Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH DASAR K3

IDENTIFIKASI PADA PEKERJA BENGKEL LAS DAN UPAYA


PENGENDALIAN RISIKO K3

DOSEN PENGAMPU:
ELLY TRISNAWATI S.KM,M,S.C

NAMA KELOMPOK:

CHINTAMI AMELIA PUTRI (221510150)

FHERA DWI AWLIYA (221510024)

FITRIA (221510096)

RATNA YUNI ASIH (221510122)

IZZAZUDDIN FAUZAN SHAH (221510094)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
2023
ISI LAPORAN
I. Pengantar K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya yang dilakukan untuk
melindungi pekerja, pengunjung, dan lingkungan kerja dari bahaya dan risiko yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, atau kerugian lainnya. Konsep dasar
K3 melibatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan di tempat
kerja, serta mengimplementasikan tindakan preventif untuk mengurangi risiko yang terkait
dengan pekerjaan. Ada beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan konsep K3, yaitu:

1.Identifikasi Bahaya
2.Penilaian Risiko
3.Pengendalian Risiko
4.Komunikasi dan Pelatihan
5.Pengawasan dan Evaluasi
Dengan memahami konsep dasar K3 ini, perusahaan atau organisasi dapat menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan sehat, melindungi pekerja dan pengunjung dari risiko yang
tidak diinginkan, serta mempromosikan budaya kerja yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan kesehatan.

Identifikasi Bahaya: Proses ini melibatkan pengidentifikasian semua potensi bahaya yang
ada di tempat kerja, termasuk kondisi fisik, bahan kimia berbahaya, alat-alat kerja, dan
faktor-faktor lain yang dapat membahayakan pekerja. Identifikasi bahaya merupakan langkah
awal yang penting dalam mengembangkan program K3 yang efektif.

Penilaian Risiko: Setelah bahaya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai risiko
yang terkait dengan bahaya tersebut. Penilaian risiko melibatkan evaluasi tingkat potensi
bahaya dan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dengan menilai
risiko, langkah-langkah pengendalian yang tepat dapat diambil untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko tersebut.

Pengendalian Risiko: Setelah risiko diidentifikasi dan dinilai, langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan tindakan pengendalian yang sesuai. Pengendalian risiko dapat berupa
tindakan preventif seperti penggunaan peralatan pelindung diri (APD), pengaturan alat-alat
kerja yang aman, pelatihan pekerja, dan tindakan lain yang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Komunikasi dan Pelatihan: Kesadaran dan pemahaman tentang K3 harus disebarkan kepada
seluruh pekerja dan pihak terkait di tempat kerja. Komunikasi yang efektif dan pelatihan yang
tepat akan membantu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perilaku yang aman di
tempat kerja.

Pengawasan dan Evaluasi: Proses pengawasan dan evaluasi berfungsi untuk memastikan
bahwa langkah-langkah K3 yang diimplementasikan efektif dan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan. Pengawasan yang baik akan memastikan bahwa perubahan
yang diperlukan dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan keamanan dan kesehatan di
tempat kerja.

II. Hasil Analisis Observasi Lapangan


1. Gambaran alur proses kerja
 Menyiapkan bahan dan alat seperti mesin dan besi
 Memotong besi sesuai ukuran/keperluan
 Mengelas besi sesuai tujuan pembuatan
2. Identifikasi hazard lingkungan kerja
a) Hazard kesehatan kerja
1. Lingkungan kerja fisik
 Kebisingan – dari alat getaran (grindra)
 Radiasi- dari cahaya/api (busur las)
 Pencahayaan- dari sinar ultra violet/infra merah yang berasal dari busur las
2. Lingkungan kerja kimia
 Las- asap dari kawat las
 Debu – berasal dari asap dan proses pengalasan

3. Lingkungan kerja ergonomic


 Gerakan repetitif- gerakan tangan saat mengelas
 Sikap tubuh – berasal dari postur jongkok,diikuti dengan postur berdiri&duduk
b) Hazard keselamatan kerja
1. Electrical
 Berasal dari energi listrik,kabel listrik yang terbuka bisa menyebabkan pekerja
kesentrum,kebakaran maupun peralatan kerja yang menggunakan energi listrik
2. mesin kerja
 berasal dari saat memotong/mengelas material
 bagian tubuh tergores mata gerinda
 percikan api masuk kedalam baju/ mata.
 Terkena material yang terlempar
 Tertimpa material saat memindahkan materi
3. Fisik
 Tangan terkena massa yang panas
4. Alat kerja
 Bersumber dari pemasangan tang elektroda menyabablam tangan terjepit yang
elektroda

3. Risiko K3 yang ditemukan


a. Risiko Kesehatan kerja (penyakit akibat kerja yang terjadi → % kejadiannya)
b. Risiko Keselamatan Kerja
 Pekerja yang mengeluh mempunyai sakit mata yang di akibatkan percikan api yang di
sebabkan oleh grinda dalam bekerja (50% kejadiannya)
 Pekerja yang mengeluh luka di tangan akibat percikan api dari las (66,67%
kejadiannya)
4. Upaya pengendalian yang telah dilakukan
 Isolasi: memasang pagar pengaman di sekitar lokasi kerja dan melarang personel lain
memasuki area berbahaya tersebut
 Alat pelindung diri: menyiapkan seperangkat alat untuk melindungi sebagian tubuh
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya, seperti menyiapkan
sabuk,kacamata,topeng las,dan sarung tangan las,sepatu las,[akaiian kerja las

5. Usulan ypaya pengendalian dari kelompok


a. Engineering control
 Memasag lift barang untuk mengurangi pengangkutan dengan tangga demi
menghindari resikon pekerja tertimpa material
 Menggunakan sabuk untuk menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian
b. Adminitratif control
 Pengaturam waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi terpaparnya perkerja
terhadap sumber bahaya
 Pemasangan rambu-rambu keselamatan serta larangan menggunakan telepon seluler
ditempat tertentu seperti saat mengelas di atas ketinggian
 Mengadakan minimal 1 pengawas k3 untul memberikan pendidikan dan pemahaman
tentang risiko keselamatan kerja serta pelatihan mengamanan bagi para pekerja
 Diharapkan kepada pemilik bengkel untuk bertindak tegad dalam memberikan teguran
bagi pekerja yang tidak meakai APD saat bekerja
c. Penggunaan APD
 Diharapkan perkerja untuk senantiasa meggunakan APD secara benar sesuai dengan
kondisi dan situasi bahaya

Contoh:

1. Menggunakan sabuk pengaman untuk menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian

2. Menggunakan kacamata untuk menghindari percikan api yang masuk ke mata

3. Memakai sarung tangan untuk menghindari tergores atau terluka pada tangan

III. Lampiran
1. Dokumentasi kegiatan observasi lapangan
2. Dokumentasi proses kerja (di masing-masing lokasi yang diobservasi)

Anda mungkin juga menyukai