TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Farmasi
Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu
dimaksud dengan bahan baku obat adalah bahan baik yang berkhasiat
No. 43/Menkes/SK/II/1988.
CPOB.
beberapa hal :
4. Dengan sengaja memproduksi obat jadi atau bahan baku obat yang
palsu).
1. Manajemen Mutu
penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen
dengan cara yang efektif, tidak cukup dengan cara membagikan fotokopinya
2. Personalia
sehat, terkualifikasi dan dalam jumlah yang memadai agar proses produksi
dapat berjalan dengan baik. Semua personil harus memahami prinsip CPOB
sehingga dapat dipastikan bahwa semua calon karyawan (mulai dari petugas
mental yang baik sehingga tidak akan berdampak pada mutu produk yang
penyakit yang dapat berdampak pada mutu dan kemurnian produk akhir.
tiap posisi hendaklah ditetapkan secara tertulis yang disimpan oleh bagian
2009).
sering dilakukan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dan mental baik
bagi operator ataupun supervisor atau malahan bagi personil pada tingkat
2009).
(Pemastian Mutu). Industri dapat menentukan posisi lain yang lebih tinggi,
sama atau lebih rendah dicakup dalam kategori personil kunci. Yang harus
desain, konstruksi, letak yang memadai dan kondisi yang sesuai serta
operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian
4. Peralatan
dikualifikasi dengan tepat agar mutu obat terjamin sesuai desain serta
peralatan, dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan setiap hal
Sanitasi dan hygiene yang diatur dalam pedoman CPOB 2006 adalah
6. Produksi
menjamin produk obat jadi dan memenuhi ketentuan izin pembuatan serta
Selain itu, produksi baiknya dilakukan dan diawasi oleh personil yang
kompeten. Mutu suatu obat tidak hanya ditentukan oleh hasil analisa terhadap
produk akhir, melainkan juga oleh mutu yang dibangun selama tahapan
pengemasan.
seidentik mungkin (dalam batas syarat mutu) baik bagi bets yang sudah
dapat timbul akibat tidak terkendalinya debu, uap, percikan atau organisme
dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang tertinggal pada
alat dan pakaian kerja operator. Tingkat resiko pencemaran ini tergantung
antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi dan
produk antara dan produk ruahan yang telah diluluskan oleh pengawasan
mutu dan masih belum daluarsa yang boleh diserahkan (BPOM, 2006).
d. Pengembalian
e. Pengolahan
Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah diperiksa
(BPOM, 2006).
f. Kegiatan Pengemasan
yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang
- Semua parameter produk, volume atau jumlah isi produk diperiksa pada
7. Pengawasan Mutu
mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi
obat jadi. Pengawasan mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi
juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.
pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi.
produksi. Selain itu bagi suatu laboratorium untuk pengawasan selama proses
yang diperlukan.
(BPOM, 2006).
dalam melakukan inspeksi diri. Inspeksi diri dapat dilakukan sendiri oleh
pihak perusahaan dengan membentuk suatu tim atau oleh konsultan yang
gudang (termasuk gudang obat jadi, Bahan baku, dan bahan pengemas)
(BPOM, 2009).
diri hendaklah tertulis dalam prosedur tetap inspeksi diri (BPOM, 2009).
Kembalian
dari luar industri, dan memerlukan penanganan dan pengkajian secara teliti
(BPOM, 2009).
dapat dari bagian produksi, bagian pengawasan mutu, bagian gudang dan
bagian pemasaran, sementara dari luar industri antara lain dapat berasal dari
2009).
Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau
beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi.
persyaratan mutu atau atas dasar pertimbangan adanya efek samping yang
Produk kembalian adalah obat jadi yang telah keluar dari industri dan
10. Dokumentasi
memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas secara jelas dan rinci
kontrak harus dibuat secara jelas untuk menentukan tanggung jawab dan
prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung
validasi yang diperlukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari
dalam Rencana Induk Validasi (RIV) atau dokumen setara. RIV hendaklah