Anda di halaman 1dari 21

MODUL

MODUL PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN


PROFESIONAL, STANDAR GLOBAL
UNTUK KOMPETENSI
M.KULIAH :
MANAJEMEN
DAN
KEPEMIMPIN
AN DALAM Dosen Pembimbing : Efendi Sianturi, SKM,
PELAYANAN
M.Kes
KEBIDANAN

Disusun Oleh : KELOMPOK VIII


1. Ferawaty Nelly Silaban
2. Grace Agustrina Manik
3. Malna Tresun Br.Turnip
4. May Kristina Indah Kasih Telaumbanua

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


MEDAN
TAHUN 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

1.Mata Kuliah : MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

2.Judul Modul : PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN PROFESIONAL,


STANDAR GLOBAL UNTUK KOMPETENSI

3.Penyusun Modul : KELOMPOK VIII

Ferawaty Nelly Silaban

Grace Agustrina Manik

Malna Tresun Br.Turnip

May Kristina Indah Kasih Telaumbanua

4. Institusi : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


MEDAN PROGRAM DIV AHLI JENJANG KEBIDANAN MEDAN

Medan, 28 Maret 2021

Mengetahui,

Direktur Poltekkes Kemenkes Medan Ketua Jurusan Kebidanan Medan

Dra.Ida Nurhayati,M,Kes Betty Mangkuji,SST,M.Keb

NIP:1966091019940320001 NIP:1967711101993032002

ii
VISI MISI
PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN

VISI

Menghasilkan lulusan D-IV Kebidanan yang mampu berwirausaha dengan pendekatan


asuhan kebidanan holistik berbasis kearifan lokal di Tingkat Nasional dan Siap Bersaing di
Tingkat Internasional pada Tahun 2024.

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan D-III, D-IV dan Profesi Kebidanan yang memiliki daya
saing di tingkat nasional dan siap bersaing di tingkat internasional sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
2. Melakukan penelitian (evidance based) dalam Kewirausahaan dengan pendekatan
Asuhan
Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat bermitra dengan stake holder khususnya dalam
Kewirausahaan pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan serta
mampu berwirausaha dengan pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik berbasis Kearifan
Lokal.

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Ajar Yang berjudul ‘PENGEMBANGAN
KOMPETENSI DAN PROFESIONAL, STANDAR GLOBAL UNTUK KOMPETENSI’.

Kami sangat berharap modul ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritikan, saran dan ususlan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga modul sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
membacanya. Sebelum kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami.

Medan , 12 April 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

COVER

VISI DAN MISI PRODI D4 KEBIDANAN POLTEKKES MEDAN......... iii

VISI DAN MISI PRODI D4 KEBIDANAN POLTEKKES MEDAN


KATA PENGANTAR.......................................................................... iv

VISI DAN MISI PRODI D4 KEBIDANAN


DAFTAR ISI POLTEKKES MEDAN

TOPIK ............................................................................................... 2
RUMUSAN MASALAH..................................................................... 3
TUJUAN............................................................................................... 4

RINGKASAN MATERI
KOMPETENSI BIDAN ................................................................................. 4
MACAM – MACAM STANDAR KOMPETENSI BIDAN ........................ 6
PRAKTIK PROFESI KEBIDANAN ............................................................ 9

TEST FORMATIF ............................................................... 14

KUNCI JAWABAN ........................................................... 16


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 17

TOPIK

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang
diakui oleh negara dan memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek
kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervisi, asuhan dan memberikan
nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca
persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta
asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian
kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan
tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia
mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk
wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk
pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu
dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia juga berpraktek di rumah sakit,
klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya. Indonesian
Demographic and Health Survey (2013) mengungkapkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
(AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup, sedangkan dunia memproyeksikan target penekanan
AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Bidan
merupakan mitra perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya
penurunan AKI dan AKB, terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan
ibu dan anak mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang
merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa.

       Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mempromosikan


kesehatan perempuan, terutama membantu  perempuan hamil dan keluarganya. Pelayanan
yang diberikan agar perempuan dan keluarganya memperoleh penyesuaian emosional dalam
menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki masa menjadi ibu (motherhood)
dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman, S. & Picombe, J., 1999).
Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja secara mandiri juga bekerja sama/ kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya dalam mengupayakan pelayanan kebidanan agar dapat
dilakukan secara paripurna dan berkesinambungan.

       Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan berkesinambungan


akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman aspek –

2
aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan
kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan terkini,
sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas yang dibutuhkan
perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta mengambil keputusan untuk peningkatan
kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya sejalan dengan perkembangan obstetrik,
namun masing – masing mempunyai lingkup praktik tersendiri.

       Kebidanan sebagai profesi yang terus berkembang harus mengikuti perkembangan dan
perubahan globalisasi. Era globalisasi menuntut tersedianya sumber daya manusia profesional
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Profesionalisme terkait erat dengan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Kompetensi profesional adalah
suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak dengan memperhatikan komunikasi.
Pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan klinikal, emosi, nilai, dan refleksi dalam praktik
sehari-hari untuk memperbaiki kesehatan individu,keluarga dan masyarakat. Sikap
profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat terhadap profil seorang bidan.

       Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan kualitatif
menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan
tanggap dibidangnya. Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah selayaknya organisasi
profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan AIPKIND) menyusun suatu
standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan kebidanan, agar lulusan yang dihasilkan dapat memberikan pelayanan kebidanan
berkualitas. Standar kompetensi bidan ini disusun berdasarkan body of knowledge, filosofi
dan paradigma pelayanan kebidanan dengan mengacu pada Permenkes No. 369/ Menkes/ SK/
III/ 2007, tentang Standar Profesi Bidan, Permenkes No. 161/ Menkes/ PER/ I/ 2010 tentang
registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No 1464/ Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan serta essential competencies International Confederation of
Midwives (ICM) tahun 2010.

RUMUSAN MASALAH

- Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1.   Apa pengertian dari kompetensi bidan?

2.   Apa saja dimensi dan jenis-jenis kompetensi bidan?

3.  Apa pengertian praktek profesional bidan?

3
4.    Apakah tujuan dari adanya standar kompetensi bidan?

5.    Apakah hubungan standar kompetensi bidan dengan wewenang bidan?


TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud standar kompetensi bidan.

2.    Mengetahui apa saja standar kompetensi bidan.

3.    Mengetahui tujuan adanya standar kompetensi bidan.

4.    Mengetahui hubungan antara standar kompetensi bidan

RINGKASAN MATERI

A. Kompetensi bidan
KOMPETENSI BIDAN

1. Pengertian kompetensi bidan

Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM)yang dianut


dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan
Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara
berkala direview dalam pertemuan Internasional/Kongres ICM. Definisi terakhir disusun
melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan
sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi
untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik
bidan.

Kompetensi tersebut dibagi atas 2 kategori, yaitu :

1   Kompetensi Inti atau Dasar

Kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.

2.  Kompetensi Tambahan atau Lanjutan

4
Pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukungtugas bidan dalam
memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.

Ada 5. Dimensi kompetensi – Asuhan Kebidanan

1.     Task Skill : Mampu melakukan/melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan fisik ibu


hamil

2.   Task Management Skill : Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal &
kegawatdaruratan dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat

3.   Contingency Management Skill :mampu memimpin persalinan dalam kondisi


bersih,aman & menangani situasi kegawatdaruratan bersama tim kebidanan

4.   Job/Role Environment Skill: menangani K3.keadaan  diruang bersalin pasca persalinan


ibu,agar tetap bersih dan tidak membahayakan dirinya& rekan sekerja

5.  Transfer Skills :memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang perawatan Ibu &
anak.

   Standar Kompetensi Bidan.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:369/ Menkes/ SK/
III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, salah satu komponendi dalamnya berisi mengenai
standar kompetensi bidan di Indonesia, sebagaiacuan untuk melakukan asuhan kebidanan
kepada individu, keluarga danmasyaraka

  Jenis-Jenis Standar Kompetensi Bidan.

