Anda di halaman 1dari 18

“TREND DAN ISSU KEPERAWATAN MATERNITAS FAMILY CENTERED

MATERNITY CARE DAN EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM KEPRAWATAN


MATERNITAS”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III

OSIANA MANTIR 2121015


ZHADIAN WARDANI ABDULLAH 2121016
EMANUEL DEDO NGARA 2121017
MUHAMMMAD TAHIR 2121018
PRISKAWATI S. TANUA 2121019
YENITA SERA BULU 2121020

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang
kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul
“TREND DAN ISSU KEPERAWATAN MATERNITAS FAMILY CENTERED
MATERNITY CARE DAN EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM KEPRAWATAN
MATERNITAS” Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai tim penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini masi jauh dari kata sempurna,baik dari sisi materi maupun
penulisannya.Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan
maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Makassar, 08 oktober,2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 4
C. TUJUAN................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5
A. DEFINISI TREND DAN ISSUE.......................................................................... 5
B. KONSEP FAMILY CENTERED MATERNITY CARE (FCMC)...................... 8
C. KONSEP EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)............................................. 9
D. MODEL EVIDENCE BASED PRACTICE......................................................... 10
E. PENERAPAN EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM KEPERAWATAN
MATERNITAS..................................................................................................... 13
G. HAMBATAN EVIDENCE BASED PRACTICE PADA KEPERAWATAN….. 14
H. ISU-ISU YANG TERKAIT DENGAN EBP……………………………………. 15
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 21
B. SARAN.................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri
juga dapat menyesuaikan perubahan tersebut.
Keperawatan menetapkan diri dari ilmu social bidang lain karena focus asuhan keperawatan
bidang lain meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah
peserta keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3
keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masayrakat sampai ke tingkat yang lebih
tinggi, yaitu S2.
Tren paraktik keperawatanmeliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran
perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan
sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,
otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan professional menggambarkan
trend dan praktik keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai
wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Trend dan Issue?
2. Bagaimanakah konsep family centered maternity care (fcmc)?
3. Bagaimana Trend dan issu keperawatan maternitas?
4. Bagaimana konsep Evidence Based Practiced (EBP)?
5. Bagaimana model-model Evidence Based Practiced (EBP)?
6. Bagaimana penerapan Evidence based Practiced (EBP) dalam proses keperawatan?
7. Bagaimana hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practiced (EBP)?
8. Bagaimana usaha dalam meningkatkan Evidence BAsed Practiced (EBP)?
9. Bagaimana isu-isu yang Terkait dengan EBP, Penelitian Keperawatan dan Aplikasi dalam
Pelayanan?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar kami dan pembaca mengetahui dan memahami tentang :
1. Untuk mengetahui Trend dan Issue?
2. Untuk mengetahui konsep family centered maternity care (fcmc)?
3. Untuk mengetahui Trend dan issu keperawatan maternitas?
4. Untuk mengetahui konsep Evidence Based Practiced (EBP)?
5. Untuk mengetahui model-model Evidence Based Practiced (EBP)?
6. Untuk mengetahui penerapan Evidence based Practiced (EBP) dalam proses
keperawatan?
7. Untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practiced (EBP)?
8. Untuk mengetahui usaha dalam meningkatkan Evidence BAsed Practiced (EBP)?
9. Untuk mengetahui isu-isu yang Terkait dengan EBP, Penelitian Keperawatan dan
Aplikasi dalam Pelayanan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Trend Dan Issue

 Definisi Trend dan Issue


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga
dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang
biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta setelah tahun 2000,
dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era
dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke
dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan
masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat
yang maju.
Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan
masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran,
kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan
dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran
pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan
masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis.
Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan
ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih
belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran
perawat professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat
pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi).
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “
sehat untuk semua pada tahun 2020 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi
dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan
pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang
keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar,
lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di
lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya
jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting
dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang
melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :
1) Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2) Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode
etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional
terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab
etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience : Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair : Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,
keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu
yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity : Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu),
selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen
moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3) Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara
mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang
berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi
melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta
tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan
penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau
seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan
praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi. Tanggung
gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang
dilakukannya terhadap klien
 Definisi Issue
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau
buktinya
Beberapa issue keperawatan pada saat ini :
 EUTHANASIA : Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia,
pembuhuhan legal yang sampai kini masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal ini
pun ada beragam jenisnya. Secara umum, kematian adalah suatu topik yang sangat
ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia kedokteran atau
kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi
sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu
yang definit dan dapat dipastikan tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan
hal tersebut terjadi. Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu
secara tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan
untuk meringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya.
 Definisi Trend dan Issu Keperawatan
Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan banyak orang tentang
praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu
keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. Saat ini trend
dan issu keperawatan yang sedang banyak dibicarakan orang adalah Aborsi, Eutanasia dan
Transplantasi organ manusia, tentunya semua issu tersebut menyangkut keterkaitan dengan
aspek legal dan etis dalam keperawatan.

