Oleh: Kelompok 3
KELOMPOK 3
Aidil Fitrah Syah, S.Farm 2202109
AmyliaMuthi’ah, S.Farm 2202112
Annisa Amaliyah, S.Farm 2202113
Diyah Tuah Utami, S.Farm 2202117
Dwi Nurma Yunita, S.Farm 2202118
Galuh Khairunnisa. R, S.Farm 2202121
Hasnah Alysa Putri, S.Farm 2202122
Mhd AzhariAnnur, S.Farm 2202127
Dokumen Induk Industri Obat Tradisional (DIIOT) adalah dokumen yang menjelaskan
aktivitas terkait CPOTB. Jenis instruksi :
a) Spesifikasi: menguraikan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi produk
atau bahan yang digunakan atau diperoleh selama pembuatan.
b) Dokumen Produksi Induk, Formula Pembuatan, Prosedur Pengolahan,
Prosedur Pengemasan dan Instruksi Pengujian/Metode Analisis: menyajikan
rincian semua bahan awal, peralatan dan sistem komputerisasi yang akan
digunakan dan menjelaskan semua prosedur pengolahan, pengemasan,
pengambilan sampel dan pengujian.
c) Prosedur (disebut juga Prosedur Tetap disingkat Protap): memberikan petunjuk
cara pelaksanaan suatu kegiatan tertentu.
d) Protokol (kualifikasi, validasi, uji stabilitas, dll): memberikan instruksi untuk
melakukan dan mencatat kegiatan tertentu.
e) Perjanjian Teknis: disepakati antara pemberi kontrak dan penerima kontrak untuk
kegiatan alih daya.
Jenis catatan/laporan:
a) Catatan : menyajikan bukti dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk membuktikan pematuhan terhadap
instruksi, misal kegiatan, kejadian, investigasi, dalam hal
bets yang dibuat, merupakan riwayat setiap bets produk,
termasuk distribusinya.
b) Sertifikat Analisis : berisi ringkasan hasil pengujian sampel
produk atau bahan termasuk evaluasi untuk memenuhi
spesifikasi yang dipersyaratkan.
c) Laporan : mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
tertentu, pelaksanaan proyek atau penyelidikan tertentu,
dilengkapi hasil, kesimpulan dan rekomendasi.
11. KEGIATAN ALIH DAYA
Sampel pembanding dan sampel pertinggal dari tiap bets produk jadi
hendaklah disimpan sekurangnya satu tahun setelah tanggal
kedaluwarsa. Sampel pembanding hendaklah dikemas dalam
kemasan akhir primer atau dalam kemasan menggunakan bahan
pengemas yang sama dengan kemasan primer di mana obat
tradisional dipasarkan.
16. MANAJEMEN RISIKO MUTU (MRM)
Risiko adalah kombinasi probabilitas terjadi kerusakan (pada
kesehatan masyarakat) dengan tingkat keparahan dari kerusakan
tersebut. MRM adalah proses sistematis untuk menilai, mengendalikan,
mengomunikasikan, dan mengkaji risiko terhadap mutu obat tradisional
sepanjang siklus-hidup.
Dua prinsip utama dalam MRM adalah:
a) Evaluasi risiko terhadap mutu hendaklah berdasarkan
pengetahuan ilmiah dan dikaitkan dengan perlindungan konsumen
sebagai tujuan akhir
b) Tingkat usaha, formalitas, dan dokumentasi MRM hendaklah
setara dengan tingkat risiko.
Contoh penggunaan untuk IOT dan Badan POM:
Manajemen Mutu.
Contoh penggunaan untuk kegiatan dan aktivitas IOT:
• Pengembangan
• Fasilitas, peralatan dan sarana penunjang
• Pengelolaan material
• Produksi
• Pengujian di laboratorium dan uji stabilitas
• Pengemasan dan pelabelan
Contoh penggunaan untuk fungsi pengawasan Badan POM:
Aktivitas inspeksi dan penilaian.
