Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS I
“UPAYA MENEKAN ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
Akbar Muhammad Ilham 1810913310008
Jauhar Latifah Hani 1810913320009
Ni Made Dwi Armawati 1810913320013
Nurhana Khofifah 1810913120007
Prinandita Syafira 1810913220017
Rahadin Nur Anbiya Irawan 1810913210005
Rahmah 1710913120007
Seliza Neva Usnul Dewipa 1810913220003
Wida Yanti 1810913320003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2019
KATA PENGANTAR

Ungkapan rasa syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada


Tuhan YangMaha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapatmenyelesaikan makalah “Upaya Menekan Angka
Kematian Ibu Melahirkan” mata kuliah Maternitas I. Untuk itu semua, penulis
memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa memberikan
limpahan rahmat-Nya kepada mereka yang telah memberi bimbingan, petunjuk,
nasihat, kemudahan dan do’a kepada penulis dengan tulus.
Akhirnya penulis menyadari bahwa mungkin saja dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun yang diharapkan akan menyempurnakan makalah ini.
Namun demikian, penulis berharap makalah ini tetap memberikan manfaat bagi
pembaca dan menambah khasanah ilmu keperawatan.

Banjarbaru, 25 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii


Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Angka kematian ibu hamil .................................................................. 3
2.2 Faktor penyebab kematian ibu hamil .................................................. 3
2.3 Penyebab kematian ibu dan anak ........................................................ 4
2.4 Cara menekan angka kematian ibu melahirkan .................................. 6
2.5 Upaya menurunkan angka kematian ibu hamil ................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 10
3.2 Saran .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap menit seorang ibu meninggal karena penyebab yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Ia biasanya berusia muda, sudah
menjadi ibu dan hidup di negara berkembang. Dari setiap ibu yang
meninggal tersebut, diperkirakan ada 100 wanita yang selamat saat bersalin
tetapi mengalami kesakitan, cacat atau kelainan fisik akibat komplikasi
kehamilan (Kiblinsky, M. A., et al. 1993).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih tinggi,
dan ini merupakan suatu problem kesehatan yang sampai saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2006 – 2007 AKI di Indonesia adalah 244 per 100.000 kelahiran hidup,
dan pada tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup dan diharapkan
pada tahun 2009 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup
Sebagian besar (60 – 80 %) kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan saat melahirkan, persalinan macet, sepsis, tekanan darah tinggi
pada kehamilan, dan komplikasi dari aborsi yang tidak aman (WHO,
1997). Komplikasi kehamilan/persalinan atau yang menyebabkan kematian
ibu tak bisa diperkirakan sebelumnya, dan sering terjadi beberapa jam
atau hari setelah persalinan (Li, 1996).
Kematian ibu tentu akan berdampak kepada yang di tinggalkan
terutama para ibu yang memilki anak balita. Anak balita memerlukan
perlindungan, perawatan dan pengasuhan yang intensif untuk mencapai
perkembangan maksimal si anak sehingga anak menjadi sehat dan cerdas,
dan itu pada umunya ibu memilki peran yang begitu besar. Banyak ahli
menyetujui bahwa kecerdesan seseorang dipengaruhi oleh genetic, namun
faktor lingkungan juga ikut serta andil dalam memacu kecerdasan
seseorang. Study yang dilakukan Hart dan Risley menyimpulkan bahwa:
orang tua yang lebih sering berkomunikasi dengan anak skor IQ anak
semakin tinggi.

1
Kematian ibu pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan
atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.
Masalah kematian Ibu merupakan masalah internasional. Setiap
Negara seharusnya memilki tanggung jawab untuk menanggulangi dan
mencegah bertambahnya kematian ibu di masa kehamilan hingga
persalinannya. Tentunya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
masalah ini menjadi sangat penting di samping juga perhatian terhadap isu-
isu reproduksi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami mengangkat topik trend dan
isu tentang upaya menekan angka kematian pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 apa yang dimaksud dengan angka kematian ibu hamil?
1.2.2 Apa saja faktor penyebab kematian ibu hamil?
1.2.3 Apa saja penyebab kematian ibu dan anak?
1.2.4 Bagaimana cara menekan angka kematian ibu melahirkan?
1.2.5 Bagaimana upaya menurunkan angka kematian ibu hamil?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan angka kematian ibu hamil
1.3.2 Mengetahui apa saja faktor penyebab kematian ibu hamil
1.3.3 Mengetahui apa saja penyebab kematian ibu dan anak
1.3.4 Mengetahui bagaimana cara menekan angka kematian ibu melahirkan
1.3.5 Mengetahui bagaimana upaya menurunkan angka kematian ibu hamil