B. Konsep Family Centered Maternity Care (Fcmc)

1. Pengertian

Family centered maternity care atau keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga
didefinisikan sebagai melahirkan secara aman dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas
sambil menggali, memfokuskan dan mengadaptasikan terhadap kebutuhan klien, bayi dan
keluarga. Penekanannya adalah pada pelayanan ibu dan bayinya yang mendukung kesatuan
keluarga sambil mempertahankan keamanan dan keselamatan fisik (May & Mahlmiester,
1994)

2. Pendekatan Family Centered Maternity Care

Sepuluh pendekatan yang digunakan pada model family centered maternity care menurut
Philip dan Zwelling (1996) adalah:

 Peristiwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan sejahtera (normal
dan alamiah) bukan suatu keadaan sakit, tetapi ibu saat ini mengalami perkembangan
kedewasaan, sehingga ibu dapat melakukan perawatan diri dan bayinya sendiri dengan
bantuan keluarga.
 Pelayanan perinatal bersifat personal di sesuaikan dengan kebutuhan fisik pisikososisl,
latar belakang Pendidikan, spiritual dan budaya dari setiap ibu dan keluarga sehingga ibu
dan keluarga dapat melakukan aktivitasnya sesuai dengan kemampuan dan
pengalamannya.
 Program komperhensif, edukasi prinatal, mempersiapkan keluarga untukaktif
berpartisipasi seopanjang periode prinatal, serta masa menjadi orang tua.program ini
mempersiapkan ibu dan keluarga sesuai kemampuannya belajar merawat diri, bayi dan
keluarganya.
 Penyediaaan pelayanan Kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan
untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif sesuai
dengan harapannya.pelayan yang di berikan memberi pengalaman positif dalama
merawata keluarga, sehingga keluarga dapat memilih pelayanan yang berkualitas.
 Pasangan/suami/orang yang dipercaya ibu untuk membantunya secara aktif selama proses
perinatal. Dalam hal ini FCMC memfallsitasi pasangan/orang yang dipercaya ibu untuk
belajar merawat bayinya selama dirumah sakit, agar dapat membantu istri/ibu postpartum
setelah pulang perawatan (dirumah),
 Memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan ibu dan keluarga selama perawatan
diruang rawat. Model ini mengajarkan keluarga bagaimana mengetahui masalah dan
memecahkan/mengatasi masalahnya.
 Perawatan roaming-in diberikan kecuali pada ibu dengan persalinan seksio sesarea.
Model ini memberi gambaran bagaimana peran keluarga dalam menjalankan perannya
masing-masing dirumah dengan memberikan kesempatan untuk melakukan perawatan
sendiri dengan pemantauan perawat. Pemulangan dini dapat di lakukan setelah melihat
kesiapan ibu dan keluarga
 Ibu adalah perawat untuk bayinya sendiri, ibu melakukan aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan bayinya kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
 Perawat memfasilitasi ibu dan bayi sebagai suatu kesatuan yang menjadi tanggung
jawabnya, memberi gambaran pada ibu dan keluarga. kebutuhan mana yang memerlukan
bantuan orang lain.
 Para orangtua diijinkan untuk merawat bayi mereka yang sakit/resiko tinggi setiap ada
waktu dan mereka diikutsertakan dalam merawat bayinya sesuai dengan kondisnya,
memberi kesempatan pada ibu dan keluarga dengan melibatkan ibu dan pasangan dalam
merawat bayi yang bermasalah sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan kondisi
bayi, sehingga keluarga tahu masalah bayi dan dapat mengambil keputusan dalam
meminta bantuan untuk mengatasinya.