Daftar pustaka
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2021. Penerapan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik. Jakarta : Badan
Pengawasan Obat dan Makanan
01
CPKB
CARA PEMBUATAN KOSMETIKA YANG
BAIK ( CPKB )
Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik
yang selanjutnya disingkat CPKB adalah
seluruh aspek kegiatan pembuatan
Kosmetika yang bertujuan untuk
menjamin agar produk yang dihasilkan
senantiasa memenuhi persyaratan mutu
yang ditetapkan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Sertifikat Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik yang
selanjutnya disebut Sertifikat CPKB adalah dokumen sah yang
merupakan bukti bahwa Industri Kosmetika telah memenuhi
persyaratan CPKB dalam pembuatan Kosmetika.
Industri Kosmetika adalah industri yang memproduksi
Kosmetika yang telah memiliki izin usaha industri atau tanda
daftar industri sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sistem Manajemen Mutu
2
dalam kegiatan pembuatan mendapatkan
pelatihan yang sesuai dengan prinsip
CPKB. Personil yang bekerja
bersinggungan dengan bahan yang
berbahaya harus mendapatkan pelatihan
khusus. Pelatihan CPKB dilakukan secara
berkelanjutan. Catatan hasil pelatihan
disimpan dan efektivitas pelatihan
dievaluasi secara periodik
BANGUNAN DAN FASILITAS
Penyimpanan label dan bahan kemas cetak, ditata sedemikian rupa sehingga
masing-masing label dan bahan kemas cetak yang berbeda tersimpan secara
terpisah untuk menghindari terjadi campur baur.
PERALATAN
a. Tanggal pengujian,
b. Identifikasi bahan baku,
c. Nama pemasok,
d. Tanggal penerimaan,
e. Nomor batch asli dari bahan baku bila ada,
f. Nomor batch produk,
g. Nomor pemeriksaan mutu,
h. Jumlah produk antara/produk ruahan/ produk jadi yang diterima,
i. Tanggal pengambilan sampel,
j. Hasil pemeriksaan mutu
AUDIT INTERNAL
Audit Internal terdiri dari kegiatan penilaian dan pengujian seluruh atau
sebagian dari sistem mutu dengan tujuan untuk meningkatkan sistem
mutu. Audit Internal dapat dilakukan oleh pihak luar atau auditor
profesional independen atau tim internal yang ditetapkan oleh
manajemen untuk keperluan ini. Bila perlu, pelaksanaan audit internal
dapat diperluas sampai ke tingkat pemasok dan kontraktor. Laporan
dibuat pada setiap kegiatan audit internal selesai dilaksanakan.
PENYIMPANAN
Perkembangan proses penarikan produk dicatat dan dibuat laporan akhir, meliputi
rekonsiliasi/kesesuaian jumlah produk yang telah dikirim dan yang ditarik kembali.
Daftar pustaka
4. Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu 6) Praktek manajemen yang lebih
efektif dengan otoritas dan tanggung jawab yang jelas terhadap proses dan produk
5. Pedoman untuk melakukan segala sesuatu yang benar di setiap saat
6. Cara untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu, dan kemampuan
berkompetensi dari perusahaan
7. Persyaratan melakukan bisnis internasional
ISO 9000
adalah sekumpulan standar yang
digunakan untuk sistem manajemen mutu
(SMM). ISO 9000 pertama kali dirumuskan
oleh TC 176 ISO pada tahun 1987. TC 176
ISO (International Organization for
Standardization Techinal Commite) atau
biasa disingkat ISO/TC. ISO/TC176 ini
yang akan terus bertanggung jawab untuk
standar standar mnagemen mutu . Selain
itu iso/TCI 176 juga bertanggung jawab
untuk peninjauan setiap lima tahun sekali
guna menjamin bahwa standar standar
yang masih berlaku tetap sesuai dan bisa
menjadi patokan dalam standar mutu.
SERTIFIKASI
Ketika perusahaan telah berhasil lulus audit dan mendapatkan ISO 9001 2015,
artinya perusahaan tersebut telah memenuhi berbagao persyaratan yang telah
ditetapkan secara internasional. Hal tersebut dapat membuat terpenuhinya
kebutuhan konsumen secara spesifik, yaitu dimana perusahaan bertanggung jawab
atas jaminan kualitas produk-produk yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Suardi, Rudi. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000: 2001penerapannya untuk
mencapai TQM, PPM.
