Anda di halaman 1dari 27

K3LH & ETIKA

KELOMPOK 4
1.Julia Azzahra Salsabila
2.Siti Rahmawati
3.Aziela Widya Kyla
4.Yeni Nurwita
5.Kalila Aurel Maulina
6.Nazwa Febriana
7.Ismawati
8.Aufa Nur Shabrina
9.Windy Aulia Arianda
A, Bahaya Di Tempat Kerja
A, Bahaya Di Tempat Kerja
A, Bahaya Di Tempat Kerja
1.Bahaya yang mengakibatkan dampak langsung.
1. Bahaya yang Mengakibatkan Dompak Langoung
Potensi bahaya adalah suatu keadaan young memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan
berupa cedera, penyakit. kematian, Kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah
ditetapkanBahaya di lingkungan kerja yaitu sesuatu yang berpotensi menimbulkan insiden yang berakibat
terhadap kesehatan orang yang bekerja Bohaya kerja bersumber dari berbagai faktor, antara lain sebagai
berikut.
A]. faktor manusia, yaitu potensi bahaya yang berasal dari tindakan manusia karena kuring Primanya kondisi
Kesehatannya, baik fisik maupun psikis
B]. Faktur material, yaitu risiko ledakan, kebakaran, dan trauma paparan tak terduga zat yang sangat beracun.
C]. Faktor Peralatan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari Peralatan herja yang digunakan. Jika tidak terjaga
dengan baik, rentan terhadap Kegagalan yang dapat menyebabkan kecelakaan.
D]. Faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari
proses produksi termasuk bahan baku (baik produk antara maupun hasil akhir), suhu, udara, kebisingan
E]. faktor Proses, yaitu potensi bahaya yang berasal dari proses Kerja.

20XX presentation title 3


2. Bahaya yang Mengakibatkan Dampak Jangka panjang.
A].Potensi bahaya golongan Kimia Yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan
dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memengaruhi tubuh tenaga kerja melalui:
1) Pernapasan (inhalation)
2) mulut ke saluran pencernaan (ingestion)
3) kulit (skin contact)
Pengaruh kimia terhadap tubuh tenaga kerja dari jenis bahan kimia, antara lain:
3) Korosi
2) Iritasi kulit
3) kanker
B]. Potensi bahaya golongan fisik Faktor Fisik adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat fisik, antara lain
kebisingan, penerangan, getaran, dan radiasi. Faktor bahaya golongan fisik yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja didalam tempat kerja, antara lain:
4) kebisingan intensitas tinggi
5) Intensi penerangan yang kurang memadai
6) Getaran
4) Iklim Kerja
5) Radiasi

20XX presentation title 4


C]. Potensi bahaya golongan biologis Yaitu berupa debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang
berbeda, seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat
alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua: infeksi dan non-infeksi. Pencegahan bahaya
berja karena faktor biologi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menggunakan masker yang bermutu untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang mengandung
Organisme Patogen
2) Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi
3) Memberikan imunisasi bagi pekerja yang beresiko tertular penyakit ditempat kerja
4) Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin.
5) Membuat sistem kebersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme patogen pada sistem pendingin.
D]. Faktor bahaya golongan Psikologis Yaitu berupa kondisi psikologis tenaga kerja yang mudah stres, tidak
merasa nyaman, kerap mengeluarkan emosi negatif, dan sebagainya yang tidak mendukung perkembangan
kariernya serta kemajuan perusahaan. Masalah-masalah Psikologis itu disebabkan banyak faktor, seperti kondisi
keluarga, kurangnya perhatian tempat kerja terhadap karier dan kebutuhan ekonominya, relasi yang kurang baik
dengan rekan kerja, dan sebagainya.

20XX presentation title 5


E]. Faktor bahaya golongan Fisiologis Yaitu potensi bahaya yang timbul karena penerapan
ergonomi yang tidak sesuai dengan pekerjaan serta peralatan kerja. Ergonomi adalah pemilihan
peralatan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan posisi tubuh pekerja. Ruang lingkup
ergonomi, meliputi:
1) Ergonomi Fisik
2) Ergonomi kognitif
3) Ergonomi Organisasi
4) Ergonomi lingkungan
F]. Faktor bahaya golongan prikologis Yaitu potensi bahaya yang ditimbulkan kurangnya
perhatian terhadap kondisi psikologis tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai
bakat, minat, kepribadian, motivasi, pendidikan, serta sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja
yang tidak sesuai merupakan contoh sebab masalah psikososial.