3. Proses keperawatan maternitas yang ditangani oleh tenaga terlatih dan mapu melaksanakan
proses keperawatan maternitas mulai dari proses kehamilan calon ibu sampai perawatan bayi
dan masa nifas ibu pasca melahirkan:
 Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua
 Mengikut sertakan keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan dan nifas
 Mengikut sertakan keluarga dalam operasi
 Menetapkan peraturan yang flexible
 Mengatur kamar bersalin seperti suasana rumah
 Menjalankan sistem kunjungan tidak ketat
 Mengadakan kontak dini bayi dan orang tua
 Menjalankan rooming-in ruang rawat gabung untuk ibu hamil)
 Mengikutsertakan anak-anak dalam proses perawatan
 Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU
 Pemulangan secepat mungkin dengan dikuti followup

4. Trend Dan Issue Keperawatan Maternitas


 Trend dan Issue Keperawatan mengenai Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
 Trend dan Issue Keperawatan berbasis Komunitas
Banyak kita temui dimasyarakat ibu hamil maupun ibu nifas mengalami kesulitan
dalam merawat diri sendiri pada saat hamil maupun merawat bayi setelah melahirkan,
sebagai seorang perawat yang berkompeten dalam bidang maternitas kita wajib membantu
kesulitan yang dialami oleh ibu hamil maupun ibu nifas.
 Beberapa kesulitan yang dialami oleh para ibu hamil maupun ibu nifas diantaranya:
a. Ketidaktahuan ibu hamil tentang makanan apa yang harus dikonsumsi pada saat hamil
b. Kebingungan ibu nifas jika ASI tidak keluar
 Trend dan isuue keperawatan materitas tentang spesialisasi perawatan
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang
banyak teknologi modem yang bisa membantu para petugas kesehatan dalam mengiringi
kehamilan serta persalinan pada ibu.
 Tekhnologi dan cara-cara baru yang berkembang saat ini adalah diantaranya:
a. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
b. Water Birth
c. USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D
d. Pil KB Terbaru
 Trend dan issue keperawatan maternitas tentang sistem pembayaran dan asuransi
 Di Indonesia ada bermacam-macam asuransi yang disediakan oleh pemerintah
diantaranya:
Jampersal
Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain:
1. Ibu hamil
2. Ibu bersalin
3. Ibu nitas (sampai 42 hari setelah melahirkan)
4. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)
5. Pelayanan bayi baru lahir
 Pelayan yang didapat oleh peserta Jampersal meliputi:
1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) sekurang-kurangnya 4 kali (1kali di trimester I, 1 kali
di trimester II, dan 2 kali di trimester III)
2. Persalinan normal
3. Pelayanan nifas normal
4. Pelayanan bayi baru lahir normal
5. Pemeriksaan kehamilan resiko tinggi
6. Pelayanan pasca keguguran
7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar
8. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar
9. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi
10. Penanganan rujukan pasca keguguran
11. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)
12. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif
13. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif
14. Pelayanan KB pasca persalinan

C. Konsep Evidance Based Practiced (EBP)


Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil keputusan klinis
berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Dengan kata lain, EBP merupakan jalan
untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek keperawatan sehingga perawat
dapat meningkatkan rasa pedulinya terhadap pasien. EBP merupakan suatu pendekatan
memecahkan masalah untuk mengambilan keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan
yang terintegrasi di dalamnya adalah ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman
dan bukti - bukti nyata yang baik (pasien dan praktisi). Evidence Based Practice
(EBP) adalah Penggunaan bukti terbaik saat ini secara sadar dan bijaksana dalam hubungannya
dengan keahlian klinis, nilai pasien, dan keadaan untuk memandu keputusan perawatan
kesehatan. EBP merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam praktik keperawatan
kesehatan, yang berdasarkan hasil penelitian atau fakta dan bukan hanya asumsi untuk
menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan.
Evidence Based Practice (EBP) dalam keperawatan maternitas dalam memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien diharapkan perawat dapat berpikir kritis dan
bijaksana pada pasien berdasarkan ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman
dan bukti-bukti nyata yang baik.

D. Model Evidence Based Practiced


1. Model Settler
Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk meningkatkan
penerapan Evidence Based. 5 langkah dalam Model settler:
 Fase 1 : Persiapan.
 Fase 2 : Validasi.
 Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan.
 Fase 4 : Translasi dan aplikasi.
 Fase 5 : Evaluasi

2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care


Model EBP IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN, Model IOWA
diawali dari pemicu atau masalah. Pemicu / masalah ini sebagai focus masalah. Jika masalah
mengenai prioritas dari suatu organisasi tim segera dibentuk. Tim terdiri dari stakeholders,
klinisian, staf perawat dan tenaga kesehatan lain yang dirasakan penting untuk diliatkan dalam
EBP. Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika
terdadat cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan. kemudian dilakukan
evaluasi dan diikuti dengan diseminasi.

3. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee


Model ini disebut juga dengan model Evidence Based Practice Change yang terdiri dari 6
langkah yaitu :
 Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis
 Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik
 Tahap 3 : kritikal analisis evidence
 Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
 Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
 Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek

E. Penerapan Evidance Based Practice dalam Keperawatan Maternitas


Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat tentang bagaimana mengorganisir
perawatan terhadap individu, keluarga dan komunitas. Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dalam proses ini, antara lain membantu meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan,
menurunkan biaya perawatan, membantu orang lain untuk mengerti apa yang dilakukan oleh
perawat, diperlukan untuk standar praktek profesional, meningkatkan partisipasi klien dalam
perawatan, meningkatkan otonomi pasien, meningkatkan perawatan yang spesifik untuk
masing-masing individu, meningkatkan efisiensi, menjaga keberlangsungan dan koordinasi
perawatan, dan meningkatkan kepuasan kerja.
Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan dari saat
tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada setiap fase proses
keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu perawat dalam membuat
keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.

a. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji kebutuhan pasien dari
berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara dengan pasien, anggota
keluarga, perawat yang lain, atau tenaga kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam
medis, dan observasi. Masingmasing sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap
hasil pengkajian secara keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal
yang terkait dengan cara terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap ayang
perlu diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan bagaimana
meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil penelitian juga dapat membantu
perawat dalam memilih alternative metode atau bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun
pada tempat pelayanan tertentu.
b. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait membuat
diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya masing-masing batasan
karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis keperawatan.

c. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil penelitian yang
mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif untuk diaplikasikan pada
suatu budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan pada pasien tertentu.

d. Tahap intervensi / implementasi


Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi keperawatan
yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.

e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang dilakukan
berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi biaya. Hasil penelitian
yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan
dalam suatu pemberian asuhan keperawatan.

F. Hambatan Evidance Based Practice Pada Keperawatan


1. Berkaitan dengan penggunaan waktu
2. Akses terhadap jurnal dan artikel
3. Keterampilan untuk mencari
4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset
5. Kurang paham atau kurang mengerti
6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset
7. Salah pengertian tentang proses
8. Kualitas dari fakta yang ditemukan
9. Pentingnya pemahaman lebuh lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literature hasil
penemuan untuk intervensi praktik yang terbaik untuk diterapkan pada klien.

G. Isu-isu yang Terkait dengan EBP, Penelitian Keperawatan dan Aplikasi dalam Pelayanan
EBP penelitian keperawatan dan aplikasi merupakan rangkaian proses yang saling
berkesinambungan. Sebelum melakukan penelitian keperawatan khususnya diarea klinik,
dibutuhkan data-data atau bukti-bukti dari hasil penelitian terdahulu yang mendukung masalah
yang akan kita teliti. Hasil penelitian yang telah dilakukan, akan menjadi evidence dalam
pengambilan keputusan klinis, sehingga tindakan yang dilakukan sudah berdasar hasil penelitian
yang teruji.
1. Mengidentifikasi masalah praktik klinis
Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah atau isu praktik klinis. Sebagai
konsekuensinya, ini adalah langkah yang paling sulit karena dibutuhkan banyak pemikiran
dan upaya untuk menyempurnakan pernyataan masalah untuk mengembangkan bukti
praktik keperawatan berdasar projek.

