Anda di halaman 1dari 10

MENGIDENTIFIKASI HAZARD DI LINGKUNGAN KERJA DAN MENGENALI

SAFETY SIGN SERTA PERSONAL PROTRTIVE

DISUSUN OLEH:

NAMA : ANGGI GUSTI DEWI

NIM : 200106016

KELAS : 3D

PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

TAHUN 2020-2021
A. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan


pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor fisik,
faktor kimia, dan faktor biologis. Banyaknya pekerjaan di berbagai sektor yang terpapar
dengan risiko penyakit akibat kerja. Untuk itu perlu ditinggalkan upaya keselamatan dan
kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat
pekerjaan atau lingkungan kerja (Anies, 2005).

Lingkungan kerja yang aman bagi pekerja mutlak harus dilaksanakan di dunia kerja
dan di usaha oleh semua orang yang berada di dalamnya seperti pekerja, pemberi kerja,
jajaran pelaksana, penyelia (supervisor), maupun manajemen, serta pekerja yang bekerja
untuk diri sendiri. Alasannya jelas karena bekerja adalah bagian dari kehidupan dan setiap
orang memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan atau aktualisasi diri, bagian dalam
pelaksanaan, berbagai potensi bahaya (faktor risiko) risiko di tempat kerja mengancam diri
pekerja sehingga dapat menimbulkan cedera atau penyakit akibat kerja.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Identifikasi hazard di lingkungan kerja?

b. Mengenal apa itu Safety signs?

c. Mengenal apa itu Personal Protective Equipment?

C. Tujuan

Mahasiswa mampu mengidentifikasi hazard di lingkungan kerja dan mengenal safety signs
serta personal protective equipment.
B. KAJIAN TEORI

Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan


pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor fisik,
faktor kimia, dan faktor biologis. Banyaknya pekerjaan di berbagai sektor yang terpapar
dengan risiko penyakit akibat kerja. Untuk itu perlu ditinggalkan upaya keselamatan dan
kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat
pekerjaan atau lingkungan kerja (Anies, 2005).

Menurut OSHA, unsur penting dalam setiap program keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang efektif adalah melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
proaktif dan berkelanjutan. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko merupakan salah satu
tahap perencanaan dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang
diwajibkan dalam standar ISO 45001:2018 maupun standar PP No.50 Tahun 2012 terkait
SMK3.

Dalam terminology keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bahaya


diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)
Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan yang
dapat menyebabkan luka (injury) hingga kematian, serta kerusakan property
perusahaan. Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya keselamatan antara lain:
a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik
seperti tersayat, terjatuh, tertindih dan terpeleset.
b. Bahaya Elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik
c. Bahaya Kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat
flammable (mudah terbakar)
d. Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang sifatnya
explosive.

2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)


Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan
gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis
bahaya kesehatan antara lain:
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-
pengion, suhu ekstrim dan pencahayaan.

b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
seperti antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.
c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture,
manual handling dan postur janggal.
d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup
yang berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan
fungi (jamur) yang bersifat patogen.
e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan
dan kondisi kerja yang tidak nyaman.

C. PEMBAHASAN

Identifikasi Hazard Di Lingkungan Kerja

a. Definisi

Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan


pekerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain faktor fisik,
faktor kimia, dan faktor biologis. Banyaknya pekerjaan di berbagai sektor yang terpapar
dengan risiko penyakit akibat kerja. Untuk itu perlu ditinggalkan upaya keselamatan dan
kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat
pekerjaan atau lingkungan kerja (Anies, 2005).

