Disusun oleh :
Asih Sutanti
Christiana Asih Murwati
Celsa Fernandes C
Dwi Ayuningtyas
Indah Rini Yasinta
Yohana Suparlin
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah etika keperawatan yang
berjudul “ Etika Profesi Keperawatan” tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu
tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.
COVER .............................................................................................................................. !
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Lampiran ……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Identifikasi sikap etis dan sikap tidak etik dari profesi perawat
a. Definisi Etika
Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber
dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari
profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi
individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep etis
Karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta
nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah didefinisikan,
tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan dalam suatu situasi.
Contoh : benarkah dipandang dari segi etis, hak asasi, dan tanggung jawab bila
profesional kesehatan menghentikan upaya penyelamatan hidup pada pasien yang
mengidap penyakit yang pasti membawa kematian?
Kadang-kadang perawat diharapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga, dan
masyarakat ; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosial, dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan
pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya
profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal. Pelayanan
profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak membedakan kebangsaan,
warna kulit, politik, satatus sosial, dan lain-lain. Keperawatan adalah pelayanan vital
terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini
berdasarkan kepercayaan bahwa perawat berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan,
dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam
interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan
bagaimana harus bertindak, bagaimana perilaku manusia, dan apakah hal dan tanggung
jawabnya.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah
milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.
Anggota profesi keperawatan dituntut oleh sesama perawat, profesi lain, dan
masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk menaati dan menentukan
kode etik yang telah disepakati.
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam
melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini.
Disamping itu, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya
kebutuhan masyarakat mengakibatkan ruang lingkup layanan keperawatan semakin
komplek untuk itu, perawat dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan
atas dasar penalaran saintifik dan etis.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus mengambil suatu
keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien. Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal
yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri,
norma masyarakat, dan standar profesional. Dalam melaksankan praktik keperawatan,
perawat berhadapan dengan manusia atau klien. Perawat meyakini bahwa klien
mempunyai harga diri, martabat, dan otonomi; dan integritas perawat harus
dipertahankan dalam memberi pelayanan atau asuhan keperawatan. Disamping itu,
keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk memciptakan lingkungan yang
kualitas pelayanannya juga ditentukan oleh pertimbangan hak, nilai budaya, dan adat
istiadat klien.
b. Tujuan Etika Keperawatan
Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk
mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini,
keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan
mengevaluasi perilaku moral perawat.
Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan
dapat meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan
bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada
profesi (ANA, 1976 dalam buku Suhaemi, 2010). Secara umum tujuan etika profesi
keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan pasien kepada
perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.
Sesuai dengan tujuan di atas, perawat ditantanng untuk mengembangkan etika
profesi secara terus-menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru; dan
mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat generasi muda, secara
terus-menerus juga meletakkan landasan filsafat keperawatan agar setiap perawat tetap
menyenangi profesinya. Selain itu pula, agar perawat dapat menjadi wasit untuk
anggota profesi yang bertindak kurang profesional karena melakukan tindakan “di
bawah” standar profesional atau merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi
keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam buku Suhaemi
2010, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam
praktik keperawatan
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di
pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan,
sesuai dengan kepercayaannya
Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan mempertimbangkan
peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan
dengan ajaran agama dan perintah Tuhan dalam:
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat
sendiri, maupun masyarakat
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan
(hal yang dianggap benar).
Menurut National League for Nursing (NLN [Pusat pendidikan keperawatan milik
perhimpunan perawat Amerika]) dalam buku Suhaemi, 2010, pendidikan etika
keperawatan bertujuan :
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
b. Kewajiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya
6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
7. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa.
c. Kewajiban Perawat
1. Perawat wajib memiliki :
a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.
b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan
c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan
kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat perorangan / kelompok
2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
3. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
4. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-
nundangan yang berlaku
5. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai bbatas
kewenangan perawat
6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
sesuai dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan
7. Mencatat semua tindakan keperawatan ( dokumentasi asuhan keperawatan )
secara akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam melaksanakan
praktik profesi keperawatan
9. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek keperawatan
& kesehatan
10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai
batas kewenangan & SOP
11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Mentaati semua peraturan perundang-undangan
12. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh SIK ulang & SIPP Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama
perawat maupun dengan anggota tim kesehatan lain.
Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :
1. Terdapat rasa saling percaya antara perawat dengan pasien
2. Perawat benar-benar memahami tentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak
tersebut,salah satunya adalah hak untuk menjaga privasi pasien
3. Perawat harus sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada
pribadi pasien yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya,antara lain kelemahan
fisik dan ketidakberdayaan dalam menentukan sikap atau pilihan sehingga tidak
dapat menggunakan hak dan kewajibannya dengan baik
4. Perawat harus memahami keberadaan pasien sehingga dapat bersikap sabar dan tetap
memperhatikan pertimbangan etis dan moral
5. Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas segala risiko yang mungkin
timbul selama pasien dalam perawatannya
6. Perawat sedapat mungkin berusaha untuk menghindari konflik antara nilai-nilai
pribadi pasien dengan cara membina hubungan baik antara pasien,keluarga,dan teman
sejawat serta dokter untuk kepentingan pasien
PENUTUP
Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik dan
dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.
Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan
masyarakat kepada profesi keperawatan.
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien,
masyarakat atau profesi lain, maka kita harus memanfaatkan nilai-nilai dalam menerapkan etika
dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan
demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan
secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan
advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan
terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan
Lampiran
CONTOH KASUS DARI SIKAP ETIS DAN TIDAK ETIS DARI PROFESI
PERAWAT
Program ini dilakukan perawat pada anak-anak yang kekurangan zat besi
(anemia), yang berfokus pada anak-anak yang sosial ekonominya rendah dan
kontribusi diit yang rendah. Dimana perawat merencanakan dengan uji tes
pengambilan darah jari untuk memeriksa hematokrit dari anak yang usulkan oleh
ibunya.
Perawat B berpendapat karena ini adalah kewajiban badan panggilan moral dan
moral klien untuk mendeterminasi diri sendiri, dalam kasus ini ibu memutuskan
untuk anaknya. Kasus ini ada paksaan dalam program skrining adalah secara moral
dibenarkan, bahkan memprediksi konsekuensi manfaat bagi anak.
b. Penjabaran dari kasus etis dan tidak etis dalam profesi perawat
Masalah etis dan tidak etis yang ditemukan pada kasus adalah :
1. Perawat A mnganjurkan melakukan test pengambilan darah jari yang di usulkan oleh
ibu untuk memeriksa hematokrit dari anak. Menurut prinsip etik keperawatan Perawat
A tidak melanggar prinsip-prinsip etik (otonomi, kebebasan dll) karena Perawat A
hanya memberikan pendidikan kesehatan atau menganjurkan ibu untuk melakukan tes
pengambilan darah jari untuk memeriksa hematokrit pada anak. Dan Perawat A juga
melakukan form consent kepada Ibu, artinya Perawat A menganjurkan test skrining ini
tanpa adanya keterpaksaan. meskipun di lain pihak justru Ibu memaksa anak untuk
melakukan test skrining ini. Tetapi test ini justru memberikan indikasi konsekuensi
manfaat bagi anak sehingga anak tidak kekurangan zat besi atau anemia.
2. Perawat B justru berpendapat bahwa skrining ini adalah kewajiban badan moral dan
moral klien untuk mendeterminasi diri sendiri, dalam kasus ini ibu yang memutuskan
untuk dilakukan test skrining pada anaknya. Dimana Perawat B membenarkan secara
moral pemaksaan test yang dilakukan Ibu kepada anaknya bahkan memprediksi
konsekuensi yang akan memberikan manfaat bagi anak. Artinya disini, Perawat B
tidak melanggar prinsip etik keperawatan tetapi Perawat B tidak melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai pemberi informasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA