FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH:
JAWAB :
De- Ionisasi
UV Lamp
Purified
Water
4. Grade 4 : Water For Injection (WFH)
Fungsi : Cuci akhir container sterile, cuci Vial/ampul produksi sterile,
dan laboratorium.
Pembuatan :
Purified Unit Water For
Water Destilasi Injection
Kualitas air yang digunakan untuk produksi, tergantung dari persyaratan air
yang digunakan produk yang dibuat, misalnya air murni atau air untuk injeksi.(CPOB:
2006)
b. Udara
Sistem Tata Udara AHS (Air handling System) adalah suatu sistem yang
mengondisikan lingkungan melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah
pergerakan udara dan mutu udara – termasuk pengendalian partikel dan pembuangan
kontaminan yang ada di udara . AHS Sering juga disebut dengan HVAC (Heating,
Ventilatingdan Air Conditioning) (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’).
Sesuai dengan fungsinya, AHU (Air handling unit) merupakan seperangkat alat
yang dapat mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat kebersihan atau
jumlah partikel /mikroba pola aliran udara jumlah pergantian udara dengan persyaratan
ruangan yang telah ditentukan.
Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :
- Cooling coil atau evaporator (Untuk mengontrol suhu atau temperatur dan
kelembaban udara yang akan didistribusikan ke ruang produksi)
- Static Pressure Fan atau Blower (blower adalah bagian dari AHU yang yang
berfungsi untuk menggerakkan Udara di sepanjang sistem distribusi udara yang
terhubung dengannya)
- Filter (ilter merupakan bagian dari AHU yang yang berfungsi untuk
mengendalikan dan mengontrol jumlah partikel dan mikroorganisme atau partikel
asing yang mengontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang produksi). Filter
yang digunakan untuk AHU dibagi menjadi beberapa jenis/tipe tergantung
efisiensi, yaitu:
a. Pre- Filter (Efisiensi penyaringan: 35%)
b. Medium Filter (Efisiensi penyaringan: 95%)
c. (High Efficiency Particulate Air) HEPA (Efisiensi penyaringan: 99,997%)
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemasangan filter ini adalah
posisi penempatan filter harus diatur berdasarkan jenis dan efisiensi
penyaringan filter yang akan menentukan kualitas udara yang dihasilkan.
- Ducting (adalah bagian dari Ahu yang berfungsi sebagai saluran tertutup tempat
mengalirnya udara)
- Dumper (dumper adalah bagian dari ducting AHU yang berfungsi untuk mengatur
jumlah atau debit udara yang dipindahkan ke dalam ruangan produksi. besar
kecilnya debit udara yang dipindahkan dapat diatur sesuai dengan pengaturan
tertentu pada dumper)
Parameter kritis dari tata udara yang dapat memengaruhi produk adalah
- Suhu
- Temperature dan kelembaban relatif ( relative humidity/ RH)
- Partikel udara (viabel dan non viabel)
- Perbedaan tekanan antar ruang dan pola aliran udara
- Volume alir udara dan pertukaran udara
- Sistem filtrasi udara
c. Limbah
Penanganan Limbah (CPOB 2018, h.286)
Limbah cair, limbah padat dan limbah lain (misal: produk sampingan padat, cair
atau gas hasil pembuatan) di- dan dari bangunan serta area sekitar hendaklah
dibuang secara aman, tepat waktu dan bersih. Wadah dan/atau pipa untuk limbah
hendaklah diidentifikasi secara jelas.
Sistem Pengolahan Limbah
Semua sarana termasuk daerah produksi, laboratorium, gudang, dan daerah
sekitar gudang sebaiknya dijaga agar senantiasa dalam keadaaan bersih dan rapi.
Saluran pembuangan sebaiknya berukuran layak, memiliki bak kontrol, saluran yang
terbuka dan dangkal agar mudah dibersihkan. Sumber pencemaran limbah farmasi
antara lain :
1. Limbah padat
Pencemaran limbah padat adalah masuknya benda-benda padat ke dalam
lingkungan sehingga menyebabkan kualitas lingkungan menurun atau
membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri Farmasi antara lain berasal dari
Debu atau serbuk obat dari sistem pengendalian Debu atau Dust kolektor
Obat rusak atau kadaluarsa atau obat substandar ( Reject)
Kertas, karton, plastik bekas, botol dan aluminium foil Dan Sampah rumah
tangga
Lumpur dari proses instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
Upaya pengelolaan
sampah domestik dibuatkan tempat sampah, kemudian dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir (TPA)
sisa-sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil setelah dihancurkan,
dikumpulkan kemudian dijual ke pengumpul sampah atau perusahaan daur
ulang sampah
debu atau sisa-sisa serbuk, obat rusak atau kadaluarsa serta lumpur dari IPAL
dibakar di insenerator (suhu di atas 1000 derajat celcius)
Pemantauan
Kualitas lingkungan ( kebersihan) didalam area industry, tidak ada limbah B-
3 yang tececer di area pabrik, dan sebagainya, derajat kebauan (kadar H2S) di
sekitar area pabrik.
2. Limbah cair
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu ke dalam air
yang menyebabkan air tersebut menurun kualitasnya atau tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Sumber pencemaran
limbah cair di industri Farmasi antara lain berasal dari : bekas cucian peralatan
produksi, laboratorium, laundri dan rumah tangga, kamar mandi dan WC, bekas
reagensia di laboratorium.
Upaya Pengelolaan Lingkungan
Limbah cair IPAL, parameternya itu harus ada ikan mas atau ikan koi, karena
dia hipersensitifitas terhadap bahan-bahan kimia, jadi Walaupun ada sedikit pun
bahan kimia maka dapat diketahui bahwa ikan tersebut masih masih hidup.Dan
apabila ikan tersebut tidak mati maka limbah tersebut dapat dialiri di pemukiman
karena pembuangan akhir Ipal di pemukiman warga jadi sudah dikatakan aman dari
bahan kimia.
Pemantauan
Kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran limbah, meliputi kadar
COD,BOD5, pH, TTS, N total serta parameter lain termasuk inidkator biologis
dan mikrobiologi.
Kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL
Sistem Pengolahan Air Limbah
Tujuan
Instalasi pengolahan air limbah (Ipal) adalah untuk menurunkan kadar zat
pencemar yang terkandung dalam air limbah sehingga memenuhi persyaratan
Untuk menurunkan kadar zat pencemar sampai pada batas (ambang) baku mutu
yang telah ditetapkan atau diperbolehkan.
Dalam pengelolaan limbah cair, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Karakteristik dari limbah, karakteristik limbah sangat berbeda antara industri
yang satu dengan industri yang lain, bahkan dalam satu jenis industri pun
memiliki karakteristik limbah yang berbeda-beda oleh karenanya, agar
memperoleh gambaran spesifik tentang karakteristik dari limbah yang akan
diolah maka harus dilakukan pengamatan atau survei dari limbah yang
dihasilkan oleh industri Farmasi tersebut.
2. Kemampuan badan air (Assimilative capacity), pengolahan limbah cair sangat
tergantung dari kemampuan badan air ( misalnya Sungai, Kali, dan lain-
lain) untuk menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan
pencemaran.
3. Peraturan tentang limbah yang berlaku, peraturan mengenai baku mutu
lingkungan dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, daerah
Yogyakarta, misalnya Adalah bukan merupakan kota industri sehingga
memiliki baku mutu lingkungan yang berbeda dengan daerah-daerah industri
seperti DKI Jakarta. Peraturan-peraturan tersebut disesuaikan dengan
peruntukan ( benefical use) air bersangkut.
Prinsip
Pada prinsipnya, terdapat tiga cara pengelolaan limbah cair yaitu:
1. Pengolahan limbah primer
Tujuan pengolahan limbah pada tahap ini adalah menghilangkan buangan
yang tidak larut terdapat empat tahap yaitu:
a. Screening, pada tahap ini berisi usaha-usaha untuk mengurangi atau
menghilangkan bahan buangan yang besar seperti: sampah, plastik, botol
bekas, kayu, barang rongsokan, dan sisa-sisa lain yang berukuran besar
.Untuk menghilangkan limbah ini dapat dibuat saringan dengan
menggunakan kasa atau ijuk. Benda yang tertangkap Sharingan tersebut
dapat diambil secara manual atau dengan alat mekanis secara periodik dan
continue( misalnya setiap pagi atau setiap sore).
