BIDAN INDONESIA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
Hidayah-Nya, maka penyusunan Standar Kompetensi Bidan Indonesia telah dapat
diselesaikan.
Standar kompetensi bidan ini memuat dua kelompok kompetensi yaitu kompetensi
untuk lulusan Diploma III Kebidanan dan kompetensi lulusan pendidikan profesi
bidan.
Standar Kompetensi Bidan ini merupakan acuan bagi para bidan dalam berpraktik
sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya di tatanan pelayanan kebidanan.
Diharapkan penyelenggaraan praktik kebidanan di Indonesia dapat berjalan sesuai
standar, sehingga menghasilkan asuhan kebidanan yang profesional, mandiri dan
berdaya saing dalam menghadapi era globalisasi.
Terima kasih kepada Direktur Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa Ditjen Dikti,
Pimpinan Proyek HPEQ yang telah memberikan dukungan dan memfasilitasi dalam
penyusunan Standar Kompetensi Bidan Indonesia. Selain itu, kami sampaikan pula
terima kasih kepada Tim Kelompok Kerja Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas kontribusinya dalam
penyusunan Standar Kompetensi Bidan Indonesia ini
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. LANDASAN HUKUM
A. TERMINOLOGI
1. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) serta memiliki kompetensi kualifikasi untuk diregistrasi,
sertifikasi atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan. (Kepmenkes, no 369/2007 tentang Standar Profesi Bidan).
2. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung-jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
3. Kompetensi Bidan adalah kemampuan bidan untuk mengerjakan suatu tugas
dan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan kebidanan
serta sikap kerja.
4. Standar Kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan yang di landasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
5. Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria capaian pembelajaran lulusan
(learning outcome) program tertentu pada pendidikan tinggi yang merupakan
internalisasi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
1. KONSEP KOMPETENSI
Kompetensi menurut SK Mendiknas 045/U/2002 adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung-jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu yaitu:
Landasan kepribadian.
Penguasaan ilmu dan keterampilan.
Kemampuan berkarya.
Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian ber-
dasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
pilihan keahlian dalam berkarya.
Kompetensi terdirti dari elemen – elemen kompetensi yang tergambar pada
gambar berikut ini:
b) Area kompetensi
Area kompetensi adalah sejumlah/keseluruhan kompetensi baku
yang diperlu-kan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan tertentu
suatu bidang keahlian. Area kompetensi bidan adalah keseluruhan
kompetensi yang harus dimiliki bidan dalam melaksanakan
pelayanan kebidanan yaitu : Etik legal dan keselamatan pasien,
Komunikasi efektif, Pengembangan diri dan profesionalisme,
Landasan ilmiah ilmu kebidanan, Keterampilan klinis dalam
praktik kebidanan , Promosi kesehatan dan konseling, Manajemen
dan kepemimpinan
c) Komponen kompetensi
Komponen kompetensi merupakan jabaran fungsi tugas/pekerjaan
yang mendukung tercapainya keseluruhan kompetensi, dan diuraikan
lebih spesifik menjadi unit kompetensi
d) Elemen kompetensi (Sub Kompetensi)
Elemen kompetensi merupakan sejumlah sub-fungsi tugas/pekerjaan
bidan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan
merupakan aktivitas yang dapat diukur dan diamati, yang meliputi
ranah pengetahuan, keterampilan, dan afektif.
CHILDBEARING and
CHILDREARING
Keterangan gambar:
Asuhan kebidanan berfokus pada siklus kehidupan perempuan yang normal
dan alamiah dengan “childbearing (proses kelahiran)” dan “childrearing
(proses pengasuhan anak)” sebagai intinya. Siklus kehidupan Perempuan
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ekologi manusia, reproduksi dan
perkembangan biologis, ilmu-ilmu sosial dan perilaku. Ketiga faktor tersebut
juga saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga membentuk berbagai
interaksi yang kompleks dalam mempengaruhi siklus kehidupan ini, seperti
interaksi antara peristiwa biologis dalam tubuh dengan lingkungan eksternal.
Komponen Kompetensi:
4.1. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas tinggi dan pendidikan kesehatan yang
tanggap budaya dalam upaya mempromosikan kehidupan keluarga yang
sehat, dalam masa remaja, perencanaan kehamilan dan menjadi orang
tua serta klimakterium
Sub Kompetensi :
4.1.1. Menganalisa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
berhubungan dengan organ seksual dan perkembangan
seksualitas
4.1.2. Menghubungkan ilmu anatomi dan fisiologi perempuan dan
laki-laki tentang konsepsi dan reproduksi
4.1.3. Menganalisis norma budaya dan praktek yang berhubungan
dengan seksualitas, perkawinan dan perempuan pada masa
reproduksi.
5.4. Bidan memberikan asuhan komprehensif yang berkualitas pada ibu nifas
Sub Kompetensi:
5.4.1. Merancang teknik pengumpulan data terfokus pada ibu nifas
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
5.4.2. Melakukan pemeriksaan fisik terfokus pada ibu nifas
5.4.3. Memberikan konseling pada ibu nifas dan atau keluarga yang
mengalami kehilangan
5.4.4. Merancang dukungan terhadap ibu menyusui ASI Eksklusif
5.4.5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik
5.4.6. Mendemonstrasikan cara memerah ASI pada Ibu nifas dan cara
menyimpan asi
5.4.7. Merancang pengelolaan ASI perah sesuai kondisi dan
kebutuhan ibu dan keluarga
5.4.8. Mengajarkan ibu cara mengatasi masalah yang biasa/ lazim
terjadi pada masa menyusui
5.4.9. Melaksanakan konseling pada ibu tentang perawatan diri dan
bayinya, termasuk jika menghadapi tanda dan gejala komplikasi
5.4.10. Melaksanakan konseling tentang seksualitas serta metoda
kontrasepsi setelah melahirkan pada ibu dan/atau keluarganya
5.4.11. Mengidentifikasi komplikasi pada ibu nifas sesuai dengan
kondisi ibu
Terima kasih kepada Direktur Direktorat Pembelajaran dan Mahasiswa Ditjen Dikti,
Pimpinan Proyek HPEQ, Subdit Bina Pelayanan Kebidanan, Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian Medik, Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan, Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan, Tim Kelompok Kerja Pengurus
Pusat Ikatan Bidan Indonesia, serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu atas kontribusinya dalam penyusunan Standar Kompetensi Bidan ini.