
komunitas, Rumah Sakit, Klinik atau Unit – unit kesehatan.

5. KONSEP STANDAR KOMPETENSI


Standar memberikan pengertian sebagai pernyataan eksplisit tentang kualitas
minimal yang diharapkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Konsep
Standar Kompetensi Bidan yang disusun berdasarkan pada kesepakatan
bersama dari berbagai pihak terkait yaitu IBI, AIPKIND, Praktisi bidan,
Kementrian Kesehatan, Kementrian Pendidikan Nasional, pihak penyelenggara
pendidikan dan perempuan sebagai penerima layanan. Kesepakatan ini
selanjutnya akan disahkan oleh PP-IBI. Standar Kompetensi disusun melalui
pengorganisasian kompetensi berdasarkan pendekatan yang bersifat umum
ke yang bersifat khusus/spesifik yaitu profil, kompetensi utama, kompetensi
penunjang dan Kriteria Kinerja (Performance Criteria). Pengembangan
pernyataan kompetensi (competency statement) diperlukan sebagai usaha
untuk menggambarkan tingkat pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill)
dan sikap (attitude) yang harus dimiliki oleh lulusan bidan.
Profil dan Kompetensi Utama perlu dilengkapi dengan deskripsi untuk
memberikan informasi tentang lingkup dan kedalaman yang akan dicapai.
Kompetensi Penunjang dan Kriteria Kinerja (Performance Criteria) berisikan
pernyataan kompetensi-kompetensi yang diperlukan dengan tingkat
kompetensi (Level of competencies) untuk mencapai kompetensi utama yang
telah ditetapkan. Selanjutnya Kompetensi Penunjang dijabarkan dalam

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 16


Kriteria Kinerja (Performance Criteria) dengan menggunakan analisa
instruksional.
Tingkat kompetensi ditentukan dengan memanfaatkan ranah taxonomy yang
telah dikenal dan dipakai di dunia pendidikan secara terintegrasi, yaitu
Cognitive (C), Psychomotoric (P) dan Afektif (A). Batas minimal tingkat
kompetensi ditentukan berkisar pada tingkat kognitif 1 s/d 6, psikomotor 1
s/d 5, dan afektif 1 s/d 5.  Miller

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 17


BAB III
STANDAR KOMPETENSI PROFESI BIDAN

A. AREA KOMPETENSI BIDAN INDONESIA


Area kompetensi bidan Indonesia meliputi :
Area Kompetensi 1 : Etik legal dan keselamatan pasien
Area kompetensi 2 : Komunikasi efektif
Area kompetensi 3 : Pengembangan diri dan profesionalisme
Area kompetensi 4 : Landasan ilmiah praktek kebidanan
Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
Area kompetensi 6 : Promosi kesehatan dan konseling
Area kompetensi 7 : Manajemen dan kepemimpinan.

B. STANDAR KOMPETENSI PROFESI BIDAN


1. Area Kompetensi 1 : Etik Legal dan Keselamatan Pasien
Kompetensi Inti:
Berperilaku profesional, memiliki etika dan bermoral terhadap isu etik
maupun aspek legal dalam praktik kebidanan yang berorientasi pada
keselamatan ibu, bayi & anak termasuk perempuan dalam konteks keluarga
dan masyarakat.
Komponen Kompetensi:
1.1. Memiliki perilaku professional
Sub Kompetensi:
1.1.1. Menunjukkan sikap profesional sesuai dengan kode etik
kebidanan
1.1.2. Mengembangkan praktik kebidanan dengan berpedoman pada
standar profesi

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 18


1.1.3. Menghargai perempuan dan keluarganya tanpa membedakan
status sosial, budaya, tradisi dan keyakinannya
1.1.4. Mengakui kelebihan orang lain tanpa memandang status social
1.1.5. Menyadari keterbatasan diri, baik sebagai manusia maupun
sebagai bidan
1.1.6. Berperilaku sebagai agen pembaharu bagi perempuan dan
masyarakat, terutama dalam lingkup praktik kebidanan
1.1.7. Menjalin kerjasama sebagai tim kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan perempuan dan masyarakat,
khususnya pelayanan kebidanan
1.1.8. Menghargai budaya multikultural terkait ibu, bayi dan anak
termasuk perempuan dalam konteks keluarga dan masyarakat

1.2. Mematuhi aspek etik-legal dalam praktik kebidanan


Sub Kompetensi :
1.2.1. Menghargai hak azasi manusia khususnya hak perempuan
dalam kesehatan reproduksi.
1.2.2. Mematuhi Undang-undang/Peraturan yang sah dalam
menjalan-kan praktik kebidanan.
1.2.3. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan pelayanan
kebidanan yang dilakukannya.

1.3. Menghargai hak dan privasi perempuan serta keluarganya


Sub Kompetensi :
1.3.1. Menghargai keputusan perempuan terkait dengan kesehatan
reproduksinya.
1.3.2. Menjaga kerahasiaan perempuan dan keluarganya terkait
dengan masalah dan kesehatan reproduksinya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 19


1.3.3. Menghormati martabat perempuan dan keluarganya
1.3.4. Bermitra dengan perempuan dan keluarganya dalam
pengambilan keputusan terhadap kepentingan kesehatan
reproduksinya.

1.4. Menjaga keselamatan pasien dalam praktik kebidanan


Sub Kompetensi :
1.4.1. Memberi pelayanan kebidanan yang aman berpusat pada
kebutuhan kesehatan ibu dan anak.
1.4.2. Membantu perempuan dalam mengambil keputusan mengenai
kesehatan reproduksinya.
1.4.3. Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam mendukung
kesehatan ibu, bayi & anak.
1.4.4. Melakukan deteksi dini dan cepat tanggap terhadap kondisi
yang mengancam kehidupan ibu, bayi & anak

2. Area Kompetensi 2 : Komunikasi efektif


Kompetensi inti :
Mampu berkomunikasi efektif secara verbal dan non-verbal dengan pasien/
perempuan, keluarganya, masyarakat, sesama profesi, antar profesi
kesehatan, dan stakeholder
Komponen Kompetensi:
2.1. Berkomunikasi dengan perempuan dan anggota keluarganya
Sub Kompetensi :
2.1.1. Memberikan salam
2.1.2. Memberikan situasi yang nyaman bagi Perempaun dan
Keluarga untuk dapat mengutarakan
2.1.3. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 20


2.1.4. Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada Perempuan dan Keluarga untuk
menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahannya)
2.1.5. Membangun rasa percaya diri perempuan dan keluarganya
ketika membahas kesehatan reproduksinya
2.1.6. Menggali informasi tentang kondisi kesehatan reproduksi
perempuan.
2.1.7. Mengidentifikasi informasi tentang kondisi kesehatan
reproduksi perempuan.
2.1.8. Memberikan informasi yang akurat kepada perempuan dan
keluarganya tentang kesehatan reproduksinya
2.1.9. Menyimpulkan kembali masalah, kekhawatiran, maupun
harapan Perempuan dan Keluarga
2.1.10. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang
bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu
2.1.11. Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dalam meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu tindakan (Informed
choise dan informed consent)

2.2. Berkomunikasi dengan masyarakat


Sub Kompetensi :
2.2.1. Menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh masyarakat.
2.2.2. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat
2.2.3. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar
masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan
2.2.4. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara
efektif ketika melakukan promosi kesehatan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 21


2.2.5. Melibatkan tokoh masyarakat dalam pemanfaatan sarana dan
prasarana yang dapat menunjang ketercapaian informasi
kesehatan secara luas dan efektif kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.

2.3. Berkomunikasi dengan sesama profesi


Sub Kompetensi :
2.3.1. Menyampaikan informasi yang tepat kepada sejawat mengenai
kondisi pasien baik secara lisan maupun tertulis dengan
mengutamakan kepentingan pasien
2.3.2. Mendiskusikan kasus pasien untuk meningkatkan pelayanan
dan keilmuan dalam praktik kebidanan
2.3.3. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan
benar

2.4. Berkomunikasi dengan profesi lain/tim kesehatan lain


Sub Kompetensi :
2.4.1. Menyampaikan informasi yang relevan tentang kondisi pasien
baik secara lisan maupun tertulis, kepada profesi lain dengan
mengutamakan kepentingan pasien
2.4.2. Menyampaikan informasi kepada profesi lain dalam rangka
kolaborasi untuk memberikan pelayanan/praktik
kebidanan/midwifery
2.4.3. Membangun kerja sama dengan profesi lain dalam rangka
kolaborasi dalam memberikan pelayanan/ praktik kebidanan/
midwifery.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 22


2.5. Berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan (stake holders)
Sub Kompetensi :
2.5.1. Menyampaikan informasi kepada stakeholders sesuai lingkup
kerja bidan
2.5.2. Mendiskusikan kinerja dan kebutuhan bidan yang diharapkan
oleh stakeholders melalui forum komunikasi terpadu
2.5.3. Melakukan advokasi kepada stakeholders.

3. Area kompetensi 3: Pengembangan diri dan profesionalisme


KOMPETENSI INTI :
Mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
terkini, menyadari keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kebidanan serta
menjunjung tinggi komitmen terhadap profesi bidan.
Komponen Kompetensi:
3.1. Bersikap mawas diri
Sub Kompetensi :
3.1.1. Menyesuaikan keterbatasan kemampuan yang berkaitan
dengan praktik kebidanan
3.1.2. Mendemonstrasikan kecerdasan spiritual dan emosional
3.1.3. Menerima kritikan yang membangun praktik kebidanan
3.1.4. Membina hubungan interpersonal dalam lingkungan praktik
kebidanan
3.1.5. Melakukan refleksi terhadap pengalaman praktek pelayanan
kebidanan yang telah dilakukan

3.2. Belajar sepanjang hayat


Sub Kompetensi :
3.2.1. Mengatur kebutuhan belajar dirinya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 23


3.2.2. Menggunakan keilmuan terkini yang menunjang praktik
kebidanan
3.2.3. Menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk
pengembangan profesionalismenya.
3.2.4. Memilih informasi dari berbagai sumber untuk pengembangan
profesi kebidanan.
3.2.5. Mengkritisi literatur dan relevansinya dengan praktik kebidanan
berdasarkan evidence based

3.3. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan kebidanan sesuai


dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Sub Kompetensi :
3.3.1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam Praktek
kebidanan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi terkini.
3.3.2. Mengidentifikasi kesenjangan penerapan ilmu kebidanan dalam
praktik.
3.3.3. Merumuskan jawaban atas kesenjangan penerapan ilmu
kebidanan dalam praktik

3.4. Melakukan pengembangan diri sebagai bidan profesional


Sub Kompetensi :
3.4.1. Berperan aktif dalam organisasi profesi
3.4.2. Mengikuti pendidikan lanjut/ Countinuing Professional
Development (CPD)
3.4.3. Menunjukkan komitmen atas kebijakan yang telah diputuskan
organisasi profesi

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 24


3.4.4. Menggunakan ilmu dan pengalaman kebidanan yang
dimilikinya untuk pengembangan profesi

4. Area kompetensi 4: Landasan ilmiah praktek kebidanan


Kompetensi Inti :
Bidan memiliki pengetahuan tentang ilmu biomedik, ilmu kebidanan,
neonatologi, ilmu sosial, ilmu kesehatan masyarakat, biokimia, fisika
kesehatan, bioetik, humaniora dan ilmu perilaku untuk mempersiapkan dan
memberikan asuhan prekonsepsi, selama kehamilan, persalinan, nifas,
menyusui, bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana dalam rangka mencapai kualitas kesehatan ibu, bayi dan balita
yang optimal.