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Angka Kematian Ibu


Kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi pada saat
hamil, sewaktu melahirkan, atau selama masa nifas yakni 42 hari setelah
melahirkan, tidak melihat durasi maupun letak kehamilan, oleh sebab
apapun yang berkaitan maupun diperparah dengan adanya kehamilan
tersebut atau tindakan yang dilakukan, namun bukan dari sebab-sebab
terkait kecelakaan.Sementara untuk kepentingan pengukuran AKI,
pengertian kematian ibu yang digunakan adalah kematian yang terjadi
pada masa hamil, melahirkan,atau dalam 42 hari setelah melahirkan, tanpa
melihat penyebab kematiannya.
2.2 Faktor Penyebab Kematian Ibu Hamil
Faktor Penyebab Kematian Ibu Pada dasarnya kematian ibu dapat
disebabkan oleh 2 faktor, yakni penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung.
A. Penyebab langsung

Penyebab kematian ibu secara langsung sangat berkaitan


dengan medis, berhubungan dengan komplikasi obstetric selama masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas (post partum). Berbagai hasil
penelitian diketemukan bahwa penyebab kematian ibu terbanyak
akibat dari pendarahan. Beberapa penyebab kematian ibu adalah
Pendarahan, Eklamsia, Partus lama, Komplikasi aborsi, dan Infeksi.
B. Penyebab tidak langsung

Faktor penyebab tidak langsung kematian ibu diakibatkan oleh


penyakit yang diderita oleh si ibu, atau penyakit yang timbul selama
kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung
obstetric, tapi penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik
kehamilan.

3
Beberapa penyebab kematian ibu tidak langsung adalah :
1) Status perempuan dalam keluarga. Perempuan pada status orang
ke dua (konco wingking) biasanya tidak akan sanggup
mengeluarkan keluhan keluhan yang berkaitan dengan timbulnya
rasa sakit/kelainan yang ada di dalam diri sehubungan dengan
kehamilannya, yang akan menyebabkan terhadap keterlambatan
dalam penangan medis.
2) Keberadaan anak. Keberadaan anak yang satu dengan yang lain
terlalu dekat akan menimbulkan perawatan/perhatian anak tidak
maksimal, yang hal ini akan mengurangi perhatian terhadap diri
seorang ibu dengan kehamilannya.
3) Social budaya. Social budaya yang memarginalkan perempuan
akan mempersulit perempuan (ibu) dalam mengambil inisiatif
untuk melakukan tindakan, yang akan berakibat pada
keterlambatan penangan medis.
4) Pendidikan. Pendidikan yang rendah berdampak terhadap
pengetahuan yang rendah terhadap hal ikhwal kehamilan dan
persalinan.
5) Social ekonomi. Penghasilan yang rendah tentu akan berakibat
pada banyak hal, seperti pemenuhan gizi ibu hamil, perawatan ibu
hamil dan persalinan dll.
6) Letak geografis daerah. Letak klinik yang jauh dan sulit terjangkau
akan berakibat terhadap keterlambatan pertolongan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil atau yang akan bersalin.
2.3 Penyebab Kematian Ibu dan Anak

Menurut WHO dan Kementerian Kesehatan ada beberapa faktor


yang menyebabkan kematian ibu dan bayi, antara lain: anemia, kurang
gizi, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan), faktor budaya, ekonomi,
pendidikan, dan kekerasan. Selain itu ibu yang menderita penyakit seperti
malaria, hipertensi, tuberkulosis (TB) maupun HIV/AIDS dapat

4
menyebabkan kematian ibu. Kemudian terlalu muda (usia kurang dari 20
tahun), terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil
(jarak antara kelahiran kurang dari 2 tahun), terlalu banyak anak (lebih
dari 3 orang), terlambat mengenali tanda bahaya dalam memutuskan
dirujuk ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan,
terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan, Komplikasi selama
kehamilan.

Masalah kesehatan ibu dan anak mempunyai ruang lingkup


yang luas, baik dari konsekuensinya terhadap penurunan kualitas
sumber daya manusia maupun faktor penyebab. Tingginya angka
kematian ibu dan anak menyebabkan rendahnya indeks pembangunan
nasional Indonesia di bandingkan negara negara tetangga Indonesia. Dari
aspek penyebab, kematian ibu dan bayi kebanyakan sangat terkait
dengan 4T dan 3L (terlalu dini hamil, terlalu tua hamil, terlalu sering
hamil dan melahirkan, terlalu banyak anak, lambat memutuskan dirujuk
ke tempat pelayanan kesehatan, lambat dibawa ketempat pelayanan
kesehatan, dan lambat memperoleh pelayanan kesehatan).

