Anda di halaman 1dari 19

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

8. HIGIENE INDUSTRI

8.1. PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA

8.1.1. Umum

a.Batasan

 Pemeriksaan kesehatan kerja yang disyaratkan dalam prosedur ini adalah


pemeriksaan medis yang diperlukan pekerja, calon pekerja, pekerja yang
ditugaskan pada pekerjaan khusus, atau pekerja yang dipekerjakan dalam
lingkungan kondisi kerja berbahaya atau bekerja dengan bahan-bahan yang
berbahaya.
Pemeriksaan kesehatan kerja semata-mata dikaitkan dengan penempatan
pekerja atau lingkungan kerja. Pemeriksaan tersebut di atas berbeda
dengan jenis pengujian medis lainnya oleh karena adanya pembatasan
individu terhadap kemampuannya dalam pekerjaannya.

 Sertifikat Pemeriksaan Kesehatan Kerja yang digunakan dalam prosedur ini


adalah dokumen yang berlaku bagi perusahaan / industri yang
bersangkutan yang ditandatangani oleh dokter dan dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan yang menyatakan bahwa pekerjaannya telah
diperiksa secara medis dan memenuhi syarat untuk :

- Memulai atau melanjutkan bekerja pada suatu pekerjaan khusus


tertentu yang memerlukan kemampuan fisik tertentu.

- Memulai atau melanjutkan bekerja pada pekerjaan yang


mempergunakan bahan kimia khusus atau yang dapat
membahayakan kesehatan fisik.

b. Pemeriksaan Kesehatan Kerja dilakukan untuk :

 Meyakinkan bahwa pekerja secara fisik dapat melaksanakan pekerjaan


tertentu dengan selamat.

 Mencegah penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi karena bekerja di


dalam lingkungan kerja yang membahayakan kesehatan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


101
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

c. Pemeriksaan Kesehatan Kerja diharuskan karena :

 Disyaratkan berdasarkan hukum, kontrak, perjanjian kerja atau


pertimbangan keselamatan kerja.

 Direktur medis perusahaan menentukan perlunya diadakan pengawasan


dan penyelidikan untuk mencegah penyakit akibat kerja diantara pekerja
yang beresiko terkena bahaya kimia maupun kesehatan fisik.

d. Pemeriksaan kesehatan kerja dilaksanakan oleh Organisasi Medis di setiap


perusahaan/industri terpencil yang tidak memiliki fasilitas medis, maka
organisasi medis industri yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap
pengaturan pemeriksaan kesehatan melalui pelayanan medis lain yang diakui
oleh direktur medis.

8.1.2. Tanggung Jawab

.a Setiap Pengawas diwajibkan :

 Mengidentifikasi para pekerja yang berpotensial terpengaruh


bahaya penyakit.

 Mengajukan permohonan untuk mengadakan survei higiene


industri.

 Membuat jadwal pemeriksaan bagi para pekerja yang


memerlukan pemeriksaan kesehatan kerja.

 Memastikan para pekerja mendapatkan pemeriksaan medis,


dan memperoleh sertifikat keterangan mengenai hasil pemeriksaan
kesehatannya sebelum dan setelah ditugaskan melaksanakan
pekerjaannya.

.b Direktur Medis diwajibkan :

 Menentukan ruang lingkup, kekerapan pemeriksaan dari persyaratan


sertifikat bagi pemeriksaan kesehatan kerja yang berdasarkan pengamatan
yang rutin terhadap syarat-syarat hukum proses kerja, aktivitas kerja,
persyaratan keselamatan kerja, persetujuan kontrak kerja, hasil
pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan oleh tim medis dan hasil

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


102
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh ahli Higiene Industri dan


perlindungan kesehatan radiasi serta organisasi keselamatan kerja.

 Memberikan pedoman pada organisasi hubungan kerja industri yang


berada di tempat-tempat terpencil dan memberikan persetujuan mengenai
pelayanan pemeriksaan yang tidak berhubungan dengan kesehatan kerja,
serta mengadakan hubungan dengan organisasi medis pihak luar.

 Memelihara data-data kondisi fisik para pekerja sesuai dengan yang


ditentukan perusahaan.

 Memelihara dan memperbaiki prosedur perusahaan.

.c Ketua tim dokter (Chief Physician) memimpin pelaksanaan dan


mengadakan administrasi program pemeriksaan kesehatan kerja yang sesuai
dengan prosedur perusahaan.

.d Organisasi Hubungan Industri dan keselamatan kerja hendaknya


melakukan survei untuk mengevaluasi para pekerja yang terkena bahaya
bahan-bahan beracun dan atau secara fisik yang sesuai dengan permintaan
pengawas dan keselamatan kerja organisasi medis.

.e Organisasi Higiene Industri dan keselamatan kerja hendaknya


melakukan survei untuk mengevaluasi para pekerja yang terkena bahaya
bahan-bahan beracun dan atau secara fisik yang sesuai permintaan pengawas
dan keselamatan kerja organisasi medis.

.f Organisasi ahli-ahli perlindungan kesehatan radiasi mengawasi


sesuai dengan yang diminta oleh pengawas/organisasi keselamatan kerja untuk
menentukan potensi bahaya radiasi dan tindakan pemeriksaan kesehatan kerja
yang diperlukan.
.g Organisasi Higiene Industri dan keselamatan kerja hendaknya :

 Membantu para pengawas dalam mengidentifikasi para pekerja yang


mungkin memerlukan pemeriksaan kesehatan kerja.

 Melakukan pengamatan / survei higiene industri.

Divisi Keselamatan dan Kesehatan Industri Perusahaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


103
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

 Mengkoordinir evaluasi komunikasi dengan organisasi keselamatan dan


kesehatan kerja yang dilakukan oleh badan/organisasi keselamatan dan
kesehatan kerja pemerintah / swasta.

 Meminta Material Safety Data Sheet (MSDS) bila terdapat bahan kimia yang
berbahaya di dalam daerah kerjanya.

 Menyelidiki bahaya bahan kimia yang baru diketahui dan hasil laporan
penyelidikan dimasukkan dalam laporan keselamatan dan higiene industri.

 Meminta dievaluasi lebih lanjut bila diperlukan dengan menggunakan laporan


keselamatan kerja dan higiene industri.

 Memeriksa dan mengesahkan tindakan-tindakan pengaman khusus sesuai


dengan petunjuk keselamatan kerja dan higiene industri.

 Memastikan semua kemasan-kemasan kimia dan proses-proses kimia telah


diberi label atau plakat sesuai dengan peraturan-peraturan keselamatan kerja
dan higiene industri.

 Melakukan pemeriksaan audit sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Badan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan


(Corporate Safety and Health Administration)

 Melakukan evaluasi wilayah kerja untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi


bahaya-bahaya bahan kimia dan persyaratan khusus rekomendasinya.

 Mempersiapkan laporan-laporan survei secara menyeluruh dan terperinci


sebagai hasil evaluasi wilayah kerja.

 Mempersiapkan MSD Sheet dari setiap bahan kimia berbahaya yang


terdapat dalam wilayah kerjanya.

 Mempersiapkan lembaran petunjuk yang disesuaikan dengan peraturan


pengawasan dari bagian keselamatan kerja dan higiene industri.

8.2. PROGRAM KOMUNIKASI INDUSTRI

Ringkasan Tanggung Jawab

Pekerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


104
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

 Membiasakan bekerja sesuai dengan standar-standar pencegahan


kecelakaan.

 Mengetahui cara-cara kerja perusahaan jika terdapat bahan kimia baru di


wilayah kerjanya.

 Mematuhi cara-cara kerja untuk mencegah terexpose oleh bahan kimia yang
berbahaya.

Pengawas Unit Kerja / Bengkel

 Memelihara buku-buku petunjuk / pedoman dan menyediakan untuk para


pekerja setiap pergantian shift.