Menurut OSHA, unsur penting dalam setiap program keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang efektif adalah melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang
proaktif dan berkelanjutan. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko merupakan salah satu
tahap perencanaan dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang
diwajibkan dalam standar ISO 45001:2018 maupun standar PP No.50 Tahun 2012 terkait
SMK3.
Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan memperkirakan
adanya bahaya pada suatu sistem, seperti peralatan, tempat kerja, proses kerja, prosedur, dll.
Penilaian risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan tingkat/kriteria
risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan prioritas pengendalian bahaya yang sudah
diidentifikasi.

b. Langkah-langkah Mengidentifikasi Hazard Di Lingkungan Kerja

Berikut langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko berdasarkan standar


OSHA, di antaranya:

1. Kumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang ada di tempat kerja

Kumpulkan, atur, dan tinjau segala informasi tentang bahaya di tempat kerja untuk
menentukan potensi bahaya yang mungkin ada atau kemungkinan pekerja terpapar atau
berpotensi terpapar bahaya tersebut.

Informasi terkait bahaya yang tersedia di tempat kerja biasanya meliputi:


a. Panduan manual pengoperasian mesin dan peralatan
b. Material Safety Data Sheet (MSDS) yang disediakan oleh produsen bahan kimia
c. Laporan inspeksi langsung di lapangan dan laporan inspeksi dari lembaga pemerintah
atau tim audit
d. Catatan kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebelumnya, serta laporan investigasi
kecelakaan kerja
e. Catatan dan laporan kompensasi pekerja yang mengalami kecelakaan atau terkena
penyakit akibat kerja
f. Pola kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang sering terjadi
g. Hasil pemantauan terkait paparan, penilaian kebersihan industri (industrial hygiene),
dan rekam medis pekerja
h. Program K3 yang ada mencakup lockout/tagout, ruang terbatas, proses manajemen
keselamatan, alat pelindung diri (APD) dll.
i. Saran dan masukan dari pekerja, termasuk survei atau notulen pada pertemuan komite
K3
j. Hasil analisis Job Hazard Analysis (JHA), juga dikenal sebagai Job Safety Analysis
(JSA).

2. Lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada di tempat
kerja

a. Lakukan inspeksi rutin terhadap semua operasi kerja, peralatan, area kerja, dan segala
fasilitas yang terdapat di area kerja
b. Libatkan pekerja untuk ikut berpartisipasi dalam inspeksi dan lakukan diskusi dengan
para pekerja tentang bahaya apa saja yang mereka temukan di tempat kerja atau yang
mereka laporkan
c. Dokumentasikan setiap inspeksi yang dilakukan untuk mempermudah verifikasi
bahaya yang sudah dikendalikan atau diperbaiki. Hasil dokumentasi dapat berupa
form, foto atau video pada area kerja yang terdapat potensi bahaya
d. Inspeksi yang dilakukan mencakup semua bidang dan kegiatan, seperti penyimpanan
dan pergudangan, pemeliharaan fasilitas dan peralatan, dan kegiatan kontraktor,
subkontraktor dan pekerja sementara di tempat kerja
e. Periksa alat-alat berat/ transportasi yang digunakan secara rutin
f. Gunakan formulir inspeksi potensi bahaya yang telah disediakan.

3. Lakukan identifikasi bahaya terhadap kesehatan kerja

a. Identifikasi bahaya kimia. Lakukan peninjauan pada MSDS dan label produk untuk
mengidentifikasi bahaya bahan kimia yang digunakan di tempat kerja Anda
b. Identifikasi seluruh aktivitas yang dapat mengakibatkan luka pada kulit akibat
paparan bahan kimia berbahaya/ bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui
penyerapan pada kulit
c. Identifikasi bahaya fisik. Mengidentifikasi paparan kebisingan yang berlebihan (di
atas 85dB), suhu ekstrem (dalam atau luar ruangan), atau sumber radiasi (bahan
radioaktif, sinar-X, atau radiasi frekuensi radio)
d. Identifikasi bahaya biologis. Perhatikan apakah pekerja berpotensi terkena sumber-
sumber penyakit menular, jamur, bersumber dari hewan (bulu atau kotoran) yang
mampu menimbulkan reaksi alergi atau asma akibat kerja
e. Identifikasi bahaya ergonomi. Memeriksa seluruh tahapan aktivitas kerja yang
membutuhkan pengangkatan berat, pengangkatan manual, gerakan berulang, atau
tugas yang berpotensi menimbulkan getaran yang signifikan
f. Lakukan penilaian paparan secara kuantitatif. Bila memungkinkan, gunakan
pemantauan dan pengukuran paparan secara langsung menggunakan alat khusus
g. Lakukan peninjauan rekam medis untuk mengidentifikasi kasus cedera pada
muskuloskeletal, iritasi kulit atau dermatitis, gangguan pendengaran akibat bising
(GPAB), atau penyakit paru-paru yang terkait dengan paparan di tempat kerja.

4. Lakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi

a. Kembangkan rencana dan prosedur yang jelas untuk melakukan investigasi insiden
b. Latih tim investigasi tentang teknik investigasi insiden, pemahaman yang
menekankan objektivitas, dan keterbukaan pikiran selama proses penyelidikan
c. Lakukan investigasi bersama dengan tim yang kompeten, mencakup perwakilan dari
manajemen dan pekerja
d. Lakukan investigasi pada setiap near-misses atau kejadian hampir celaka yang terjadi
e. Identifikasi dan analisis akar penyebab untuk mengetahui kelemahan program K3
yang menjadi dasar kemungkinan terjadinya insiden
f. Komunikasikan hasil investigasi kepada manajer, supervisor, dan pekerja untuk
mencegah kejadian serupa terulang kembali
g. Investigasi insiden yang efektif tidak berhenti pada identifikasi satu faktor pemicu
insiden saja. Tim investigasi biasanya akan mengajukan pertanyaan, "Kenapa?" dan
"Apa yang menjadi penyebab insiden?".

5. Lakukan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan aktivitas non-rutin

Identifikasi kemungkinan bahaya yang dapat timbul dari setiap tahapan aktivitas
ketika keadaan darurat dan aktivitas non-rutin, dengan mempertimbangkan jenis material dan
peralatan yang digunakan serta lokasi kerjanya.

6. Kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, tentukan langkah-langkah pengendalian


sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu pengendalian secara permanen

Langkah berikutnya adalah menilai dan memahami bahaya yang teridentifikasi dan
jenis-jenis kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dapat timbul akibat bahaya tersebut.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan tindakan pengendalian sementara dan
menentukan prioritas bahaya mana saja yang butuh tindakan pengendalian permanen.

Safety Signs

a. Definisi
Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan tanda-tandayang
dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada semua
pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko,yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. Manfaat dari pemasangan rambu adalah :

 Menyediakan kejelasan informasi dan memberikan pengarahan umum


 Memberikan penjelasan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
 Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat
 Mengingatkan para pelaksanan dimana harus menggunakan peralatan perlindungan
diri sebelum memulai aktifitas di tempat kerja.
 Menunjukkan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
 Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang
tidak diperbolehkan.

Rambu-rambu yang biasa digunakan di dalam laboratorium antara lain berbentuk


gambar/poster, logo/slogan, atau symbol. Beberapa tanda harus dipasangsebagai bagian yang
dipersyaratkan dari aturan kesehatan dan keselamatan kerja untukmembantu mengurangi
risiko berbahaya, adapun poster merupakan penjelasan yangmenjelaskan suatu aktifitas dalam
bentuk sebab dan akibat.

b. Macam-Macam Rambu Keselamatan (Safety Sign)

Macam-macam rambu keselamatan kerja yang sering dijumpai anatara lain berupa rambu :

a. Larangan

b. Peringatan

c. Pertolongan

d. Prasyarat

Rambu-rambu keselamatan pada umumnya terdiri dari beberapa symbol ataukode


yang menyatakan kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang adadilokasi
tersebut. penggolongan rambu bisa di dasarkan atas warna dan bentuk. Penggolongan rambu
yang didasarkan warna background adalah sebagai berikut :

 Warna merah berarti larangan (pemadam api)