1.    Kompetensi Ke-1

Bidan mempunyai persyaratan keterampilan dan pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial,  


kesehatan masyarakat dan etika yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi
sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

1    Pengetahuan dan Keterampilan Dasar

a)    Kebudayaan dari masyarakat di Indonesia

b)   Keuntungan dan kerugian praktek kesehatan tradisional dan modern

c)    Sarana dan tanda bahaya serta transportasi ke gawat daruratan bagi anggota masyarakat
yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan

d)   Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat

5
e)    Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang
diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh
pelayanan kebidanan)

f)    Keuntungan resiko dari tatanan tempat bersalin yang tersedia

g)   Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman

h)   Masyarakat, keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyediaaan air, perumahan, resiko


lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan

i)     Standar profesi dan praktek bidan.

B. Macam-Macam Standar Kompetensi Bidan

Dengan mengacu pada Keprmenkes  RI Nomor : 369/Menkes/SK/111/2007  tentang


standar profesi bidan, maka ditetapkan standar kompetensi bidan yang harus dimiliki.
Adapun kompetensi yang dimaksud yaitu ada 9 (Sembilan) dengan penjabaran sebagai
berikut : 

Kompetensi ke 1:

            Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari  ilmu sosial,


kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi,
sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

Kompetensi ke 2:

            Bidan memberikan asuahan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang


tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.

Kompetensi ke 3:

Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan


selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan.

Kompetensi ke 4:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan


setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani

6
situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.

Kompetensi ke 5:

Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap budaya setempat.

Kompetensi ke 6:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprenshensif pada bayi baru lahir
sehat, sampai dengan umur 1 bulan.

Kompetensi ke 7:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bln - 5 thn).

Kompetensi ke 8:

Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada keluarga,


kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat.

Kompetensi ke 9:

Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan


reproduksi.

Kompetensi ke 1

            Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari  ilmu sosial,


kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi,
sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

Maksudnya ialah jadi setiap bidan selain mempunyai kompetensi dan keterampilan berbasis
kedokteran bidan juga harus mempunyai ilmu sosial dan etik yang bermutu sesuai dengan
kebudayaan masyarakat,misalnya mempunyai dan dapat menyampaikan pengetahuan
kepada masyarakat tentang manfaat dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan
modern. .

Kompetensi ke 2

7
            Bidan memberikan asuahan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.

Maksudnya ialah jadi seorang bidan selain harus bisa memberikan asuhan
kesehatan yang benar seperti memberikan konseling pada saat kehamilan kepada
pasangan calon orang tua tetapi seorang bidan juga harus mampu menempatkan diri
tentang bagaimana menanggapi perbedaan kebudayaan di setiap lapisan masyarakat.

Kompetensi ke 3

            Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan


selama kehamilan yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan.

Maksudnya disini ialah Bidan harus memberikan asuhan kehamilan yang baik dan benar
untuk memaksimlkan kesehatan selama kehamilan diantaranya adalah memeriksa
tanda,gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan.

Kompetensi ke 4

            Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan


setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.

Maksudnya ialah seorang bidan harus menguasai budaya- budaya mengenai pesalinan
yang ada di masing-masing daerah yang akan digelutinya. Berbasis persalinan yang baik
dan benar, yang dapat menangani segala kemungkinan kondisi yang akan terjadi mengenai
masalah kesehatan wanita dan bayi yang baru lahir .

Kompetensi ke 5

            Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap budaya setempat.

Maksudnya ialah, jadi seorang bidan harus memberikan asuhan pada ibu nifas dan
menyusui dengan pelayanan yang baik dengan memberi pengetahuan mengenai masalah-
masalah pada saat menyusui,manfaat ASI eklusif dan melakukan konseling tentang
seksualitas dan KB pascapersalianan dengan menyesuaikan terhadap budaya masyarakat
setempat.