Program penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak ini


membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga diperlukan peran lintas
sektor baik dari pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk
memudahkan terlaksananya program ini.

Sejak dileburnya jaminan persalinan (jampersal) dalam program


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS,
dikhawatirkan ibu melahirkan kembali pada kebiasaan lama, yaitu
melahirkan di dukun beranak. Karena pada Jampersal semua ibu hamil
yang akan melahirkan ditanggung bebas bayar melakukan persalinan
oleh bidan. Namun, sejak adanya JKN yang dikelola BPJS, ibu hamil
yang akan melahirkan harus mendaftarkan diri menjadi anggota BPJS.

5
Untuk kondisi khusus dalam persalinan yang artinya kondisi
diluar normal. Misalnya, seorang ibu sebelum melahirkan dicek ke
dokter akan mempunyai resiko tinggi saat melahirkan boleh
menggunakan Surat Keterengan Miskin (SKM). Selain itu, untuk
mencegah prilaku ibu hamil saat melahirkan lebih memilih ke dukun
beranak, Puskesmas Gadingrejo juga melakukan kerjasama dengan
dukun beranak dengan membangun komunikasi jika ada ibu hamil
yang akan melahirkan sebaiknya menghubungi bidan setempat untuk
melakukan pendampingan.

Bahkan Puskesmas telah menyiapkan standar persalinan yang


dilakukan bidan jika memang menemukan kasus diluar penanganan
standar, misalnya ibu hamil harus melahirkan dengan operasi maka
seorang bidan wajib memberikan rujukan. Namun, sedapat mungkin
pihak puskesmas mendorong persalinan normal untuk para ibu yang akan
melahirkan.

2.4 Cara Menekan Angka Kematian Ibu Melahirkan


Penyebab utama kematian ibu melahirkan adalah pendarahan dan
hipertensi. Selain itu, terdapat pula kasus akibat penanganan yang tidak
melibatkan tenaga medis. Kelahiran hanya dengan paraji atau dukun
beranak sangat berisiko. Sebagian besar menjadi pemicu lambatnya
pertolongan kepada ibu melahirkan pada saat masa kritis. Pemicu
kerawanan saat melahirkan juga akibat hamil usia muda atau terlalu tua.
Jarak kelahiran terlalu pendek dan kurangnya pemeriksaan kondisi
kehamilan menjadi penyebab lainnya.
Persalinan wajib didampingi oleh petugas medis. Terkait dengan
adanya dukun beranak, mereka bias menjadi pendamping petugas bidan
saat proses kelahiran dan pada saat pascakelahiran. Para dukun telah diberi
pengetahuan tentang kebersihan dan standar penanganan kelahiran yang
aman oleh pihak puskesmas sehingga dengan kata lain bahwa ”Kelahiran
tetap harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan.”

6
2.5 Upaya Penurunan Kematian Ibu Hamil
Sejak otonomi daerah, dukungan pemerintah daerah pada program
KB memang jauh menurun. Oleh sebab itu wajar saja, lanjut Agung, jika
angka kematian ibu melonjak. “Pemakaian metode KB (Keluarga
Berencana) jangka panjang hanya sebesar 10,6 persen. Upaya ditempuh
melalui MPS (Making Pregnancy Safer). Ada tiga pesan kunci dalam MPS
yang perlu diperhatikan :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih
2. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat (memadai)
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.

Untuk menekan angka kematian ibu yang disebabkan secara


langsung (medis), pemerintah berupaya untuk mendekatkan pelayanan ibu
yang berkualitas kepada masyarakat. Adapun upaya yang telah dan sedang
ditempuh adalah:

1. Penerapan kebijakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


antara lain berupa penyediaan fasilitas pertolongan persalinan pada
polindes, poliklinik kesehatan desa, puskesmas pembantu serta
meningkatkan kemitraan bidan dan dukung bayi.
2. Pelatihan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan
ketrampilan dan kualitas pelayanan kesehatan bekerjasama dengan
LSM antara lain Organisasi Profesi IBI, PKBI, IDI P2KS, dan P2KP
3. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang berkualitas,
sesuai standart dan kompetensinya, antara lain di Polikilinik Kesehatan
Desa oleh Bidan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas PONED
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) dan rumah sakit
PONEK (Pelayanan Obstertrik Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.

