DOSEN PENGAMPU:
ELLY TRISNAWATI S.KM,M,S.C
FITRIA (221510096)
1.Identifikasi Bahaya
2.Penilaian Risiko
3.Pengendalian Risiko
4.Komunikasi dan Pelatihan
5.Pengawasan dan Evaluasi
Dengan memahami konsep dasar K3 ini, perusahaan atau organisasi dapat menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan sehat, melindungi pekerja dan pengunjung dari risiko yang
tidak diinginkan, serta mempromosikan budaya kerja yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan dan kesehatan.
Identifikasi Bahaya: Proses ini melibatkan pengidentifikasian semua potensi bahaya yang
ada di tempat kerja, termasuk kondisi fisik, bahan kimia berbahaya, alat-alat kerja, dan
faktor-faktor lain yang dapat membahayakan pekerja. Identifikasi bahaya merupakan langkah
awal yang penting dalam mengembangkan program K3 yang efektif.
Penilaian Risiko: Setelah bahaya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai risiko
yang terkait dengan bahaya tersebut. Penilaian risiko melibatkan evaluasi tingkat potensi
bahaya dan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dengan menilai
risiko, langkah-langkah pengendalian yang tepat dapat diambil untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko tersebut.
Pengendalian Risiko: Setelah risiko diidentifikasi dan dinilai, langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan tindakan pengendalian yang sesuai. Pengendalian risiko dapat berupa
tindakan preventif seperti penggunaan peralatan pelindung diri (APD), pengaturan alat-alat
kerja yang aman, pelatihan pekerja, dan tindakan lain yang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Komunikasi dan Pelatihan: Kesadaran dan pemahaman tentang K3 harus disebarkan kepada
seluruh pekerja dan pihak terkait di tempat kerja. Komunikasi yang efektif dan pelatihan yang
tepat akan membantu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perilaku yang aman di
tempat kerja.
Pengawasan dan Evaluasi: Proses pengawasan dan evaluasi berfungsi untuk memastikan
bahwa langkah-langkah K3 yang diimplementasikan efektif dan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan. Pengawasan yang baik akan memastikan bahwa perubahan
yang diperlukan dapat dilakukan untuk menjaga keberlanjutan keamanan dan kesehatan di
tempat kerja.
Contoh:
1. Menggunakan sabuk pengaman untuk menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian
3. Memakai sarung tangan untuk menghindari tergores atau terluka pada tangan
III. Lampiran
1. Dokumentasi kegiatan observasi lapangan
2. Dokumentasi proses kerja (di masing-masing lokasi yang diobservasi)