 Memberitahu bagian keselamatan kerja dan higiene industri jika ada bahan
kimia baru yang diperkenalkan dan dipergunakan dalam wilayah kerjanya.

 Memberitahu bagian keselamatan kerja dan higiene industri jika dengan


adanya perubahan proses akan menimbulkan bahaya baru yang
membahayakan para pekerja.

 Memastikan semua kemasan-kemasan bahan kimia berbahaya diberi label


yang tepat.

 Melakukan pelatihan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan peraturan-


peraturan keselamatan kerja dan higiene perusahaan.

8.3. PENANGGULANGAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

(Occupational Disease Control)


Penanggulangan penyakit akibat kerja dapat dilaksanakan dengan metode dan
perencanaan secara engineering. Guna memperoleh efisiensi yang semaksimal
mungkin maka diperlukan 3 (tiga) kelompok petugas ahli dan tiap kelompok
melaksanakan tugasnya masing-masing, akan tetapi dengan cara kerja sama yang
erat antara satu sama lain.

Safety Engineer
Harus mempunyai pengetahuan umum mengenai substansi-substansi yang
membahayakan, efek-efeknya terhadap badan manusia dan membuat cara-cara

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


105
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

penanggulangannya hingga bahayanya tidak melibihi batas maksimal yang


diperbolehkan.

Industrial Hygenist
Ahli ini terutama memperhatikan tentang investigasi dan analisa dari bahaya-bahaya
kecelakaan penyakit akibat kerja dan mengembangkan tindakan-tindakan
penanggulangannya.

Industrial Physician
Yang diperhatikan oleh dokter perusahaan adalah pemeliharaan kesehatan dari para
pekerja dengan mengambil tindakan-tindakan medis, diagnostic dan
penanggulangannya. Selanjutnya bertanggung jawab atas perbuatan dan
pelaksanaan prosedur untuk mencegah kerusakan badan dan memberikan
pengobatan yang tepat.

OCCUPATION STRESSORS

CHEMICAL PHYSICAL BIOLOGICAL

VAPORS AND RADIATION MICROBIAL


GASES ILLUMINATION
ALLERGENIC
DUTS NOISE
MISTS HEAT STRESS DERMITITIS
FUMES VIBRATION
SMOKES HUMIDITY
FIRES ERGONOMICS
PARTICULATES

8.4. KLASIFIKASI BAHAYA KESEHATAN

8.4.1. Klasifikasi Jenis Bahaya Kesehatan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


106
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

.a Kimia
Substansi-substansi yang beracun, korosif yang mempengaruhi langsung
kepada badan berupa gas-gas vapors, cairan, benda padat, debu dan
campuran-campuran dari padanya.
.b Biologi
Seperti infeksi oleh auhax, jamur parasit yang menimbulkan penyakit
trichinosis, penyakit pneumonia, tuberculosis, demam hyphoid dsbnya.

.c Kondisi Lingkungan (Physical)


Seperti terexpose oleh kebisingan energy radiasi, vibrasi, suhu yang tinggi,
atau perubahan suhu yang cepat.

8.4.2. Cara-Cara Penyerangan Terhadap Badan

a. Melalui saluran pernafasan

Sebagian besar penyakit akibat kerja keracunan adalah menghirup udara yang
terkontaminasi berbagai racun.

 Berbagai macam gas


Substansi-substansi yang dalam suhu udara dan tekanan udara normal
berbentuk gas, seperti carbon monoxide, hydrogen sulfide dan gas
illuminasi.

 Vapor – Uap
Substansi-substansi yang dalam suhu dan tekanan udara normal dapat
berbentuk baik gas, cairan maupun berbentuk padat, seperti : bensol,
alkohol, air kamper.