2. Mengumpulkan dan penilaian bukti evidence


Langkah kedua adalah mengumpulkan dan menilai bukti, bukti empiris (penelitian) dan
bukti non empiris. Bukti nin empiris penting untuk mendukung perubahan praktik,
sedangkan bukti empiris adalah dengan evidence termasuk uji klinis, non eksperimental dan
meta analisis. Harus dibedakan studi penelitian yang sebenarnya dengan yang bukan
penelitian. Jurnal keperawatan sangat baik dimana mengarahkan pengarang untuk
memberikan judul sehingga pembaca dapat menemukan komponen penting dari sebuah
artikel penelitian. Bukti non empiris meliputi ulasan literature yang diterbitkan, pendapat
dari artikel dan protocol/pedoman serta literature review peneilitian yang dipublikasikan.

3. Membaca dan analisa penelitian empiris


Langkah pertama adalah dengan melihat abstract untuk menyaring artikel yang relevan,
kemudian membaca hasil penelitian sehingga didaptkan suatu ide penelitian dan
pengaruhnya terhadap implikasi keperawatan.

4. Meringkas bukti evidence


Langkah ini sangat penting untuk keberhasilan perubahan praktik keperawatan yang kita
usulkan. Sintesis temuan pada kelompok studi penelitian empiris dianggap kredibel. Hal ini
dilaakukan dengan melakukan analisis, pada analisis isi memeriksa temuan untuk dijadikan
tema.

5. Mengintegrasikan evidence dan referensi klinis


Tahap berikutnya yang perlu disintesis adalah keahlian klinis dan preferensi dari nilai-
nilai. Diperlukan seseorang yang memiliki keahlian klinis di bidang atau topic tertentu.
Dengan pendekaatan multidisiplin akan memastikan analisis mendalam tentang hasil
penelitian yang dianalisis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan profesional
ditujukan kepada Wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan sistem
reproduksi,kehamilan,melahirkan,nifas,dan antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai
umur 40 hari,berserta keluarganya,berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejehtraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Berdasarkan pembahasan konsep evidence based practice diatas, dapat disimpulkan bahwa
ada 3 faktor yang secara garis besar menentukan tercapainya pelaksaan praktik keperawatan
yang leebih baik yaitu, penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi di kaitkan
dengan teori yang telah ada, pengalaman klinis terhadap suatu kasus, dan pengalaman pribadi
yang bersumber dari pasien. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka diharapkan
pelaksanaan pemberian pelayanan keehatan khususnya pemberian asuhan keperawatan dapat
ditingkatkan terutama dalam hal peningkatan pelayanan kesehatan atau keperawatan,
pengurangan biaya (cost effective) dan peningkatan kepuasan pasien atas pelayanan yang
diberikan. Namun, dalam pelaksanaan penerapan evidence based practice ini sendiri tidaklah
mudah, hambatan utama dalam pelaksanaanya yaitu kurangnya pemahaman dan kurangnya
referensi yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penerapan EBP itu sendiri.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita bisa melakukan pencegahan masalah-masalah tersebut dengan
melakukan edukasi. Masalah-masalah tersebut harus diketahui dan dipahami agar dapat
menurunkan angka terjadinya masalah tersebut. Serta EBP juga merupakan salah satu langkah
atau metode untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas. EBP merupakan
salah satu langkah yang dapat menjamin pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat
adalah berkualitas, tepat sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat
dipercaya.

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu di
Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
Perlu dikembangkannya intervensi yang spesifik untuk mengatasi nyeri, karena belum
tertasinya nyeri meskipun telah dilakukan upaya mandiri untuk mengatasi. Diharapkannya
pelayanan perawatan professional untuk mengatasi masalah nyeri yang muncul seperti
mengusap-usap perut, mendampingi ibu, care, atau memperhatikan dan lebih mengerti kondisi
ibu serta peralatan yang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/40766275/MAKALAH_TREND_DAN_issu

Irene M. Bobak. Margareth Duncan, dkk. 2021. Buku ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Marilynn Doenges & Mary Frances Moorhouse. Rencana Perawatan

Maternal, Jakarta EGC. London, M.L. Ladewig. P.W, dkk. 2020. Maternal-newbom &
childnursing: Family-centered care. New Jersey: Prentice Hall.

Tesis Pengalaman Ibu Primipara dengan Pemulangan Dini Dari Rumah Sakit Umum Daerah
Cibabat di Wilayah Kota Cimahi Jawa Barat.

Universitas Indonesia.

Journal Model Edukasi Postnatal melalui Pendekatan Family Centered

Maternity Care (FCMC).

Anda mungkin juga menyukai