Ruangan Lingkup Higiene Industri yaitu terbagi dalam 4 yaiut Antisipasi, rekognisi,
evaluasi dan pengendalian, Antisipasi merupakan kegiatan memprediksi potensi bahaya
yang ada di tempat kerja. Tujuannya dalam tahap antisipasi adalah mengetahui potensi
bahaya dan risiko lebih dahulu sebelum muncul menjadi bahaya dan risiko yang terjadi,
mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area
dimasuki, meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses
dijalankan atau suatu area dimasuki. Hasil dari tahap antisipasi merupakan daftar potensi
bahaya dan risiko. Daftar tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi atau unit,
kelompok pekerja, jenis potensi bahaya ataupun tahapan proses produksi.
1. Bahaya Fisik, Bahaya fisik merupakan potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan – gangguan kesehatan terhadap pekerja yang terpapar secara terus menerus
oleh faktor fisik. Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika
antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar
ultra ungu. Faktor – faktor ini mungkin berasal dari bagian tertentu yang dihasilkan
dari proses produksi atau produk samping yang tidak diinginkan.
2. Bahaya Kimia, Bahaya kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan bahan kimia
dari mulai yang ber substansi cair, padat, ataupun juga gas yang berada di tempat
kerja. Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan
kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan
kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya yang dapat masuk ke dalam tubuh
melalui tiga cara utama yaitu inhalasi, pencernaa dan penyerapan ke dalam kulit
3. Bahaya Ergonomi, jenis bahaya ini berasal dari ketidak sesuaian desain layout
kerja / mesin, gerakan yang berulang serta postur / posisi kerja yang dapat
mengakibatkan adanya gangguan kesehatan seperti musculoskeletal disorders
(MSDs), carpal turner syndrome (CTS), badan menjadi mudah pegah dan lelah serta
gangguan lainnya
4. Bahaya Biologi adalah bahaya yang berasal dari tanaman, binatang, organisme atau
mikro organisme yang kemudian masuk kedalam tubuh kita yang dapat mengancam
kesehatan serta dapat juga dari pekerja yang menderita penyakit tertentu yang dapat
menularkan virusnya kepada pekerja lain seperti TBC, Hepatitis A/B.
5. Bahaya Psikologi, bahaya ini dari beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam
pengorganisasian pekerjaan, merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin
dengan lingkungan yang ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun
dengan fasilitas yang ada di lingkungan kerja dimana kemudian dapat menganggu
aspek psikologis pekerja sehingga dapat menyebabkan produktivitas pekerja
menurun.
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain, tujuannya
adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem
karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling
efektif sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun
demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis. Contoh-
contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh, bahaya ergonomi, bahaya
ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
Kedua yaitu Substitusi bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun
peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa
contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi
mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang
berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku padat yang
menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau basah.
Pengendalian tehnik/engineering control, Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk
memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Contoh-contoh
implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin/machine guard, circuit breaker,
interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor, sound enclosure.
Pengendalian administratif/ administratif control, Kontrol administratif ditujukan
pengandalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja
diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan secara aman. Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja,
rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
Alat pelindung diri, Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan
merupakan hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya
berfungsi untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya
mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri
dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
c. Seorang industrial hygienist harus menjaga rahasia pribadi dan informasi perusahaan
yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan industrial hygiene, kecuali bila
diharuskan dalam hukum atau demi kepentingan kesehatan dan keselamatan
e. Seorang industrial hygienist hanya akan melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang
keahliannya