Komponen Kompetensi:
4.1. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas tinggi dan pendidikan kesehatan yang
tanggap budaya dalam upaya mempromosikan kehidupan keluarga yang
sehat, dalam masa remaja, perencanaan kehamilan dan menjadi orang
tua serta klimakterium
Sub Kompetensi :
4.1.1. Menganalisa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
berhubungan dengan organ seksual dan perkembangan
seksualitas
4.1.2. Menghubungkan ilmu anatomi dan fisiologi perempuan dan
laki-laki tentang konsepsi dan reproduksi
4.1.3. Menganalisis norma budaya dan praktek yang berhubungan
dengan seksualitas, perkawinan dan perempuan pada masa
reproduksi.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 25


4.1.4. Menganalisis data yang relevan dan terkait dengan riwayat
kesehatan, keluarga dan genetik.
4.1.5. Menganalisis hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
penunjang untuk memastikan apakah ibu dalam kondisi sehat
untuk hamil.
4.1.6. Merancang pendidikan kesehatan yang terkait dengan
kesehatan seksual dan reproduksi (penyakit menular seksual,
HIV) serta alat kontrasepsi.
4.1.7. Menganalisis kriteria kelayakan penggunaan metode
kontrasepsi, termasuk jangka waktu yang sesuai dalam
penggunaan kontrasepsi.
4.1.8. Menganalisis prinsip dasar farmakokinetika dan
farmakodinamika obat-obatan kontrasepsi.
4.1.9. Membandingkan metode kontrasepsi sederhana, termasuk
barrier, steroid, mekanik, kimia dan pembedahan, cara kerja,
indikasi, manfaat dan risiko.
4.1.10. Memilih metode dan strategi untuk memfasilitasi perempuan
dan/atau pasangan dalam membuat keputusan pemilihan
metode kontrasepsi
4.1.11. Menganalisis rumor dan mitos yang mempengaruhi
penggunaan alat kontrasepsi
4.1.12. Membedakan tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan
infeksi menular seksual yang sering terjadi
4.1.13. Menganalisis Indikator umum penyakit akut dan kronis ,
spesifik pada daerah yang dapat meyebabkan risiko pada
seorang perempuan hamil dan janinnya (misalnya, HIV, TB,
malaria, gondok) serta proses rujukan untuk penilaian lebih

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 26


lanjut dan pencegahan terhadap kemungkinan perluasan
penyakit
4.1.14. Menganalisis Indikator dan metode untuk memberikan
konseling dan rujukan pada kasus dengan masalah seksual,
kekerasan gender, kekerasan emosional dan penelantaran
4.1.15. Menganalisis metode skrining untuk kanker serviks, (misalnya,
inspeksi visual dengan asam asetat [IVA], Pap test, dan
kolposkopi)
4.1.16. Menganalisis metode pemeriksaan kemungkinan infeksi saluran
reproduksi dan keganasan yang dapat terjadi pada perempuan
4.1.17. Menganalisis pemeriksaan diagnostik kemungkinan keganasan
pada payudara
4.1.18. Menjelaskan kebutuhan tindakan yang dibutuhkan perempuan
dengan permasalahan kesehatan reproduksi (insersi pesarium,
Electro-or-crycoagulation serviks, Laparoscopy terapeutik)

4.2. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat memberikan


pelayanan antenatal yang berkualitas guna memaksimalkan kesehatan
selama kehamilan termasuk deteksi dini dan penanganan pra rujukan
atau rujukan pada komplikasi tertentu.
Sub Kompetensi :
4.2.1. Menganalisis anatomi, fisiologi dan adaptasi fisik serta
psikososial dalam masa kehamilan yang bervariasi.
4.2.2. Menjelaskan siklus menstruasi, dan proses konsepsi
4.2.3. Menganalisis tanda dan gejala kehamilan
4.2.4. Membandingkan berbagai tehnik pemeriksaan untuk
memastikan kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 27


4.2.5. Menganalisis metode - metode untuk diagnosis kelainan
kehamilan
4.2.6. Membandingkan berbagai tehnik untuk perkiraan usia
kehamilan
4.2.7. Mengeksplorasi komponen riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik secara komprehensif, variatif dan terfokus sesuai
kebutuhan, pada setiap kunjungan kehamilan
4.2.8. Menganalisis hasil tes laboratorium sesuai dengan kebutuhan
(misalnya HB, tes urine untuk pemeriksaan reduksi,
albumin/protein, aseton, bakteri).
4.2.9. Menganalisis hasil USG dan CTG
4.2.10. Menganalisis kebutuhan tindakan amniosintesis dan biopsi
chorion
4.2.11. Menganalisis konsep pemeriksaan panggul dalam, pada
kehamilan aterm
4.2.12. Menganalisis perkembangan normal kehamilan: perubahan
fisik dan psikososial, ketidaknyamanan umum dan pembesaran
fundus sesuai usia kehamilan
4.2.13. Menganalisis implikasi penyimpangan kehamilan, termasuk
pertumbuhan janin terhambat, oligo dan polihidramnion, janin
lebih dari satu.
4.2.14. Mengkategorikan faktor risiko pada janin yang memerlukan
rujukan ibu hamil ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
sebelum terjadi persalinan dan kelahiran.
4.2.15. Menganalisis adaptasi psikologis pada kehamilan, termasuk
indikator stres psikososial, dan dampaknya terhadap kehamilan
ibu dan keluarga.
4.2.16. Menganalisis aspek sosial budaya dalam proses kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 28


4.2.17. Menganalisis aplikasi metode-metode alamiah/non
farmakologis untuk mengurangi ketidaknyamanan selama
kehamilan
4.2.18. Menganalisis kesejahteraan janin selama kehamilan termasuk
detak jantung dan gerakan janin
4.2.19. Menghitung kebutuhan gizi (macro dan micronutrient) bagi
perempuan hamil
4.2.20. Menganalisis konsep pendidikan kesehatan dalam kehamilan
4.2.21. Menganalisis prinsip dasar Farmakologi obat emergensi,
uterotonika, suplemen, antibiotik, vaksin dan obat/alat
kontrasepsi sesuai dengan kondisi ibu
4.2.22. Menganalisis dampak merokok, penyalahgunaan alkohol, napza
dan penggunaan herbal pada ibu hamil dan janin.
4.2.23. Menganalisis manajemen pelaksanaan Kelas antenatal
(Persiapan persalinan, kesiapan menghadapi
kegawatdaruratan, promosi kesehatan, persiapan laktasi &
persiapan menjadi orangtua) di tingkat pelayanan primer di
masyarakat
4.2.24. Memformulasikan Perencanaan persalinan bersama dengan ibu
dan keluarga
4.2.25. Merancang pendidikan persiapan menjadi orang tua dan
persiapan keluarga menyambut kelahiran bayi sesuai dengan
kebutuhan ibu dan keluarga
4.2.26. Menganalisis tanda dan gejala awal persalinan termasuk
persepsi perempuan dan gejala antara persalinan pasti dan
palsu (true labour dan false labour)
4.2.27. Membandingkan berbagai teknik relaksasi untuk mengatasi
nyeri selama proses persalinan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 29


4.2.28. Menganalisis tanda, gejala dan dampak yang mungkin terjadi
pada kondisi yang mengancam jiwa perempuan hamil dan/atau
janinnya (misalnya, pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan
pevaginam, persalinan prematur, anemia berat, incompabilitas-
kelainan darah, PMS, dll)
4.2.29. Merancang dukungan untuk perempuan hamil dengan
Hepatitis B dan HIV-positif termasuk langkah-langkah untuk
mencegah penularan ibu-ke-bayi (PMTCT) termasuk pilihan
pemberian ASI.
4.2.30. Merencanakan penanganan awal pada kondisi-kondisi ibu
hamil yang membutuhkan konsultasi, kolaborasi dan rujukan
4.2.31. Merencanakan Langkah-langkah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit endemic yang dapat mempengaruhi
kehamilan (misalnya : AIDS, TBC, Malaria, Gondok, Cacingan
dll)
4.2.32. Menganalisis pemberian obat penyakit endemik yang dapat
mempengaruhi kehamilan.
4.2.33. Merencanakan Langkah-langkah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit (misalnya : AIDS, TBC, Malaria, Gondok,
Cacingan dll) dalam kehamilan
4.2.34. Merancang langkah-langkah persiapan strategis untuk
membantu ibu hamil dan keluarga untuk mempersiapkan
proses laktasi
4.2.35. Mengidentifikasi penyakit yang dapat dipengaruhi dan
mempengaruhi kehamilan
4.2.36. Merencanakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
untuk meningkatkan kualitas kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 30


4.2.37. Merencanakan upaya preventiv untuk kesiapsiagaan
menghadapi komplikasi.
4.2.38. Menganalisis kebutuhan kunjungan rumah pada ibu hamil
dengan kebutuhan khusus di masyarakat

4.3. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan


yang berkualitas dan tanggap budaya selama persalinan, menolong
persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman serta menangani situasi
kegawatdaruratan untuk memaksimalkan kesehatan ibu dan bayi
Sub Kompetensi :
4.3.1. Menganalisis proses fisiologis dan adaptasi ibu dan janin pada
proses persalinan
4.3.2. Menilai aspek sosial budaya dalam persalinan dan kelahiran
4.3.3. Menganalisis tentang proses kemajuan persalinan dan kemungkinan
penyimpangannya
4.3.4. Menganalisis metode dan alat pemantau kesejahteraan ibu dan Janin
serta kemajuan persalinan
4.3.5. Menganalisis Indikator induksi persalinan dan perbaikan kontraksi
rahim
4.3.6. Menganalisis proses dan hasil pemeriksaan obstetri (penilaian
serviks, dilatasi, membran, presentasi janin & penurunan bagian
terendah janin)
4.3.7. Merencanakan dukungan pada ibu dan keluarga selama persalinan
termasuk metode non farmakologi untuk pengurangan nyeri
persalinan
4.3.8. Menjelaskan obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi
nyeri persalinan, termasuk faktor resiko, kerugian, dan efeknya
pada persalinan fisiologis
4.3.9. Menganalisis tanda dan gejala komplikasi persalinan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 31


4.3.10. Menilai berbagai tekhnik pencegahan trauma dasar panggul
dan robekan jalan lahir
4.3.11. Menganalisis konsep Episiotomi selective
4.3.12. Menganalisis konsep dan manfaat IMD bagi ibu dan bayi
4.3.13. Menganalisi manajemen fisiologis dan manajemen aktif kala III
4.3.14. Menganalisis tekhnik penjahitan episiotomi dan robekan jalan
lahir
4.3.15. Menganalisis kondisi kegawatdaruratan persalinan yang
membutuhkan konsultasi, kolaborasi dan atau rujukan
4.3.16. Menganalisis konsep persalinan dirumah sesuai kebutuhan ibu

4.4. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam memberikan


asuhan yang komprehensif berkualitas pada ibu nifas dan tanggap
budaya
Sub Kompetensi :
4.4.1. Menganalisis konsep fisiologis pada ibu nifas
4.4.2. Menganalisis aspek sosial budaya yang terkait masa nifas
4.4.3. Merancang strategi-strategi pemenuhan kebutuhan ibu nifas
4.4.4. Merancang strategi pencegahan dan penanganan keluhan
umum yang berhubungan dengan laktasi
4.4.5. Menganalisis konsep Menyusui
4.4.6. Memformulasi kegiatan yang mendukung proses parenting dan
bonding attachment orang tua dan bayi
4.4.7. Menganalisis komplikasi yang dapat terjadi pada ibu nifas
4.4.8. Merancang dukungan bagi ibu nifas dan keluarganya yang
mengalami duka/kehilangan (kematian ibu / bayi, keguguran,
IUFD, premature, kelainan congenital, Sectio sesaria,
histerektomi)

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 32


4.4.9. Merancang upaya pencegahan penularan HIV, TBC, hepatitis B
dan C dari ibu ke anak pada masa nifas
4.4.10. Membandingkan metode keluarga berencana yang dapat
digunakan pada masa nifas (MAL, pil progestin)
4.4.11. Merancang asuhan kebidanan pada ibu dengan Paska Seksio
Sesaria
4.4.12. Merancang pelayanan nifas di komunitas (termasuk homecare)
bagi perempuan dan keluarganya dan cara mengakses
pelayanan tersebut.

4.5. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam memberikan


pelayanan kebidanan komprehensif yang berkualitas pada bayi baru
lahir, Bayi dan balita
Sub Kompetensi :
4.5.1. Menganalisa perubahan fisiologis dan adaptasi fisik dan
psikologis bayi baru lahir yang bervariasi
4.5.2. Menganalisis tekhnik pemeriksaan fisik dan penilaian usia
gestasi pada bayi baru lahir
4.5.3. Menganalisis kebutuhan dasar bayi baru lahir
4.5.4. Menganalisis berbagai teknik/metode mempertahankan
kehangatan bayi baru lahir, termasuk kontak kulit dengan kulit
(metode kangguru)
4.5.5. Membandingkan karakteristik bayi lahir sehat, BBLR dan
bermasalah serta kebutuhannya
4.5.6. Menganalisis penanganan terhadap bayi lahir sehat, BBLR dan
bayi bermasalah

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 33


4.5.7. Merancang stimulasi, deteksi dini dan intervensi yang tepat
bersama ibu dan keluarga untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita yang optimal
4.5.8. Menganalisis kelainan tertentu dan masalah pada bayi, bayi
baru lahir, bayi dan balita
4.5.9. Menganalisis asuhan pada bayi, bayi baru lahir, bayi dan balita
4.5.10. Menganalisis kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit pada bayi baru lahir, bayi dan balita
4.5.11. Menganalisis upaya pencegahan penyakit pada bayi baru lahir,
bayi dan balita termasuk imunisasi
4.5.12. Menganalisis tradisi dan budaya yang berkaitan dengan asuhan
bayi baru lahir, bayi dan balita
4.5.13. Menganalisis kebutuhan nutrisi dan pilihan pemberian
makanan pada bayi baru lahir, bayi dan balita (termasuk BBL
yang lahir dari ibu HIV positif)
4.5.14. Menganalisis tanda dan gejala komplikasi bayi baru lahir, bayi
dan balita
4.5.15. Menganalisis konsep pelayanan asuhan neonatal (homecare)
bagi neonatal dan keluarganya dan cara mengakses pelayanan
tersebut.

