Anda di halaman 1dari 27

Y o u r C o m p a n y s l o g a n i n h e r e

PEMASTIAN DAN PENJAMINAN STERILITAS


KELOMPOK 3
L/O/G/O
Topik yang di Bahas

PenentuanBioburden

Metodepengujian PemantauanLingkungan

PEMASTIAN DAN PENJAMINAN STERILITAS

Validasiprosessterilisasiindikatorbiologi Validasiprosessterilisasiindikatorfisikakimia

Ujisterilisasi

www.themegallery.com
Penentuan Bioburden

Untukmenggambarkanpopulasimikroorganismeyangterdapatpada
Aspekpenting Jumlahbioburdenakanberdampakpada prosessterilisasi
bahanmetarial/produktidaksteril

Bioburdentiapprodukharusdiketahuisebelumdilakukanprosessterili
Penentuanbioburden
sasi

Bioburden adalah jumlah populasi mikroorganisme


Penentuan Bioburden

Jumlahtotal Pengujiansa
Media kultur Diinkubasi
mikroba mpel

Pengukuran CFU (Colony Forming Units)


Satuanpembentukkoloni→jikaditumbuhkandalamcawanmakam
embentuk1kolonitunggalpd mediumpadat

MPN (Most Probable Number)


Perhitunganmikroorganisme→
datakualitatifhasilpertumbuhanmikrooragnismepd
mediumcair(seritabungreaksi)
Pengujian batas mikroba
• Umumnya menggunakan
metode filtrasi membrane →
metode penyarigan suatu cairan
non steril dengan kertas
membrane → akan terbebas dari
mikroba (steril)
• Bahan yang dapat digunakan
pada metode ini : serum darah,
antibiotik, glukosa, dkk.
• Setelah penyaringan → di
deteksi bakteri
• Menggunakan media
pertumbuhan (agar) yang sudah
disterilkan
• Metode pour plate →
mencampurkan sampel yang
mengandung mikroba dengan
media pertumbuhan
• Metode spread plate →
penyebaran mikroba pada
permukaan media pertumbuhan
• Untuk deteksi bakteri menggunakan media soybean–casein digest agar
untuk deteksi jamur n antibiotik menggunakan media Sabouraud glucose agar
Diinkubasi selama 5 hari pada suhu 30°C -35 °C (deteksi bakteri)
suhu 20°C -25°C (deteksi jamur)
jika sejumlah besar koloni berkembang → di hitung
hasil nya tidak boleh lebih dari 300 koloni per lempeng (bakteri)
tidak boleh lebih dari 100 koloni per lempeng (jamur)
Pemantauan Lingkuangan

Menurut teori BPOM (2012) pemantauan


lingkungan adalah proses pengamatan, pencatatan,
pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan
visual menurut prosedur standard tertentu terhadap
satu atau beberapa komponen lingkungan dengan
menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai
tolak ukur yang dilakukan secara terencana,
terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu
tertentu.

www.themegallery.com
Cara pemantauan lingkungan sterilisasi

1
Pemantauan teratur mutu air untuk proses, termasuk pada titik penggunaan,
terhadap mutu kimiawi dan mikrobiologis.

2 Pemantauan mikrobiologis secara berkala pada lingkungan produksi.

Pengujian berkala terhadap lingkungan sekitar area produksi untuk


3
mendeteksi produk lain yang dapat mencemari produk yang sedang
diproses

4 Pemantaun cemaran udara.


www.themegallery.com
Pembuatan produk steril

Zona untuk kegiatan yang


berisiko tinggi, missal zona
pengisian, wadah tutup karet, ampul
dan vial terbuka, penyyambungan
Kelas A secara aseptis.
Untuk pembuatan dan
4 kelas Kelas B pengisian secara aseptis, kelas ini
kebersihan adalah lingkungan latar belakang
untuk zona kelas A.
Kelas C & D Area bersih untuk melakukan
tahap pembuatan yang mengandung
resiko lebih rendah.