 Warna kuning berarti peringatan/beresiko bahaya
 Warna hijau berarti zona aman/pertolongan
 Warna biru berarti wajib ditaati
 Warna putih berarti informasi umum
 Warna orange berarti beracun

Warna-warna tersebut diatas merupakan warna dasar sebagai latar belakang (background),
sedangkan gambar atau logo/simbol diatas warna dasar tersebut merupakan warna kontras.
Menurut standar yang berlaku secara internasional berupawarna putih atau hitam. Sedangkan
penggolongan rambu yang didasarkan pada bentuk yaitu :

 Bentuk Bulat

Pertanda wajib atau bisa juga sebagai bentuk larangan, yaitu ketika pada bulatannya disertai
coretan diagonal.

 Bentuk Segitiga

Tanda tersebut berarti peringatan saja.Misalnya adalah jika ada bahaya

 Bentuk Segi Empat

Pertanda darurat, informasi dan tandatambahan.

Personal Protective Equipment

a. Definisi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri ( APD ) di definisikan sebagai peralatan yang di rancang untuk di
kenakan oleh personil untuk melindungi diri terhadapa pekerjaan yang berhubungan dengan
bahaya yang dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan pekerja. APD bukanlah
pengganti untuk kontrol rekayasa yang efektif  maupun kondisi dan praktek kerja yang aman.
APD hanya akan melindungi pekerja dari cidera namun tidak mencegah terjadinya insiden.

b. Persyaratan umum penggunaan APD


Pekerja harus dilatih dan menunjukkan pemahaman tentang penggunaan APD yang tepat
yang terdiri dari minimal : 

 Kapan APD dipakai 


 Jenis APD yang diperlukan
 Bagaimana melakukannya, menyesuaikan dan memakai APD
 Batasan APD dan
 Perawatan dan pemeliharaan yang tepat serta umur manfaat APD

APD dasar yang harus di pakai adalah sebagai berikut :


 Safety Boots (steel toe cap)
 Baju lengan panjang ( baju lengan pendek masih memungkinkan dan diperbolehkan
untuk tugas tertentu dan di daerah tertentu )
 Helmet
 Sarung tangan ( opsional atau sesuai dengan bahaya pekerjaan )
 Kacamata dan
 Pelindung telinga yang diperlukan

c. Ketentuan dan kegunaan APD (Pembatasan pada Pakaian/baju di tempat kerja)


Seragam kerja umum tidak harus terdiri dari 100% bahan polyester / nylon dimana
terdapat potensi untuk terpapar api atau panas tinggu di lingkungan kerja. Pakaian pelindung
kimia harus di pakai untuk mencegah terpapar pada kulit, dan / atau bahan nilon dimana ada
potensi terpapar api atau panas tinggi di tempat kerja. Jenis bahan harus di pilih berdasarkan
kemampuan bahan untuk melawan penetrasi dan kemampuannya untuk menahan kerasnya
pekerjaan dari bahaya terpapar bahan kimia dan / atau paparan api.

 Pelindung Kepala

 Pelindung mata dan wajah

 Body Protection

 Fall Protection

 Hearing Protection

 Hand and Arm Protection

D. PENUTUP

Kesimpulan

Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan memperkirakan


adanya bahaya pada suatu sistem, seperti peralatan, tempat kerja, proses kerja, prosedur, dll.
Penilaian risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan tingkat/kriteria
risiko yang telah ditetapkan untuk menentukan prioritas pengendalian bahaya yang sudah
diidentifikasi.

Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan tanda-tandayang


dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada semua
pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko,yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Daftar Pustaka

http://repository.unmuhpnk.ac.id/956/1/I-V-VI.pdf

https://www.safetysign.co.id/news/365/6-Langkah-Identifikasi-Bahaya-dan-Penilaian-Risiko-
Sesuai-Standar-OSHA

https://id.scribd.com/doc/288522310/Makalah-Safety-Sign
https://sayapilihselamat.blogspot.com/2015/04/alat-pelindung-diri-apd.html

Anda mungkin juga menyukai