4.6. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat memberikan


asuhan pada perempuan yang mengalami terminasi kehamilan atau
keguguran sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku
Sub Kompetensi :
4.6.1. Menganalisis jenis-jenis abortus dan penatalaksanaan abortus
sesuai kewenangan bidan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 34


4.6.2. Menganalisis kebijakan, hukum regulasi dan protokol, yang
berkaitan dengan aborsi.
4.6.3. Menganalisis faktor – faktor yang diperlukan dalam mengambil
keputusan berkaitan dengan kehamilan yang tidak
direncanakan dan tidak disadari.
4.6.4. Memilih metode kontrasepsi yang tepat untuk periode paska
aborsi.
4.6.5. Menganalisis persyaratan medis yang harus dipenuhi dalam
membuat keputusan mengakhiri kehamilan
4.6.6. Merancang asuhan pasca keguguran
4.6.7. Menganalisis proses involusi uterus, pemulihan fisik dan emosi
pasca keguguran
4.6.8. Menganalisis tanda dan gejala sub involusi dan/atau abortus
inkomplit
4.6.9. Menganalisis tanda dan gejala komplikasi keguguran serta
kondisi yang mengancam jiwa

5. Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan


Kompetensi Inti :
Bidan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu
kebidanan/midwifery dan ilmu lain yang menunjang dalam memberikan
asuhan kebidanan yang tepat kepada perempuan sepanjang siklus
reproduksinya, bayi, balita, anak usia prasekolah dengan melibatkan keluarga
dan masyarakat
Komponen Kompetensi:
5.1. Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif dan
tanggap budaya dalam upaya mempromosikan kehidupan keluarga yang

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 35


sehat dalam masa remaja, prakonsepsi, masa antara, perencanaan
kehamilan dan persiapan menjadi orang tua serta lanjut usia
Sub Kompetensi :
5.1.1. Mengumpulkan data yang memberikan informasi tentang
riwayat kebidanan/midwifery dan kesiapan calon ibu dan
keluarga untuk merencanakan kehamilan yang sehat dan
persiapan menjadi orang tua
5.1.2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang berfokus pada kondisi
perempuan
5.1.3. Melaksanakan konseling prakonsepsi, perencanaan kehamilan
dan persiapan menjadi orang tua berdasarkan situasi serta
kebutuhan perempuan dengan melibatkan perempuan dan
keluarga
5.1.4. Melaksanakan KIE kesehatan reproduksi siklus kehidupan
perempuan
5.1.5. Memberikan Imunisasi pada perempuan sesuai kewenangan
5.1.6. Melaksanakan konseling pra nikah
5.1.7. Melakukan pemeriksaan fisik, skrining, deteksi dini dan
intervensi tumbuh kembang
5.1.8. Mengembangkan kegiatan pendidikan reproduksi bagi pendidik
sebaya dan konselor sebaya
5.1.9. Menginterpretasikan hasil tes/pemeriksaan laboratorium
kesehatan umum
5.1.10. Menentukan tes/skrining yang relevan untuk persiapan
kehamilan sehat contohnya Pemeriksaan Darah Rutin, Urine
Rutin, TORCH, Rhesus dll
5.1.11. Melakukan skrining untuk kanker serviks dengan inspeksi visual
asam asetat (IVA)

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 36


5.1.12. Merencanakan konseling berdasarkan interpretasi hasil
tes/skrining
5.1.13. Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling pada
perempuan Hepatitis B atau C dan HIV positif yang
berkeinginan hamil
5.1.14. Melaksanakan konseling keluarga berencana (KB)
5.1.15. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi pil, kondom dan KB
alamiah
5.1.16. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi suntik
5.1.17. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi AKDR
5.1.18. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi AKBK
5.1.19. Memberikan pelayanan kontrasepsi darurat
5.1.20. Melakukan asuhan pre dan pasca kontrasepsi mantap
5.1.21. Merancang asuhan pre dan post laparaskopi
5.1.22. Melakukan Insersi & ekstraksi IUD tanpa komplikasi
5.1.23. Melakukan pemasangan dan pencabutan AKBK tanpa
komplikasi
5.1.24. Membuat permintaan obat kontrasepsi darurat, menyimpan
dan memberikan kontrasepsi darurat sesuai kewenangan,
kebijakan lokal, protokol, peraturan dan hukum
5.1.25. Melakukan persiapan pemeriksaan tambahan untuk fertilitas;
penilaian hasil pemerisaan semen, kurva temperatur basal,
instruksi penilaian hasil, pemeriksaan mucus serviks, tes fern,
uji pasca coitus, histerosalfingografi, hidrotubasi, inseminasi
artificial.
5.1.26. Melakukan persiapan pemeriksaan laboratorium untuk kasus
infertilitas; penilaian hasil pemerisaan semen, kurva

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 37


temperatur basal, instruksi penilaian hasil, pemeriksaan mucus
serviks, tes fern, uji pasca coitus.
5.1.27. Menganalisis hasil pemeriksaan darah rutin, urine rutin, TORCH,
hepatitis, aids, TBC dan Malaria
5.1.28. Melakukan skrining untuk kanker serviks dengan inspeksi visual
asam asetat (IVA)
5.1.29. Melakukan pengambilan sampel uji sitologi serviks (Pap smear)
5.1.30. Melakukan konsultasi, kolaborasi dan rujukan pada perempuan
yang mengalami efek samping

5.2. Bidan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memberikan


pelayanan antenatal care (ANC) komprehensif guna memaksimalkan
kesehatan perempuan selama kehamilan
Sub Kompetensi:
5.2.1. mengumpulkan data yang memberikan informasi tentang
kesehatan ibu hamil pada kunjungan awal dan kunjungan ulang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
5.2.2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu hamil
sesuai kebutuhan ibu dan keluarga
5.2.3. Melakukan palpasi abdominal untuk mengukur tinggi fundus
uteri, letak, posisi, presentasi dan gerakan janin
5.2.4. Menilai pertumbuhan janin melalui palpasi abdominal
5.2.5. Melakukan pemeriksaan detak jantung janin dengan Leannec,
Doppler atau CTG
5.2.6. Menganalisis hasil pemeriksaan detak jantung janin
5.2.7. Melakukan Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) jika ada
indikasi selama kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 38


5.2.8. Menentukan usia kehamilan berdasarkan beberapa data hasil
pemeriksaan
5.2.9. Menghitung perkiraan tanggal kelahiran
5.2.10. Melaksanakan konseling tentang kebutuhan gizi ibu hamil yang
sesuai dengan perkembangan kehamilan serta
kondisi/kebutuhan perempuan
5.2.11. Merancang kebutuhan gizi ibu hamil sesuai dengan
perkembangan kehamilan serta kondisi/kebutuhan
perempuan
5.2.12. Mengidentifikasi gizi kurang dan atau tidak memadai selama
kehamilan
5.2.13. Melakukan intervensi yang tepat pada gizi kurang dan atau
tidak memadai selama kehamilan
5.2.14. Memberikan pendidikan kesehatan pada perempuan, keluarga,
dan masyarakat tentang perkembangan kehamilan, gejala dan
tanda bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika terdapat
tanda bahaya
5.2.15. Mengelola panduan menghadapi permasalahan (anticipatory
guidance) untuk mengurangi ketidaknyamanan umum selama
kehamilan
5.2.16. Mendemonstrasikan dengan lengkap langkah-langkah untuk
mengurangi ketidaknyamanan umum selama kehamilan.
5.2.17. Memberikan bimbingan pada perempuan dan keluarga untuk
persiapan persalinan dan kelahiran
5.2.18. Mengidentifikasi pembesaran uterus yang tidak sesuai umur
kehamilan, (dicurigai oligo atau polihidramnion, kehamilan
mola, kehamilan ganda dan IUGR)

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 39


5.2.19. Mengidentifikasi adanya hipertensi dan preeklamsia pada
kehamilan
5.2.20. Mengidentifikasi penyebab perdarahan per vaginam selama
kehamilan
5.2.21. Merancang intervensi yang tepat pada perdarahan pervaginam
selama kehamilan sesuai kewenangan
5.2.22. Melakukan penanganan pada kehamilan aterm dengan
kelainan letak/ malpresentasi
5.2.23. Melakukan penanganan Kematian janin intrauterine
5.2.24. Mengidentifikasi Ketuban pecah sebelum waktu (KPSW) dan
Ketuban Pecah Dini (KPD)
5.2.25. Melakukan intervensi yang tepat pada ibu hamil dengan
KPSW/KPD
5.2.26. Mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko terkena HIV /AIDS,
5.2.27. Mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko terkena hepatitis B
dan C
5.2.28. Melakukan penanganan awal, stabilisasi prarujukan dan
rujukan pada ibu hamil dengan kasus kegawatdaruratan sesuai
dengan kewenangan
5.2.29. Melakukan rujukan yang tepat pada kondisi kasus-kasus
kehamilan dengan komplikasi
5.2.30. Merancang pendidikan kesehatan dan konseling pada ibu
hamil, ibu dengan kehamilan yang dicurigai bermasalah dan
berisiko.
5.2.31. Mengelola Kelas Antenatal dan persiapan menjadi orangtua
(parent craft education) termasuk Persiapan persalinan,
kesiapan menghadapi kegawatdaruratan, promosi kesehatan,
persiapan laktasi

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 40


5.2.32. Melakukan USG untuk mendeteksi kelainan letak janin dan
plasenta
5.2.33. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan USG dengan kelainan
letak janin dan plasenta
5.2.34. Membuat permintaan pemeriksaan USG kepada obstetri
ginekologi
5.2.35. Melakukan CTG
5.2.36. Menginterpretasikan hasil CTG
5.2.37. Menginterpretasi hasil NST
5.2.38. Meninterpretasikan hasil amniosintesis
5.2.39. Meninterpretasikan hasil biopsi korion
5.2.40. Melakukan resusitasi kardiopulomonary pada wanita hamil
5.2.41. Melakukan Vena Seksi

5.3. Bidan memberikan asuhan komprehensif yang berkualitas pada ibu


bersalin
Sub Kompetensi:
5.3.1. Menganalisis data yang memberikan informasi tentang
kesehatan ibu bersalin sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
ibu bersalin dan keluarganya
5.3.2. Melakukan pemeriksaan fisik terfokus dalam persalinan sesuai
perkembangan kemajuan persalinan serta kebutuhan ibu dan
keluarga
5.3.3. Menganalisis hasil pemeriksaan untuk mengetahui posisi,
kesejahteraan janin, kemajuan persalinan dan komplikasi
persalinan
5.3.4. Menganalisis partograf untuk memastikan kemajuan
persalinan, kesejahteraan ibu dan janin

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 41


5.3.5. Memberikan dukungan fisik, psikologis dalam persalinan
normal pada perempuan dan keluarga
5.3.6. Memberikan asuhan ibu pada masa Kala I persalinan
5.3.7. Memfasilitasi kehadiran pendamping selama persalinan dan
kelahiran
5.3.8. Memberikan hidrasi, nutrisi yang adekuat selama persalinan
5.3.9. Melaksanakan teknik mengurangi nyeri secara non farmakologi
selama persalinan dan kelahiran
5.3.10. Melakukan pertolongan persalinan Kala II
5.3.11. Melakukan intervensi yang dibutuhkan dalam penyelamatan
jiwa pada kasus kegawatdaruratan persalinan
5.3.12. Melakukan anestesi lokal perineum ketika melakukan
episiotomi
5.3.13. Melakukan episiotomi
5.3.14. Melakukan anestesi lokal pada saat penjahitan perineum
5.3.15. Melakukan penjahitan luka perineum derajat 2 dan 3
5.3.16. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat sesuai
dengan keadaan ibu dan perkembangan ilmu pengetahuan
5.3.17. Melakukan penanganan segera pada kasus kegawatdaruratan
kebidanan untuk menyelamatkan janin sebelum dilakukan
tindakan medis atau melakukan rujukan
5.3.18. Melakukan manuver pada kasus lilitan tali pusat pada leher
bayi saat kelahiran sesuai kebutuhan penyelamatan bayi
5.3.19. Melakukan manajemen fisiologis kala III sesuai keadaan pasien
5.3.20. Melakukan manajemen aktif kala III sesuai keadaan pasien
5.3.21. Mengidentifikasi kelainan plasenta
5.3.22. Melakukan teknik/manuver untuk mempertahankan kontraksi
uterus