Adanan Silaban. 2011. Pengaruh Multidimensi Komitmen Profesional
Terhadap Perilaku Audit Disfungsional. Jurnal Akuntansi &
Auditing. Vol. 8. No. 1.
Bergh, P.A., & Rabbit, J.T. (1994). The ISO 9000 book. New York: Quality
Resources.
01
SERTIFIKASI HALAL
Sertifikasi Halal
Sertifikat Halal
02 Sertifikat Halal adalah pengakuan
kehalalan suatu produk yang
dikeluarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Produk
Jaminan Produk Halal (JPH) Halal berdasarkan fatwa halal
Tugas :
• Merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH
Bekerja sama dengan : • Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria JPH
1. Kementerian • Menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal dan Label Halal
dan/atau lembaga pada Produk
terkait • Melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk luar negeri
2. LPH (Lembaga • Melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi Produk Halal
Pemeriksa Halal) • Melakukan akreditasi terhadap LPH
3. MUI • Melakukan registrasi Auditor Halal
• Melakukan pengawasan terhadap JPH
• Melakukan pembinaan Auditor Halal
• Melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri
di bidang penyelenggaraan JPH
Sumber : PP No. 31 Tahun 2019
Pihak Yang Terlibat Dalam Sertifikasi Halal
Sebagai LPH Melakukan
pemeriksaan kecukupan
dokumen, penjadwalan audit,
pelaksanaan audit, pelaksanaan
Melaksanakan Menetapkan kehalalan
rapat auditor, penerbitan audit
penyelenggaraan memorandum, penyampaian produk berdasarkan hasil
jaminan produk berita acara hasil audit pada audit dan menerbitkan
halal. rapat Komisi Fatwa MUI. Ketetapan Halal MUI.
]
BPJPH LPPOM MUI MUI
Lokasi, Tempat, dan Alat Proses Produk Halal
2
Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen
Permohonan Sertifikat Halal
Pemeriksaan keabsahan
dokumen
Pemeriksaan dan/atau
Pemeriksaan berupa :
Pemeriksaan dan/atau
pengujian kehalalan Produk. Untuk produk yang diproduksi didalam negeri dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 15 hari sejak penetapan
Pemeriksaan produk dilakukan oleh Auditor LPH diterbitkan oleh BPJPH.
Halal di lokasi usaha pada saat proses produksi
secara tatap muka/secara daring (kondisi
darurat).
Untuk produk yang diproduksi di luar negeri
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 15 hari
sejak penetapan LPH diterbitkan oleh BPJPH.
1. Memberikan bukti tentang kualitas bahan obat atau produk obat berdasarkan pengaruh faktor
lingkungan (suhu, kelembaban, dan cahaya).
2. Membangun masa tes ulang (bahan obat ) atau umur simpan (produk obat) dan kondisi
penyimpanan yang disarankan.
3. Pilihan kondisi pengujian yang ditentukan dalam panduan ini didasarkan pada analisis pengaruh
kondisi iklim di tiga wilayah EC, Jepang, dan Amerika Serikat. Suhu kinetik rata-rata di bagian dunia
mana pun dapat diturunkan dari data iklim, dan dunia dapat dibagi menjadi empat zona iklim, I-IV.
1. Umum 2. Pengujian Fotostabilitas
Rancangan studi stabilitas formal untuk
produk obat harus didasarkan pada
pengetahuan tentang perilaku dan sifat Pengujian fotostabilitas harus dilakukan
bahan obat dan dari studi stabilitas pada setidaknya satu bets primer produk
pada bahan obat dan pengalaman yang obat jika sesuai. Kondisi standar untuk
diperoleh dari studi formulasi klinis. uji fotostabilitas dijelaskan dalam ICH
Perubahan yang mungkin terjadi pada
Q1B.
penyimpanan dan alasan pemilihan
atribut yang akan diuji dalam studi
stabilitas formal harus dinyatakan.
