Anda di halaman 1dari 9

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

3. PERTEMUAN SINGKAT (SAFETY MEETING)


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
( Five Minutes Safety Talk )

3.1. MEMIMPIN PERTEMUAN K3

Pertemuan yang demikian memberikan kesempatan kepada supervisor untuk


menyampaikan keinginan dari manajemen perusahaan khususnya dalam bidang K3.

Dengan memancing pendapat dari para pegawai maka akan menimbulkan


semangat kepada mereka untuk melaksanakan tugas K3.

Agar pertemuan K3 berhasil baik maka supervisor harus mengambil langkah


sebagai berikut:

a. Catat tujuan dari pertemuan


b. Mintalah saran-saran bagaimana caranya untuk mencapai
tujuan
c. Adakan diskusi tentang berbagai alternatif dan peroleh
persetujuan dari pegawai untuk melaksanakan rencananya
d. Ditekankan bahwa tujuan dapat tercapai hanya dengan bantuan
dari semua pihak
e. Berikan penghargaan kepada mereka yang memberikan umpan
balik yang tepat

Dengan cara mendengarkan secara seksama dan aktif terhadap komentar para
pegawai, para supervisor akan memperoleh landasan untuk Problem Solving dan
mencapai goal.

3.2. SEBAB-SEBAB PERTEMUAN-PERTEMUAN K3 BISA BERHASIL

a. SUPERVISOR
Adalah seorang yang berkeyakinan dan melaksanakan K3

b. SUPERVISOR
Adalah seorang yang bertanggung jawab penuh terhadap K3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


35
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

c. SUPERVISOR
Adalah seorang yang paham betul pentingnya pertemuan K3 sebagai suatu
alat komunikasi untuk mencapai lingkungan kerja yang aman dan para
pegawai yang bekerja dengan cara yang aman

d. SUPERVISOR
Adalah seorang yang mengetahui teknik yang tepat dalam memimpin
pertemuan

e. SUPERVISOR
Adalah seorang yang mempergunakan gagasan-gagasan inovatif untuk
menimbulkan / merangsang perhatian pada para pegawainya

f. SUPERVISOR
Adalah seorang yang memegang teguh tanggung jawabnya dalam tugas K3

3.3. LIMA P KUNCI KEBERHASILAN “SAFETY TALKS”

Ini merupakan bentuk teknik yang telah dicoba dan teruji yang akan membantu anda
dalam memberikan “Safety Talks” yang lebih baik. Teknik ini adalah sederhana,
efektif dan dapat bekerja dengan baik.

Anda akan membuktikan bahwa teknik ini tidak hanya terpakai untuk
memperbincangkan masalah K3 saja, akan tetapi juga untuk menjalin hubungan
komunikasi mengenai subjek lainnya seperti :

Kualitas, produktifitas, pelayanan, instruksi kerja dan perbaikan ongkos kerja.

a. Persiapan

 Pikirkan tentang K3
 Tuliskan apa saja yang diperlukan, bacalah buku-buku / pamplet secara
seksama
 Dengarkan gagasan-gagasan dan sikap orang lain
 Persiapkan apa yang saudara akan sampaikan
 Berikan demonstrasi yang praktis

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


36
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

b. Pembatasan

 Batasi permasalahan yang akan dibicarakan hanya pada satu masalah


saja
 Konsentrasikan pada satu peraturan K3 saja
 Satu masalah pertolongan pertama
 Satu tindakan tidak aman
 Satu ide merupakan sasaran komunikasi yang tepat

c. Pribadi

 Bicarakan tentang dasar-dasar umum dengan pendengar anda


 Buatlah kondisi seperti di tempat tinggal
 Buatlah menjadi penting bagi mereka
 Buatlah menjadi pribadi dan berarti bagi mereka

d. Peragaan

 Buatlah alat-alat peraga visual yang jelas bagi para peserta


 Buatlah sesuatu yang menarik bagi telinga dan mata mereka
 Bantulah mereka agar jelas apa yang anda maksudkan

e. Perjelas

 Dalam mengakhiri perbincangan anda jelaskan apa yang mereka harus


lakukan
 Tanyakan mengenai tindakan-tindakan yang khusus
 Berilah suatu presepsi

Dengan menerapkan pendekatan 5 P secara jeli anda mempunyai jaminan yang


lebih baik, bahwa orang-orang anda akan mengetahui, memahami dan tetap
mengingat pesan-pesan anda. Pada hasilnya akan dapat terlihat pada adanya
perbaikan K3, kualitas, produksi dan ANDA akan menjadi orang yang memperoleh
keuntungan, demikian juga PARA PEGAWAI anda maupun ATASAN anda.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


37
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

3.4. TUJUH LANGKAH UNTUK PELATIHAN YANG LEBIH BAIK

a. Orang dewasa harus mempunyai keinginan belajar


Hanya ada satu cara agar seseorang mengerjakan sesuatu yaitu harus
mempunyai keinginan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Dia harus
termotivasi sebagaimana mestinya.

b. Orang dewasa hanya akan belajar jika ia merasa perlu untuk dipelajari
Beri mereka informasi bahwa mereka dapat menggunakan sekarang juga.

c. Orang dewasa akan belajar dengan melakukan


Mereka tidak akan melupakan jika mereka melaksanakan sesuatu yang
sebenarnya. On the job training adalah efektif sekali.

d. Orang dewasa belajar dari problema yang realistis


Mereka akan belajar lebih cepat jika anda mengemukakan problem yang
aktual kemudian mengerjakan solusi praktis. Pemakaian metoda kasus,
permainan peran adalah baik sekali.

e. Orang dewasa belajar dari pengalaman


Manfaatkan pengalaman kelompok anda.

f. Orang dewasa belajar lebih mudah dalam lingkungan yang informal


Ini terkesan nasehat yang sepele, tapi merupakan konsep yang sangat penting
dalam pendidikan orang dewasa. Dalam kebanyakan kasus-kasus resmi,
sarana ruang kelas yang formal tidak menghasilkan belajar yang baik.

g. Variasi metoda sebaiknya digunakan dalam mengajar orang dewasa


Penggunaan alat bantu visual yang mempunyai seni yang dipadukan dengan
bermacam teknik pengajaran akan membantu terbentuknya pengalaman
belajar yang baik. Metoda ceramah biasanya bukan metoda yang efektif. Perlu
diperhatikan bahwa metoda partisipasi kelompok telah membuktikan sebagai
cara mengajar yang sangat efektif.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


38
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

3.5. PERTEMUAN KESELAMATAN KERJA SINGKAT (THE TAILGATE SAFETY


MEETING) (FIVE MINUTES SAFETY TALK)

Salah satu cara efektif untuk memajukan “ on the job safety ” adalah dengan
mengadakan pertemuan singkat untuk membicarakan soal-soal usaha pencegahan
kecelakaan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut “ Tailgate ” atau “ Tail board” atau
“Tool box safety meeting ” atau juga “ Five Minutes Safety Talk ” dan yang kita
terjemahkan dengan Pertemuan Keselamatan Kerja Singkat (PKKS).

Pertemuan-pertemuan tersebut diselenggarakan dalam waktu 5 sampai maksimal


10 menit di tempat kerja dan biasanya dilaksanakan oleh seorang foreman, pada
waktu pagi sebelum mulai bekerja atau pada penggantian tiap shift.

Pertemuan-pertemuan tersebut dapat diselenggarakan dalam perusahaan-


perusahaan baik yang kecil maupun perusahaan besar.

3.6. CARA MEMPEROLEH HASIL YANG OPTIMAL DARI PELAKSANAAN


PKKS

Untuk memperoleh hasil yang optimal dari PKKS, perlu diperhatikan hal-hal di
bawah ini :

a. Pertama diadakan pertemuan paling sedikit seminggu sekali


Pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara berkala akan
menimbulkan pengertian pada karyawan bahwa pertemuan PKKS merupakan
suatu bagian dari tugas kewajibannya.

b. Pertemuan harus diselenggarakan pada tiap penggantian shift pada waktu para
pegawai dalam keadaan siaga

c. Pertemuan diselenggarakan di tiap tempat kerja masing-masing

d. Lamanya pertemuan seharusnya dibatasi max. 5 menit. Jika diskusi menjadi


hangat dan waktu tidak mengijinkan, maka pertemuannya agar dilanjutkan
pada hari berikutnya

e. Adakan diskusi mengenai satu masalah saja dan hindarilah suatu masalah
yang terlalu luas, sebagai contoh misalnya :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


39
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

“ Hand tool safety ” merupakan suatu topik yang terlalu luas yang tidak
mungkin dapat dibahas dalam waktu 10 menit. Contoh masalah yang dapat
didiskusikan dalam waktu singkat adalah misalnya mengenai “ mengembalikan
alat-alat kerja tangan pada tempat semula ”, “ Alat-alat kerja yang rusak ”, “
menggunakan pahat dengan cara yang salah ” dan sebagainya.

f. Usahakan agar saudara sendiri menyediakan waktu untuk memikirkan terlebih


dahulu mengenai topik apa saja yang paling tepat untuk dibicarakan dan
didiskusikan

g. Sampaikan mengenai suatu masalah dengan mengemukakan tentang bahaya


dan permasalahannya dan usahakanlah agar tiap anggota ikut serta dalam
diskusi dan bagaimana cara pemecahannya dalam usaha pencegahan

h. Pergunakan cara-cara pendekatan yang positif (“ positive approach ”). Sebagai


contoh misalnya, bahwa dengan mengadakan tata rumah tangga yang baik
maka kecelakaan akan tercegah dan akan menimbulkan kegairahan kerja yang
lebih baik.
Cara yang tidak baik menyampaikan secara negatif misalnya bahwa di ruang
kerja serba kotor dan barang-barang terletak tidak teratur berserakan dan para
pekerjanya jorok dan sebagainya