b. Canal longitudinal, benda-benda yang masih dapat melewati saringan
kasa besi atau ijuk (misalnya pasir) diendapkan dengan menggunakan
semacam kanal yang yang bagian bawahnya dibuat agar melebar (Canal
longitudinal) benda-benda yang mengendap di bagian bawah kanal
tersebut selanjutnya dapat diambil secara pada waktu-waktu tertentu
secara periodik.
c. Penghilang lemak, minyak dan sejenisnya, tahap ini mempunyai prinsip
bahwa lemak, minyak dan sejenisnya memiliki berat jenis yang lebih kecil
dari air sehingga akan mengapung di bagian atas air. Untuk
menghilangkan jenis kotoran ini, air limbah dialirkan ke kolam yang
berukuran relatif luas dan memiliki aliran rendah dan tenang.
d. Menghilangkan zat padat tersuspensi, pada tahap ini dilakukan dengan
cara mengalirkan limbah cair ke dalam suatu saluran yang dilengkapi
dengan menyaring penyaring dari kasa yang diperuntukkan untuk
menyaring zat yang tersuspensi
2. Pengolahan limbah sekunder.
Prinsip pengolahan limbah pada tahap ini adalah untuk menghilangkan
kontaminan kontaminan lain proses pada pengolahan primer, itu padatan
tersuspensi (solid suspenede). Senyawa-senyawa organik terlarut dan
senyawa-senyawa anorganik terlarut. Cara untuk menghilangkan kontaminan
kontaminan ini adalah dengan cara filtrasi sederhana penambahan suatu
koagulator penambahan arang aktif ( terutama untuk menurunkan kadar
fenol), serta penambahan bahan-bahan kimia dengan bahan-bahan flokulan (
misalnya Ai2O3, Ca(OH)2 ,kaporit, dan lain sebagainya)
3. Pengolahan limbah tersier
Prinsip pengolahan pada tahap ini adalah untuk menurunkan COD dan
BOD serta menambah oksigen terlarut (disolvend oxigen/DO).
a. Secara fisik penambahan oksigen terlarut di lakukan dengan
menyemburkan udara bebas ke dalam air limbah pada bak atau kolam
aerasi secara terus menerus.
b. Secara biologis dilakukan dengan cara menggunakan
(activated slugde), dimana limbah dialirkan ke dalam bak atau kolam
penampungan yang berisi mikroorganisme yang akan merubah zat-zat
organik menjadi biomassa atau energi dan gas CO2.
c. Secara mekanisme biologis dapat dilakukan dengan menyemprotkan air
limbah ke permukaan benda padat misalnya lantai beton yang diberi
mikroorganisme
d. Secara cara menghilangkan logam berat dapat dilakukan dengan
penambahan ca(OH)2 yang lebih dikenal dengan lime treatment.
Selanjutnya air limbah yang telah diolah dialirkan ke BAK atau kolam
penampungan akhir dimana pada kolam ini diberikan ikan atau tanaman
air sebagai indikator biologis.
Upaya pengelolaan lingkungan dengan cara pembuatan saluran drainase
sesuai dengan sumber limbah: (Fatmawati, 2015)
1) Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah
a) Saluran air hujan langsung dialirkan keselokan umum.
b) Saluran dari kamar mandi/WC langsung dialirkan ke septic tank.
c) Saluran dari tempat pencucian alat-alat/sisa produksi dan laboratorium
dialirkan IPAL.
d) Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β Laktam :sebelum
dicampur dengan limbah non β Laktam, ditambahkan NaOH untuk
memecah cincin β Laktam
2) Instalasi Pengolaan Air Limbah (IPAL)
Metode pengolahan limbah cair meliputi beberapa cara:
a) Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau
laut agar mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi
rendah atau hilang. Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah
tersebut mengandung bakteri patogen, larva, telur cacing atau bibit
penyakit.
b) Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan
air limbah yang telah mengalami pengolahan dari sistem lain. Air tinggal
mengalami peresapan kedalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah
porous, diameter 1-2,5m dan kedalaman 2,5m. Sumur ini bisa
dimanfaatkan 6-10 tahun.
c) Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah
walaupun biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas.
Septic tank memiliki 4 bagian ruang untuk tahap-tahap pengolahan, yaitu
:
Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan
mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan
dan lumpur (sludge)
Ruang lumpur, merupakan ruang tempat penampungan hasil proses
pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa
keluar.
Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon Mc Donald yang
berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan
kebidang resapan agar merata
d) Pengolahan limbah betalaktam ditangani secara khusus dan dipisahkan
dari limbah-limbah non betalaktam. Prinsip utama pengolahan limbah
betalaktam adalah pemecahan cincin betalaktam yaitu pada tangki
hidrolisa dengan cara melakukan hidrolisa pada pH 11,5-12 dengan
penicillin sebagai parameter antibiotiknya, dan hidrolisa dilakukan
dengan penambahan NaOH. Alasan menggunakan hidrolisa pada pH
11,5-12 adalah lebih aman bagi peralatan unit pengolahan dan
lingkungan dan mudah penanganannya. Jika hidrolisa dengan asam di
khawatirkan dapat merusak peralatan unit pengolahan, dan jika hidrolisa
dengan mercuri chloride dikhawatirkan mercurinya tidak ramah atau
tidak aman terhadap lingkungan.Hasil olahan dari tangki hidrolisa
dialirkan ketangki netralisasi untuk menetralisasi basa sesudah proses
hidrolisa dengan NaOH dengan melakukan proses netralisasi dengan
HCL sehingga nilai pH yang dihasilkan adalah sesuai ketentuan pH
normal yaitu 6-9. Kemudian melakukan pengendapan lumpur yang
berasal dari zat kimia dari hasil proses hidrolisa dan netralisasi, serta dari
produk akhir yang berupa powder yang dilakukan pada bak sedimentasi.
Untuk mengadsorbpsi zat organik dan cincin betalaktam yang mungkin
masih ada pada air limbah, serta untuk menghilangkan kemungkinan
terdapatnya kandungan logam berat, pada unit pengolahan limbah
betalaktam dilengkapi bak filtasi (Fatmawati, A 2015).
3) Limbah gas
Pencemaran udara adalah maksuknya gas dan senyawa asing ke
dalam udara sehingga menyebabkan kualitas udara menurun atau
membahayakan kehidupan makhluk hidup atau tidak sesuai lagi dengan
peruntukanya.
Adapun yang menjadi tolak ukur dampak limbah gas adalah SK
MENLH No.13/MENLH/1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak
bergerak.
Sumber pencemaran limbah gas/udara
berasal dari debu selama proses produksi, uap lemari asam di
laboratorium, pelarut uap, proses film coating, asap dari pemanas uap
(steam boiler), generator listrik dan incinerator.
Upaya pengelolaan limbah gas:
Lemari asam dilengkapi dengan exhaust fan dan cerobong asap ± 6 m2
yang dilengkapi dengan absorbent.
Solvent diruang coating digunakan dustcollector (wetsystem).
Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit.
Pemantauan
Kualitas udara didalam dan diluar lingkungan pabrik, meliputi kadar
H2S, NH, SO2,CO,NO2, O3, total solid particle (TSP/debu), dan Pb
(timbal)
Limbah Suara / Getaran
Pencemaran suara atau kebisingan atau Getaran adalah masuknya
suara atau Getaran yang tidak diinginkan ke dalam lingkungan sehingga
kualitas lingkungan menurun atau tidak sesuai dengan peruntukannya
Sumber dari limbah suara atau getaran
Dihasilkan antara lain oleh suara dari mesin-mesin pabrik, genset, danstem
boiler
Upaya pengelolaan lingkungan
Untuk menanggulangi kebisingan yang ditimbulkan oleh genset, dibuat
ruangan berdinding 2 atau double cover dan dilakukan perawatan mesin
secara berkala
Untuk menanggulangi Getaran yang ditimbulkan oleh mesin genset
dan mesin-mesin lain, mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang tidak
dicor beton dan diberi penguat atau pengunci antara mesin dan lantai
Pemantauan
Angka kebisingan dan getaran di dalam dan di luar area pabrik
Kebisingan: Maximum 65 DB
Getaran: Maximum 7,5 Hz
Daftar Pustaka
Peraturan Bahan Pegawas Obat dan Makanan Nomor 34 tahun 2018 tentang Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik . Republik Indonesia.