20XX presentation title 6


3. Bahaya Listrik
A]. Pengendalian bahaya listrik dari sentuhan langsung
1. Mengisolasi bagian yang aktif
2. Menutup dengan penghalang
3. Membuat rentangan
4. Menetapkan jarak aman atau di luar jangkauan
5. Menggunakan alat pelindung diri
B]. Pengendalian bahaya listrik dari sentuhan tidak langsung
1) Memasang grounding(sistem pengaman dari lonjakan listrik dan petir terhadap perangkat-perangkat yang
menggunakan listrik sebagai sumber tenaga)
2 Menggunakan kabel listrik yang menggunakan 3 kawat
C]. Penanggulangan kecelakaan listrik yang harus di lakukan
1. Peralatan listrik menggunakan 3 kawat.
2. Semua peralatan elektronik harus di lindungi dari kerusakan fisik.
3. daya pada travo tidak boleh terlalu besar dan melebihi kapasitas.
4. Peralatan elektronik harus mendapatkan perlindungan khusus.
5. Batang berlistrik pada kotak sekring harus diberi penutup.
6. Kotak simpul dan stopkontak harus di beri penutup

20XX presentation title 7


7. Peralatan yang di aliri arus listrik harus di beri ground.
8. Pemasangan jaringan kabel pada stopkontak harus benar.
9. Semua logam pembungkus tidak boleh di aliri listrik.
10. Kabel elestis harus di periksa secara periodik agar kerusakan dapat segera di deteksi .
11. Kabel elestis harus mempunyai peredam regangan pada simpul, tidak boleh di tembuskan kedinding,pintu,atau atap.
12. Kabel elastis tidak dapat menggantikan kabel permanen karena dapat mengakibatkan sengatan listrik dan kebakaran.

4. Bahaya Kebakaran
Kebakaran merupakan kejadian yang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar pada peralatan,proses,produksi,dan
pencemaran lingkungan kerja.
A].kegiatan yang dilakukan dalam mengendalikan setiap bentuk energi
1. Melakukan identifikasi semua sumber yang ada di perusahaan,berupa bahan baku,cara kerja,lingkungan yang dapat
menimbulkan kebakaran.
2. Melakukan penilaian dan pengendalian resiko bahaya kebakaran berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
standar teknis yang berlaku
B].Kegitan yang dilakukan dalam menyediakan sarana deteksi, alarm,pemadam kebakaran dan sarana evakuasi:
1.menganalisis ruang/tempat kerja untuk menentukan jenis detektor,alarm alat pemadam dan sarana evakuasi di harapkan
sesuai dengan kondisi ruangan/tempat kerja.
2. Merencanakan perencanaan dan pemasangan alat peralatan.
3.membuat prosuder pemakaian peralatan pemadam kebakaran dan sarana evakuasi.

20XX presentation title 8


4. membuat prosuder pemakaian peralatan dan sarana pemadam kebakaran
5. melakukan pemeriksaan dan pengujian secara berkala
C] .Kegiatan yang dilakukan dalam mengendalikan penyebaran asap,panas,dan gas
1.memisahkan bahan baku,peralatan,proses kerja yang dapat menimbulkan potensi percikan
api,pemanasan,atau peledakan.
2.membuat pembatas atau penutup pada ruangan yang menyimpan bahan yang berpotensi kebakaran.
3. memasang sarana untuk mendeteksi adanya bocoran gas yang mudah terbakar.
4 .membuat pengatur ventilasi agar penyebaran asap dan gas dapat di kendalikan.
D] .Kegaiatan yang dilakukan dalam pembentukan unit penanggulangan kebakaran:
1.menghitung jumlah karyawan di tempat kerja.
2. membuat unit penanggulangan kebakaran sesuai dengan tingkat resiko bahaya kebakaran.
3 .melakukan pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsi nya dalam upaya penanggulangan kebakaran,pelatihan
pemadaman api besar(hydrant),evakuasi dan pertolongan bagi korban yang terjebak api kepada regu pemadam
kebakaran.pelatihan bagi pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kebakaran
di perusahaan nya masing-masing.
4. petugas yang menjadi unit penanggulangan sesuai dengan sertifikasi dan lisensi dan instansi yang berwenang.

20XX presentation title 9


E]. kegiatan yang di lakukan dalam penyelenggaraan dan latihan dan gladi penanggulangan
secara berkala:
1.menyusun jadwal latihan dan gladi bersih.
2. melakukan koordinasi dengan pihak yang dapat membantu pelaksanaan pelatihan.
3. melaksanakan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran.
4. melakukan evakuasi dan perbaikan.
F]. kegiatan yang di lakukan dalam penyusunan rencana keadaan darurat kebakaran :
1 .membentuk tim penyusun.
2. melakukan identifikasi analisis penilaian dan pengendalian resiko bahaya kebakaran.
3. melakukan identifikasi sumber daya manusia.
4. melakukan identifikasi tata ruang di tempat kerja..
5. menyusun prosedur keadaan darurat kebakaran.
6 melakukan sosialisasi dan pembinaan pada petugas dan semua pekerja.

20XX presentation title 10


B, Penanggulangan penyakit akibat kerja
B, Penanggulangan penyakit akibat kerja
B, Penanggulangan penyakit akibat kerja
1.Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja (PAK) menurut KEPPRES RI No.22 Tahun 1993 adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan
atau lingkungan kerja. Dengan kata lain,penyakit akibat kerja adalah gangguan kesehatan baik jasmani ataupun
rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Penyakit akibat kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologis, ataupun psikologis ditempat kerja.
•World Health Organization (WHO) membedakan empat kategori penyakit akibat kerja,yaitu:
a.Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.
b.Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkogenik.
c.Penyakit dan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya
Bronkitis Kronis.
d.Penyakit yang diperparah oleh pekerjaan, misalnya Asma.

2.Lembaga Pelayanan Kesehatan Kerja


Sebagai penunjang penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat kerja, diperlukan syarat
pelayanan kesehatan kerja yang mengacu pada standar dan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu:
A].Memiliki personel kesehatan kerja,yang meliputi:
1.Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja.
2.Tenaga pelaksana kesehatan kerja, berupa dokter perusahaan atau paramedis perusahaan.
3.Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan kerja

20XX presentation title 12


B].Memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan kerja.
C].Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan mendapat pengesahan dari instansi dibidang ketenagakerjaan sesuai
wilayah kewenangannya.
D].Pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh pihak luar perusahaan wajib dilengkapi dengan nota kesepahaman
(memory of understanding/MOU) penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja antara pengusaha dan kepala unit pelayanan
kesehatan yang bersangkutan dan dilaporkan ke instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangan.

3. Personel Pelayanan Kesehatan Kerja.


A]. Syarat dokter sebagai penanggung jawab pelayanan kesehatan Kerja:
1.Ditunjuk oleh pemimpin perusahaan atau kepala unit instansi yang bersangkutan dan dilaporkan ke Instansi
2.ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangan.
3.Telah mendapat surat keputusan penunjukan sebagai dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari direktur jenderal
Pembinaan pengawasan ketenagakerjaan, Depertemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
B]. Syarat tenaga pelaksanaan pelayanan kesehatan:
1.Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja sesuai peraturan perundang- undang berlaku.
Hiperks adalah ilmu kesehatan dan keselamatan kerja yang mengurusi problematika kesehatan dan keselamatan kerja
secara menyeluruh.
2.Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan lainnya sesuai kode etik profesi dan perundang-undangan.
C]. Syarat Dokter Perusahaan:
1.memiliki surat tanda registrasi dokter atau sejenisnya sesuai peraturan perundangan.
2.memiliki surat izik praktik dokter yang berlaku dari instansi berwenang
20XX presentation title 13
C, Sistem manajemen keselamatan &kesehatan kerja
C, Sistem manajemen keselamatan &kesehatan kerja
C, Sistem manajemen keselamatan&keselamatan kerja
Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasikan, pelaksanaan,
pengukuran dan dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya
manusia. Kerangka dan program kerja mencakup kegiatan perusahaan yang bersifat umum dan operasional.

