Irma Lestari
AjrinaNurwidya Sari
DindaPutri Lestari
NoorlitaWidyastuti
Ahmad Azhar
annisa
AldaRenjani
– Kebakaran pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove Di KIM Mabar yang
menewaskan 4 karyawan dan melukai 5 karyawan.. Hal ini sudah di pastikan akibat
lalainya perusahaan sarung tangan dalam melaksanakan keselamatan kerja di
pabrik. Pemilik pabrik telah menunjukan kelalaian Kriminal dan pelanggaran aturan
keselamatan kerja. Menurut setiap aturan pabrik harus menyadiakan alat
pemadam api, adanya alarm kebakaran dan dilatihnya buruh dalam cara
penggunaan alat pemadam kebakaran, Jikalau semua hal tersebut terpenuhi maka
kemungkinan besar korban jiwa adapat diminimalisir. Diduga disekitar pabrik tidak
ada di temukan hidran tair padahal merupakan suatu kewajiban pemilik pabrik
untuk menyiapkan hidran air apalagi bahan tersebut bahan baku dan bahan jadinya
adalah Karet yang resiko kebakaran sangat tinggi.
Identifikasi manajemen risiko
K3 di tempat kerja (di dalam
gedung atau luar gedung)
– Di dalam kasusu terjadi kebakaran di pabrik pembuatan sarung tangan karet
dan penanganan K3 yang ada kurang. Masalah ini terjadi karena kurangnya
sarana untuk mengatasi kebakaran tersebut dan juga kurang terlatihnya
karyawan dalam mengahadapi masalah K3. Dan seharusnya masalah ini pihak
perusahaan menyiapkan segala pencegahan yang terkait K3 yang dapat
meminimalisir dampak buruk dari sutu insiden buruk.
– Di kasus ini ada beberapa masalah yang timbul yaitu kurangnya manajemen K3
di pabrik, penata laksanaan teknis rencana keselamatan dan kesehatan kerja
yang kurang memadai, tidak dilaksanakannya analisis bahaya yang mungkin
terjadi oleh perusahaan dan tidak terdapat penaggulangan risiko oleh
perusahaan.
Manajemen pengkodean
– Code Blue (Kode Biru) Penting dalam keadaan darurat Untuk menyelamatkan
setiap orang yang berada di area pabrik tersebut dengan kondisi klinis yang
membutuhkan pertolongan medis segera dengan tanda peringatan
– Code Purple (Kode Ungu) : Kode evakuasi untuk memindahkan korban dari
daerah bahaya ke ruangan yang aman kemudian ke titik kumpul dengan tanda
peringatan.
Next…
– Code yellow (Kode Kuning) Code yellow adalah untuk kedaruratan masal yang
mengumumkan adanya situasi krisis internal (emergensi internal) yang meliputi:
kebocoran atau dugaan kebocoran gas termasuk gas elpiji, kebocoran dan
tumpahan bahan kimia dan atau bahan berbahaya, kegagalan sistem vital
seperti kegagalan back-up daya listrik, boks pembagi daya listrik, seseorang
terjebak/terjerat, insiden radiasi
Manajemen K3
a. Perencanaan K3
– Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko
(risk assessment and risk control) yang dapat diukur
– Pemenuhan terhadap peraturan, perundangan dan persyaratan lainnya
– Penentuan tujuan dan sasaran
– Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus
– Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.
Berdasarkan kasus
– Dari kasus banyak sekali hal-hal yang tidak terpenuhi dalam manajemen K3
yang baik. Dan hal itu adapat dipenuhi dengan melaksanakan perencanaan K3
seperti yang sudah dibahas diatas.
b. Penata Laksanaan Teknis Rencana Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
– Alat Pelindung Diri (APD)
– Peralatan K3
– Peninjauan ulang kontrak
– Komunikasi K3
– Prosedur Pemeriksaan
– Tindakan Perbaikan
– Prosedur Pengendalian
– Pengendalian Administratif
– Siklus Penanganan K3
– Audit K3
– Investigasi Kecelakaan
– Bahaya yang terjadi di dalam kasus adalah bahaya yang terkait dengan bahaya
fisik suhu yang ekstrim sampai menyebabkan korban jiwa dan biaya yang besar.
penaggulangan risiko
a. Administrative Control
– Bahaya dikelola melalui administratif seperti:
– Pengaturan waktu kerja
– Prosedur kerja aman (SOP)
– Rotasi
– Pemilihan / seleksi pekerja
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dan Alat Pengaman Kerja (APK)
Berdasarkan kasus