Kompetensi ke 6

8
            Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir
sehat, sampai dengan umur 1 bulan.

Maksudnya ialah bidan harus teliti cermat dan berhati- hati dalam menangani bayi yang bau
lahir sampai dengan umur 1 bulan seperti membersihkan badan bayi baru lahir dan
melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.

Kompetensi ke 7

            Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bln - 5 thn).

Maksudnya ialah bidan tidak hanya menangani dan memberi asuhan kepada bayi yang baru
lahir tetapi juga terhadap bayi dan balita seperti dalam hal menangani panyakit atau
kelainan pada saat masa pertumbuhan bayi dan anak.

Kompetensi ke 8

            Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada keluarga,


kelompok dan masyarakat sesuai budaya setempat.

Maksudnya ialah bidan juga memberikan asuhan kesehatan terhadap keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan kebudayaan yang ada di daerah setempat dengan cara
memberi penyuluhan kepada suatu kelompok atau masyarakat setempat.

Kompetensi ke 9

             Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan


reproduksi.

Maksudnya ialah bidan harus mengetahui dan memahami masalah - masalah tentang
asuhan kebidanan yang berkaitan dengan gangguan reproduksi contohnya terhadap pasien
dengan penyakit keputihan yang parah.

C. Praktek Profesional Bidan

Pengertian praktek kebidanan.

Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa

9
antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal
proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.

Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik


dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual,
psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.

Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan morbilitas ibu dan
bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.

Lingkup praktik bervariasi, berdasarkan :

1) Pedoman nasional & regional

2) Kode praktik profesional

3) Praktik-praktik & keyakinan kultural

4) Mutu pendidikan & pelatihan kebidanan

5) Kerjasama dari komunitas medis

6) Lingkup praktik kebidanan, meliputi :

·      Asuhan mandiri/otonomi pada : anak-anak perempuan, remaja putri, wanita dewasa pra


konsepsi, wanita dewasa slm hamil dst.

·      Memberikan pengawasan & asuhan serta nasehat selama masa hamil, bersalin & nifas.

 2.   Profesionalisme

Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya.

Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut
dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan
langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional sebagai
warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seseorang pekerja profesional perlu dibedakan
dari seorang teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam
unjuk kerja yang sama (misalnya: menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan masalah-
masalah teknis dalam bidang kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi,
pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni, 1980).

3. Ciri-Ciri Jabatan Profesional

Ciri-ciri jabatan profesional tersebut adalah sebagai berikut :

10
a.       Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai
dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi)

b.      Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta menuntut
pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara
efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya terstandar

c.       Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan
serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan
perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya: Hal ini mendorong
pekeria profesional yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan (menyempurnakan) diri
serta karyanya orang tersebut secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang
tinggi

d.      Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau negaranya.
Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab
sosial pekerja professional tersebut

Persyaratan umum jabatan profesional sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional

3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat

4. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah

5. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas

6. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur

7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah

8. Memiliki etika profesi

9.  Memiliki standar pelayanan

10. Memiliki praktek

11.  Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan

12.  Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.

4. Bidan Merupakan Jabatan Profesional

11
Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional, maka
bidan telah memiliki persyaratan dari Bidan sebagai jabatan profesional:

a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga professional

c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat

d. Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah

e. Memiliki peran dan fungsi yang jelas

f.  Memiliki peran dan fungsi yang jelas

g. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur

h.Memiliki organisasi profesi sebagai wadah

i.Memiliki kode etik kebidanan

j. Memiliki standar pelayanan

k. Memiliki standar praktek

l. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai kebutuhan
pelayanan

m. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan merupakan jabatan


profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:

a) Jabatan structural. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi.

b)  Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari
aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya yang
vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam
konteks ini, jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan demikian, adalah
wajar jika bidan mendapatkan tunjangan fungsional.

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a)  Mengembangkan pelayanan yang unik bagi masyarakat

b)  Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang ditujukan


untuk maksud profesi yang bersangkutan

c)  Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah

12
d)   Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang belaku

e)   Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya

f)    Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan

g)        Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan


yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya.

