Mengetahui,
NIP:1966091019940320001 NIP:1967711101993032002
ii
VISI MISI
PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN
VISI
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan D-III, D-IV dan Profesi Kebidanan yang memiliki daya
saing di tingkat nasional dan siap bersaing di tingkat internasional sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
2. Melakukan penelitian (evidance based) dalam Kewirausahaan dengan pendekatan
Asuhan
Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat bermitra dengan stake holder khususnya dalam
Kewirausahaan pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan serta
mampu berwirausaha dengan pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik berbasis Kearifan
Lokal.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Ajar Yang berjudul ‘PENGEMBANGAN
KOMPETENSI DAN PROFESIONAL, STANDAR GLOBAL UNTUK KOMPETENSI’.
Kami sangat berharap modul ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritikan, saran dan ususlan demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga modul sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
membacanya. Sebelum kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
COVER
TOPIK ............................................................................................... 2
RUMUSAN MASALAH..................................................................... 3
TUJUAN............................................................................................... 4
RINGKASAN MATERI
KOMPETENSI BIDAN ................................................................................. 4
MACAM – MACAM STANDAR KOMPETENSI BIDAN ........................ 6
PRAKTIK PROFESI KEBIDANAN ............................................................ 9
TOPIK
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang
diakui oleh negara dan memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek
kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervisi, asuhan dan memberikan
nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca
persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta
asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian
kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan
tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia
mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk
wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk
pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu
dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia juga berpraktek di rumah sakit,
klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya. Indonesian
Demographic and Health Survey (2013) mengungkapkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih cukup tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
(AKB) yaitu 34/1000 kelahiran hidup, sedangkan dunia memproyeksikan target penekanan
AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Bidan
merupakan mitra perempuan, memiliki posisi penting dan strategis dalam membantu upaya
penurunan AKI dan AKB, terutama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesehatan
ibu dan anak mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup generasi penerus yang
merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan suatu bangsa.
2
aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan
kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan terkini,
sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas yang dibutuhkan
perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta mengambil keputusan untuk peningkatan
kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya sejalan dengan perkembangan obstetrik,
namun masing – masing mempunyai lingkup praktik tersendiri.
Kebidanan sebagai profesi yang terus berkembang harus mengikuti perkembangan dan
perubahan globalisasi. Era globalisasi menuntut tersedianya sumber daya manusia profesional
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Profesionalisme terkait erat dengan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Kompetensi profesional adalah
suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak dengan memperhatikan komunikasi.
Pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan klinikal, emosi, nilai, dan refleksi dalam praktik
sehari-hari untuk memperbaiki kesehatan individu,keluarga dan masyarakat. Sikap
profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat terhadap profil seorang bidan.
Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan kualitatif
menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan
tanggap dibidangnya. Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah selayaknya organisasi
profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan AIPKIND) menyusun suatu
standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan kebidanan, agar lulusan yang dihasilkan dapat memberikan pelayanan kebidanan
berkualitas. Standar kompetensi bidan ini disusun berdasarkan body of knowledge, filosofi
dan paradigma pelayanan kebidanan dengan mengacu pada Permenkes No. 369/ Menkes/ SK/
III/ 2007, tentang Standar Profesi Bidan, Permenkes No. 161/ Menkes/ PER/ I/ 2010 tentang
registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No 1464/ Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan serta essential competencies International Confederation of
Midwives (ICM) tahun 2010.
RUMUSAN MASALAH
- Dari latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
3
4. Apakah tujuan dari adanya standar kompetensi bidan?
RINGKASAN MATERI
A. Kompetensi bidan
KOMPETENSI BIDAN
4
Pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukungtugas bidan dalam
memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan IPTEK.
2. Task Management Skill : Mengidentifikasi secara dini pola persalinan abnormal &
kegawatdaruratan dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang tepat
5. Transfer Skills :memindahkan ibu nifas & bayi pasca persalinan keruang perawatan Ibu &
anak.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:369/ Menkes/ SK/
III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan, salah satu komponendi dalamnya berisi mengenai
standar kompetensi bidan di Indonesia, sebagaiacuan untuk melakukan asuhan kebidanan
kepada individu, keluarga danmasyaraka
1. Kompetensi Ke-1
c) Sarana dan tanda bahaya serta transportasi ke gawat daruratan bagi anggota masyarakat
yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan
d) Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat
5
e) Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang
diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh
pelayanan kebidanan)
Kompetensi ke 1:
Kompetensi ke 2:
Kompetensi ke 3:
Kompetensi ke 4:
6
situasi kegawat daruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya
yang baru lahir.
Kompetensi ke 5:
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap budaya setempat.
Kompetensi ke 6:
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprenshensif pada bayi baru lahir
sehat, sampai dengan umur 1 bulan.
Kompetensi ke 7:
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bln - 5 thn).
Kompetensi ke 8:
Kompetensi ke 9:
Kompetensi ke 1
Maksudnya ialah jadi setiap bidan selain mempunyai kompetensi dan keterampilan berbasis
kedokteran bidan juga harus mempunyai ilmu sosial dan etik yang bermutu sesuai dengan
kebudayaan masyarakat,misalnya mempunyai dan dapat menyampaikan pengetahuan
kepada masyarakat tentang manfaat dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan
modern. .