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 42


5.3.23. Melakukan IMD dalam proses bounding attachment bersama
ibu dan keluarga
5.3.24. Menilai jumlah pengeluaran darah pervaginam
5.3.25. Menilai laserasi vagina dan serviks
5.3.26. Melakukan penjahitan luka perineum atau vagina derajat 1, 2
dan 3
5.3.27. Melaksanakan penanganan perdarahan postpartum sesuai
dengan kebutuhan
5.3.28. Melakukan pengelolaan awal kegawatdaruratan persalinan
sesuai dengan kewenangan dan prosedur
5.3.29. Melakukan manual plasenta
5.3.30. Melakukan ekstraksi vakum pada kepala di dasar panggul
5.3.31. Menolong persalinan sungsang pada multigravida dengan
ketentuan berat badan ≤ 3000 kg, tidak ada komplikasi
persalinan pada ibu dan janin dan dalam kondisi gawat darurat
5.3.32. Melakukan pendampingan pada pasien dengan operasi Seksio
Sesarian
5.3.33. Melakukan penanganan pasien syok
5.3.34. Melakukan manuver tangan pada kelahiran presentasi puncak
kepala
5.3.35. Melakukan manuver tangan pada kelahiran dengan presentasi
muka dan/atau bokong
5.3.36. Melakukan penanganan kelainan letak/malpresenstasi pada
kehamilan aterm
5.3.37. Menilaian kesesuaian kapasitas panggul dengan berat badan
janin pada persalinan sungsang
5.3.38. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sesuai dengan
prasyarat persalinan di rumah dan kondisi pasien

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 43


5.3.39. Melakukan rujukan yang tepat pada kondisi kasus-kasus
persalinan dengan komplikasi
5.3.40. Merancang intervensi yang tepat pada perdarahan pervaginam
selama kehamilan sesuai kewenangan

5.4. Bidan memberikan asuhan komprehensif yang berkualitas pada ibu nifas
Sub Kompetensi:
5.4.1. Merancang teknik pengumpulan data terfokus pada ibu nifas
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
5.4.2. Melakukan pemeriksaan fisik terfokus pada ibu nifas
5.4.3. Memberikan konseling pada ibu nifas dan atau keluarga yang
mengalami kehilangan
5.4.4. Merancang dukungan terhadap ibu menyusui ASI Eksklusif
5.4.5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik
5.4.6. Mendemonstrasikan cara memerah ASI pada Ibu nifas dan cara
menyimpan asi
5.4.7. Merancang pengelolaan ASI perah sesuai kondisi dan
kebutuhan ibu dan keluarga
5.4.8. Mengajarkan ibu cara mengatasi masalah yang biasa/ lazim
terjadi pada masa menyusui
5.4.9. Melaksanakan konseling pada ibu tentang perawatan diri dan
bayinya, termasuk jika menghadapi tanda dan gejala komplikasi
5.4.10. Melaksanakan konseling tentang seksualitas serta metoda
kontrasepsi setelah melahirkan pada ibu dan/atau keluarganya
5.4.11. Mengidentifikasi komplikasi pada ibu nifas sesuai dengan
kondisi ibu

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 44


5.4.12. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan ibu
nifas termasuk olahraga/senam, nutrisi, mobilisasi, eliminasi,
dan lin-lain
5.4.13. Melakukan home care sesuai kebutuhan ibu nifas
5.4.14. Melakukan penanganan awal, stabilisasi prarujukan dan
rujukan pada ibu nifas sesuai dengan kasus kegawatdaruratan
sesuai dengan kewenangan

5.5. Bidan memberikan asuhan komprehensif yang berkualitas pada bayi


baru lahir, bayi dan balita
Sub Kompetensi:
5.5.1. Melakukan asuhan segera pada bayi baru lahir
5.5.2. Memeriksa kondisi awal bayi baru lahir
5.5.3. Menciptakan lingkungan/kondisi untuk mempertahankan
kehangatan tubuh bayi
5.5.4. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
5.5.5. Menilai kesesuaian gestasi dengan kondisi bayi
5.5.6. Melakukan asuhan rutin bayi baru lahir
5.5.7. Memberikan konseling kepada orang tua mengenai tumbuh
dan kembang bayi baru lahir
5.5.8. Memberikan konseling kepada orang tua tentang tanda bahaya
pada bayi baru lahir dan tindakan untuk mengatasinya
(antisipatory guindance)
5.5.9. Melakukan konseling makanan pendamping ASI
5.5.10. Memberikan dukungan kepada orang tua yang mengalami
proses kehilangan dan kesedihan
5.5.11. Memberikan dukungan dan konseling kepada orang tua yang
memiliki bayi kembar dan kebutuhan khusus

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 45


5.5.12. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir dari ibu dengan HIV
positif
5.5.13. Melakukan penilaian tumbuh kembang dan deteksi dini
perkembangan bayi dan balita
5.5.14. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada bayi dan balita
5.5.15. Melakukan home care pada masa neonatus sesuai kebutuhan
5.5.16. Melakukan penanganan awal, stabilisasi prarujukan dan
rujukan pada bayi baru lahir dengan kasus kegawatdaruratan
sesuai dengan kewenangan

5.6. Bidan melakukan asuhan komprehensif yang berkualitas pada


perempuan yang mengalami terminasi kehamilan atau keguguran sesuai
dengan kewenangan
Sub Kompetensi:
5.6.1. Melakukan pengkajian data fokus pada perempuan
5.6.2. Melakukan analisis komplikasi akibat aborsi
5.6.3. Memberikan pelayanan kontrasepsi pasca aborsi
5.6.4. Memeriksa involusi uterus
5.6.5. Melakukan rujukan jika diperlukan
5.6.6. Memberikan konseling kepada perempuan dan keluarga
mengenai seksualitas dan keluarga berencana pasca aborsi
5.6.7. Memberikan konseling kepada ibu tentang tanda bahaya pada
pasca aborsi dan tindakan untuk mengatasinya (antisipatory
guindance)

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 46


6. Area kompetensi 6: Promosi kesehatan dan konseling
Kompetensi Inti
Mampu melakukan promosi kesehatan dan konseling mengenai kesehatan
masyarakat pada umumnya, dan kesehatan perempuan sesuai dengan tahap
perkembangan siklus reproduksinya.
Komponen Kompetensi:
6.1. Mampu mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan reproduksi
pada perempuan, keluarga dan masyarakat
Sub Kompetensi :
6.1.1. Menganalisis masalah kesehatan masyarakat bekerja sama
dengan tokoh masyarakat dan profesi terkait
6.1.2. Mengidentifikasi peran perempuan, keluarga, dan masyarakat
dalam upaya promosi kesehatan.
6.1.3. Menentukan prioritas intervensi promosi kesehatan yang
sesuai dalam rangka peningkatan status kesehatan ibu & bayi,
keluarga dan masyarakat.
6.1.4. Melakukan kerja sama dalam tim dilingkungan kerjanya dalam
promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan perempuan
dan masyarakat.
6.1.5. Menentukan prioritas intervensi promosi kesehatan yang
sesuai dalam rangka peningkatan status kesehatan perempuan
dan sexualitas
6.1.6. Mengembangkan program promosi kesehatan ibu & bayi,
keluarga dan masyarakat.
6.1.7. Menggunakan metode promosi kesehatan dan konseling yang
tepat untuk perencanaan kehamilan yang sehat, persiapan
persalinan dan kelahiran, antisipasi kegawatdaruratan dan
persiapan menjadi orang tua

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 47


6.1.8. Memotivasi keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatannya
6.1.9. Merancang media promosi kesehatan dan konseling untuk
perencanaan kehamilan yang sehat, persiapan persalinan dan
kelahiran, antisipasi kegawatdaruratan dan persiapan menjadi
orang tua.
6.1.10. Memberdayakan komunitas untuk melakukan inisiatif promosi
kesehatan
6.1.11. Mengevaluasi kegiatan promosi kesehatan.
6.1.12. Melakukan kolaborasi secara efektif dengan komunitas,
organisasi, dan sektor-sektor lain

6.2. Mampu mengorganisasikan kegiatan promosi konsep fisiologis/alamiah


dalam siklus kehidupan perempuan
Sub Kompetensi :
6.2.1. Mengorganisir kegiatan promosi konsep fisiologis/alamiah
dalam siklus kehidupan perempuan
6.2.2. Mengembangkan strategi pemberdayaan potensi perempuan
untuk memaksimalkan kemampuan kontrol dirinya
6.2.3. Mengembangkan strategi dukungan yang tepat pada proses
pencapaian peran ibu
6.2.4. Memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk mendukung
keberhasilan pencapaian peran ibu

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 48


6.3. Mengembangkan kegiatan konseling kesehatan reproduksi pada
perempuan
Sub Kompetensi
6.3.1. Mengembangkan potensi perempuan dalam pengambilan
keputusan terkait kesehatan reproduksinya
6.3.2. Mengembangkan metode pendekatan untuk dapat memahami
kondisi, kebutuhan dan masalah perempuan terkait kesehatan
reproduksinya
6.3.3. Merancang kegiatan konseling kesehatan reproduksi pada
perempuan
6.3.4. Mengevaluasi kegiatan konseling kesehatan reproduksi pada
perempuan

7. Area kompetensi 7: Manajemen dan kepemimpinan


Kompetensi Inti:
Mampu merencanakan, mengelola dan mengevaluasi secara komprehensif
sumber daya dibawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan IPTEK untuk
menghasilkan langkah-langkah strategis pengembangan profesi dan
organisasi.
Komponen Kompetensi:
7.1. Mengembangkan teori kepemimpinan dalam pengelolaan sumber daya
kebidanan/midwifery
Sub Kompetensi :
7.1.1. Mengembangkan konsep kepemimpinan dalam pelayanan dan
praktek kebidanan/midwifery sebagai model peran dan mentor
7.1.2. Merancang alternatif pemecahan masalah dalam pelayanan
dan praktek kebidanan/midwifery

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 49


7.1.3. Merencanakan keputusan strategis dalam pelayanan dan
praktek kebidanan/midwifery.
7.1.4. Mengelola pelayanan kebidanan/midwifery secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
7.1.5. Membangun team building
7.1.6. Membangun networking yang efektif bersama pemangku
kepentingan.

