KEPERAWATAN MATERNITAS I
“UPAYA MENEKAN ANGKA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN”
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Akbar Muhammad Ilham 1810913310008
Jauhar Latifah Hani 1810913320009
Ni Made Dwi Armawati 1810913320013
Nurhana Khofifah 1810913120007
Prinandita Syafira 1810913220017
Rahadin Nur Anbiya Irawan 1810913210005
Rahmah 1710913120007
Seliza Neva Usnul Dewipa 1810913220003
Wida Yanti 1810913320003
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap menit seorang ibu meninggal karena penyebab yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Ia biasanya berusia muda, sudah
menjadi ibu dan hidup di negara berkembang. Dari setiap ibu yang
meninggal tersebut, diperkirakan ada 100 wanita yang selamat saat bersalin
tetapi mengalami kesakitan, cacat atau kelainan fisik akibat komplikasi
kehamilan (Kiblinsky, M. A., et al. 1993).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih tinggi,
dan ini merupakan suatu problem kesehatan yang sampai saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
tahun 2006 – 2007 AKI di Indonesia adalah 244 per 100.000 kelahiran hidup,
dan pada tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup dan diharapkan
pada tahun 2009 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup
Sebagian besar (60 – 80 %) kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan saat melahirkan, persalinan macet, sepsis, tekanan darah tinggi
pada kehamilan, dan komplikasi dari aborsi yang tidak aman (WHO,
1997). Komplikasi kehamilan/persalinan atau yang menyebabkan kematian
ibu tak bisa diperkirakan sebelumnya, dan sering terjadi beberapa jam
atau hari setelah persalinan (Li, 1996).
Kematian ibu tentu akan berdampak kepada yang di tinggalkan
terutama para ibu yang memilki anak balita. Anak balita memerlukan
perlindungan, perawatan dan pengasuhan yang intensif untuk mencapai
perkembangan maksimal si anak sehingga anak menjadi sehat dan cerdas,
dan itu pada umunya ibu memilki peran yang begitu besar. Banyak ahli
menyetujui bahwa kecerdesan seseorang dipengaruhi oleh genetic, namun
faktor lingkungan juga ikut serta andil dalam memacu kecerdasan
seseorang. Study yang dilakukan Hart dan Risley menyimpulkan bahwa:
orang tua yang lebih sering berkomunikasi dengan anak skor IQ anak
semakin tinggi.
1
Kematian ibu pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan
atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain.
Masalah kematian Ibu merupakan masalah internasional. Setiap
Negara seharusnya memilki tanggung jawab untuk menanggulangi dan
mencegah bertambahnya kematian ibu di masa kehamilan hingga
persalinannya. Tentunya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
masalah ini menjadi sangat penting di samping juga perhatian terhadap isu-
isu reproduksi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami mengangkat topik trend dan
isu tentang upaya menekan angka kematian pada ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 apa yang dimaksud dengan angka kematian ibu hamil?
1.2.2 Apa saja faktor penyebab kematian ibu hamil?
1.2.3 Apa saja penyebab kematian ibu dan anak?
1.2.4 Bagaimana cara menekan angka kematian ibu melahirkan?
1.2.5 Bagaimana upaya menurunkan angka kematian ibu hamil?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan angka kematian ibu hamil
1.3.2 Mengetahui apa saja faktor penyebab kematian ibu hamil
1.3.3 Mengetahui apa saja penyebab kematian ibu dan anak
1.3.4 Mengetahui bagaimana cara menekan angka kematian ibu melahirkan
1.3.5 Mengetahui bagaimana upaya menurunkan angka kematian ibu hamil
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Beberapa penyebab kematian ibu tidak langsung adalah :
1) Status perempuan dalam keluarga. Perempuan pada status orang
ke dua (konco wingking) biasanya tidak akan sanggup
mengeluarkan keluhan keluhan yang berkaitan dengan timbulnya
rasa sakit/kelainan yang ada di dalam diri sehubungan dengan
kehamilannya, yang akan menyebabkan terhadap keterlambatan
dalam penangan medis.
2) Keberadaan anak. Keberadaan anak yang satu dengan yang lain
terlalu dekat akan menimbulkan perawatan/perhatian anak tidak
maksimal, yang hal ini akan mengurangi perhatian terhadap diri
seorang ibu dengan kehamilannya.
3) Social budaya. Social budaya yang memarginalkan perempuan
akan mempersulit perempuan (ibu) dalam mengambil inisiatif
untuk melakukan tindakan, yang akan berakibat pada
keterlambatan penangan medis.
4) Pendidikan. Pendidikan yang rendah berdampak terhadap
pengetahuan yang rendah terhadap hal ikhwal kehamilan dan
persalinan.
5) Social ekonomi. Penghasilan yang rendah tentu akan berakibat
pada banyak hal, seperti pemenuhan gizi ibu hamil, perawatan ibu
hamil dan persalinan dll.
6) Letak geografis daerah. Letak klinik yang jauh dan sulit terjangkau
akan berakibat terhadap keterlambatan pertolongan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil atau yang akan bersalin.
2.3 Penyebab Kematian Ibu dan Anak
4
menyebabkan kematian ibu. Kemudian terlalu muda (usia kurang dari 20
tahun), terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun), terlalu sering hamil
(jarak antara kelahiran kurang dari 2 tahun), terlalu banyak anak (lebih
dari 3 orang), terlambat mengenali tanda bahaya dalam memutuskan
dirujuk ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan,
terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan, Komplikasi selama
kehamilan.
5
Untuk kondisi khusus dalam persalinan yang artinya kondisi
diluar normal. Misalnya, seorang ibu sebelum melahirkan dicek ke
dokter akan mempunyai resiko tinggi saat melahirkan boleh
menggunakan Surat Keterengan Miskin (SKM). Selain itu, untuk
mencegah prilaku ibu hamil saat melahirkan lebih memilih ke dukun
beranak, Puskesmas Gadingrejo juga melakukan kerjasama dengan
dukun beranak dengan membangun komunikasi jika ada ibu hamil
yang akan melahirkan sebaiknya menghubungi bidan setempat untuk
melakukan pendampingan.
6
2.5 Upaya Penurunan Kematian Ibu Hamil
Sejak otonomi daerah, dukungan pemerintah daerah pada program
KB memang jauh menurun. Oleh sebab itu wajar saja, lanjut Agung, jika
angka kematian ibu melonjak. “Pemakaian metode KB (Keluarga
Berencana) jangka panjang hanya sebesar 10,6 persen. Upaya ditempuh
melalui MPS (Making Pregnancy Safer). Ada tiga pesan kunci dalam MPS
yang perlu diperhatikan :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih
2. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat (memadai)
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
7
4. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan melalui
pelayanan keluarga berencana (KB) dan penanganan komplikasi
keguguran serta memberikan pelayanan aborsi yang aman sesuai
peraturan yang berlaku.
5. Upaya pemerintah dalam pelayanan kesehatan ibu hamil salah satunya
adalah pemberian antenatal care (ANC) minimal empat kali selama
kehamilan dengan pembagian minimal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester
ketiga. Kegiatan yang dilakukan dalam ANC adalah berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. Pemerintah untuk mendukung terlaksananya ANC dengan
minimum empat kali memasukkan paket pelayanan ANC, termasuk
yang dilakukan pada kunjungan rumah atau sweeping, dalam
Jampersal. Upaya pemerintah yang lain adalah meningkatkan cakupan
pelayanan ANC, dengan jalan meningkatkan tidak hanya kualitas
namun juga kuantitas puskesmas. Saat ini rasio puskesmas terhadap
penduduk sudah mencapai rasio ideal yakni 1:30.000, namun distribusi
belum merata. Kegiatan puskesmas sendiri ada yang kegiatan luar
gedung, termasuk pendataan, pelayanan di posyandu, kunjungan
rumah, sweeping kasus drop-out, penyuluhan, kelas ibu hamil, dan
penguatan kemitraan bidan dan dukun. Selain yang berkaitan dengan
antenatal care,pemerintah juga menggalakan program pemberian zat
besi bagi setiap ibu yang sedang hamil.
8
2. Terlalu tua usia melahirkan, yakni menghindari hamil/melahirkan di
atas usia 35 th.
3. Terlalu dekat jarak kelahiran, yakni menghindari jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lain dibawah 3 th.
4. Terlalu banyak melahirkan, yakni menghindari melahirkan lebih dari 3
anak.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang
besarnya masalah dan dampak kematian ibu adalah mengubah
kebijakan pemerintah yang terbatas, menjamin akses terhadap
pelayanan kesehatan termasuk keluarga berencana, pelayanan pasca
aborsi, tenaga penolong persalinan yang terampil, pelayanan kegawatan
obstetri serta melibatkan masyarakat dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan ibu yang efektif akan menjurus ke arah bayi yang lebih sehat,
wanita dan masyarkat yang lebih kuat, serta berkurangnya kematian
ibu.
3.2 Saran
Bagi Tenaga Kesehatan
1. Perlunya wawancara mendalam kepada ibu hamil pada saat ANC di
Puskesmas, agar dapat terdata bila ada ibu hamil yang mengalami
komplikasi dan faktor resti.
2. Menunjuk petugas dalam pendataan AKI dan mendeteksi faktor resti.
3. Melakukan penyegaran tentang bagaimana cara pengisian kartu skor
4. Tenaga kesehatan diharapkan melakukan evaluasi bulanan/triwulan
terhadap pendataan AKI dan pendataan faktor resti pada ibu hamil.
Bagi Masyarakat
1) Masyarakat diharapkan lebih proaktif dalam membantu pelaksanaan
pendataan deteksi dini terhadap ibu hamil yang mengalami faktor
resiko tinggi dan komplikasi dalam kehamilan.
2) Masyarakat diharapkan dengan cepat melaporkan kasus kematian
maternal dan neonatal yang ada di sekitarnya kepada petugas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Saddiyah. 2015. Upaya Menekan Angka Kematian Ibu Hamil. Medan :
Jurnal Ilmiah Research Sains. Vol 1 No III
11