5.  Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya

a)         Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada
masyarakat

b)        Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan


kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

c)         Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan


kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

6.  Apakah Profesi Itu Hidup ?

Suatu profesi juga dapat dikatakan hidup bila telah melaksanakan fungsinya dengan
semestinya, yaitu antara lain:

a)   Mempunyai organisasi dengan atribut-atributnya yaitu suatu kepengurusan dan kantor


sekretariat yang dikelola secara tertib

b)  Mempunyai pendataan keanggotaan

c)   Mempunyai program kerja yang terjadwal dan terencana

d)   Mempunyai Sumber Pembiayaan Yang Legal Dan Sehat

e)    Mempunyai sistem pelayanan anggota dan masyarakat. Mempunyai networking lokal-


regional dan internasional

f)    Melaksanakan pembinaan anggota

g)    Mempunyai sistem penilaian konduite dengan sanksi-sanksi.

7.   Fungsi Organisasi Profesi

Sesuai dengan peran itu maka organisasi profesi mempunyai

fungsi antara lain:

1)        Bidang pendidikan : menetapkan standar pendidikan dan pendidikan berkelanjutan


(continuing education)

13
2)        Bidang pelayanan : menetapkan standar profesi, ijin praktik. registrasi anggota serta
menyusun dan memberlakukan kode etik profesi

3)        Bidang IPTEK : merencanakan, melaksanakan dan mengawasi riset dan


perkembangan IPTEK dalam profesi tersebut

TEST
TES FORMATIF
FORMATIF

TES 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !

1. Dibawah ini yang merupakan syarat dari kompetensi bidan adalah ..


A. Mempunyai nilai- nilai prestige
B. Jelas
C. Impian seorang bidan di masa depan
D. Arti yang luas

2. Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan , keterampilan ,


dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan , disebut ...
A. Peran profesi
B. Standar profesi
C. Kewajiban profesi
D. Kompetensi profesi
3. Kompetensi asuhan kebidanan ada 5 dimensi , salah satunya adalah task skill . Yang
dimaksud dengan task skill adalah ...
A. Memindahkan ibu dan bayi pasca persalinan ke ruang perawatan ibu dan anak
B. Mampu melakukan / melaksanakan asuhan kebidanan pemeriksaan ibu hamil
C. Mengidentifikasi secara dini pada persalinan abnormal dan kegawatdaruratan
dngan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat .
D. Mampu memimpin persalinan dalam kondisi bersih , aman dan menangani
kegawatdaruratan bersama tim kebidanan

14
4. Dibawah ini merupakan kompetensi bidan ke 3 adalah
A. Asuhan pada bayi dan balita
B. Asuhan kebidanan di komuntas
C. Asuhan konseling selama kehamilan
D. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui

5. Dibawah ini yang merupakan pengetahuan dasar bagi bidan dalam kompetensi bidan
ke 9 adalah ...
A. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear
B. Menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan bagian vagina
C. Mengidentifikasi gagguan masalah dan kelainan kelainan sistem reproduksi
D. Tanda dan gejala penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi keputihan ,
pendarahan tidak teratur dan penundaan haid

15
KUNCI JAWABAN

1. B
2. D
3. B
4. C
5. B

16
DAFTAR PUSTAKA

makalah/KULIAH/KONSEP KEBIDANAN/Bahanmteri kompetensi bidan dan praktek professional


bidan/PRAKTEK PROFESIONAL SEORANG BIDAN BERBAGI ILMU Dengan Jusrawathy Mursalim.htm

makalah/KULIAH/KONSEP KEBIDANAN/Bahan mteri kompetensi bidan an praktek professional


bidan/kompetensi bidan dyahtrielchoiri.htm

makalah/KULIAH/KONSEP KEBIDANAN/Bahan materi kompetensi bidan dan praktek professional


bidan/K ONSEP KEBIDANAN PROFESIONALISME.htm

17

Anda mungkin juga menyukai