 Mists – Kabut
Adalah merupakan titik-titik cairan yang sangat halus yang tersebar
dalam udara. Kabut ini dapat terbentuk oleh kondensasi substansi gas,
seperti yang terjadi pada pekerjaan electroplating atau pengkabutan
substansi cairan seperti penyemprotan cat (spray painting)

 Dust – Debu
Adalah partikel-partikel benda padat yang sangat halus yang dapat
mengudara. Debu yang bisa berlarut dapat terlarut oleh cairan yang ada
dalam paru-paru dan kemudian diabsorbsi oleh paru-parunya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


107
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Debu yang korosif dapat merusak dinding dari saluran pernafasan.

- Debu yang menimbulkan iritasi


Banyak macam debu yang berbahaya yang menimbulkan iritasi
kulit, seperti custid soda, caustic potash, debu kapur (calcium
oxide). Beberapa macam debu walaupun debunya sendiri tidak
menimbulkan iritasi akan tetapi bisa menutupi pori-pori dari kulit
atau dapat menampung basil-basil dan dengan demikian akan
menimbulkan iritasi juga seperti gula, tepung terigu, padi-
padian.

- Debu beracun
Debu ini akan menimbulkan keracunan jika masuk dalam aliran
darah dengan jalan melalui paru-paru, kulit atau saluran
makanan.
Contohnya : timah, arsenikum, air raksa, cadmium, fosfor dan
banyak lagi campuran-campuran bahan kimia.
Debu macam ini dapat menimbulkan iritasi maupun keracunan.

- Debu yang dapat menimbulkan Fibrosis


Debu macam ini yang dapat menimbulkan lembaran fiber dalam
paru-paru.
Seperti : Silika bebas, asbes (penyakit silicosis dan asbestosis).

- Debu yang menimbulkan alergi


Debu macam ini dapat mengganggu orang-orang tertentu saja.
Seperti : tepung sari (pollen), debu kapas, debu dari bulu (fur),
debu rambut, wol, debu gergajian dari jenis kayu-kayu tertentu.

 Asap dan kabut (smoke and fumes)


Adalah partikel-partikel yang padat, yang terbentuk oleh pendinginan dan
atau campuran substansi kimia dalam bentuk gas.
Seperti : asam dan ammonia jika dicampurkan akan menimbulkan kabut
(fumes) yang putih.

b. Melalui / terhadap kulit

Absorbsi terlaksana melalui kulit atau dapat langsung menyerang kulit.

 Keracunan fatal

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


108
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Secara relatif, sedikit sekali substansi-substansi yang dapat langsung


diabsorbsi oleh badan manusia, akan tetapi beberapa diantaranya jika
kulit terexpose secara singkat saja dapat menyebabkan kecelakaan
fatal seperti : aniline, tetraethyl lead atau hydroscyanic acid.

 Substansi-substansi yang korosif


Bahan yang dapat menyerang secara langsung seperti berbagai asam-
asam keras (sulfuric acid, mitric acid, hydroflupric acid dsb.), alkali
seperti caustic soda, caustic potash, kapur yang belum dipadamkan,
chlorine, bromide, phenol dsb.

c. Melalui Mulut
Substansi yang terminum, substansi beracun yang ada di dalam udara
bercampur dengan liur dan masuk ke dalam saluran makanan. Memakan
makanan yang terkontaminasi, meminum, merokok, memamah (permen karet)

8.5. TEREXPOSE OLEH LINGKUNGAN KERJA BERBAHAYA


a. Fibrasi
Fibrasi yang terus menerus akan menimbulkan kelelahan dan menjadi gugup
dan akan menyebabkan kehilangan rasa pada jari jemari dan merasa sakit.
Contoh : menggunakan palu udara bertekanan secara terus menerus, alat
pengering berkecepatan tinggi, mesin jahit, mesin pemahat aspal / beton dan
sebagainya.

b. Bising
Kebisingan adalah suara yang kita tidak inginkan. Disini kita akan jelaskan
mengenai suara yang berintensitas tinggi, lamanya dan intermitensi yang
menimbulkan iritasi dan menyakitkan telinga. Di kota-kota yang modern dan
berbagai pekerjaan mempunyai tingkat suara yang seperti telah diketahui
menimbulkan penyakit. Berdasarkan riset yang telah dilakukan terungkapkan
agar tingkat intensitas kebisingan harus diusahakan tidak melebihi 80 – 85
decibel.

c. Illuminasi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


109
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Illuminasi yang kurang, silau, berkedip akan menimbulkan kelelahan mata dan
akan mengganggu juga sistem syaraf.

d. Radiasi

 Sinar inframerah
Sinar seperti ini yang tinggi akan menimbulkan strook kepanasan, iritasi
kulit dan katarak. Pencegahannya didasarkan atas pengetahuan teori dan
hingga sekarang belum ada ketetapan mengenai ambang batasnya (TLV).