3. Pemilihan Batch
Data dari studi stabilitas harus diberikan pada setidaknya tiga bets utama
produk obat. Batch primer harus memiliki formulasi yang sama dan dikemas dalam sistem
penutupan wadah yang sama seperti yang diusulkan untuk pemasaran. Proses pembuatan
yang digunakan untuk bets primer hendaklah mensimulasikan proses yang diterapkan pada
bets produksi dan harus menyediakan produk dengan mutu yang sama dan memenuhi
spesifikasi yang sama seperti yang dimaksudkan untuk pemasaran. Jika memungkinkan, bets
produk obat harus dibuat dengan menggunakan bets bahan obat yang berbeda. Studi
stabilitas harus dilakukan pada masing-masing kekuatan individu dan ukuran wadah dari
produk obat kecuali dilakukan bracketing atau matrixing.
4. Sistem Penutupan Kontainer
5. Spesifikasi
Studi stabilitas harus mencakup pengujian atribut produk obat yang rentan terhadap
perubahan selama penyimpanan dan cenderung mempengaruhi kualitas, keamanan,
dan/atau khasiat. Pengujian harus mencakup, jika sesuai, atribut fisik, kimia, biologi,
dan mikrobiologi, kandungan pengawet (misalnya, antioksidan, pengawet
antimikroba), dan uji fungsionalitas (misalnya, untuk sistem penghantaran dosis).
6. Kondisi Penyimpanan
* Terserah pemohon untuk memutuskan apakah studi stabilitas jangka panjang dilakukan pada
usia 25 tahun± 2°C/60% RH±5% RH atau 30°C±2°C/65% RH±5% RH.
* * Jika 30°C±2°C/65% RH±5% RH adalah kondisi jangka panjang, tidak ada kondisi perantara.
Secara umum, "perubahan signifikan" untuk produk obat
didefinisikan sebagai:
1. Perubahan kadar sebesar 5% dari nilai awalnya; atau kegagalan untuk memenuhi kriteria
penerimaan untuk potensi saat menggunakan prosedur biologi atau imunologi;
2. Setiap produk degradasi yang melebihi kriteria keberterimaannya;
3. Kegagalan untuk memenuhi kriteria penerimaan untuk penampilan, atribut fisik, dan
uji fungsionalitas (misalnya, warna, pemisahan fasa, resuspendibilitas, caking,
kekerasan, pengiriman dosis per aktuasi); namun, beberapa perubahan sifat fisik
(misalnya, pelunakan supositoria, melelehnya krim) dapat terjadi pada kondisi yang
dipercepat; dan, yang sesuai untuk bentuk sediaan:
4. Kegagalan untuk memenuhi kriteria penerimaan pH; atau
5. Tidak memenuhi kriteria penerimaan pembubaran untuk 12 unit sediaan.
Produk obat dikemas dalam wadah kedap air
Kepekaan terhadap kelembaban atau potensi hilangnya pelarut tidak
menjadi perhatian untuk produk obat yang dikemas dalam wadah
kedap air yang memberikan penghalang permanen untuk lewatnya
kelembaban atau pelarut. Dengan demikian, studi stabilitas untuk
produk yang disimpan dalam wadah kedap air dapat dilakukan
dibawah kondisi kelembaban yang terkendali atau ambien.
* Terserah pemohon untuk memutuskan apakah studi stabilitas jangka panjang dilakukan
pada usia 25 tahun± 2°C/40% RH±5% RH atau 30°C±2°C/35% RH±5% RH.
* * Jika 30°C±2°C/35% RH±5% RH adalah kondisi jangka panjang, tidak ada kondisi
perantara.
Lanjutan...
Untuk studi jangka panjang yang dilakukan pada 25°C ± 2°C/40% RH ±
5% RH, pengujian tambahan pada kondisi penyimpanan antara harus
dilakukan seperti yang dijelaskan pada kasus umum untuk mengevaluasi
efek suhu pada 30°C jika signifikan perubahan selain kehilangan air
terjadi selama pengujian 6 bulan pada kondisi penyimpanan dipercepat.
Perubahan signifikan dalam kehilangan air saja pada kondisi
penyimpanan yang dipercepat tidak memerlukan pengujian pada kondisi
penyimpanan antara. Namun, data harus diberikan untuk menunjukkan
bahwa produk obat tidak akan mengalami kehilangan air yang signifikan
selama umur simpan yang diusulkan jika disimpan pada suhu 25°C dan
referensi kelembaban relatif 40% RH.