1.Komitmen dan kebijakan.


sasaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja yang melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja. Dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat Kerja terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif. Komitmen harus selalu ditinjau
ulang secara berkala yang melibatkan semua pekerjaan dan orang lain yang berada ditempat kerja. Wujud
komitmen kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
A]. Penempatan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi strategis dalam penentuan keputusan.
B]. Penyediaan anggaran, sarana, dan tenaga kerja yang berkualitas di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
C]. Penetepan personel yang bertanggung jawab dengan kewenangan dan kewajiban yang jelas dalam penanganan
keselamatan dan kesehatan kerja.
D]. Perencanaan dan penilaian kinerja serta tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
Beberapa hal yang dilakukan perusahaan dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, meliputi :
A]. Jaminan sumber daya manusia , sarana dan dana. Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan yang efektif dibutuhkan:

20XX presentation title 15


1.) Penyediaan sumber daya (personel, sarana dan dana) yang memadai.
2.) Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan.
3.) Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi.
4.) Membuat peraturan untuk melaksanakan konsultasi dan keterlibatan tenaga kerja.
Contoh:Pihak perusahaan telah berusaha menyediakan sumber daya manusia yang berpotensi dengan melakukan tes
sebelum masuk kerja. Sarana dan dana yang memadai juga dipersiapkan untuk proses produksi supaya berjalan lancar.
B]. Perusahaan dapat mengintegrasikan sistem manajemen.
Contoh: Sistem manajemen telah terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. Terbukti dengan angka kecelakaan
kerja menurun.
C]. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak berperan serta dalam penerapan dan
pengembangan sistem. Perusahaan harus mendukung dan memberikan kontribusi , dengan cara:
1.) Menentukan,menunjuk ,mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan tanggung jawab dan wewenang untuk
bertindak.
2.) Mempunyai prosedur untuk memantau dan mengkomunikasikan setiap perubahan tanggung jawab.
3.) Memberikan reaksi secara cepat dan tetap.
D]. Konsultasi,motivasi dan kesadaran
Contoh: Pihak perusahaan melakukan konsultasi dengan perwakilan dari pekerja agar diperoleh hasil yang seimbang
antara pihak perusahaan dengan perkerjaan.
E]. Pelatihan merupakan salah satu alat penting dalam menjamin kompetensi kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
20XX presentation title 16
3.Kegiatan pendukung.
A]. Perusahaan harus mempunyai prosedur yang menjamin.
Contoh: Komunikasi dua arah telah dilakukan dengan wakil dari pekerja sehingga pihak perusahaan mengetahui hal-
hal yang harus dilakukan.Pelaporan biasanya terjadi ketika para pekerja menemukan kejanggalan dalam melakukan
pekerjaan nya sehingga pihak yang terkait dapat segera melakukan tindakan.
B]. Pendokumentasian merupakan unsur utama pada sistem manajemen.
Pendokumentasian berguna sebagai acuan agar perusahaan semakin maju dengan melakukan perbaikan sistem dalam
perusahaan. Perusahaan harus menjamin:
1.Identifikasi dokumen dan tanggung jawab di perusahaan.
2..Dokumen ditinjau ulang secara berkala dan direvisi.
3. Sebelum diterbitkan dokumen disetujui terlebih dahulu oleh personel berwenang.
4.Dokumen versi terbaru tersedia di tempat kerja.
5.Dokumen yang telah usang segera disingkirkan.
6.Dokumen mudah ditemukan dan mudah dipahami.
C]. Pencatatan dan manajemen informasi
Merupakan sarana bagi perusahaan untuk menunjukkan kesesuaian penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. Pencatatan harus mencakup

20XX presentation title 17


1.Persyaratan indikator kerja
2..Izin kerja
3.Risiko dan sumber bahaya
4.kegiatan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
5.Kegiatan inspeksi, kalibrasi ,dan pemeliharaan.
6.Pemantauan data .
7.Rincian insiden, keluhan dan tindak lanjut.
8.Identifikasi produk..
9.Informasi pemasok dan kontraktor.
10.Audit dan peninjauan ulang sistem manajemen.
D]. Perancangan dan rekayasa.
E]. Pengendalian administrasi, prosedur dan intruksi kerja
F]. Pengadaan barang dan jasa melalui kontrak
G]. Sistem pembelian barang dan jasa
H]. Perusahaan harus memiliki prosedur
i]. Perusahaan harus membuat prosedur.