Kompetensi ke 2
7
Bidan memberikan asuahan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk
meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan
menjadi orang tua.
Maksudnya ialah jadi seorang bidan selain harus bisa memberikan asuhan
kesehatan yang benar seperti memberikan konseling pada saat kehamilan kepada
pasangan calon orang tua tetapi seorang bidan juga harus mampu menempatkan diri
tentang bagaimana menanggapi perbedaan kebudayaan di setiap lapisan masyarakat.
Kompetensi ke 3
Maksudnya disini ialah Bidan harus memberikan asuhan kehamilan yang baik dan benar
untuk memaksimlkan kesehatan selama kehamilan diantaranya adalah memeriksa
tanda,gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan.
Kompetensi ke 4
Maksudnya ialah seorang bidan harus menguasai budaya- budaya mengenai pesalinan
yang ada di masing-masing daerah yang akan digelutinya. Berbasis persalinan yang baik
dan benar, yang dapat menangani segala kemungkinan kondisi yang akan terjadi mengenai
masalah kesehatan wanita dan bayi yang baru lahir .
Kompetensi ke 5
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi,
tanggap terhadap budaya setempat.
Maksudnya ialah, jadi seorang bidan harus memberikan asuhan pada ibu nifas dan
menyusui dengan pelayanan yang baik dengan memberi pengetahuan mengenai masalah-
masalah pada saat menyusui,manfaat ASI eklusif dan melakukan konseling tentang
seksualitas dan KB pascapersalianan dengan menyesuaikan terhadap budaya masyarakat
setempat.
Kompetensi ke 6
8
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir
sehat, sampai dengan umur 1 bulan.
Maksudnya ialah bidan harus teliti cermat dan berhati- hati dalam menangani bayi yang bau
lahir sampai dengan umur 1 bulan seperti membersihkan badan bayi baru lahir dan
melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Kompetensi ke 7
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita
sehat (1 bln - 5 thn).
Maksudnya ialah bidan tidak hanya menangani dan memberi asuhan kepada bayi yang baru
lahir tetapi juga terhadap bayi dan balita seperti dalam hal menangani panyakit atau
kelainan pada saat masa pertumbuhan bayi dan anak.
Kompetensi ke 8
Maksudnya ialah bidan juga memberikan asuhan kesehatan terhadap keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan kebudayaan yang ada di daerah setempat dengan cara
memberi penyuluhan kepada suatu kelompok atau masyarakat setempat.
Kompetensi ke 9
Maksudnya ialah bidan harus mengetahui dan memahami masalah - masalah tentang
asuhan kebidanan yang berkaitan dengan gangguan reproduksi contohnya terhadap pasien
dengan penyakit keputihan yang parah.
Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada
perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa
9
antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal
proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan morbilitas ibu dan
bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.
· Memberikan pengawasan & asuhan serta nasehat selama masa hamil, bersalin & nifas.
2. Profesionalisme
Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya.
Pengertian jabatan profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut
dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan
langsung dalam situasi kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional sebagai
warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seseorang pekerja profesional perlu dibedakan
dari seorang teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam
unjuk kerja yang sama (misalnya: menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan masalah-
masalah teknis dalam bidang kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi,
pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta
memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni, 1980).
10
a. Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai
dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi)
b. Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta menuntut
pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara secara
efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya terstandar
c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan
serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan
perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya: Hal ini mendorong
pekeria profesional yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan (menyempurnakan) diri
serta karyanya orang tersebut secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang
tinggi
d. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau negaranya.
Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab
sosial pekerja professional tersebut
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
11
Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional, maka
bidan telah memiliki persyaratan dari Bidan sebagai jabatan profesional:
l. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai kebutuhan
pelayanan
a) Jabatan structural. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi.
b) Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari
aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya yang
vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam
konteks ini, jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan demikian, adalah
wajar jika bidan mendapatkan tunjangan fungsional.
12
d) Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang belaku
a) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada
masyarakat
Suatu profesi juga dapat dikatakan hidup bila telah melaksanakan fungsinya dengan
semestinya, yaitu antara lain:
13
2) Bidang pelayanan : menetapkan standar profesi, ijin praktik. registrasi anggota serta
menyusun dan memberlakukan kode etik profesi
TEST
TES FORMATIF
FORMATIF
TES 1
14
4. Dibawah ini merupakan kompetensi bidan ke 3 adalah
A. Asuhan pada bayi dan balita
B. Asuhan kebidanan di komuntas
C. Asuhan konseling selama kehamilan
D. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui
5. Dibawah ini yang merupakan pengetahuan dasar bagi bidan dalam kompetensi bidan
ke 9 adalah ...
A. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear
B. Menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan bagian vagina
C. Mengidentifikasi gagguan masalah dan kelainan kelainan sistem reproduksi
D. Tanda dan gejala penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi keputihan ,
pendarahan tidak teratur dan penundaan haid
15
KUNCI JAWABAN
1. B
2. D
3. B
4. C
5. B
16
DAFTAR PUSTAKA
17