3.7. TOPIK PEMBICARAAN DALAM PKKS

Berbagai topik mengenai keselamatan kerja dapat diambil untuk mengisi PKKS dan
yang paling tepat adalah mengambil topik dengan masalah yang berhubungan
dengan aktivitas dari kelompoknya sendiri sebagai berikut :

a. Mengadakan review atau pengupasan dari suatu tindakan yang tidak aman
atau suatu prosedur yang tidak aman yang terjadi dalam kelompoknya. Dalam
hal ini harus dicegah menyebut nama seseorang atau menyalahkan seseorang
dan tidak tepat untuk menyampaikan hal-hal yang demikian itu yang hanya
akan menimbulkan kelakuan dan ketegangan dalam pertemuan

b. Adakan diskusi mengenai suatu kejadian kecelakaan yang terakhir telah terjadi
dalam perusahaan sendiri maupun di perusahaan lain atau dari surat kabar
dan sebagainya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


40
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

c. Penggunaan dari suatu mesin baru dan cara-cara pengamanannya, baik


mengenai alat-alat pengaman pada mesinnya sendiri maupun alat-alat
pengaman perorangan yang diperlukan

d. Pengupasan mengenai cara-cara kerja yang aman dan yang baru


diselenggarakan oleh kelompoknya

e. Pengupasan mengenai keadaan yang tidak aman yang tidak dengan segera
diadakan perbaikan, misalnya suatu alat pengaman yang dibuka dan tidak
dipasang kembali, jalan lalu lintas yang terhalang, alat kerja yang rusak yang
tidak dilaporkan, tidak diperbaiki dan tidak diganti sehingga akan menimbulkan
kecelakaan dan menyebabkan luka

3.7.1. Usahakan Agar Karyawan Ikut Serta Berdiskusi

Pembicaraan Keselamatan Kerja dapat dipimpin oleh Foreman atau salah seorang
karyawan yang saudara tunjuk. Dalam hal terakhir ini sebaiknya agar saudara
sebelumnya memberikan pengarahan dalam cara-cara memimpin diskusi.
Saudara sebagai Foreman dapat pula menyampaikan suatu permasalahan dan
agar dibahas oleh kelompoknya.

Jika mungkin agar mereka sendiri mengadakan diskusi dan menghasilkan usul-
usul perbaikan alangkah tepatnya usul-usulnya dapat diterapkan dan yang akan
menimbulkan rasa bangga dan memberikan dorongan dan semangat kepada
mereka.

3.7.2. Laporan

Biasanya tidak dianjurkan untuk membuat catatan atau membuat laporan apa lagi
yang panjang lebar tentang hasil PKKS yang akan mengurangi peran serta dari
para anggota kelompok. Ini tidak berarti bahwa saudara sebagai Foreman tidak
membuat catatan sama sekali, sebaiknya buatlah catatan seperlunya untuk diri
sendiri dan sebagai pegangan untuk kegiatan selanjutnya sebagai hasil diskusi.

3.7.3. Contoh Topik Pembicaraan Yang Lainnya

Dibawah ini adalah garis-garis besar dari beberapa topik umum, untuk membantu
supervisor/pengawas dalam kegiatan permulaan yang untuk selanjutnya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


41
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

diharapkan agar supervisor sendiri menentukan topik apa yang paling tepat bagi
lingkungan kerja saudara.

 Alat Pengaman Dibuka

- Alat pengaman pada mesin-mesin diperlukan untuk mencegah pegawai


sebagai pelayan mesin dan teman-teman sekerja lain menyentuh
bagian-bagian mesin yang sedang bergerak.

- Menurut data kecelakaan ternyata banyak pegawai menderita luka


bahkan mati sebagai akibat dari alat-alat pengaman yang tidak
dipasang kembali pada mesin yang bersangkutan.

- Apa sebabya alat pengaman tidak dipasang kembali pada tempatnya ?

Pada umumnya alasan yang dikemukakan adalah :

 Pengawas memerintah untuk segera menjalankan mesinnya

 Tidak sempat untuk dipasang kembali

 Untuk meyakinkan apakah mesin yang sudah diperbaiki dapat


berjalan dengan baik sementara alat pengamannya belum terpasang
setelah mesinnya diadakan percobaan jalan, ternyata alat
pengamannya tidak dipasang kembali pada tempatnya dengan alasan
untuk mengejar ketinggalan produksi

 Alat pengaman yang tidak sesuai lagi karena diadakan perubahan


pada mesin yang bersangkutan

 Alat pengaman harus dibuka untuk keperluan pelumasan atau


penyetelan mesin

 Tidak dapat bekerja dengan lancar jika alat pengaman dipasang


pada mesinnya atau alat pengamannya menghambat kecepatan kerja

 Selama bertahun-tahun mesin dikerjakan tanpa alat pengaman


dan belum pernah menimbulkan kecelakaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


42
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Safety Meeting

Alasan-alasan tersebut di atas selalu dikemukakan pada tiap kejadian


kecelakaan. Setelah kejadian kecelakaan barulah alat pengaman yang
bersangkutan dipasang kembali pada mesinnya.

Seharusnya tindakan pencegahan kecelakaan harus diambil sebelum terjadi


kecelakaan dan dengan maksud itulah PKKS harus diselenggarakan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


43

Anda mungkin juga menyukai