PENDAHULUAN
Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain
dalam menjalani hidupnya. Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan
mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi seseorang adalah
suatu proses yang melibatkan perilaku dan interaksi antar individu dalam berhubungan dengan orang
lain.
merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi
ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai
ilmu komunikasi, individu diposisikan untuk menentukan potensi diri dalam melakukan komunikasi
yang efektif. Untuk dapat melakukannya, individu tentu saja harus memiliki pemahaman dasar akan
proses komunikasi dan bagaimana teori komunikasi berfungsi dalam hidup individu.
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan implementasi atau pelaksanaan dalam tahap proses keperawatan
1.3.2 Mahasiswa dapat manambah pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang baik dalam proses
PEMBAHASAN
Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Seorang perawat tidak akan dapat melaksanakan tahapan – tahapan proses keperawatan dengan
baik bila tidak terjalin komunikasi yang baik antara perawat dengan klien, perawat dengan keluarga
atau orang yang berpengaruh bagi klien, dan perawat dengan tenaga kesehatan lainnya
Proses keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung perawat bersama
klien mengidentifikasi dan menentukan masalah, merencanakan dan melaksanakan tindakan, serta
Kemampuan komunikasi yang baik dari perawat merupakan salah satu faktor keberhasilan
dalam melaksanakan proses keperawatan yang meliputi : Tahap pengkajian, perumusan diagnosa,
2.5.1 Menunjukkan muka yang jujur dengan klien. Hal ini penting agar tercipta suasana saling percaya saat
berkomunikasi.
2.5.2 Mempertahankan kontak mata dengan baik. Kesungguhan dan perhatian perawat dapat dilihat dari
2.5.3 Fokus kepada klien. Agar komunikasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang diinginkan dalam
2.5.4 Mempertahankan postur yang terbuka. Sikap terbuka dari perawat dapat menumbuhkan keberanian
2.5.5 Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien sebagai bentuk perhatian, menghargai dan
menghormati klien.crouch (2002) mengingatkan bahwa manusia mempunyai dua telinga dan satu
mulut. Dalam berkomunikasi dia menyarankan agar tindakan komunikasi dilaksanakan dengan
perbandingan 2:1, lebih banyak mendengar daripada bicara. Sikap ini akan mengingatkan kepercayaan
2.5.6 Relatif rilek saat bersama klien. Sikap terlalu tegang atau terlalu santai juga tidak membawa pengaruh
Pada tahap ini petugas kesehatan (perawat, bidan dll) juga harus meningkatkan kemampuan
S – Sit (duduk) menghadap klien.postur ini memberi kesan bahwa perawat ada disana untuk
O – Observe (mengamati) suatu postur terbuka (yaitu menahan tangan dan lengan tidak menyilang).
Postur ini menyatakan perawat “terbuka” terhadap apa yang dikatakan klien. Suatu posisi yang
L – Lean (mencondong kearah klien). Postur ini menyampaikan bahwa perawat terlibat dan tertarik
dan kesediaan untuk mendengarkan apa yang klien sedang katakana. Ketidakhadiran kontak mata
atau pergeseran mata member pesan bahwa perawat tidaklah tertarik akan apa yang dikatakan klien.
R – Relax. Rileks adalah penting untuk mengkomunikasikan suatu perasaan atau kondisi yang nyaman
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat dalam proses
keperawatan merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam melaksanakan proses keperawatan
yang meliputi : tahap pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Proses keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung perawat bersama
klien mengidentifikasi dan menentukan masalah, merencanakan dan melaksanakan tindakan, serta
3.2 Saran
Bagian akhir dari makalah ini, kami sarankan bahwa aturan komunikasi dalam proses
keperawatan yang telah ditetapkan dapat dijalankan sesuai prosedurnya dan mahasiswa/i diharapkan
dalam pelayanan kesehatan dan meningkatkan kinerja dalam mewujudkan komunikasi yang adekuat
sehingga mampu menjadi mahasiswa/i professional dalam berkomunikasi secara verbal maupun non
verbal serta diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang tahap-tahap proses