www.themegallery.com
Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana
Udara Bersih

Ukuran Nanoperasional Operasional


partikel
Jumlah maksimum partikel / m2 yang diperbolehkan
Kelas
≥ 0,5 μm ≥ 5 μm ≥ 0,5 μm ≥ 5 μm
A 3.520 20 3.520 20

B 3.520 29 352.000 2.900

C 352.000 2.900 3.520.000 29.000

D Tidak Tidak
3.520.000 29.000 ditetapkan ditetapkan

www.themegallery.com
Pemantauan Ruang Bersih Dan Sarana
Udara Bersih

Untuk zona Kelas A, pemantauan


partikel hendaklah dilakukan selama proses
kritis berlangsung, termasuk perakitan alat
Ruang bersih dan
sarana udara bersih Kelas B hendaklah dilakukan pada rekuensi dan
hendaklah dipantau jumlah sampel yang memadai sehingga perubahan
pola kontaminasi dan kegagalan sistem dapat
secara rutin pada saat terdeteksi dan memicu alarm bila batas waspada
kegiatan berlangsung terlampaui.
dan penentuan lokasi
peengambilan sampel. Pemantauan area Kelas C dan D pada saat
kegiatan rutin hendaklah dilakukan sesuai dengan
prinsip manajemen risiko mutu.

www.themegallery.com
Pengertian Indikator Mekanik/Fisika

Indikator mekanik adalah bagian dari instrument


mesin sterilisasi seperti gauge (alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan fluida (gas atau liquid) dalam tabung
tertutup), dan indikator suhu maupun tekanan yang
menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik.
Kegunaan indikator mekanik untuk pengukuran
temperatur dan tekanan, yang merupakan fungsi penting dari
sistem monitoring sterilisasi.
Keterbatasan dari indikator mekanik yaitu tidak
menunjukkan bahwa keadaan steril sudah tercapai
melainkan hanya memberikan informasi secara cepat
tentang fungsi dari alat sterilisasi.

www.themegallery.com
Kegunaan Indikator Fisik

• Apabila indikator mekanik berfungsi


dengan baik, maka akan memberikan
informasi segera mengenai temperatur,
tekanan, waktu, dan fungsi mekanik
lainnya dari alat.
• Memberikan indikasi adanya masalah
apabila alat rusak dan memerlukan
perbaikan.

www.themegallery.com
Keterbatasan dari indikator fisik

• Indikator fisik tidak menunjukkan bahwa


keadaan steril sudah tercapai, melainkan
hanya memberikan informasi tentang
fungsi alat sterilisasi.
• Karena bersifat mekanis, maka bila tidak
dilakukan kalibrasi alat dengan tepat
atau pemakaian yang terlalu sering
indikator dapat memberikan informasi
yang tidak tepat.
1. TRC

Ada beberapa indikator


2. MTR
fisik diantaranya

3. Mikroprosesor

15 www.themegallery.com
• Dalam indikator fisika dengan menggunakan thermocouple (alat
pencatat suhu), ada 2 jenis thermocouple yaitu :
• 1. TRC (Temperature Recording Chart) merupakan suatu alat
yang terdiri atas satu thermocouple, thermocouple diletakkan
dibagian tengah alat sterilisasi (autoklaf atau oven) , yang akan
mencatat suhu dari alat sterilisasi apakah telah sesuai standar
atau tidak
• 2. MTR (Master Temperature Record) merupakan suatu alat yang
terdiri atas 12 thermocouple , 10 thermocouple diletakkan di
sekeliling alat autoklaf , 1 thermocouple dibagian tengah, dan 1
thermocouple dibagian yang dingin, MTR lebih akurat dan efisien
dalam pencatatan suhu alat sterilisasi karena MTR menggunakan
12 thermocouple
• 3. mikroprossesor merupakan alat dengan fungsi yang sama
dengan TRC dan MTR, tetapi dalam controlloling suhu pada
mikroprossesor lebih baik
www.themegallery.com
Indikator Fisik Meliputi

1
Suhu (Superheat) yaitu suhu dari uap air yang diatas uap jenuh
dari kandungan kelembaban yang ada.

Kekeringan Uap yaitu jumlah uap air secara berat dalam bentuk
2 uap (gas) dan bukan kondisi air (liquid).

Non-Condensable Gas, NCG yaitu jumlah uap air secara volume


3 yang bukan uap air atau air, namun udara atau gas lain yang
tidak berkontribusi dalam proses sterilisasi.

www.themegallery.com
Indikator Kimia

Kelas 1 : Indikator Eksternal dan Indikator Internal


Eksternal:
• Berbentuk tape dan digunakan di bagian luar
Indikator yang kemasan, contohnya Autoclave tape (3M).
menandai terjadinya • Terjadi perubahan warna yang memberikan
paparan sterilisasi informasi bahwa bagian luar kemasan benda yang
disterilkan telah melewati proses sterilisasi.
(misalnya uap panas • Dapat membedakan antara benda yang sudah dan
atau gas etilen oksida) belum disterilsasi berfungsi sebagai segel atau
pada objek yang pengaman kemasan.
disterilkan, dengan
adanya perubahan
Internal:
warna. • Berbentuk strip dan pemakaiannya diletakkan
dalam setiap kemasan, contohnya Comply (3M).
• Memberikan respons terhadap beberapa
parameter sterilisasi
• Terjadi perubahan warna yang dapat diketahui ke
sterilan telah berpenetrasi kedalam kemasan.
Kelas 2 : Indikator kristal
Indikator ini digunakan dalam steriliasai panas lembab dan panas kering. Indikator kristal
menggunakan kristal 2,4 dinitro-phenylhydrazone, ketika ditempatkan dalam autoklaf atau oven
kristal akan melebur , jarak antara sebelum melebur hingga melebur meenunjukkan waktu yang di
pertahankan untuk mencapai suhu sterilisasi
Tujuan : untuk mengetahui bahwa temperature yang sesuai telah tercapai

Kelas 3: Indikator tube brown


Berupa tabung temperatur berisi bahan kimia yang akan meleleh dan berubah warna dari warna
kuning atau cokelat menjadi hijau bila temperatur yang sesuai telah tercapai.
digunakan pada metode sterilisasi panas lembab dan sterilisasi panas kering.

Kelas 4 : Indikator pita sensitive panas


Digunakan pada sterilisasi panas lembab (autoklaf), parameter yang diamati adalah adanya perubahan
pada warna pita
Jika warna pita pucat, maka udara panas dalam autoklaf tidak merata karena adanya udara dingin
Jika warna pita intensif, maka udara panas tersebar merata dalam autoklaf yang berarti alat sterilisasi
telah mencapai standar
Digunakan untuk menilai efisiensi pompa vakum pada alat sterilisasi, serta untuk mengetahui adanya
kebocoran udara dalam ruang sterilisasi.
Kelas 5 : Royce sachet
Digunakan pada sterilisasi etilen oksida (ETO) dengan menggunakan indikator royce sachet yang
mengandung sachet polietilen yaang tediri atas magnesium klorida, HCI, dan indikator
bromphenol biru, ketika produk yang telah disterilisasi dipaparkan dengan indikator royce sachet
apabila terjadi perubahan warna dari kuning menjadi ungu
Tujuan : Memberikan informasi bahwa bagian luar kemasan benda yang disterilkan telah
melewati proses sterilisasi. Membedakan antara benda yang sudah dan belum disterilkan.
Kelas 6 : indikaator densitometer kimia
Digunakan pada sterilisasi radiasi
Dengan menggunakan senyawa kimia radiosensitif ketika terjadi perubahan warna dari kuning
menajadi merah yang menunjukkan telah terjadi paparan radiasi, hal ini menandakan bahwa alat
dan metode sterilisasi telah mencapai satndar.