 Sinar Gamma
Sinar yang ditimbulkan oleh radium, substansi radioaktif dan sinar X. Orang
yang terexpose secara berlebihan akan mengurangi vitalitas, keletihan,
sakit kepala, anemia (kekurangan darah), leukemia. Bagian badan yang
terexpose secara berlebihan akan terbakar.
Cara perlindungan terhadap Sinar Gamma :

- Diusahakan dalam penyimpanan dan penggunaannya


sekecil mungkin
- Usahakan agar para pekerja berada sejauh mungkin
dari sinarnya
- Pergunakan penghalang dari timbul yang memadai
- Usahakan agar lamanya waktu terexpose seminimum
mungkin

 Sinar Ultraviolet
Kulit yang tidak dilindungi akan terbakar oleh sinar ultraviolet. Efeknya
terhadap mata akan menimbulkan penyakit conjunctivitis, iritasi dan luka
pada kornea mata. Sumbernya terutama pada pekerjaan las listrik.
Tindakan pengaman : pakaian khusus, topi pengaman, kacamata
pengaman, sarung tangan pengaman dan penghalang.

 Radiasi Microwave
Microwave berfrekuensi tinggi dari peralatan elektronik seperti radar akan
menimbulkan kebakaran seperti pada steal wood dan flashbulb.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


110
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Frekuensi yang lebih tinggi dari 300 cm akan menimbulkan efek yang
sangat berbahaya pada manusia. Pada umumnya janganlah mendekati
radar beam stationer baik yang besar maupun yang kecil. Jangan sekali-
kali melihat langsung pada antena radar khususnya pada jarak yang dekat.

 Temperatur
Suhu dan kelambaban yang tinggi akan mengganggu pengaturan
mekanisme dari badan manusia, walaupun badan kita mempunyai daya
penyesuaian yang cukup luas.

8.5.1. Tingkat Kenyamanan (Comfort Zones)

Kelembaban merupakan satu elemen yang penting dalam mengatur kenyamanan,


kelembaban yang tinggi mempengaruhi tingkat penguapan dari keringat kita yang
mengatur sistem pendinginan agar suhu badan kita tetap dalam keadaan normal.
Jika suhu badan menaik terlampau tinggi maka badan akan menjadi lemas. Suhu
yang paling nyaman tergantung dari atmosfir dan kondisi cuaca / iklim untuk
daerah tertentu.

8.5.2. Kejang-Kejang Panas (Heat


Cramps)

Jika berkeringat berlebihan yang akan menimbulkan kejang-kejang maka dapat


memakan tablet garam untuk mengganti kehilangan garam melalui keringat.
Banyaknya tablet garam yang dimakan harus ditetapkan oleh dokter perusahaan.

8.6. MENENTUKAN BAHAYA KESEHATAN

Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan

Untuk membuat penentuan seperti besarnya bahaya dari berbagai bahaya kimia dan
substansi lainnya harus didasarkan atas perhitungan-perhitungan secara umum.

a. Sifat dari substansi atau pengaruh terhadap kecelakaan

 Sifat fisik atau kimia dari setiap substansi yang menimbulkan bahaya
kesehatan merupakan faktor-faktor yang penting sekali.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


111
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

 Engineer yang bertanggung jawab mengenai K & KK dalam suatu


perusahaan beserta para wakilnya harus mengetahui bahan-bahan yang
dipergunakan, cara penggunaannya dan tingkat bahayanya. Antara lain
dapat diketahui dari lembaran MSDS (lembaran data-data dari K&KK
dari bahan) dan juga dari data manufakturnya.

 Threshold Limit Values (TVL) / Nilai Ambang Batas


Departemen Tenaga Kerja telah mengeluarkan suatu daftar dari berbagai
bahan kimia dan lingkungan kerja yang membahayakan kesehatan.

b. Tingkat bahaya dari Expose

Lebih intensif seorang pekerja terexpose oleh suatu substansi, maka ia akan
lebih cepat pula mengalami kecelakaan. Pada umumnya hampir tiap substansi
yang beracun bisa mengudara dan harus diadakan pengamanan dengan
mengatur konsentrasinya dalam batas-batas yang aman. Banyak terdapat
substansi-substansi yang sangat berbahaya bila terjadi kontak dengan badan
pekerja, maka mereka harus diberi pengaman untuk mencegah adanya kontak
tersebut.

Perhatian :

Banyak telah terjadi kecelakaan seperti tangki-tangki, silo, sumur-sumur


dan tempat-tempat tertutup yang kadar oksigennya rendah sekali atau
habis dikarenakan suatu proses oxidasi.

c. Lamanya terexpose

Dapat terjadi dengan 2 cara :

 Satu kali terexpose


Kejadian terexpose dalam waktu yang singkat yang dapat menimbulkan
kecelakaan. Harus memberikan petunjuk cara penanggulangannya.

 Berulang kali terexpose


Beberapa macam substansi dapat menimbulkan bahaya setelah
beberapa kali terexpose atau mempunyai efek akumulatif dan jumlah
kekerapan exposenya harus diperhitungkan dalam mengambil tindakan
pengamanannya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


112
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

d. Ketahanan Perorangan

Ketahanan badan terhadap efek yang membahayakan dari berbagai substansi


tergantung dari tiap perorangan dan tidak akan sama seperti halnya tentang
penyakit dermatosis. Beberapa orang akan alergi sekali sedangkan ada
orang yang tahan terhadap expose yang lebih lama.

Perhatian :

Semua orang akan terpengaruh oleh suatu substansi yang sangat


beracun. Tujuan dasarnya adalah bagaimana caranya agar substansi
tersebut tidak masuk ke dalam badan manusia.
e. Mengukur Kontaminasi Udara

Sangatlah mudah dimengerti bahwa tingkat kerusakan yang diakibatkan suatu


substansi yang beracun tergantung dari banyaknya yang masuk ke dalam
badan seseorang. Ini tergantung dari banyaknya yang dikandung udara dan
lamanya orang terexpose. Tentang berapa banyak yang terdapat dalam
atmosfir dapat diukur dengan peralatan untuk pengambilan contoh udara. Jika
dalam udara terdapat debu atau bahan-bahan keras maka biasanya dihitung
banyaknya dan besarnya partikel per m3 udara. Untuk pengukurannya harus
dilaksanakan oleh seorang ahli / berpengalaman.

f. Survei Bahaya Kesehatan

 Langkah pertama dalam membuat survei bahaya kesehatan


adalah harus mengetahui daftar penggunaan semua bahan / substansi
yang dipergunakan dalam perusahaan. Disamping itu juga harus dicek
juga pembeliannya dan gudang / tempat penyimpanannya dan bagian-
bagian perusahaan yang mempergunakannya.

 Langkah kedua mengadakan pengecekan terhadap proses


produksi yang mengandung bahaya kesehatan yang mungkin timbul.
Yakinkanlah tentang ada tidaknya suatu proses yang menimbulkan debu,
uap, atau embun. Mengadakan pengecekan terhadap cara-cara
menangani bahan-bahan asam, caustic-caustic yang menimbulkan
iritasi, uap, substansi-substansi yang korosif, bahan padat solvent.
Tentukan perlunya diadakan perubahan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


113
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Tiap survei tidak dianggap komplit dengan hanya pengecekan bahaya


kesehatan dari bahan baku dan produksinya. Biasanya yang lebih
berbahaya adalah produk sampingannya dan khususnya bahan
buangannya dari pada produknya sendiri.

EXPOSE CONTROL METHODS

ENGINEERING PERSONAL ADMINISTRATIVE EDUCATION &


PROTECTION TRAINING

PREVENTATION RESPIRATION JOB PLACEMENT MATERIAL


SUBSTITUTION EYE WORKER HANDLING
ISOLATION EAR ROTATION HAZARD
ENCLOSEURE HAND JOB TIMING RECOGNITION
PROSES FOOT MAINTENANCE RESCUE /
CHANGE HEAD HOUSE KEEPING EVACUATION
SKIN WORK
CLOTHING PRACTICIES
CREAM TRAINING
PERSONAL SESSIONS
VENTILATION HIGINE POSTERS DRILLS
DILUTION
LOCAL

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


114
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

8.7. METODE PENANGGULANGAN PENCEGAHANNYA

Metode Umum :

Ada tiga metode umum yang dapat diambil terhadap penanggulangan bahaya
kecelakaan kerja :

a. Mengurangi sumber kontaminasi atau


mengurangi jumlah bahan / substansinya.
b. Cegah penyebaran kontaminasi.
c. Memberikan alat pelindung kepada para
pekerja.
8.7.1. Mengurangi Sumber Kontaminasi

a. Disain Peralatan
Mudah dimengerti bahwa pencegahan masalah kontaminasi adalah dengan
mengadakan perubahan / perbaikan peralatan atau disain dari
perusahaannya. Masalahnya akan lebih susah jika peralatannya dan atau
proses produksinya sudah terpasang dan perbaikannya harus dilaksanakan
setengahnya. Maka dari itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dimulai
dari blueprint.

b. Subtitusi dengan bahan-bahan tidak beracun atau bahan-bahan yang


kurang beracun. Seringkali syarat tersebut sukar untuk dilaksanakan dengan
alasan akan mengganggu / mempunyai efek terhadap kualitas atau kuantitas
produksi.

Contoh :
Pekerjaannya Bahan yang Subtitusi
dipergunakan
 Penyemprotan  Pasir  Steel grit
 Menggurinda  Batu gurinda  Artificial
abrasive
 Lacquer  Bensol  Petroleum
base solvent
 Dry cleaning  Carbonte trachloride  Stiddard

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


115
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

solbent /
Petroleum
Naphta
 Paint  Lead Oxide  Insoluble
lead
compoun

c. Perubahan Proses
Sering sekali dengan diadakan perubahan proses produksi akan mengurangi
atau meniadakan bahaya penyakit akibat kerja. Pada umumnya perubahan
demikian akan menimbulkan perubahan yang penting sekali dalam
perusahaannya dan akan menimbulkan biaya tambahan yang tentunya harus
dipertimbangkan secara matang.
Beberapa contoh perubahan proses :

 Pengawasan terhadap temperatur tekanan dan kecepatan dari


reaksi kimia dapat mengurangi timbulnya mits, vapor dan gas.

 Pengelingan (rivting) sebagai pengganti pengelasan atau


penyolderan.

 Pengisian dengan mesin atau pengisian hopper sebagai pengganti


pekerjaan manual.

d. Bertata Rumah Tangga (housekeeping)


Bertata rumah tangga yang baik adalah vital sekali sebagai pencegahan
kontaminasi dari debu fumes. Pembersihan dengan alat vakum secara berkala
akan mencegah debunya mengudara kembali. Pembersihan harus
dilaksanakan bila sebagian besar dari para pegawai sudah meninggalkan
ruangan.

8.7.2. Pencegahan penyebaran contaminan

Dalam kasus-kasus yang tidak dapat dicegah atau secara ekonomis tidak dapat
dipertanggung jawabkan dalam usaha pencegahan timbulnya kontaminan dalam
udara, maka merupakan suatu esensi untuk mengambil tindakan mencegah
penyebaran kontaminan tersebut.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


116
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Cara-cara yang umum adalah :

a. Mengisolasi prosesnya
b. Menutup proses yang berbahaya
c. Metode basah
d. Ventilasi local dengan sistem exchaust
e. Pendidikan para pegawai

 Pengisolasian

Semua pekerjaan yang berbahaya harus dipisahkan sedemikian rupa


sehingga hanya pegawai yang bersangkutan saja yang melaksanakan
tugasnya terexpose dalam prosesnya. Pegawai-pegawai tersebut harus
diberi alat pelindung diri yang baik dan tepat.

Contoh :

 Tangki-tangki / bak-bak yang dipergunakan untuk electroplating


atau degreasing harus ditempatkan dalam ruangan-ruangan
terpisah dari ruangan proses produksi lainnya.

 Pekerjaan yang mempergunakan bahan tetraethyl lead harus


dilaksanakan dalam ruangan terpisah dengan persyaratan kerja
yang sangat ketat diawasi dan para pegawainya terseleksi secara
khusus dan terlatih.

 Menutup proses yang berbahaya

 Cara ini merupakan pengisolasian secara khusus


dan mampu memproteksi terhadap bahaya peledakan dari
substansi yang mudah terbakar.

 Ruangan sand balsting.

 Metode basah (Wet method)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


117
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Cara ini adalah cara yang paling tua yang diketahui untuk
menanggulangi timbulnya debu dan mencegah penyebarannya.
Misalnya pekerjaan pengeboran dan menggurinda.

 Penyedotan lokal
Cara ini adalah salah satu metoda yang paling penting dalam
pencegahan polusi dalam industri. Penyedotan lokal mempunyai dua
faktor :

 Aliran udara
 Disain kap penyedot

Tiap faktor mempunyai problem sendiri-sendiri yang harus dipecahkan


oleh ahlinya. Efisiensi kerjanya tergantung dari pemeriksaan berkala dan
pemeliharaan instalasinya.
 Pelatihan Kerja
Pendirian dari pekerja merupakan faktor yang penting oleh karena itu
kerja sama dengan pengertiannya suatu program bisa berhasil dengan
sukses, sebab tindakan tidak aman dan kebiasaan yang salah akan
menggagalkan semua program yang direncanakan. Hampir tidak ada
satupun cara yang dapat menjamin bahwa peralatan yang dipakai untuk
penanggulangan polusi dapat bekerja dengan sempurna.

8.7.3. Melindungi Para Pekerja

Dalam banyak kasus ternyata bahwa mengadakan perbaikan untuk mengurangi


para pekerja terexpose ternyata tidak mencukupi untuk mengurangi bahaya
kesehatan. Sehubungan dengan ini maka disamping usaha-usaha tersebut di atas
harus juga dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

 Ventilasi umum

 Alat pelindung diri untuk pernafasan

a. Ventilasi Umum

Cara ini merupakan hal yang penting disamping penghisapan lokal. Ada
beberapa faktor yang akan mengurangi efektivitas ventilasi umum :

 Jumlah contaminan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


118
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

 Tingkat konsentrasi contaminan dari sumbernya yang dekat


dengan para pekerja.

Ventilasi umum dapat dianggap cukup, maka jika :

 Tingkat banyaknya kontaminan yang berbentuk adalah rendah


hingga tidak melebihi nilai ambang batas.

 Pembentukan kontaminannya tersebar ke ruangan lain sehingga


masih memenuhi nilai ambang batas.

b. Alat Pelindung Diri (APD) untuk


pernafasan

Syarat penggunaan APD harus memenuhi syarat-syarat :

 Mengetahui keadaan lingkungannya dan peralatan


yang diperlukan oleh para pekerja.
 Cocok untuk dipergunakan oleh pekerja yang
bersangkutan.
 Tersedianya alat-alat untuk pemeliharaan dan
pembersihan peralatan.
 Petunjuk penggunaan peralatan dan
kekurangannya.
 Pengawas yang terlatih dan cakap.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


119

Anda mungkin juga menyukai