7
4. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan melalui
pelayanan keluarga berencana (KB) dan penanganan komplikasi
keguguran serta memberikan pelayanan aborsi yang aman sesuai
peraturan yang berlaku.
5. Upaya pemerintah dalam pelayanan kesehatan ibu hamil salah satunya
adalah pemberian antenatal care (ANC) minimal empat kali selama
kehamilan dengan pembagian minimal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester
ketiga. Kegiatan yang dilakukan dalam ANC adalah berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. Pemerintah untuk mendukung terlaksananya ANC dengan
minimum empat kali memasukkan paket pelayanan ANC, termasuk
yang dilakukan pada kunjungan rumah atau sweeping, dalam
Jampersal. Upaya pemerintah yang lain adalah meningkatkan cakupan
pelayanan ANC, dengan jalan meningkatkan tidak hanya kualitas
namun juga kuantitas puskesmas. Saat ini rasio puskesmas terhadap
penduduk sudah mencapai rasio ideal yakni 1:30.000, namun distribusi
belum merata. Kegiatan puskesmas sendiri ada yang kegiatan luar
gedung, termasuk pendataan, pelayanan di posyandu, kunjungan
rumah, sweeping kasus drop-out, penyuluhan, kelas ibu hamil, dan
penguatan kemitraan bidan dan dukun. Selain yang berkaitan dengan
antenatal care,pemerintah juga menggalakan program pemberian zat
besi bagi setiap ibu yang sedang hamil.

Dari sisi si ibu, maka upaya menghindari kematian ibu adalah


dengan komitmen yang tinggi untuk dapat menghindari kematian ibu yaitu
:

1. Terlalu muda melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan


dibawah usia 20 th.

8
2. Terlalu tua usia melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan di
atas usia 35 th.
3. Terlalu dekat jarak kelahiran, yakni menghindari jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lain dibawah 3 th.
4. Terlalu banyak melahirkan, yakni menghindari melahirkan lebih dari 3
anak.

Bagi para ibu beserta keluarga dapat mengantisipasi jangan sampai


terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan kematian ibu dalam melahirkan
yaitu :
1. Terlambat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan dimana
tempat pelayanan persalinan akan dilakukan.
2. Terlambat mengantar ke tempat persalinan.
3. Terlambat mendapat penanganan persalinan.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk


menekan angka kematian ibu (AKI) perlu adanya upaya yang serius dari
berbagai kalangan, baik dari pemerintah, tenaga medis dan masyarakat.
Semua pihak agar dapat memahami berbagai penyebab kematian ibu.
Berpedoman kepada 4 terlalu dan 3 terlambat akan sangat berarti dalam
menghindari kematian ibu dalam melahirkan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang
besarnya masalah dan dampak kematian ibu adalah mengubah
kebijakan pemerintah yang terbatas, menjamin akses terhadap
pelayanan kesehatan termasuk keluarga berencana, pelayanan pasca
aborsi, tenaga penolong persalinan yang terampil, pelayanan kegawatan
obstetri serta melibatkan masyarakat dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan ibu yang efektif akan menjurus ke arah bayi yang lebih sehat,
wanita dan masyarkat yang lebih kuat, serta berkurangnya kematian
ibu.
3.2 Saran
Bagi Tenaga Kesehatan
1. Perlunya wawancara mendalam kepada ibu hamil pada saat ANC di
Puskesmas, agar dapat terdata bila ada ibu hamil yang mengalami
komplikasi dan faktor resti.
2. Menunjuk petugas dalam pendataan AKI dan mendeteksi faktor resti.
3. Melakukan penyegaran tentang bagaimana cara pengisian kartu skor
4. Tenaga kesehatan diharapkan melakukan evaluasi bulanan/triwulan
terhadap pendataan AKI dan pendataan faktor resti pada ibu hamil.
Bagi Masyarakat
1) Masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam membantu pelaksanaan
pendataan deteksi dini terhadap ibu hamil yang mengalami faktor
resiko tinggi dan komplikasi dalam kehamilan.
2) Masyarakat diharapkan dengan cepat melaporkan kasus kematian
maternal dan neonatal yang ada di sekitarnya kepada petugas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti, Saddiyah. 2015. Upaya Menekan Angka Kematian Ibu Hamil. Medan :
Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol 1 No III

11

Anda mungkin juga menyukai