Keterbatasan indikator kimia: Kelebihan indikator kimia:


• Belum menjamin tercapainya keadaan • Memberikan informasi dengan segera
steril. bahwa suatu benda sudah melewati
• Hanya menunjukkan bahwa suatu benda proses sterilisasi bahwa parameter-
sudah melewati kondisi-kondisi parameter atau kondisi yang
sterilisasi dalam suatu siklus sterilisasi. diperlukan untuk proses sterilisasi
sudah terpenuhi.
• Memberikan informasi secara
spesifik pada setiap kemasan.
Indikator Biologi
• lndikator biologi tersedia untuk metode sterilisasi uap panas,
gas etilen oksida dan panas kering. Jenis indikator ini
terbuat dari spora organisme yang stabil, hidup, non
patogenik dan sangat resisten terhadap metode sterilisasi
yang digunakan.
• Prinsip kerja indikator biologi adalah mensterilkan
spora hidup mikroorganisme yang non-patogenik
dan sangat resisten dalam jumlah tertentu.
• Apabila dalam proses sterilisasi spora-spora terbunuh,
diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya ikut terbunuh
pula dan benda yang kita sterilkan bisa disebut steril.

www.themegallery.com
Indikator biologi tersedia untuk metode sterilisasi uap, panas
kering, dan gas etilen oksida.
Jenis yang digunakan adalah:
• Bacillus subtilis (sterilisasi gas ETO dan panas kering),
• Bacillus pumilus (radiasi ionisasi)
• Bacillus stearothermophyllus (sterilisasi uap).

www.themegallery.com
UJI STERILISASI
Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang
sebelumnya telah mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan.
Hasilnya membuktikan bahwa prosedur sterilisasi dapat diulang secara
efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa kontrol yang dilaksanakan selama
proses validasi memberikan jaminan lebih efektifnya proses sterilisasi. Uji ini
dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot
bahan tersebut. Sampel bisa diambil dari kemasan atau wadah akhir suatu
produk, atau sebagai bagian dari tangki bulk cairan atau dari bahan bulk
lainnya

Uji sterilitas bermanfaat untuk mengetahui validitas proses


sterilisasi dan melakukan kontrol kualitas sediaan steril.

www.themegallery.com
PRINSIP PROSES STERILISASI

• Untuk membuat sterilitas kedalam


sediaan
• Untuk menunjukkan tingkat
kemungkinan maksimum yang pasti
dimana proses dan metode sterilisasi
memiliki sterilisasi yang terpercaya
terhadap semua unit dari batch sediaan.
• Untuk memberikan jaminan yang lebih
luas dan mendukung hasil dari uji
sterilitas sediaan akhir
www.themegallery.com
PROSEDUR UJI STERILISASI
1. Prosedur Uji Inokulasi Langsung ke Dalam Media uji
Uji pada cairan, pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum
suntik steril. Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah
uji ke dalam tabung media. Campur cairan dengan media tanpa aerasi berlebihan.
Inkubasi dalam media sesuai dengan prosedur umum selama tidak kurang 14
hari. Amati pertumbuhan pada media secara visual sesering mungkin
sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan
pada hari terakhir masa uji. Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh
sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak segera dapat ditentukan
secara visual, pindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi
media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke-3 dan ke-7 sejak pengujian
dimulai. Lanjutkan inkubasi media awal dan media baru selama total waktu tidak
kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal

www.themegallery.com
PROSEDUR UJI STERILISASI
2. Prosedur Uji Menggunakan Penyaringan Membran
Jika teknik penyaringan membran digunakan untuk
bahan cair yang dapat diuji dengan cara inokulasi
langsung ke dalam media uji, uji tidak kurang dari
volume dan jumlah seperti yang tertera pada
pemilihan spesimen uji dan masa inkubasi

www.themegallery.com
Y o u r B u s i n e s s C o m p a n y s l o g a n i n h e r e

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai