Produksi
Oleh :
Kelompok VI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara
produksi yang baik memenuhi syarat-syarat yang berlaku sesuai dalam
Farmakope Indonesia atau buku standar yang lain. Maka industri farmasi dalam
pembuatan obat harus menerapkan acuan standar sebagai pedoman dalam
pembuatan obat yang baik sesuai dengan Keputusan Menkes No.
43/Menkes/SK/11/1988 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
mengharuskan pembuatan obat yang baik untuk menjamin mutu obat yang
dihasilkan industri farmasi dalam seluruh aspek dan serangkaian kegiatan
produksi sehingga obat jadi yang dihasilkan memenuhi syarat mutu yang telah
ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Ketentuan yang terkait proses produksi yang sesuai CPOB meliputi
tahapan dari bahan awal, validasi proses, pencegahan dan pencemaran silang,
system penomoran bets/lot, Penimbangan dan penyerahan, pengembalian,
pengolahan, bahan dan produk kering, pencampuran dan granulasi, pencetak
tablet, penyalutan, pengisian kapsul keras, penandaan tablet salut dan kapsul,
cairan, krim dan salep (non-steril), bahan pengemas, kegiatan pengemasan, pra-
kodifikasi bahan pengemas, kesiapan jalur, praktik pengemasan, penyelesaian
kegiatan pengemasan, pengawasan selama proses, bahan dan produk yang ditolak,
dipulihkan dan dikembalikkan, karantina dan penyerahan produk jadi, catatan dan
pengendalian pengiriman obat, penyimpana bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi, penyimpana bahan awal dan bahan
pengemas, penyimpanan produk antara, produk ruahan dan produk jadi,
pengiriman dan pengankutan.
Berdasarkan dari latar belakang ini maka dibuatlah makalah ini untuk
memberikan pemahaman tentang aspek produksi yang perlu diperhatikan dalam
memproduksi suatu produk obat yang memenuhi persyaratan kualitas, yang mana
produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti proedur yang telah ditetapkan
dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk
yang memenuhi kriteria dan ketentuan izin pembuatan dan izin edar atau
registrasi.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka di peroleh rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Jelaskan prinsip dan hakikat produksi ?
2. Jelaskan aspek-aspek produksi ?
3. Jelaskan pedoman CPOB pada proses produksi ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalh ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui prinsip dan hakikat produksi
2. Untuk mengetahui aspek-aspek produksi
3. Untuk mengetahui pedoman CPOB pada proses produksi
D. Manfaat
Manfaat dai makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Agar mengetahui prinsip dan hakikat produksi
2. Agar mengetahui aspek-aspek produksi
3. Agar mengetahui pedoman CPOB pada proses produksi
BAB II
PEMBAHASAN
B. Aspek Produksi
Penanganan bahan dan produk jadi dilakukan sesuai prosedur atau instruksi
tertulis.
Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harus
diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.
Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secaa fisik atau
administrative.
Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti
penerimaan bahan awal.
Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur pada
kondisi yang disarankan dan diatur agar ada pemisahan antar bets dan
memudahkan rotasi stok.
Bila bekerja dengan bahan atau produk kering hendaklah dilakukan tindakan
khusus untuk mencegah debu timbul serta penyebarannya.
Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti ganda dan
dengan format yang telah ditetapkan.
pemeriksaan perlu dilakukan untuk memestikan pipa penyalur dan alat lain.
1. Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah disetujui
dan memenuhi spesifikasi yang relevan. Semua penerimaan, pengeluaran dan
jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat. Catatan hendaklah berisi keterangan
mengenai pasokan, nomor bets/lot, tanggal penerimaan atau penyerahan, tanggal
pelulusan dan tanggal daluwarsa bila ada.
Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah memenuhi
spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Singkatan, kode ataupun nama yang tidak resmi hendaklah tidak dipakai
Tiap pengiriman atau bets bahan awal hendaklah diberi nomor rujukan yang
akan menunjukkan identitas pengiriman atau bets selama penyimpanan dan
pengolahan. Nomor tersebut hendaklah jelas tercantum pada label wadah untuk
memungkinkan akses ke catatan lengkap tentang pengiriman atau bets yang akan
diperiksa.
Apabila dalam satu pengiriman terdapat lebih dari satu bets maka untuk tujuan
pengambilan sampel, pengujian dan pelulusan, hendaklah dianggap sebagai bets
yang terpisah. Pada tiap penerimaan hendaklah dilakukan pemeriksaan visual
tentang kondisi umum, keutuhan wadah dan segelnya, ceceran dan kemungkinan
adanya kerusakan bahan, dan tentang kesesuaian catatan pengiriman dengan label
dari pemasok. Sampel diambil oleh personil dan dengan metode yang telah
disetujui oleh kepala bagian Pengawasan Mutu.
Wadah dari mana sampel bahan awal diambil hendaklah diberi identifikasi.
Sampel bahan awal hendaklah diuji pemenuhannya terhadap spesifikasi. Dalam
keadaan tertentu, pemenuhan sebagian atau keseluruhan terhadap spesifikasi
dapat ditunjukkan dengan sertifikat analisis yang diperkuat dengan pemastian
identitas yang dilakukansendiri.
Hendaklah diambil langkah yang menjamin bahwa semua wadah pada suatu
pengiriman berisi bahan awal yang benar, dan melakukan pengamanan terhadap
kemungkinan salah penandaan wadah oleh pemasok. Bahan awal yang diterima
hendaklah dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk pemakaian oleh
kepala bagian Pengawasan Mutu.
Bahan awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat. Label
hendaklah memuat keterangan paling sedikit sebagai berikut:
1. nama bahan dan bila perlu nomor kode bahan;
2. nomor bets/kontrol yang diberikan pada saat penerimaan bahan;
3. status bahan (misal: karantina, sedang diuji, diluluskan, ditolak);
4. tanggal daluwarsa atau tanggal uji ulang bila perlu;
5. jika digunakan sistem penyimpanan dengan komputerisasi yang divalidasi
lengkap, maka semua keterangan di atas tidak perlu dalam bentuk tulisan
yang terbaca pada label.
2. Validasi Proses
Studi validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan
hendaklah dicatat.
Sebelum suatu Prosedur Pengolahan Induk diterapkan, hendaklah
diambil langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk
pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan
menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu.
Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan atau bahan hendaklah
disertai dengan tindakan validasi ulang untuk menjamin bahwa perubahan
tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu.
Hendaklah secara rutin dilakukan validasi dan/atau peninjauan ulang
secara kritis terhadap proses dan prosedur produksi untuk memastikan bahwa
proses dan prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan.
6. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
dikembalikan ke gudang penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan
benar dan direkonsiliasi. Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan hendaklah tidak dikembalikan ke gudang penyimpanan kecuali memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pencetakan Tablet
Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas
pengendali debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk
menghindarkan kecampurbauran antar produk. Tiap mesin hendaklah
ditempatkan dalam ruangan terpisah. Kecuali mesin tersebut digunakan untuk
produk yang sama atau dilengkapi sistem pengendali udara yang tertutup
maka dapat ditempatkan dalam ruangan tanpa pemisah.
Untuk mencegah kecampurbauran perlu dilakukan pengendalian yang
memadai baik secara fisik, prosedural maupun penandaan. Hendaklah selalu
tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi untuk pemantauan
bobot tablet selama-proses.
Tablet yang diambil dari ruang pencetak tablet untuk keperluan
pengujian atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi ke dalam bets
yang bersangkutan. Tablet yang ditolak atau yang dising-kirkan hendaklah
ditempatkan dalam wadah yang ditandai dengan jelas mengenai status dan
jumlahnya dicatat pada Catatan Pengolahan Bets.
Tiap kali sebelum dipakai, punch dan die hendaklah diperiksa keausan
dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Catatan pemakaian hendaklah
disimpan.
Penyalutan
Udara yang dialirkan ke dalam panci penyalut untuk pengeringan
hendaklah disaring dan mempunyai mutu yang tepat. Larutan penyalut
hendaklah dibuat dan digunakan dengan cara sedemikian rupa untuk
mengurangi risiko pertumbuhan mikroba. Pembuatan dan pemakaian larutan
penyalut hendaklah didokumen tasikan.
a. Produk berupa cairan, krim dan salep hendaklah dibuat sedemikian rupa
agar produk terlindung dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
Sistem pembuatan dan pemindahan secara tertutup sangat dianjurkan.
Daerah produksi dimana produk dan juga wadah-wadah bersih tanpa tutup
terpapar ke lingkungan hendaklah diventilasi secara efektif dengan
udarayang disaring.
i. Apabila produk ruahan tidak akan segera dikemas maka waktu paling
lama produk boleh disimpan dan kondisi penyimpanan produk hendaklah
ditetapkan dan diikuti.
Produk Steril
Ruang bersih yang digunakan untuk kegiatan bersih namun tidak harus
kegiatan steril. Ruang ini digunakan juga untuk persiapan komponeft
dan pembuatan larutan. Produk yang akan disterilisasi akhir dapat
diproses di ruang ini. Ruang ini, dalam pedoman disebut Ruang Kelas
HI, tidak boleh mengandung lebih dari 3.500.000 partikel berukuran
0,5 mikron atau lebih, 20.000 partikel berukuran 5 mikron atau lebih,
serta tidak lebih dari 500 mikroba viabel setiap meter kubik udara.
Ruang steril digunakan untuk kegiatan steril. Petugas masuk ke ruang
ini melalui suatu ruang penyangga udara atau cara lain yang sesuai.
Ruang ini, dalam pedoman disebut Ruang Kelas II, tidak boleh
mengandung lebih dari dari 350.000 partikel berukuran 0,5 mikron
atau lebih, 2000 partikel berukuran 5 mikron atau lebih, serta tidak
lebih dari 100 mikroba viabel setiap meter kubik udara. Setiap meter
kubik udara di bawah aliran udara laminer dalam ruang steril tidak
boleh mengandung lebih dari 3.500 partikel berukuran 0,5 mikron atau
lebih dan tidak boleh mengandung partikel berukuran 5 mikron atau
lebih serta kandungan mikroba viabel harus kurang dari satu. Dalam
pedoman.daerah di bawah aliran udara laminer disebut Ruang Kelas I.
Produk Kembalian
Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari
pengawasan industri pembuat hendaklah dimusnahkan. Produk tersebut dapat
dijual lagi, diberi label kembali atau dipulihkan ke bets berikut hanya bila
tanpa keraguan mutunya masih memuaskan setelah dilakukan evaluasi secara
kritis oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) sesuai prosedur
tertulis. Evaluasi tersebut meliputi pertimbangan sifat produk, kondisi
penyimpanan khusus yang diperlukan, kondisi dan riwayat produk serta lama
produk dalam peredaran. Bilamana ada keraguan terhadap mutu, produk tidak
boleh dipertimbangkan untuk didistribusikan atau dipakai lagi, walaupun
pemrosesan ulang secara kimia untuk memperoleh kembali bahan aktif
dimungkinkan. Tiap tindakan yang diambil hendaklah dicatat dengan baik.
Industri hendaklah menyiapkan prosedur untuk penahanan,
penyelidikan dan pengujian produk kembalian serta pengambilan keputusan
apakah produk kembalian dapat diproses ulang atau harus dimusnahkan
setelah dilakukan evaluasi secara kritis. Berdasarkan hasil evaluasi, produk
kembalian dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan karena itu dapat
dikembalikan ke dalam persediaan;
b) produk kembalian yang dapat diproses ulang; dan
c) produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat
diproses ulang.
Dokumentasi
Penanganan produk kembalian dan tindak lanjutnya hendaklah
didokumentasikan dan dilaporkan. Bila produk harus dimusnahkan, dokumentasi
hendaklah mencakup berita acara pemusnahan yang diberi tanggal dan
ditandatangani oleh personil yang melaksanakan dan personil yang menyaksikan
pemusnahan (CPOB,2012).
Setelah pelulusan suatu bets/lot oleh bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu),
produk tersebut hendaklah dipindahkan dari area karantina ke gudang produk
jadi. Sewaktu menerima produk jadi, personil gudang hendaklah mencatat
pemasukan bets tersebut ke dalam kartu stok yang bersangkutan (CPOB,2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. prinsip dan hakikat produksi
Prinsip utama produksi adalah:
a. Adanya keseragaman atau homogenitas dari bets ke bets.
b. Proses produksi dan pengemasan senantiasa menghasilkan produk yang
seidentik mungkin (dalam batas syarat mutu) baik bagi bets yang sudah
diproduksi maupun yang akan diproduksi
d. Kerusakan wadah dan masalah lain yang merugikan mutu bahan harus
diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada bagian pengawasan mutu.
e. Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secaa fisik
atau administrative.
m. Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti ganda
dan dengan format yang telah ditetapkan.
3. Pedoman CPOB pada proses produksi meliputi : bahan awal, validasi proses,
pencegahan pencemaran silang, sistem penomoran bets/lot, penimbangan dan
penyerahan, pengembalian, operasi pengolahanproduk antara dan produk
ruahan, bahan dan produk kering, produk cair krim dan salep, bahan
pengemas, kegiatan pengemasan, pengawasan selama proses, bahan dan
produk yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan, karantina dan penyerahan
produk jadi, catatan pengendalian pengiriman obat dan penyimpanan bahan
awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
B. Saran
Kritik dan saran yang membenagun sangat dibutuhkan oleh penulis untuk
perbaikan makalah-makalah selanjutnya.