Lanjutan...
Contoh pendekatan untuk menentukan kehilangan air:
Untuk produk dalam sistem penutupan wadah tertentu, ukuran wadah, dan
isi, pendekatan yang tepat untuk menurunkan tingkat kehilangan air pada
kelembaban relatif referensi adalah dengan mengalikan tingkat kehilangan
air yang diukur pada kelembaban relatif alternatif pada suhu yang sama
dengan air rasio tingkat kerugian yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tingkat kehilangan air linier pada kelembaban relatif alternatif selama
periode penyimpanan harus ditunjukkan. Misalnya, pada suhu tertentu,
misalnya 40°C, laju kehilangan air yang dihitung selama penyimpanan pada
NMT 25% RH adalah laju kehilangan air yang diukur pada 75% RH
dikalikan dengan 3,0, rasio laju kehilangan air yang sesuai.
Tabel 3. kelembapan
Rasio tingkat kehilangan air yang valid pada kondisi kelembaban relatif selain yang
ditunjukkan pada tabel di atas juga dapat digunakan.
Tabel 4. Produk obat yang dimaksudkan untuk disimpan di
lemari es
Data dari penyimpanan berpendingin harus dinilai sesuai dengan bagian evaluasi pedoman
ini, kecuali secara eksplisit disebutkan di bawah ini.
“Jika perubahan signifikan terjadi antara pengujian 3 dan 6 bulan pada kondisi penyimpanan dipercepat,
masa simpan yang diusulkan harus didasarkan pada data real time yang tersedia dari kondisi penyimpanan
jangka panjang.”
Jika perubahan signifikan terjadi dalam pengujian
3 bulan pertama pada kondisi penyimpanan dipercepat,
diskusi harus dilakukan untuk membahas pengaruh
kunjungan jangka pendek di luar kondisi penyimpanan label,
misalnya selama pengapalan dan penanganan. Diskusi ini
dapat didukung, jika sesuai, dengan pengujian lebih lanjut
pada satu bets produk obat untuk jangka waktu kurang
dari 3 bulan tetapi dengan pengujian yang lebih sering dari
biasanya. Dianggap tidak perlu untuk terus menguji produk
selama 6 bulan ketika perubahan signifikan telah terjadi
dalam 3 bulan pertama.
Tabel 5. Produk obat yang dimaksudkan
untuk disimpan dalam freezer
Produk obat yang ditujukan untuk penyimpanan di bawah -20°C harus ditangani berdasarkan
kasus per kasus.
Daftar pustaka
ICH ( international conference on harmonization).(2003).Q 1 A (R2).Stability Testing of new
Drug Substances and Products.European Medicines Agency.\
01
STABILITAS OBAT
BERDASARKAN EMEA
EMEA (Europe, Middle East and Africa)
Tujuan pengujian stabilitas adalah
untuk memberikan bukti tentang
bagaimana kualitas suatu zat aktif atau
produk jadi berubah terhadap waktu di
bawah pengaruh berbagai faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban,
dan cahaya, dan untuk menetapkan
periode pengujian ulang untuk zat
aktif atau umur simpan produk jadi
dan kondisi penyimpanan yang
direkomendasikan.
Untuk zat aktif yang dijelaskan dalam monografi farmakope resmi (Farmakope
Eropa atau Farmakope Negara Anggota Uni Eropa), yang mencakup produk
degradasi dan batas yang sesuai telah ditetapkan tetapi periode uji ulang tidak
ditentukan, dua opsi dapat diterima :
• Pemohon harus menentukan bahwa zat aktif sesuai dengan monografi farmakope
segera sebelum pembuatan produk jadi. Dalam hal ini tidak diperlukan studi
stabilitas dengan syarat bahwa kesesuaian monografi farmakope telah dibuktikan
untuk sumber tertentu yang disebutkan
• Pemohon harus menetapkan periode pengujian ulang berdasarkan hasil pengujian
jangka panjang, dengan mempertimbangkan hasil pengujian dalam kondisi
penyimpanan dipercepat atau, jika berlaku, kondisi penyimpanan sedang
Dalam hal produk obat herbal, zat aktifnya meliputi obat herbal dan
sediaan obat herbal. Obat herbal yang digunakan sebagai bahan awal
dalam proses pembuatan sediaan obat herbal harus memenuhi spesifikasi
sebelum digunakan (misalnya sebelum ekstraksi).
Stress Testing
Stress testing zat aktif dapat membantu mengidentifikasi
kemungkinan produk degradasi, yang pada gilirannya dapat
membantu menetapkan jalur degradasi dan stabilitas intrinsik
molekul dan memvalidasi kekuatan indikasi stabilitas dari
prosedur analitik yang digunakanStress testing kemungkinan akan
dilakukan pada satu batch zat aktif. Ini harus mencakup pengaruh
suhu (dalam peningkatan 10°C (misalnya, 50°C, 60°C, dll.) di
atas itu untuk pengujian yang dipercepat), kelembaban (misalnya,
75 % RH atau lebih besar) jika sesuai, oksidasi, dan fotolisis pada
zat aktif. Pengujian juga harus mengevaluasi kerentanan zat aktif
terhadap hidrolisis di berbagai nilai pH ketika dalam larutan atau
suspensi
Pemilihan Batch
a) Informasi stabilitas dari pengujian yang dipercepat dan pengujian jangka
panjang harus diberikan pada setidaknya dua bets skala produksi yang
dibuat dengan rute pembuatan (sintetis) yang sama. Pengujian jangka
panjang dan pengujian dipercepat harus mencakup durasi minimal 6 bulan
pada saat pengajuan
Untuk zat aktif yang dijelaskan dalam monografi farmakope resmi (Farmakope
Eropa atau Farmakopepengujian harus dilakukan sesuai dengan monografi atau
dengan menggunakan uji yang telah divalidasi silang terhadap uji kompendial dan
pembenaran harus diberikan bahwa semua pengotor potensial (pengotor proses dan
produk degradasi) dari jalur manufaktur (sintetis) dan dikontrol secara memadai.
Spesifikasi obat herbal dan sediaan obat
herbal harus mengacu pada Catatan untuk Panduan
Spesifikasi: Tata Cara Pengujian dan Kriteria
Penerimaan Obat Herbal, Sediaan Obat Herbal dan
Produk Obat Herbal (CPMP/QWP/2820/00)
Untuk studi jangka panjang, frekuensi pengujian Frekuensi Pengujian
harus cukup untuk menetapkan profil stabilitas zat
aktif. Frekuensi pengujian pada kondisi penyimpanan
jangka panjang biasanya setiap 3 bulan selama tahun
pertama, setiap 6 bulan selama tahun kedua, dan
setiap tahun setelah periode pengujian ulang yang
diusulkan. Pada kondisi penyimpanan dipercepat,
minimal tiga titik, termasuk titik waktu awal dan
akhir (misalnya, 0, 3, dan 6 bulan), dari studi 6 bulan
direkomendasikan. Jika ada harapan (berdasarkan
pengalaman pengembangan) bahwa hasil dari studi
yang dipercepat cenderung mendekati kriteria
perubahan yang signifikan, peningkatan pengujian
harus dilakukan baik dengan menambahkan sampel
pada titik waktu terakhir atau dengan memasukkan
titik waktu keempat dalam desain studi
Lanjutan...
• * Terserah pemohon untuk memutuskan apakah studi stabilitas jangka panjang dilakukan
pada 25° C±2°C/60% RH±5 % RH atau 30°C±2°C/65% RH±5% RH. Dalam kasus
terakhir, tidak ada data tambahan dalam kondisi menengah yang harus dihasilkan.
• ** Untuk obat herbal dan sediaan obat herbal, pengujian pada kondisi penyimpanan
dipercepat atau pada kondisi penyimpanan sedang dapat diabaikan jika dibenarkan oleh
pemohon dan jika kondisi penyimpanan di bawah 25°C diberi label dengan jelas pada
produk.
Ketika “perubahan signifikan” terjadi setiap saat
selama pengujian 6 bulan pada kondisi
penyimpanan dipercepat, pengujian tambahan
pada kondisi penyimpanan antara harus
dilakukan dan dievaluasi berdasarkan kriteria
perubahan signifikan. Pengujian pada kondisi
penyimpanan antara harus mencakup semua
pengujian, kecuali ada alasan lain. Aplikasi awal
harus menyertakan data minimal 6 bulan dari
studi 12 bulan pada kondisi penyimpanan antara.
“Perubahan signifikan” untuk zat aktif
didefinisikan sebagai kegagalan untuk
memenuhi spesifikasinya
Zat aktif yang dimaksudkan untuk disimpan dalam lemari es
Data dari penyimpanan berpendingin harus dinilai sesuai dengan bagian evaluasi pedoman ini,
kecuali secara eksplisit disebutkan di bawah ini. Jika perubahan signifikan terjadi antara
pengujian 3 dan 6 bulan pada kondisi penyimpanan dipercepat, periode pengujian ulang yang
diusulkan harus didasarkan pada data real time yang tersedia pada kondisi penyimpanan
jangka panjang.
Jika perubahan signifikan terjadi dalam pengujian 3 bulan pertama pada kondisi penyimpanan
dipercepat, diskusi harus dilakukan untuk membahas pengaruh ekskursi jangka pendek di luar
kondisi penyimpanan label, misalnya selama pengiriman atau penanganan.
Pembahasan ini dapat didukung, jika sesuai, dengan pengujian lebih lanjut pada satu batch zat
aktif untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan tetapi dengan pengujian yang lebih sering dari
biasanya. Dianggap tidak perlu untuk terus menguji zat aktif hingga 6 bulan ketika perubahan
signifikan telah terjadi dalam 3 bulan pertama.
Untuk zat aktif yang akan disimpan dalam freezer
Periode pengujian ulang harus didasarkan pada data real time yang diperoleh pada kondisi
penyimpanan jangka panjang. Jika tidak ada kondisi penyimpanan yang dipercepat untuk zat
aktif yang dimaksudkan untuk disimpan dalam freezer, pengujian pada satu batch pada suhu
tinggi (misalnya, 5° C±3°C atau 25°C±2° C) untuk periode waktu yang tepat harus dilakukan.
Studi semacam itu akan membahas pengaruh kunjungan jangka pendek di luar kondisi
penyimpanan label yang diusulkan, misalnya, selama pengiriman atau penanganan.
Zat aktif yang dimaksudkan untuk penyimpanan di bawah –20° C harus ditangani berdasarkan
kasus per kasus.
KOMITMEN STABILITAS
Ketika data stabilitas jangka
panjang yang tersedia pada bets primer
tidak mencakup periode pengujian ulang
yang diusulkan yang diberikan pada saat
persetujuan, komitmen harus dibuat untuk
melanjutkan studi stabilitas pasca
persetujuan untuk menetapkan periode
pengujian ulang dengan tegas. Jika
pengajuan mencakup data stabilitas jangka
panjang pada tiga batch produksi yang
mencakup periode pengujian ulang yang
diusulkan, komitmen pasca persetujuan
dianggap tidak perlu.
LANJUTAN...
Jika tidak, salah satu komitmen berikut harus dibuat:
1. Jika pengajuan mencakup data dari studi stabilitas pada setidaknya tiga batch produksi,
komitmen harus dibuat untuk melanjutkan studi ini melalui periode pengujian ulang yang
diusulkan.
2. Jika pengajuan mencakup data dari studi stabilitas pada kurang dari tiga batch produksi,
komitmen harus dibuat untuk melanjutkan studi ini melalui periode pengujian ulang yang
diusulkan dan untuk menempatkan batch produksi tambahan, dengan total sedikitnya tiga,
dalam waktu yang lama. studi stabilitas jangka panjang melalui periode uji ulang yang
diusulkan.
3. Jika pengajuan tidak mencakup data stabilitas pada batch produksi, komitmen harus dibuat
untuk menempatkan tiga batch produksi pertama pada studi stabilitas jangka panjang
melalui periode pengujian ulang yang diusulkan. Protokol stabilitas yang digunakan untuk
studi jangka panjang untuk komitmen stabilitas harus sama dengan untuk batch utama,
kecuali dibenarkan secara ilmiah.
EVALUASI