7.2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dan strategi


pelayanan kebidanan/midwifery terhadap perempuan dan anak
Sub Kompetensi :
7.2.1. Merancang advokasi untuk memperjuangkan hak-hak
kesehatan reproduksi perempuan dan anak.
7.2.2. Merancang advokasi yang mendukung kebijakan dalam
penerapan prinsip keadilan gender
7.2.3. Merancang strategi pemberdayaan perempuan dalam
bernegosiasi dan mengatasi risiko
7.2.4. Melakukan advokasi dan berpartisipasi aktif dalam menentukan
kebijakan pelayanan dan praktek kebidanan/midwifery
terhadap perempuan dan anak

7.3. Menjadi agen perubahan dalam praktik kebidanan/midwifery


Sub Kompetensi :
7.3.1. Merumuskan alternative pemecahan masalah yang muncul
dalam proses perubahan praktik kebidanan/midwifery
7.3.2. Menganalisis peluang dalam meningkatkan profesionalisme
bidan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 50


7.3.3. Mengembangkan penelitian kebidanan/midwifery sebagai
sumber informasi profesi.
7.3.4. Melakukan toleransi ambiguitas, untuk dapat berfungsi dengan
nyaman, sabar dan efektif dalam lingkungan yang tidak pasti

7.4. Membangun praktik kebidanan/midwifery secara mandiri untuk


mendukung kesejahteraan perempuan dan masyarakat
Sub Kompetensi :
7.4.1. Mengelola praktik kebidanan/midwifery secara mandiri yang
berkesinambungan
7.4.2. Menganalisis peluang dan memelopori pembaharuan dalam
pelayanan dan praktik kebidanan/midwifery
7.4.3. Mengembangkan manajemen mutu praktik
kebidanan/midwifery

7.5. Mengembangkan jejaring lintas program dan lintas sektor


Sub Kompetensi :
7.5.1. Mengembangkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
tingkat nasional
7.5.2. Menggunakan IPTEK dalam rangka membangun dan
mengembangkan jejaring lintas program dan lintas sektor.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 51


BAB IV
STANDAR KOMPETENSI DIPLOMA III KEBIDANAN

A. AREA KOMPETENSI BIDAN INDONESIA


Area kompetensi bidan Indonesia meliputi :
Area Kompetensi 1 : Etik legal dan keselamatan pasien
Area kompetensi 2 : Komunikasi efektif
Area kompetensi 3 : Pengembangan diri dan profesionalisme
Area kompetensi 4 : Landasan ilmiah praktek kebidanan
Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
Area kompetensi 6 : Promosi kesehatan dan konseling
Area kompetensi 7 : Manajemen, kepemimpinan dan kewirausahaan

B. STANDAR KOMPONEN KOMPETENSI DIPLOMA III KEBIDANAN


1. Area Kompetensi 1: Etik legal dan keselamatan pasien
Kompetensi Inti:
Berperilaku profesional, memiliki etika dan bermoral dalam melaksanakan
praktik kebidanan yang berorientasi pada keselamatan ibu, bayi & anak
termasuk perempuan dalam konteks keluarga dan masyarakat dengan
memperhatikan aspek legal.
Komponen Kompetensi:
1.1. Memiliki perilaku professional
Sub Kompetensi :
1.1.1. Berperilaku profesional sesuai dengan kode etik kebidanan
1.1.2. Melaksanakan praktik kebidanan dengan berpedoman pada
standar.
1.1.3. Menghargai perempuan dan tanpa membedakan status sosial,
budaya dan tradisi yang diyakininya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 52


1.1.4. Menghargai kelebihan orang lain tanpa memandang status
sosial
1.1.5. Menyadari keterbatasan diri, baik sebagai manusia maupun
sebagai bidan
1.1.6. Berpartisipasi sebagai agen pembaharu bagi perempuan dan
masyarakat, terutama dalam lingkup praktik kebidanan
1.1.7. Melakukan kerjasama sebagai tim kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan perempuan dan bayi,
khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
1.1.8. Menghargai perbedaan budaya terkait ibu, bayi & anak
termasuk perempuan dalam konteks keluarga dan
masyarakat.

1.2. Mematuhi aspek etiko-legal dalam praktik kebidanan


Sub Kompetensi:
1.2.1. Menghargai hak azasi manusia khususnya hak perempuan
dalam kesehatan reproduksi.
1.2.2. Mematuhi Undang-undang/Peraturan yang syah dalam
menjalan-kan praktik kebidanan
1.2.3. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
pelayanan kebidanan yang dilakukannya.

1.3. Menghargai hak dan privasi perempuan dan keluarganya


Sub Kompetensi :
1.3.1. Menghargai keputusan perempuan terkait dengan kesehatan
reproduksinya
1.3.2. Menjaga kerahasiaan perempuan dan keluarganya terkait
masalah kesehatan reproduksinya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 53


1.3.3. Menghormati martabat perempuan dan keluarganya.
1.3.4. Bermitra dengan perempuan dan keluarganya dalam
pengambilan keputusan terhadap kepentingan kesehatan
reproduksinya.

1.4. Menjaga keselamatan pasien dalam praktik kebidanan


Sub Kompetensi :
1.4.1. Memberi pelayanan kebidanan yang aman berpusat pada
kebutuhan kesehatan ibu dan anak.
1.4.2. Membantu perempuan dalam mengambil keputusan
mengenai kesehatan reproduksinya.
1.4.3. Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam mendukung
kesehatan ibu, bayi & anak
1.4.4. Melakukan deteksi dini terhadap kondisi yang mengancam
kehidupan ibu, bayi & anak

2. Area Kompetensi 2: Komunikasi efektif


Kompetensi Inti :
Mampu berkomunikasi efektif secara verbal dan non-verbal dengan
pasien/ perempuan, keluarganya, masyarakat, sesama profesi, antar
profesi kesehatan, dan stakeholder.
Komponen Kompetensi:
2.1. Berkomunikasi dengan perempuan dan anggota keluarganya
Sub Kompetensi :
2.1.1. Memberikan salam
2.1.2. Memberikan situasi yang nyaman bagi Perempaun dan
Keluarga untuk dapat mengutarakan
2.1.3. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 54


2.1.4. Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada Perempuan dan Keluarga untuk
menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahannya)
2.1.5. Membangun rasa percaya diri perempuan dan keluarganya
ketika membahas kesehatan reproduksinya
2.1.6. Menggali informasi tentang kondisi kesehatan reproduksi
perempuan.
2.1.7. Mengidentifikasi informasi tentang kondisi kesehatan
reproduksi perempuan.
2.1.8. Memberikan informasi yang akurat kepada perempuan dan
keluarganya tentang kesehatan reproduksinya
2.1.9. Menyimpulkan kembali masalah, kekhawatiran, maupun
harapan Perempuan dan Keluarga
2.1.10. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang
bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu
2.1.11. Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dalam meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu tindakan (Informed
choise dan informed consent)

2.2. Berkomunikasi dengan masyarakat


Sub Kompetensi :
2.2.1. Menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang
Menyampaikan informasi kesehatan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh masyarakat.
2.2.2. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat
2.2.3. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar
masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 55


2.2.4. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara
efektif ketika melakukan promosi kesehatan
2.2.5. Melibatkan tokoh masyarakat dalam pemanfaatan sarana dan
prasarana yang dapat menunjang ketercapaian informasi
kesehatan secara luas dan efektif kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.

2.3. Berkomunikasi dengan sesama profesi


Sub Kompetensi :
2.3.1. Menyampaikan informasi yang tepat mengenai kondisi pasien
baik secara lisan maupun tertulis dengan mengutamakan
kepentingan pasien
2.3.2. Mendiskusikan kasus pasien untuk meningkatkan pelayanan
dan keilmuan dalam praktik kebidanan
2.3.3. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan
benar

2.4. Berkomunikasi dengan profesi lain/tim kesehatan lain


Sub Kompetensi :
2.4.1. Menyampaikan informasi yang relevan tentang kondisi pasien
baik secara lisan maupun tertulis, kepada profesi lain dengan
mengutamakan kepentingan pasien
2.4.2. Menyampaikan informasi kepada profesi lain dalam rangka
kolaborasi untuk memberikan pelayanan/praktik
kebidanan/midwifery
2.4.3. Membangun kerja sama dengan profesi lain dalam rangka
kolaborasi dalam memberikan pelayanan/ praktik kebidanan/
midwifery.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 56


2.5. Berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan (stake holders)
Sub Kompetensi :
2.5.1. Menyampaikan informasi kepada stakeholders sesuai lingkup
kerja bidan
2.5.2. Mendiskusikan kinerja dan kebutuhan bidan yang diharapkan
oleh stakeholders melalui forum komunikasi terpadu
2.5.3. Melakukan advokasi kepada stakeholders.

3. Area Kompetensi 3: Pengembangan diri dan profesionalisme


KOMPETENSI INTI
Mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
terkini, menyadari keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kebidanan
serta menjunjung tinggi komitmen terhadap profesi bidan.
Komponen Kompetensi:
3.1. Bersikap mawas diri
Sub Kompetensi :
3.1.1. Menyesuaikan keterbatasan kemampuan yang berkaitan
dengan praktik kebidanan
3.1.2. Mendemonstrasikan kecerdasan spiritual dan emosional
3.1.3. Menerima kritikan yang membangun praktik kebidanan
3.1.4. Membina hubungan interpersonal dalam lingkungan praktik
kebidanan
3.1.5. Melakukan refleksi terhadap pengalaman praktek pelayanan
kebidanan yang telah dilakukan

3.2. Belajar sepanjang hayat


Sub Kompetensi :

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 57


3.2.1. Mengatur kebutuhan belajar dirinya
3.2.2. Menggunakan keilmuan terkini yang menunjang praktik
kebidanan
3.2.3. Menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk
pengembangan profesionalismenya.
3.2.4. Memilih informasi dari berbagai sumber untuk
pengembangan profesi kebidanan.
3.2.5. Mengkritisi literatur dan relevansinya dengan praktik
kebidanan berdasarkan evidence based

3.3. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan kebidanan sesuai


dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi terkini.
Sub Kompetensi:
3.3.1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam Praktek
kebidanan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi terkini.

3.4. Melakukan pengembangan diri sebagai bidan profesional


Sub Kompetensi :
3.4.1. Berperan aktif dalam organisasi profesi
3.4.2. Mengikuti pendidikan lanjut/Countinuing Professional
Development (CPD)
3.4.3. Menunjukkan komitmen atas kebijakan yang telah diputuskan
organisasi profesi
3.4.4. Menggunakan ilmu dan pengalaman kebidanan yang
dimilikinya untuk pengembangan profesi

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 58


4. Area kompetensi 4: Landasan ilmiah praktik kebidanan/ Midwifery
Kompetensi Inti :
Bidan memiliki pengetahuan tentang ilmu biomedik, ilmu kebidanan,
neonatologi, ilmu sosial, ilmu kesehatan masyarakat, biokimia, fisika
kesehatan, bioetik, humaniora dan ilmu perilaku untuk mempersiapkan
dan memberikan asuhan prekonsepsi, selama kehamilan, persalinan, nifas,
menyusui, bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana dalam rangka mencapai kualitas kesehatan ibu, bayi dan balita
yang optimal.
Komponen Kompetensi:
4.1. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas tinggi dan pendidikan kesehatan yang
tanggap budaya dalam upaya mempromosikan kehidupan keluarga
yang sehat, dalam masa remaja, perencanaan kehamilan dan
menjadi orang tua serta klimakterium
Sub Kompetensi :
4.1.1. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang
berhubungan dengan organ seksual dan perkembangan
seksualitas
4.1.2. Menjelaskan ilmu Anatomi dan fisiologi perempuan dan laki-
laki tentang konsepsi dan reproduksi
4.1.3. Mengidentifikasi Norma budaya dan praktek yang
berhubungan dengan seksualitas, praktek seksual, perkawinan
dan perempuan pada masa reproduksi
4.1.4. Mengidentifikasi Data yang relevan dan terkait dengan
riwayat kesehatan, keluarga dan genetik

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 59


4.1.5. Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
penunjang untuk memastikan apakah ibu dalam kondisi sehat
untuk hamil
4.1.6. Melakukan pendidikan kesehatan yang terkait dengan
kesehatan seksual dan reproduksi (penyakit menular seksual,
HIV) serta alat kontrasepsi
4.1.7. Menjelaskan kriteria kelayakan penggunaan metode
kontrasepsi, termasuk jangka waktu yang sesuai dalam
penggunaan kontrasepsi.
4.1.8. Memahami prinsip dasar farmakokinetika dan
farmakodinamika obat-obatan kontrasepsi.
4.1.9. Memahami metode kontrasepsi sederhana, termasuk barrier,
steroid, mekanik, kimia dan pembedahan, cara kerja, indikasi,
manfaat dan risiko.
4.1.10. Menjelaskan metode dan strategi untuk memfasilitasi
perempuan dan / atau pasangan dalam membuat keputusan
pemilihan metode kontrasepsi.
4.1.11. Menjelaskan rumor dan mitos yang mempengaruhi
penggunaan alat kontrasepsi
4.1.12. Mengidentifikasi Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan
infeksi menular seksual yang umum terjadi
4.1.13. Mengidentifikasi Indikator umum penyakit akut dan kronis ,
spesifik pada daerah yang dapat meyebabkan risiko pada
seorang perempuan hamil dan janinnya (misalnya, HIV, TB,
malaria, gondok) serta proses rujukan untuk penilaian lebih
lanjut dan pencegahan terhadap kemungkinan perluasan
penyakit

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 60


4.1.14. Mengindentifikasi Indikator dan metode untuk memberikan
konseling dan rujukan pada kasus dengan masalah seksual,
kekerasan gender, kekerasan emosional dan penelantaran
4.1.15. Menjelaskan metode skrining untuk kanker serviks, (misalnya,
inspeksi visual dengan asam asetat [IVA], Pap test, dan
kolposkopi)
4.1.16. Menjelaskan metode pemeriksaan kemungkinan infeksi
saluran reproduksi dan keganasan yang dapat terjadi pada
perempuan
4.1.17. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik kemungkinan
keganasan pada payudara

4.2. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat


memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas guna
memaksimalkan kesehatan selama kehamilan termasuk deteksi dini
dan penanganan pra rujukan atau rujukan pada komplikasi tertentu.
Sub Kompetensi:
4.2.1. Menjelaskan anatomi, fisiologi dan adaptasi fisik dalam masa
kehamilan.
4.2.2. Menjelaskan siklus menstruasi, dan proses konsepsi
4.2.3. Mengidentifikasi Tanda dan gejala kehamilan
4.2.4. Mengidentifikasi tehnik-tehnik pemeriksaan untuk
memastikan kehamilan
4.2.5. Mengenali Metode untuk diagnosis kelainan kehamilan
4.2.6. Menghitung perkiraan usia kehamilan
4.2.7. Mengidentifikasi komponen riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik terfokus sesuai kebutuhan pada setiap
kunjungan kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 61


4.2.8. Menjelaskan metode pemeriksaan tes rutin laboratorium
sesuai dengan kebutuhan (misalnya HB, tes urine untuk
pemeriksaan reduksi, albumin/protein, aseton, bakteri
4.2.9. Menjelaskan hasil CTG
4.2.10. Menjelaskan persiapan tindakan amniosintesis dan biopsi
chorion
4.2.11. Menjelaskan konsep pemeriksaan panggul dalam pada
kehamilan aterm
4.2.12. Mengindentifikasi perkembangan normal kehamilan:
perubahan fisik dan psikososial, ketidaknyamanan umum dan
pembesaran fundus sesuai usia kehamilan
4.2.13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan, termasuk
pertumbuhan janin terhambat, oligo dan polihidramnion,
janin lebih dari satu.
4.2.14. Menjelaskan faktor risiko pada janin yang memerlukan
rujukan ibu hamil ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
sebelum terjadi persalinan dan kelahiran.
4.2.15. Menjelaskan adaptasi psikologis pada kehamilan, termasuk
indikator stres psikososial, dan dampaknya terhadap
kehamilan ibu dan keluarga.
4.2.16. Mengidentifikasi aspek sosial budaya dalam proses kehamilan
4.2.17. Menjelaskan metode-metode alamiah/non farmakologis
untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.
4.2.18. Menjelaskan proses pemantauan kesejahteraan janin selama
kehamilan
4.2.19. Menjelaskan kebutuhan gizi (macro dan micronutrient) bagi
perempuan hamil
4.2.20. Menjelaskan konsep Pendidikan kesehatan dalam kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 62


4.2.21. Menjelaskan prinsip dasar Farmakologi obat emergensi,
uterotonika, suplemen, antibiotik, vaksin dan obat/alat
kontrasepsi sesuai dengan kondisi ibu
4.2.22. Menjelaskan dampak merokok, penyalahgunaan alkohol,
napza dan penggunaan herbal pada ibu hamil dan janin.
4.2.23. Menjelaskan manajemen pelaksanaan Kelas antenatal
(Persiapan persalinan, kesiapan menghadapi
kegawatdaruratan, promosi kesehatan, persiapan laktasi &
persiapan menjadi orangtua) di tingkat pelayanan primer di
masyarakat
4.2.24. Menjelaskan konsep dasar Perencanaan persalinan
4.2.25. Menjelaskan pendidikan persiapan menjadi orang tua dan
persiapan keluarga untuk menyambut kelahiran bayi
4.2.26. Menjelaskan tanda dan gejala awal persalinan termasuk
persepsi perempuan dan gejala antara persalinan pasti dan
palsu (true labour dan false labour)
4.2.27. Menjelaskan teknik untuk meningkatkan relaksasi dan cara
mengatasi nyeri selama proses persalinan
4.2.28. Menjelaskan tanda, gejala dan dampak yang mungkin terjadi
pada kondisi yang mengancam jiwa perempuan hamil dan /
atau janinnya, (misalnya, pre-eklampsia/eklampsia,
perdarahan pevaginam, persalinan prematur, anemia berat,
infeksi, dll)
4.2.29. Menjelaskan dukungan untuk perempuan hamil dengan HIV-
positif termasuk langkah-langkah untuk mencegah penularan
ibu-ke-bayi (PMTCT) termasuk pilihan pemberian ASI.
4.2.30. Merencanakan penanganan awal pada kondisi-kondisi ibu
hamil yang membutuhkan konsultasi, kolaborasi dan rujukan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 63


4.2.31. Menjelaskan Langkah-langkah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit endemic yang dapat mempengaruhi
kehamilan (misalnya : AIDS, TBC, Malaria, Gondok, Cacingan
dll)
4.2.32. Menjelaskan pemberian obat penyakit endemik yang dapat
mempengaruhi kehamilan
4.2.33. Menjelaskan Langkah-langkah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit (misalnya : AIDS, TBC, Malaria,
Gondok, Cacingan dll) dalam kehamilan
4.2.34. Menjelaskan langkah-langkah persiapan strategis untuk
membantu ibu hamil dan keluarga untuk mempersiapkan
proses laktasi
4.2.35. Menjelaskan penyakit yang dapat dipengaruhi dan
mempengaruhi kehamilan
4.2.36. Menjelaskan upaya promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit untuk meningkatkan kualitas kehamilan
4.2.37. Menjelaskan upaya preventiv untuk kesiapsiagaan
menghadapi komplikasi.
4.2.38. Menganalisis kebutuhan kunjungan rumah pada ibu hamil
dengan kebutuhan khusus di masyarakat

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 64


4.3. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan
asuhan yang berkualitas dan tanggap budaya selama persalinan,
menolong persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman serta
menangani situasi kegawatdaruratan untuk memaksimalkan
kesehatan ibu dan bayi
Sub Kompetensi:
4.3.1. Menjelaskan Proses fisiologis dan adaptasi ibu dan bayi
dalam proses persalinan
4.3.2. Mengidentifikasi aspek sosial budaya dalam proses persalinan
dan kelahiran
4.3.3. Menjelaskan tentang proses kemajuan persalinan dan
kemungkinan penyimpangannya
4.3.4. Menjelaskan metode dan alat pemantau kesejahteraan ibu
dan Janin serta kemajuan persalinan (misalnya partograph)
4.3.5. Mengidentifikasi Indikator induksi persalinan dan perbaikan
kontraksi rahim
4.3.6. Menjelaskan proses dan hasil pemeriksaan obstetri (penilaian
serviks, dilatasi, membran, presentasi janin & penurunan
bagian terendah janin)
4.3.7. Menjelaskan metode dukungan pada ibu dan keluarga selama
persalinan termasuk metode non farmakologi untuk
pengurangan nyeri persalinan
4.3.8. Memahami obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi
nyeri persalinan, termasuk faktor resiko, kerugian, dan
efeknya pada persalinan fisiologis
4.3.9. Menjelaskan tanda dan gejala komplikasi persalinan
4.3.10. Menjelaskan prinsip pencegahan trauma dasar panggul dan
robekan jalan lahir

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 65


4.3.11. Menjelaskan konsep Episiotomi selective
4.3.12. Menjelaskan konsep dan manfaat IMD bagi ibu dan bayi
4.3.13. Menjelaskan manajemen fisiologis dan manajemen aktif kala
III
4.3.14. Menjelaskan prinsip penjahitan episiotomi dan robekan jalan
lahir
4.3.15. Mengidentifikasi kondisi kegawatdaruratan persalinan yang
membutuhkan konsultasi, kolaborasi dan atau rujukan
4.3.16. Menjelaskan konsep persalinan di rumah sesuai kebutuhan
ibu

4.4. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam memberikan


asuhan yang komprehensif berkualitas pada ibu nifas dan tanggap
budaya
Sub Kompetensi
4.4.1. Menerapkan konsep fisiologis pada ibu nifas
4.4.2. Menjelaskan aspek sosial budaya yang terkait dengan masa
nifas
4.4.3. Menjelaskan kebutuhan dasar ibu Nifas
4.4.4. Menjelaskan strategi pencegahan dan keluhan yang umum
yang berhubungan dengan laktasi
4.4.5. Menerapkan konsep menyusui
4.4.6. Menjelaskan Prinsip parenting dan bonding attachment
antara orang tua dan bayi
4.4.7. Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu nifas
4.4.8. Menjelaskan dukungan bagi ibu nifas dan keluarganya yang
mengalami duka/kehilangan (kematian ibu / bayi, keguguran,

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 66


IUFD, premature, kelainan congenital, Sectio sesaria,
histerektomi)
4.4.9. Menjelaskan Prinsip pencegahan penularan HIV, TBC,
hepatitis B dan C dari ibu ke anak pada masa nifas
4.4.10. Menjelaskan metode keluarga berencana yang dapat
digunakan pada masa nifas (MAL, pil progestin)
4.4.11. Menjelaskan asuhan kebidanan pada ibu dengan Paska Seksio
Sesaria
4.4.12. Menjelaskan konsep pelayanan nifas di komunitas (termasuk
homecare) bagi perempuan dan keluarganya dan cara
mengakses pelayanan tersebut.

4.5. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam memberikan


pelayanan kebidanan komprehensif yang berkualitas pada bayi baru
lahir, Bayi dan balita
Sub Kompetensi:
4.5.1. Menjelaskan perubahan fisiologis dan Adaptasi bayi baru lahir
4.5.2. Menjelaskan tekhnik pemeriksaan fisik, perilaku dan penilaian
usia gestasi pada bayi baru lahir
4.5.3. Menjelas kebutuhan dasar bayi baru lahir
4.5.4. Menjelaskan tehnik mempertahankan kehangatan bayi baru
lahir, termasuk kontak kulit dengan kulit (metode kangguru)
4.5.5. Menjelaskan Karakteristik bayi lahir sehat, BBLR dan
bermasalah serta kebutuhannya
4.5.6. Menjelaskan penanganan terhadap bayi lahir sehat, BBLR dan
bermasalah

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 67


4.5.7. Menjelaskan konsep stimulasi, deteksi dini dan intervensi
yang tepat bersama ibu dan keluarga untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita yang optimal
4.5.8. Mengidentifikasi kelainan tertentu dan masalah pada bayi,
bayi baru lahir, bayi dan balita
4.5.9. Menjelaskan asuhan pada bayi, bayi baru lahir, bayi dan
balita
4.5.10. Menerapkan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
pada bayi baru lahir, bayi dan balita
4.5.11. Mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit pada bayi baru
lahir, bayi dan balita termasuk imunisasi
4.5.12. Menjelaskan tradisi dan budaya yang berkaitan dengan
asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita
4.5.13. Menjelaskan kebutuhan nutrisi dan pilihan pemberian
makanan pada bayi baru lahir, bayi dan balita (termasuk BBL
yang lahir dari ibu HIV positif)
4.5.14. Mengidentifikasi tanda dan gejala komplikasi bayi baru lahir,
bayi dan balita
4.5.15. Menjelaskan konsep pelayanan asuhan neonatal (homecare)
bagi neonatal dan keluarganya dan cara mengakses
pelayanan tersebut.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 68


4.6. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat
memberikan asuhan pada perempuan yang mengalami terminasi
kehamilan atau keguguran sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku
Sub Kompetensi:
4.6.1. Menjelaskan jenis-jenis abortus dan penatalaksanaan abortus
sesuai kewenangan bidan
4.6.2. Mematuhi kebijakan, hukum regulasi dan protokol,yang
berkaitan dengan aborsi.
4.6.3. Mengidentifikasi faktor – faktor yang diperlukan dalam
mengambil keputusan berkaitan dengan kehamilan yang tidak
direncanakan dan tidak disadari.
4.6.4. Menjelaskan metode kontrasepsi yang tepat untuk periode
paska aborsi.
4.6.5. Mengidentifikasi persyaratan medis yang harus dipenuhi
dalam membuat keputusan mengakhiri kehamilan
4.6.6. Menjelaskan asuhan pasca keguguran
4.6.7. Menjelaskan proses involusi, pemulihan fisik dan emosi pasca
keguguran
4.6.8. Mengidentifikasi tanda dan gejala sub involusi dan atau
abortus inkomplit
4.6.9. Mengidentifikasi tanda dan gejala komplikasi keguguran serta
kondisi yang mengancam jiwa

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 69


5. Area kompetensi 5 : Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan
Kompetensi Inti:
Bidan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu
kebidanan/midwifery dan ilmu lain yang menunjang dalam memberikan
asuhan kebidanan yang tepat kepada perempuan sepanjang siklus
reproduksinya, bayi, balita, anak usia prasekolah dengan melibatkan
keluarga dan masyarakat
Komponen Kompetensi:
5.1. Bidan memberikan pelayanan kebidanan essensial yang tanggap
budaya dalam upaya mempromosikan kehidupan keluarga yang
sehat dalam masa remaja, prakonsepsi, masa antara, perencanaan
kehamilan dan lanjut usia
Sub Kompetensi:
5.1.1. Mengumpulkan data yang memberikan informasi tentang
riwayat kebidanan/midwifery dan kesiapan calon ibu dan
keluarga untuk merencanakan kehamilan yang sehat dan
persiapan menjadi orang tua
5.1.2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang berfokus pada kondisi
perempuan
5.1.3. Melaksanakan konseling prakonsepsi, perencanaan kehamilan
dan persiapan menjadi orang tua berdasarkan situasi serta
kebutuhan perempuan dengan melibatkan perempuan dan
keluarga
5.1.4. Melaksanakan KIE kesehatan reproduksi dalam siklus
kehidupan perempuan
5.1.5. Memberikan Imunisasi pada perempuan sesuai kewenangan
5.1.6. Melaksanakan konseling pra nikah

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 70


5.1.7. Melakukan pemeriksaan fisik, skrining, deteksi dini dan
stimulasi tumbuh kembang
5.1.8. Melakukan pendidikan kesehatan reproduksi bagi pendidik
sebaya dan konselor sebaya
5.1.9. Menyiapkan proses pemeriksaan laboratorium untuk kasus
infertilitas
5.1.10. Menyiapkan tes/skrining yang relevan untuk persiapan
kehamilan sehat contohnya Pemeriksaan Darah Rutin, Urine
Rutin, TORCH, Rhesus dll
5.1.11. Menyiapkan skrining untuk kanker serviks dengan inspeksi
visual asam asetat (IVA)
5.1.12. Menyiapkan konseling berdasarkan interpretasi hasil
tes/skrining
5.1.13. Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling pada
perempuan Hepatitis B atau C dan HIV positif yang
berkeinginan hamil
5.1.14. Melaksanakan konseling keluarga berencana (KB)
5.1.15. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi pil, kondom dan KB
alamiah
5.1.16. Melaksanakan pelayananan KB suntik
5.1.17. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi AKDR
5.1.18. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi AKBK
5.1.19. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi darurat
5.1.20. Melakukan asuhan pre dan pasca kontrasepsi mantap
5.1.21. Melakukan asuhan pre dan post laparaskopi
5.1.22. Melakukan Insersi & ekstraksi IUD tanpa komplikasi
5.1.23. Melakukan pemasangan dan pencabutan AKBK tanpa
komplikasi

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 71


5.1.24. Membuat permintaan obat kontrasepsi darurat, menyimpan
dan memberikan kontrasepsi darurat sesuai kewenangan,
kebijakan lokal, protokol, peraturan dan hukum
5.1.25. Menyiapkan pemeriksaan tambahan untuk fertilitas; penilaian
hasil pemerisaan semen, kurva temperatur basal, instruksi
penilaian hasil, pemeriksaan mucus serviks, tes fern, uji pasca
coitus, histerosalfingografi, hidrotubasi, inseminasi artificial.
5.1.26. Menyiapkan pemeriksaan laboratorium untuk kasus
infertilitas; penilaian hasil pemerisaan semen, kurva
temperatur basal, instruksi penilaian hasil, pemeriksaan
mucus serviks, tes fern, uji pasca coitus.
5.1.27. Menjelaskan hasil pemeriksaan darah rutin, urine rutin,
TORCH, hepatitis, aids, TBC dan Malaria
5.1.28. Melakukan skrining untuk kanker serviks dengan inspeksi
visual asam asetat (IVA)
5.1.29. Menyiapkan pengambilan sampel uji sitologi serviks (Pap
smear)
5.1.30. Melakukan konsultasi, kolaborasi dan rujukan pada
perempuan yang mengalami efek samping

5.2. Bidan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memberikan


pelayanan antenatal care (ANC) essensial guna memaksimalkan
kesehatan perempuan selama kehamilan
Sub Kompetensi:
5.2.1. mengumpulkan data yang memberikan informasi tentang
kesehatan ibu hamil pada kunjungan awal dan kunjungan
ulang sesuai dengan standar

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 72


5.2.2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu hamil
sesuai prosedur
5.2.3. Melakukan palpasi abdominal untuk mengukur tinggi fundus
uteri, letak, posisi, presentasi janin dan gerakan janin
5.2.4. Menilai pertumbuhan janin melalui palpasi abdominal
5.2.5. Melakukan pemeriksaan detak jantung janin dengan Leannec
atau doppler
5.2.6. Menilai hasil pemeriksaan detak jantung janin
5.2.7. Melakukan Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher) jika ada
indikasi selama kehamilan
5.2.8. Menentukan usia kehamilan dari beberapa hasil pemeriksaan
5.2.9. Menghitung perkiraan tanggal kelahiran
5.2.10. Memberikan nasihat tentang kebutuhan gizi ibu hamil yang
sesuai dengan perkembangan kehamilan
5.2.11. Menghitung kebutuhan gizi ibu hamil sesuai dengan
perkembangan kehamilan serta kondisi/kebutuhan
perempuan
5.2.12. Mengidentifikasi gizi kurang dan atau tidak memadai selama
kehamilan
5.2.13. Melakukan intervensi yang tepat pada gizi kurang dan atau
tidak memadai selama kehamilan
5.2.14. Memberikan pendidikan kesehatan pada perempuan,
keluarga, dan masyarakat tentang perkembangan kehamilan,
gejala dan tanda bahaya serta tindakan yang dilakukan ketika
terdapat tanda bahaya
5.2.15. Mendemostrasikan langkah-langkah permasalahan
(anticipatory guidance) untuk mengurangi ketidaknyamanan
umum selama kehamilan

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 73


5.2.16. Mendemonstrasikan dengan lengkap langkah-langkah untuk
mengurangi ketidaknyamanan umum selama kehamilan.
5.2.17. Memberikan bimbingan pada perempuan dan keluarga untuk
persiapan persalinan dan kelahiran
5.2.18. Mengidentifikasi Pembesaran uterus yang tidak sesuai umur
kehamilan (dicurigai oligo atau polihidramnion, kehamilan
mola, kehamilan ganda dan IUGR)
5.2.19. Mengidentifikasi adanya hipertensi preeklamsia pada
kehamilan
5.2.20. Mengidentifikasi penyebab perdarahan per vaginam selama
kehamilan
5.2.21. Melakukan intervensi yang tepat pada perdarahan
pervaginam selama kehamilan sesuai kewenangan
5.2.22. Mengidentifikasi kehamilan aterm dengan kelainan letak/
malpresentasi
5.2.23. Mengidentifikasi Kematian janin intrauterine
5.2.24. Mengidentifikasi Ketuban pecah sebelum waktu KPSW/KPD
5.2.25. Melakukan intervensi yang tepat pada ibu hamil dengan
KPSW/KPD
5.2.26. Mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko terkena HIV /AIDS
5.2.27. Mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko terkena hepatitis B
dan C
5.2.28. Melakukan penanganan awal, stabilisasi prarujukan dan
rujukan pada ibu hamil dengan kasus kegawatdaruratan
sesuai dengan kewenangan
5.2.29. Melakukan rujukan yang tepat pada kondisi kasus-kasus
kehamilan dengan komplikasi

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 74


5.2.30. Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling pada ibu
hamil, ibu dengan kehamilan yang dicurigai bermasalah dan
berisiko.
5.2.31. Melaksanakan Kelas Antenatal dan persiapan menjadi
orangtua (parent craft education) termasuk Persiapan
persalinan, kesiapan menghadapi kegawatdaruratan, promosi
kesehatan, persiapan laktasi
5.2.32. Menyiapkan pemeriksaan USG
5.2.33. Menjelaskan hasil pemeriksaan USG dengan kelainan letak
janin dan plasenta
5.2.34. Membuat permintaan pemeriksaan USG kepada obstetri
ginekologi
5.2.35. Melakukan CTG
5.2.36. Membaca hasil CTG
5.2.37. Menyiapkan Pemeriksaan NST
5.2.38. Melakukan persiapan amniosintesis
5.2.39. Melakukan persiapan biopsi korion
5.2.40. Menyiapkan resusitasi kardiopulomonary pada wanita hamil
5.2.41. Menyiapkan Vena Seksi

5.3. Bidan memberikan asuhan komprehensif yang berkualitas pada ibu


bersalin
Sub Kompotensi:
5.3.1. Mengumpulkan data yang memberikan informasi tentang
kesehatan ibu bersalin sesuai prosedur
5.3.2. Melakukan pemeriksaan fisik terfokus dalam persalinan sesuai
prosedur

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 75


5.3.3. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui posisi,
kesejahteraan janin, kemajuan persalinan dan komplikasi
persalinan
5.3.4. Menggunakan partograf untuk memastikan kemajuan
persalinan, kesejahteraan ibu dan janin
5.3.5. Memberikan dukungan fisik, psikologis dalam persalinan
normal pada perempuan dan keluarga
5.3.6. Melakukan asuhan ibu pada masa Kala I persalinan
5.3.7. Memfasilitasi kehadiran pendamping selama persalinan dan
kelahiran
5.3.8. Memberikan hidrasi, nutrisi yang adekuat selama persalinan
5.3.9. Melaksanakan teknik mengurangi nyeri secara non
farmakologi selama persalinan dan kelahiran
5.3.10. Melakukan pertolongan persalinan Kala II
5.3.11. Melakukan intervensi yang dibutuhkan dalam penyelamatan
jiwa pada kasus kegawatdaruratan persalinan
5.3.12. Melakukan anestesi lokal perineum ketika melakukan
episiotomi
5.3.13. Melakukan episiotomi
5.3.14. Mempersiapkan anestesi lokal pada penjahitan perineum
5.3.15. Melakukan penjahitan luka perineum derajat 2
5.3.16. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat sesuai
prosedur
5.3.17. Melakukan penanganan segera pada kasus kegawatdaruratan
kebidanan untuk menyelamatkan janin sebelum dilakukan
tindakan medis atau melakukan rujukan
5.3.18. Melakukan maneuver pada kasus lilitan tali pusat pada leher
bayi saat kelahiran sesuai prosedur

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 76


5.3.19. Melakukan manajemen fisiologis kala III sesuai prosedur
5.3.20. Melakukan manajemen aktif kala III sesuai keadaan pasien
5.3.21. Memeriksa kelengkapan plasenta
5.3.22. Melakukan masase fundus uteri untuk menpertahankan
kontraksi uterus
5.3.23. Melakukan bounding attachment dan IMD sesuai prosedur
5.3.24. Mencatat jumlah pengeluaran darah pervaginam
5.3.25. Memeriksa laserasi vagina dan serviks
5.3.26. Melakukan penjahitan luka perineum atau vagina derajat 1
dan 2
5.3.27. Melakukan penanganan perdarahan postpartum sesuai
prosedur
5.3.28. Melakukan pengelolaan awal kegawatdaruratan persalinan
sesuai dengan prosedur(kasus lilitan tali pusat, retensio
plasenta, perdarahan postpartum, distosia bahu0)
5.3.29. Melakukan manual plasenta
5.3.30. Melakukan persiapan ekstraksi vakum pada kepala di dasar
panggul
5.3.31. Menolong persalinan sungsang dengan ketentuan berat
badan <3000 kg, bukan primipara, tidak ada komplikasi
persalinan pada ibu dan janin dalam kondisi gawat darurat
5.3.32. Melakukan pendampingan pada pasien dengan operasi Seksio
Sesarian
5.3.33. Melakukan penanganan pasien syok
5.3.34. Melakukan manuver tangan pada kelahiran presentasi puncak
kepala
5.3.35. Melakukan manuver tangan pada kelahiran dengan presentasi
muka dan/atau bokong

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 77


5.3.36. Melakukan penanganan kelainan letak/malpresenstasi pada
kehamilan aterm
5.3.37. Menilaian kesesuaian kapasitas panggul dengan berat badan
janin pada persalinan sungsang
5.3.38. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sesuai dengan
prasyarat persalinan di rumah dan kondisi pasien
5.3.39. Melakukan rujukan yang tepat pada kondisi kasus-kasus
persalinan dengan komplikasi
5.3.40. Merancang intervensi yang tepat pada perdarahan
pervaginam selama kehamilan sesuai kewenangan

5.4. Bidan memberikan asuhan postpartum essensial yang berkualitas


Sub Kompetensi:
5.4.1. Melakukan pengumpulan data terfokus pada ibu nifas sesuai
standar
5.4.2. Melakukan pemeriksaan fisik terfokus pada ibu nifas sesuai
prosedur
5.4.3. Memberikan informasi yang dibutuhkan ibu dan keluarga
yang mengalami kehilangan
5.4.4. Memfasilitasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
5.4.5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik
5.4.6. Mendemonstrasikan cara memerah ASI pada Ibu nifas dan
cara menyimpan asi
5.4.7. Mendemonstrasikan pengelolaan ASI perah sesuai kondisi dan
kebutuhan ibu dan keluarga
5.4.8. Mengajarkan ibu cara mengatasi masalah yang biasa/ lazim
terjadi pada masa menyusui

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 78


5.4.9. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang
perawatan diri dan bayinya, termasuk tanda dan gejala
komplikasi
5.4.10. Memberikan pendidikan kesehatan tentang seksualitas serta
metoda kontrasepsi setelah melahirkan pada ibu dan
keluarganya
5.4.11. Mengidentifikasi komplikasi pada ibu nifas sesuai dengan
kondisi ibu
5.4.12. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan ibu
nifas termasuk exercise, nutrisi, mobilisasi, eliminasi, dan lain-
lain
5.4.13. Melakukan home care sesuai kebutuhan ibu nifas
5.4.14. Melakukan penanganan awal, stabilisasi prarujukan dan
rujukan pada ibu nifas sesuai dengan kasus kegawatdaruratan
sesuai dengan kewenangan

5.5. Bidan mengerjakan keterampilan yang diperlukan dalam memberikan


asuhan essensial berkualitas pada Bayi baru lahir, bayi dan balita
sehat
Sub Kompetensi:
5.5.1. Melakukan asuhan segera pada bayi baru lahir
5.5.2. Memeriksa kondisi awal bayi baru lahir
5.5.3. Menyediakan lingkungan/kondisi untuk mempertahankan
kehangatan tubuh bayi
5.5.4. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
5.5.5. Menilai kesesuaian gestasi dengan kondisi bayi
5.5.6. Melakukan asuhan rutin bayi baru lahir

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 79


5.5.7. Memberikan konseling kepada orang tua mengenai tumbuh
dan kembang bayi baru lahir
5.5.8. Memberikan konseling kepada orang tua tentang tanda
bahaya pada bayi baru lahir dan tindakan untuk mengatasinya
(antisipatory guindance)
5.5.9. Melakukan konseling makanan pendamping ASI
5.5.10. Memberikan dukungan kepada orang tua yang mengalami
proses kehilangan dan kesedihan
5.5.11. Memberikan dukungan dan konseling kepada orang tua yang
memiliki bayi kembar dan kebutuhan khusus
5.5.12. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir dari ibu dengan HIV
positif
5.5.13. Melakukan penilaian tumbuh kembang dan deteksi dini
perkembangan bayi dan balita
5.5.14. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada bayi dan balita
5.5.15. Melakukan home care pada masa neonatus sesuai kebutuhan
5.5.16. Melakukan penanganan awal, stabilisasi prarujukan dan
rujukan pada bayi baru lahir dengan kasus kegawatdaruratan
sesuai dengan kewenangan

5.6. Bidan melakukan asuhan komprehensif yang berkualitas pada


perempuan yang mengalami terminasi kehamilan atau keguguran
sesuai dengan kewenangan
Sub Kompetensi:
5.6.1. Melakukan pengkajian data fokus pada perempuan
5.6.2. Melakukan analisis komplikasi akibat aborsi
5.6.3. Memberikan pelayanan kontrasepsi pasca aborsi
5.6.4. Memeriksa involusi uterus

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 80


5.6.5. Melakukan rujukan jika diperlukan
5.6.6. Memberikan konseling kepada perempuan dan keluarga
mengenai seksualitas dan keluarga berencana pasca aborsi
5.6.7. Memberikan konseling kepada ibu tentang tanda bahaya pada
pasca aborsi dan tindakan untuk mengatasinya (antisipatory
guindance)

6. Area kompetensi 6: Promosi kesehatan dan konseling


Kompetensi Inti
Mampu melakukan promosi kesehatan dan konseling mengenai kesehatan
masyarakat pada umumnya, dan kesehatan perempuan sesuai dengan
tahap perkembangan siklus reproduksinya.
Komponen Kompetensi:
6.1. Mampu melaksanakan promosi kesehatan reproduksi pada
perempuan, keluarga dan masyarakat
Sub Kompetensi:
6.1.1. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, bekerja
sama dengan tokoh masyarakat dan profesi terkait
6.1.2. Mengidentifikasi peran perempuan, keluarga, dan masyarakat
dalam upaya promosi kesehatan.
6.1.3. Menentukan prioritas intervensi promosi kesehatan yang
sesuai dalam rangka peningkatan status kesehatan
perempuan dan sexualitas
6.1.4. Melakukan kerja sama dalam tim dilingkungan kerjanya dalam
promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan
perempuan dan masyarakat.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 81


6.1.5. Menentukan prioritas intervensi promosi kesehatan yang
sesuai dalam rangka peningkatan status kesehatan
perempuan dan sexualitas
6.1.6. Melakukan program promosi kesehatan ibu & bayi, keluarga
dan masyarakat.
6.1.7. Melakukan promosi kesehatan dan konseling yang tepat
untuk perencanaan kehamilan yang sehat, persiapan
persalinan dan kelahiran, antisipasi kegawatdaruratan dan
persiapan menjadi orang tua
6.1.8. Memotivasi keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan
derajat kesehatannya
6.1.9. Menggunakan media promosi kesehatan dan konseling untuk
perencanaan kehamilan yang sehat, persiapan persalinan dan
kelahiran, antisipasi kegawatdaruratan dan persiapan menjadi
orang tua.
6.1.10. Memberdayakan komunitas untuk melakukan inisiatif
promosi kesehatan
6.1.11. Mengevaluasi kegiatan promosi kesehatan.
6.1.12. Melakukan kolaborasi secara efektif dengan komunitas,
organisasi, dan sektor-sektor lain

6.2. Mampu melaksanakan kegiatan promosi konsep fisiologis/alamiah


dalam siklus kehidupan perempuan
Sub Kompetensi:
6.2.1. Melaksanakan kegiatan promosi konsep fisiologis/alamiah
dalam siklus kehidupan perempuan
6.2.2. Memberdayakan potensi perempuan untuk memaksimalkan
kemampuan kontrol dirinya

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 82


6.2.3. Memberi dukungan yang tepat pada proses pencapaian peran
ibu
6.2.4. Memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk mendukung
keberhasilan pencapaian peran ibu

6.3. Mampu melaksanakan konseling kesehatan reproduksi pada


perempuan
Sub Kompetensi:
6.3.1. Mengembangkan potensi perempuan dalam pengambilan
keputusan terkait kesehatan reproduksinya
6.3.2. Menguasai berbagai metode pendekatan untuk dapat
memahami kondisi, kebutuhan dan masalah perempuan
terkait kesehatan reproduksinya
6.3.3. Melakukan konseling kesehatan reproduksi pada perempuan
6.3.4. Mengevaluasi kegiatan konseling kesehatan reproduksi pada
perempuan

7. Area kompetensi 7: Manajemen dan kepemimpinan


Kompetensi inti:
Mampu merencanakan, mengelola dan mengevaluasi secara komprehensif
sumber daya dibawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan IPTEK
untuk menghasilkan langkah-langkah strategis pengembangan profesi dan
organisasi.
Komponen Kompetensi:
7.1. Menerapkan teori kepemimpinan dalam pengelolaan sumber daya
kebidanan/midwifery
Sub Kompetensi:

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 83


7.1.1. Menerapkan konsep kepemimpinan dalam pelayanan dan
praktek kebidanan/midwifery sebagai model peran dan
mentor
7.1.2. Menentukan alternatif pemecahan masalah dalam pelayanan
dan praktek kebidanan/midwifery
7.1.3. Melaksanakan keputusan strategis dalam pelayanan dan
praktek kebidanan/midwifery.
7.1.4. Melaksanakan pelayanan kebidanan/midwifery secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
7.1.5. Membangun team building
7.1.6. Membangun networking yang efektif bersama pemangku
kepentingan.

7.2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dan


strategi pelayanan kebidanan/midwifery terhadap perempuan dan
anak
Sub Kompetensi:
7.2.1. Melakukan advokasi untuk memperjuangkan hak-hak
kesehatan reproduksi perempuan dan anak.
7.2.2. Melakukan advokasi yang mendukung kebijakan dalam
penerapan prinsip keadilan gender
7.2.3. Memberdayakan perempuan dalam bernegosiasi dan
mengatasi risiko
7.2.4. Melakukan advokasi dan berpartisipasi aktif dalam
menentukan kebijakan pelayanan dan praktek
kebidanan/midwifery terhadap perempuan dan anak

7.3. Menjadi agen perubahan dalam praktik kebidanan/midwifery

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 84


Sub Kompetensi:
7.3.1. Memberikan alternative pemecahan masalah yang muncul
dalam proses perubahan praktik kebidanan/midwifery
7.3.2. Mengidentifikasi peluang dalam meningkatkan
profesionalisme bidan
7.3.3. Melaksanakan penelitian kebidanan/midwifery sebagai
sumber informasi profesi.
7.3.4. Melakukan toleransi ambiguitas, untuk dapat berfungsi
dengan nyaman, sabar dan efektif dalam lingkungan yang
tidak pasti

7.4. Melaksanakan praktik kebidanan/midwifery secara mandiri untuk


mendukung kesejahteraan perempuan dan masyarakat
Sub Kompetensi:
7.4.1. Melaksanakan praktik kebidanan/midwifery secara mandiri
yang berkesinambungan
7.4.2. Menciptakan peluang dan memelopori pembaharuan dalam
pelayanan dan praktik kebidanan/midwifery
7.4.3. Melaksanakan manajemen mutu praktik kebidanan/midwifery

7.5. Menjalin jejaring lintas program dan lintas sektor


Sub Kompetensi:
7.5.1. Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektor ditingkat
daerah
7.5.2. Menggunakan IPTEK dalam rangka membangun jejaring lintas
program dan lintas sektor.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 85


BAB V
PENUTUP

Dalam mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas, Standar Kompetensi


Kebidanan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan landasan untuk melaksanakan
kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan yang terstandar dan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan Bidan di
semua fasilitas pelayanan kesehatan. Selain hal tersebut diatas, standar ini dapat
digunakan sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan program kebidanan di
Indonesia baik Pendidikan Diploma III Kebidanan maupun Pendidikan Profesi Bidan.
Standar ini juga digunakan sebagai melakukan penilaian kompetensi bidan di
Indonesia.

Agar penyelenggaraan pelayanan dan pendidikan kebidanan di Indonesia dapat


berjalan sesuai standar maka diperlukan adanya persamaaan persepsi dan
pemahaman terhadap standar kompetensi ini.

Untuk pemanfaatan Stándar Kompetensi bidan ini diperlukan adanya dukungan


kebijakan dari berbagai pihak dalam sosialisasi, implementasi, monitoring dan
evaluasi pada setiap fasilitas pelayanan kesehatan serta Institusi Penyelenggara
Kebidanan.

Terima kasih kepada Direktur Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa Ditjen Dikti,
Pimpinan Proyek HPEQ, Subdit Bina Pelayanan Kebidanan, Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian Medik, Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan, Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan, Tim Kelompok Kerja Pengurus
Pusat Ikatan Bidan Indonesia, serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu atas kontribusinya dalam penyusunan Standar Kompetensi Bidan ini.

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 86


DAFTAR PUSTAKA
1. Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063);
2. Undang Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim
Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
230/Menkes/SK/2010 Tanggal 03 Februari 2010 tentang Kurikulum
5. Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
Keputusan
6. Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
7. Menteri kesehatan Nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga
kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1464/Menkes/per/X/2010 Izin dan
penyelenggaraan praktik bidan
9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1 tahun 2008
tentang Jabatan fungsional bidan
10. Keputusan menteri kesehatan Nomor 938 tahun 2007 tentang Standar
Asuhan Kebidanan
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan;
12. Kepmendiknas RI No 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi
13. Kepmendiknas RI No 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 87


14. Kebijakan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
tentang Higher Education Long Terms Strategy (HELTS) tahun 2003-2010
15. International Confederation of Midwives, Essential Competencies for Basic
Midwifery Practice, 2010

Standar Kompetensi Bidan Indonesia 2013 88

Anda mungkin juga menyukai