20XX presentation title 18


4. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau, dan mengevaluasi
kinerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan hasilnya harus
dianalisis guna menentukan keberhasilan. Hal itu harus dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
A].Menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian, dan pemantauan
yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.
B].Melakukan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara
berkala untuk mengetahui keefektifan penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja.
C].Mendokumentasikan semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit,
dan tinjauan ulang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

20XX presentation title 19


D, Pertolongan pertama pada kecelakaan [P3K]
P3K di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja yang
berada di tempat kerja, yang mengalami cedera di tempat kerja.
1.Prinsip P3K
A].Bahaya (danger)
B].Respons (response)
C].Tekanan pada dada (compression)
D]. Jalan napas (airway)
E]. Bernapas (breathing)
2.Tujuan P3K
-Memberikan perawatan darurat pada korban.
-Menyelamatkan nyawa korban.
-Mempertahankan daya tahan korban.
-Meringankan penderaan korkan Mencegah penyakit menjadi tambah parah.-Mencarikan pertolongan lebih lanjut.
3.Langkah-langkah melakukan p3k
-Jangan panik.
Berlakulah cekatan tetap tenang
.-Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Menjauhkan korban dari sumber kecelakaan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan
memperberat kondisi korban

20XX presentation title 21


-Perhatikan pernapasan dan denyut jantung korban.
jika pernafasan korban berhenti, segara kerjakan pernapasan bantuan
-Perhatikan tanda-tanda shock.
telantangkan korban dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian anggota tubuh yang lain jika karbon muntah
dalam keadaan setengah sadar, baringkan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lain
-Jangan terburu-buru memindahkan korban.
korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dipastikan jenis dan keparahan yang dialaminya kecuali
tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan di tempat tersebut.
-Segera transportasi ban korban be sentral Pengobatan.
setelah dilakukan pertolongan pertama pada korben, evakuasi korban ke sentral pengobatan Puskesmas atau rumah
sakit
4. Tindakan Resusitasi
Menurut Tjokronegoro (1998) resusitasi adalah tindakan memulihkan kembali kesadaran seseorang yang
tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak.
A]. Teknik resusitasi membuka jalan napas (airway), meliputi:
1. Tentukan derajat kesadaran dan kesulitan napas.
2. Buka jalan napas dengan cara membentangkan bagian tubuh (extend)
3. Gerakan mendorong rahang ke bawah dan ke depan.
4. Membersihkan benda asing.

20XX presentation title 22


B]. Teknik resusitasi ventilasi napas buatan (breathing), meliputi:
1.Dekatkan pipi penolong pada hidung dan mulot penderita.
2. Evaluasi pemberian napas buatan dengan cara mengamati gerakan naik-turun dada.
3. Dada harus mengembang naik dan turun sebagai tanda keluarnya udara (ekspirasi) pasif.
C]. Teknik mempertahankan Sirkulasi darah dengan cara pemijatan dada (circulation).
Kompresi dada disertai bantuan napas secara ritmik dan terkoordinasi. Setelah siuman, penderita diletakkan
dalam posisi mantap.
5. Fasilitas P3K di Tempat Kerja
Fasilitas P3K adalah semua peralatan, perlengkapan, dan bahan untuk pertolongan pertama.
A]. Ruang P3K, syarat:
1.Dekat dengan kamar mandi, mudah dijangkau.
2. Luasnya cukup menampung hal yg diperlukan
3. Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu yang cukup lebar.
4. Diberi tanda dengan papan nama
B]. Kotak P3K, syarat:
1.Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, dominan berwarna putih dengan lambang P3K berwarna
hijau.
2. Kotak P3K diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau.
3. Jika tempat kerja digedung bertingkat, masing-masing unit kerja harus ada P3K.

20XX presentation title 23


C]. Alat evakuasi dan alat transportasi.
D]. Fasilitas tambahan, berupa alat pelindung diri dan peralatan khusus.

6. Menyiapkan laporan kecelakaan di tempat kerja.


A].Temukan fakta dengan melakukan pengamatan di lokasi
Hal ini dilakukon setelah area kejadian aman, meliputi:
1. Mengamati seluruh tahap kerja untuk setiap operasi beberapa kali untuk dapat mengerti bagaimana pekerjaan
dilakukan
2. Mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul secara langsung atau dapat menimbulkan gangguan kesehatan
dan yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan secara bertahap.
3. Mendokumentasikan semua fakta yang terkait dengan kecelakaan.
B]. Kumpulkan data dari para saksi melalui wawancara dengan karyawan
Hal penting yang perlu diingat dalam wawancara karyawan adalah:
1) Berbicara dengan sedikitnya tiga pekerja pada setiap daerah kerja sehingga lebih banyak informasi bisa didapat,
dan juga agar tidak ada pekerja yang disalahkan oleh perusahaan karena berbicara kepada inspektor.
2) Berbicara dengan supervisor dan karyawan untuk mengetahui masalah yang ada dan apa yang dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
3) Berbicara dengan bagian perawatan dan teknisi pabrik yang biasanya mengetahui proses dan peralatan dengan
baik serta mengerti masalah yang terjadi.

20XX presentation title 24


4) Berbicara dengan staf bagian kesehatan yang biasanya mengetahui jenis luka atau penyakit yang biasanya diderita
oleh karyawan.
5) Berbicara dengan dewan kesehatan dan keselamatan kerja atau koordinator kesehatan dan keselamatan kerja.
6) Terapkan asas praduga tak bersalah, hindari pertanyaan yang memojokkan, dan keterangan yang dihimpun harus
bisa diukur.
C]. Tentukan urutan kejadian melalui survei tertulis
1) Survei terhadap karyawan untuk mempelajari jenis penyakit yang biasa diderita, siapa saja yang sakit, dan pelatihan
serta peralatan pelindung yang diperoleh oleh karyawan.
2) Survei terhadap peralatan pabrik untuk mempelajari jenis mesin yang digunakan, perawatan peralatan, dan sistem
perlindungan yang dipasang atau tidak dipasang pada peralatan tersebut.
3) Survei terhadap lingkungan kerja untuk mengetahui berapa karyawan yang bekerja di tempat itu, mempelajari
proses kerja dan peralatan yang digunakan, serta potensi bahaya yang ada di lingkungan tersebut.
4) Berdasarkan fakta yang ada, deskripsikan urutan kejadian, yang meliputi: kejadian yang menyebabkan kecelakaan,
kejadian pada saat kecelakaan, dan kejadian sesaat setelah kecelakaan.
D]. Analisis kecelakaan melalui inspeksi dokumen di tempat kerja
Laporan kerja harus mencakup analisis tentang penyebab ke celakaan: langsung, tidak langsung, atau faktor lain.
Sebagai bagian dari inspeksi tempat kerja, perusahaan harus diminta untuk memperhatikan dokumen yang
berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di tempat tersebut. Dokumen tersebut antara lain:

20XX presentation title 25


1) Catatan terhadap luka dan penyakit pekerja di seluruh pabrik dan tiap bagian dari bagian
SDM dan klinik kesehatan.
2) Catatan penyelidikan kecelakaan, kebakaran, ledakan, atau kebocoran bahan kimia.
3) Notulen dari rapat dewan kesehatan dan keselamatankerja.
4) Catatan dari inspeksi yang dilakukan oleh auditor pernerintah.
5) Catatan dari inspeksi yang dilakukan oleh auditor dari

20XX presentation title 26


Demikian presentasi ini saya
sampaikan. Semoga bermanfaat
dan terima kasih atas perhatian
juga waktu Anda. Apakah ada
pertanyaan?

20XX presentation title 27

Anda mungkin juga menyukai