Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIFITAS

STEROID

ARIYANTI HERISON RUDU


MECHY NUBATONIS
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIFITAS HORMON STEROID

• Hormon adalah senyawa yang secara normal dikeluarkanoleh kelenjar


endokrin atau jaringan tubuh dan dilepaskan ke perederan darah
menuju jaringan sasaran, berinteraksi secara selektif dengan reseptor khas
atau senyawa tertentu dan menunjukkan efek biologis.
HORMON STEROID

• Yaitu hormone yang mengandung inti steroid,karena mempunyai inti sama,


maka ketentuan mengenai tata nama dan aspek streokimia juga sama.
Contoh hormon penting yang mengandung inti steroid antara lain adalah
hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalis bagian korteks.
• Hormon Steroid terdiri dari 2 hormon yaitu:
a. Hormon Adrenokortikoid ada 2 yaitu: Mineralokortikoid dan Glukokortikoid
b. Hormon Kelamin ada 3 yaitu: Androgen, Estrogen, Progestin
HORMON ADRENOKORTIKOID

merupakan hormon steroid yang sintesis dari kolestrol dan diproduksi oleh kelenjar
adrenalis bagian korteks. Pengeluaran hormon ini dipengaruhi oleh adreno cortico tropin
hormone (ACTH) hormon ini disebut pula dengan nama : adrenokortikosteroid,
adrenokortikal, kortikosteroid atau kortikoid. fungsi fisiologisnya berhubungan dengan
sistem saraf pusat, otot polos dan stress.
hormon adrenokortikoid terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Hormon Mineralokortikoid
Biasa digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi
kelenjar adrenalis karena suatu hal seperti tumor kelenjer, sehingga produksi hormon
menurun. Hormon ini dapat meningkatkan pemasukan ion natrium dan
pengeluaran kalium ditubulus ginjal.
• Mekanisme kerja Hormon Mineralokortikoid
• Berhubungan dengan metabolisme elektrolit dan air. Hormon ini memelihara fungsi normal
ginjal, yaitu dengan mengatur pemasukan ion natrium dan pnegeluaran ion kalium.
• Pada tingkat molekul, hormon berinteraksi membentuk kompleks terpulihkan dengan reseptor
khas yang tedapat pda bagian inti ginjal.
• Contoh : aldosteron, deoksikortikosteron dan fludrokortison
a. Deoksikortikosteron asetat, di guanakan untuk pengobatan penyakit Addison yang disebabkan oleh
gangguan fungsi kelenjar korteks adrenalis kronik. Obat mempunyai waktu paro serum yang pendek ±
70 menit sehingga umumnya diberikan secra intramuscular atau dalam bentuk pelet yang di tanam pada
subkutan. Dosis I.M : 6 mg 1dd. Dosis pellet :125 mg. Melepaskan kurang lebih 0,5 mg
hormone/hari,diganti setelah 8-12 bulan pemakaian. Deoksikortikosteron pivalat, adalah bentuk ester
yang mempunyai massa kerja panjang. Dosis 1.M. : 25 mg,tiap 1 bulan.
b. Aldosteron, merupakan senyawa normal yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenalis yang berfungsi untuk
mengatur keseimbangan elektrolit tubuh. Obat ini jarang digunakan secara klinik karena sangat mudah
terurai.
c. Fludrokortison asetat, merupakan mineralokortikoid yang sangat kuat dan mempunyai aktivitas
glukokortikoid moderat. Fludrokortison digunakan sebagai mineralokortikoid pengganti pada keadaan
kerusakan kelenjar korteks adrenalis yang kronik dan untuk mengontrol hipotensi ortostatik. Senyawa ini
sering pula digunakan sebagai anti radang untuk pemakaian setempat pada obat tetes telinga. Dosis oral :
0,05-0,01mg/hari, dosis setempat : larutan 0,1-0,5%.
STRUKTUR HORMON STEROID

Mineralokortikoid
2. Hormon Glukokortikoid
Biasanya digunakan klinik terutama untuk pengobatan kelainan jaringan kolagen kelainan
hematologis (eukimia) dan pernapasan (asma) untuk pengobatan rematik, pengobatan penyakit
karena alergi tertentu seperti dermatologis yang berat, penyakit saluran cerna dan penyakit
hati. Hormon glukokortikoid juga efektif untuk pengobatan syok Addison, sembab otak,
hiperkalsemia, dan miasteniagarfis.
Mekanisme kerja Hormon GlukokortikoidHormon glukokortikoid berhubungan dengan
metabolisme karbohidrat , protein dan lemak serta dapat merangsang sintesis glukosa dan
glukogen.
Efek antiradang hormon glukokortikoid berhubungan dengan kemampuannya untuk merangsang
biosintesis protein lipomodulin yang dapat menghambat kerja enzimatik, sehingga mencegah
pelepasan mediator proses keradangan, yaitu asam arkodinat dan metabolitnya.
HUBUNGAN STRUKTUR GLUKOKORTIKOID
a. Secara umum,karakteristik struktur yang penting dari kortikosteroid adalah ikatan rangkap c4 –
c5,gugus keton pada c3.dan rantai samping 17 beta ketol (-coch2oh) karena dapat menunjang
aktivitas. Sejumlah senyawa yang tidak mempunyai system c3 keto masih mempunyai aktifitas cukup
besar sehingga diduga gugus ini kecil sumbangannya terhadap kekhasan interaksi obat reseptor.
b. Pada konsep interaksi obat-reseptor, cincin C dan D lebih penting disbanding cincin A dan B.
Substitusi gugus 21-OH dengan flourin meningkatkan aktifitas gliko dan mineralokortiroid, tetapi
substitusi dengan gugus CL atau Br akan menghilangkan aktivitas.
c. Adanya substituent 1-ene, meningkatkan aktifitas glukokortikoid dan mineralokortikoid.
d. Mineralokortikoid pada umumnya tidak mengandung gugus 11-OH dan 17-OH. Adanya substituent
OH secara umum menghilangkan aktifitas mineralokortikoid.
e. Pada umumnya substituent gugus F, CL dan Br pada posisi 9α meningkatkan sktifitas
mineralokortikoid dengan urutan F>CL>Br, demikian pula substitusi pada posisi 12α-F.
f. Adanya ikatan rangkap pada posisi C1-C2 dan substituen pada 6a-Cl, 16a- OH, 16a-OCH3, 16a-CH3,
17a-CH3 dan 16a-17a-ketal menurunkan secara bermakna aktivitas mineralkokortikoid.
g. Secara umum struktur hormone glukokortikoid mengandung gugus keton atau hidroksi pada C11 dan gugus α-OH
pada C17. Gugus β-OH ini sangat penting untuk interaksi obat-reseptor. Contoh : kortison, tidak aktif pada invitro
tetapi aktif pada in vivo, oleh karena pada in vivo gugus keton pada C11 di reduksi menjadi gugus hidroksi
(hidrokortison) sehingga senyawa dapat berinteraksi secara serasi dengan reseptor. Demikian pula prednisone, secara
in vivo direduksi menjadi prednisolon.
h. Pemasukan gugus α-CH3 pada posisi 2, 6 dan 16 meningkatkan aktifitas glikokortikoid. Pemasukan gugus 2α-CH3
meningkatkan aktifitas glukokortikoid oleh karena pengaruh halangan ruangnya dapat mencegah reduksi gugus 3-
keton, baik pada invitro maupun in vivo. Contoh : 2α-metilhidrokkortison, mempunyai aktifitas glukokortikoid
lebih tinggi di banding hidrokortison.
i. Pemasukan substituent 9α-F dapat meningkatkan aktifitas.
j. Pemasukan ikatan rangkap antara C1-C2 meningkatkan secara nyata aktifitas glukokortikoid dan aktifitas
antiradang.. pemasukan ikatan rangkap pada C1-C2 cincin A akan mengubah bentuk konformasi cincin sehingga
interrksi dengan reseptor menjadi lebih baik dan menghasilkan peningkatan efek antiradang. Adanya ikatan
rangkap pada posisi 9-11, bila tidak ada gugus oksigen pada posisi 6-7 tidak mempengaruhi aktifitas.
Bentuk ester, seperti ester asetat, benzoate, butirat, heksanoat, kaproat, sipionat, diasetat, dipropionat, pivalat dan
valerat, asetonid atau garam, seperti natrium fosfat dan natrium suksinat, dapat meningkatkan masa kerja obat.
Bentuk ester dan asetonid merupakan pra-obat, pada in vivo senyawa dihidrolisis melepaskan senyawa induk aktif.
HORMON
GLUKOKORTIKOID
HORMON KELAMIN
• Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan steroid, molekulnya
bersifat planar dan tidak lentur. Kerangka dasarnya adalah
siklopentanaperhidrofenantren yang bersifat kaku (rigid).
• Ada tiga aspek stereokimia hormone kelamin yang penting diketahui karena
dapat mempengaruhi aktivitas , yaitu :
• Letak gugus pada cincin, aksial atau ekuatorial
• Posisi gugus pada bidang, konfiguarsi α atau β, dan isomer cis atau
trans
• Konformasi cincin sikloheksan, bentuk kursi atau perahu
• Hormon Kelamin terbagi dalam empat kelompok yaitu :Hormon Androgen,
Hormon Estrogen, Hormon Progestin, Antiestrogen
1. Hormon androgen
Hormon adrogen, seperti testosteron dan dihidrotestosteron, terutam dihasilkan oleh testis,
dan dalam jumlah yang kecil oleh korteks adrenalis dan ovarium.
 Mekanisme Kerja Hormon Androgen
Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi ARN khas pada
biosintesis protein. Testosteron oleh enzim 5-reduktase diubah menjadi 5-
dehidrotestosteron dan bentuk aktif ini dapat mengikat reseptor khas yang terdapat
pada testis, prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini menyebabkan perubahan
konformasi dan menimbulkan pengaktifan kompleks androgen-reseptor. Pengaktifan ini
merangsang sintesis mARN khas, dan mARN yang terbentuk meninggalkan inti dan
mulai mengatur sintesis protein serta merangsang pertumbuhan sel.
• Berdasarkan aktivitasnya hormon androgen dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
Senyawa androgenic
Contoh : testosteron, metiltestosteron, mesterolon, metandrostenolon, dan
fluoksimesteron.
Senyawa anabolik
Contoh : oksimetolon, stanozolol, nandrolon, dan etilestrenol.
HUBUNGAN STRUKTUR DAN
AKTIVITAS
a. Pemasukan gugus 3-keto dan 3α-hidroksi dapat meningkatkan aktivitas androgenik.
b. Gugus 17β-hidroksi penting dalam hubungannya dengan pengikatan reseptor,oleh karena itu isomer 17β-
hidroksi lebih aktif dibanding 17α-hidroksi.
c. Testosteron,tidak dapat diberikan secara per oral karena oleh bakteri usus gugus 17β-hidroksi akan
dioksidasi menjadi 17β-keto yang tidak aktif.Selain itu testosteron mempunyai waktu paro pendek karena
cepat diabsorpsi dalam saluran cerna dan cepat mengalami degradasi hepatik.
d. Adanya gugus alkil pada C17α mencegah perubahan metabolisme gugus 17β-hidroksi sehingga senyawa
dapat diberikan sehingga senyawa dapat diberikan secara oral.Contoh : 17α-metiltestosteron,dapat diberikan
secara oral,walaupun aktivitasnya hanya setengah kali aktivitas testosteron bila dibandingkan dengan
pemberian secara intramuskular.Makin panjang rantai C gugus alkil makin menurun aktivitas androgenik
dan makin meningkat toksisitasnya.Contoh : 17α-metiltestosteron lebih aktif dibanding 17α-etiltestosteron
e. Esterifikasi pada gugus 17β-hidroksi dapat memperpanjang masa kerja obat.Bentuk ester bersifat lebih non
polar,lebih mudah larut dalam jaringan lemak dan bila diberikan secara intramuskular dapat menghasilkan
respons sampai ±2-4 minggu.Contoh: Testoteron propionat,testosteron enantat,testosteron fenilpropionat dan
testosteron dekanoat.Testosteron propionat mempunyai awal kerja cepat dan masa kerja yang lebih pendek
dibanding ester-ester lain.
f. Substitusi atom halogen menurunkan aktivitas androgenik senyawa,kecuali substitusi pada atom C4 dan
C9.Contoh : Fluoksimesteron ,mempunyai aktivitas andronergik 5-10 kali lebih besar dibanding
testosteron.Analog testosteron yang sering digunakan sebagai androgenik antara lain adalah mesterolon dan
g. Nandrolon, tidak mempunyai gugus alkil pada otom C17-a, sehingga gugus
17B-OH mudah dioksidasi oleh bakteri usus menjadi bentuk ketoyang tidak
aktif. Oleh karena itu nandrolon hanya diberikan secara intramuskular
dalam bentuk ester fenllpropianot .
h. Adanya ikatan rangkap pada atom C5-C10 (tibolon), akan memperlemah
efek androgenik, demikian pula terhadap efek estrogenik.
3. Hormon Estrogen
Estrogen adalah hormon kelamin wanita, pada wanita diproduksi oleh ovarium, plasenta dan
korteks adrenalis sedang pada laki-laki diproduksi oleh testis dan korteks adrenalis. Sebagian besar
hormon estogeron alami pada manusia adalah estradiol, estron, dan estriol.
 Mekanisme kerja
Hormon estrogen dapat menyebabkan beberapa efek biologis pada organ sasaran. Pada
ovarium merangsang pertumbuhan folikular, pada uterus merangsang pertumbuhan
endometrium, pada vagina menyebabkan kornifikasi (pedangkalan), sel epitel, pada serviks
dapat meningkatkan sekresi lendir dan menurunkan kekentalan lendir, dan pada kelenjar
pituitari dapat merangsang pengeluaran gonadotropin. Pengikatan estrogen dengan reseptor
khas dalam sitoplasma atau protein di luar inti menyebabkan perubahan bentuk konformasi
protein sehingga memudahkan penetrasi kompleks estrogen-reseptor ke dalam inti sel.
Kompleks kemudian mengikat sisi aseptor di kromosom, memicu sintesis mRNA dan protein,
sehingga meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan jaringan saluran reproduksi.
Berdasarkan sumbernya estrogen dibagi menjadi beberapakelompok sebagai berikut:
1. Estrogen Steroid
Adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan mengandung inti steroid

a.Estrogen alami. Contoh: estradiol, estriol, dan estron. 2.Estrogen teresterifikasi.


Contoh : estradiol benzoat, estradiolmdipropionat, estradiol valerat, estradiol sipionat
dan estradiol enantat.

b.Estrogen terkonjugasi. Contoh: senyawa estrogen terkonjugasi.


c.Turunan semisintetik. Contoh : asam doisinolat, etinilestradiol, mestranol dan kuinestrol.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
1. Allen dan Doissy (1923), telah dapat mengisolasi dari ekstrak ovarium wanita senyawa-senyawa turunan steroid yang mempunyai
aktivitas estrogenik, yaitu estron, estriol dan 17β-estradiol. Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa 17β-estradiol mempunyai
aktivitas estrogenik tiga kali lebih besar dibanding estron dan enam kali lebih besar dibanding estriol. 17β-estradiol mudah
dipecah dan menjadi tidak aktif oleh mikroorganisme dalam saluran cerna. Senyawa cepat diabsorpsi di usus dan cepat pula
dimetabolisis di hati. Oleh karena itu, 17β-estradiol hanya aktif pada pemberian intramuskular, sedang pemberian secara oral
menurunkan aktivitas secara drastis.
2. Penelitian mengenai hubungan struktur dan aktivitas menunjukkan bahwa hilangnya atom O yang terikat pada C3 dan C17,
epimerisasi gugus 17β-hidroksi menjadi konfigurasi 17α, dan adanya ikatan rangkap pada cincin B dapat menurunkan aktivitas
estrogenik.
3. Perluasan cincin D akan menurunkan aktivitas estrogenik secara drastis. D-Homoestradiol dan D-
• homoestron mempunyai aktivitas yang lebih rendah dibanding estradiol dan estron.
4. Modifikasi struktur estron menunjukkan bahwa pemasukan gugus OH pada posisi C6, C7 dan C11 menurunkan aktivitas estrogenik.
Dalam suasana basa kuat (KOH), cincin D dari estron akan pecah, membentuk asam doisinolat, yang mempunyai aktivitas
estrogenik lebih besar dibanding estron. Hal ini menunjukkan bahwa cincin D kurang berperan terhadap aktivitas estrogenik.
5. Esterifikasi gugus 17β-hidroksi atau 3-hidroksiestradiol dapat memperpanjang masa kerja obat oleh karena pada in vivo bentuk
ester dihidrolisis dengan lambat melepaskan estrogen bebas secara perlahan-lahan. Bentuk ester ini hanya aktif pada pemberian
secara intramuskular. Contoh bentuk ester dari estradiol antara lain adalah ester 3-benzoat, 3,17-dipropionat, 17-valerat dan ester
17- siklopentilpropionat (sipionat).
6. Bentuk ester estradiol mempunyai kelarutan dalam lemak lebih besar, penembusan membran biologis menjadi lebih baik
sehingga dapat meningkatkan aktivitas estrogenik dan memperpanjang masa kerja obat.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
ESTROGEN STEROID

•a
2. Estrogen Non Steroid
Adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek estrogenik dan strukturnya tidak mengandung enzim
steroid. Contoh : benzestrol, dienestrol, dietilstilbestrol, heksestrol, klorotrianisen dan metalenestril.
 Hubungan struktur dan aktivitas
Menurut hipotesis Schueler (1946), ada persamaan jarak kritik antara gugus-gugus yang dapat
membentuk ikatan hydrogen, seperti gugus hidroksil, keton dan hidroksil fenol, dari hormon estrogen
non steroid dan estrogen steroid. Jarak antara gugus 3-OH dan 17-OH dari estradiol mempunyai
persamaan dengan jarak antara gugus hidroksil fenol dari dietilstilbestrol yaitu ± 14,5 Å. Jarak ini sangat
penting dalam
Hubungannya dengan pengikatan obat reseptor. Dari studi kristalografi dengan sinar x didapatkan
bahwa sebenarnya jarak antara gugus – gugus hidroksil dari estrsdiol adalah 10,9 Å sedang jarak antar
gugus – gugus hidroksi fenol dari dietilstilbestrol = 12,1 Å. Dalam plasma, estradiol terdapat dalam
bentuk hidrat, dimana jarak antara gugus 3 – OH dengan air hidrat = 12,1 Å, sehingga diduga bahwa air
juga mempunyai peran penting terhadap efek estrogenik
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
ESTROGEN NON STEROID
3. Antiestrogen
Adalah senyawa yang digunakan sebagai perangsang ovulasi karena
mempunyai efek langsung terhadap hipotalamus dalam meningkatkan
produksi FSH
Contoh : klomofen sitrat dan HMG
3. Hormon Progestin
Adalah hormon kelamin laki-laki yang dikeluarkan oleh korpus luteum dan plasenta Mekanisme kerjanya, reseptor
sitoplasma khas terdapat pada sel uterus.
 Mekanisme kerja :
Progestin terdapat pada sejumlah jaringan seperti uterus, ovarium, hati, ginjal, servis, kelenjar adrenalis, hipotalamus,
dan vagina. Reseptor sitoplasma khas terdapat pada uterus. Efek progestin biasanya berhubungan dengan hormon
estrogen , yang melibatkan beberapa proses fisiologi penting seperti perdarahan normal pada mensturasi, pelepasan
ovum, menyiapkan endometrium uterus untuk menerima ovum, meningkatkan kontrasi uterus, memelihara
kehamilan, dan menunjang perkembangan jaringan payudara. Efek pemblokan terhadap kontraksi miometrium uterus
kemungkinan di sebabkan oleh peningkatan potensial membran , penghambatan pengangkutan ion kalium pada
membran sel atau penghambatan pernapasan mitokondria.
1. Turunan progesterone
a. Progestin alami dan esternya, co : progesteron dan hidroksiprogesteronkaproat
b. Turunan progesteron, co : klormadinon asetat, didrogesteron, medroksiprogesteron asetat dan megestrol asetat.
c. Turunan 19-nonprogesteron, co : amadinon asetat dan nomegestrol asetat b.Turunan testosteron
2. Turunan testosteron, co : dimetisteron dan etisteron.
3. Turunan 19-nortestoteron,contoh: alilestrenol, etinodioldiasetat, levonorgestel, linestrenol, noretindron,
noretinodrel, norgestrel dan kuingestanol asetat.
1. Turunan Progesteron
progesteron dida[at dari hasil ekstraksi ovarium hewan atau dibuat sintetik dari diosgenin.progesteron cepat dimetabolisis dalam
tubuh,waktu parohnya kurang lebih 15 menit,sehingga tidak efektuif bila diberikan secara oral.pemberian secara intramuskular
aktivitasnya 12 kali lebih besr dibanding secara oral.
 Hubungan struktur dan aktivitas
1. Djerassi(1953),telah dapat mensintesis 19-norprogesteron yang pada pemberian secara intramuskular ternyata mempunyai
aktivitas 8 kali lebih besar dari pada progesteron.
2. Bentuk ester dari 17α-hidroksiprogesteron mempunyai aktivitas lebih tinggi dan masa kerja yang lebih panjang dibanding
progesteron.hal ini disebabkan gugus 17α- ester dapat mencegah reduksi gugus keton pada C20 menjadi gugus alkohol yang
tidak aktif.selain itu bentuk ester dapat meningkatkan kelarutan senyawa dalam lemak,membentuk depo,dan ester dilepaskan
secra perlahan lahan.bentuk ester tersebut kemudian mengalami hidrolisis melepaskan obat aktif sehingga masa kerja obat
menjadi lebih panjang.
3. Adanya gugus metil pada posisi C6a dapat menurunkan kecepatan reduksi ikatan rangkap C4-5 dan gugus 3-keto serta
meningkatkan kelarutan dalam lemak sehingga masa kerja obat menjadi lebih panjang. Contoh: medroksiprogesteron asetat.
4. Aktivitas progestin turunan 17α-asetoksiprogesteron meningkatkan substitusi gugus metil atau klor pada posisi C6α dan ikatan
rangkap pada posisiC6-7.Contoh: megestrol asetat dan klormadinon asetat.megestrol asetat digunakan untuk pengobatan
kanker payudara dan karsinima endometrial.didrogesteron adalah bentuk isomer cis pada hubungan cincin B dan C dari 6-7-
dehidroprogesteron.senyawa ini digunakan untuk memelihara kehamilan,tidak menimbulkan efek menskulinisasi,adrogenik
dan estrogenik.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS
PROGESTERON
2. Turunan Testosteron
Turunan testosteron adalah progetin sintetik pertama yang digunakan secara oral untuk pengobatan ketidaknormalan
menstruasi.turunan tersebut disintesi dari androstan (hormon kelamin pria).
 Hubungan Struktur Aktivitas
1. Pemasukan gugus etinil pada posisi 17a testosteron (etisteron), dapat mencegah oksidasi gugus 17B-keto oleh
bakteri usus, sehingga senyawa dapat diberikan secara oral. Selain itu adanya gugus 17a etinil dapat meningkatkan
kerapatan eleektron sehingga menunjang interaksi obat-reseptor, meningkatkan aktivitas progestin dan menurunkan
aktivitas anabolik. Aktivitas etisteron pada pemberian secara oral 15 kali lebih besar dibanding aktivitas progesteron,
sedang pada pemberian secara parenteral aktivitasnya lebih rendah yaitu sepertiga aktivitas progesteron.
2. Pemasukan gugus metil pada posisi 6a dapat menghabat metabolisme dan peningkatan aktivitas progestin. Contoh :
6a-metil, 17B-propiniltesteron (dimestiteron).
3. Hilangnya gugus metil pada C19 dari struktur testosteron (19-nortestosteron) akan meningkatkan aktivitas progestin
dan menurunkan aktivitas androgen. Turunan 19-nortestosteron mempunyai aktivitas penghambat ovulasi yang
tinggi. 17a-etinil-19-nortestosteron (noretindron) pada pemberian secara oral aktivitasnya 5-15 kali lebih besar
dibanding aktivitas progesteron. Noretindron pada pemberian secara oral aktivitasnya 10 kali lebih besar dibanding
isomernya (noretinodrel), tetapi pada pemberian secara subkutan aktivitasnya hampir sama.
4. Penambahan gugus metil pada C18b’ misal pada norgestrel dan pada atom C9-C10 dan C11-C12 (gestrinon) akan
menghilangkan aktivitas estrogenik dan progestinik, tetapi senyawa sangat aktif untuk pengobatan endrometriosis.
5. Bentuk ester pada gugus 17B-hidroksi mempunyai masa kerja lebih panjang. Contoh : nerotindron asetat,
nerotindodron enantat dan etinodiol diasetat.
6. Hilangnya gugus keto pada C3’ misal pada linestrenol dan elilestrenol, meningkatkan aktivitas androgenik.
Hormon progestin yang sering digunakan sebagai oral kontrasepsi dalam bentuk kombinasi dengan hormon estrogen
adalah noretindro, levonorgestrel, etinodiol diasetst dan lineestrenol.
3. obat kontasepsi
Senyawa- senyawa estrogen dan progestin yang ternyata berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi. Dengan
melakukan berbagai modifikasi struktur kemudian di kembangkan obat-obat kontrasepsi yang lebih aktif dan
mempunyai masa kerja lebih panjang dan dapat di berikan baik secara oral maupun parenteral. Untuk lebih
memperpanjang masa kerja obat di lakukan pemilihan pelarut yang sesuai atau di buat bentuk sediaan tertentu
yang dapat melepaskan obat aktif secara perlahan-lahan.
 Mekanisme Kerja Obat Kontrasepsi
 Untuk lebih memahami mekanisme kerja obat kontrasepsi di perlukan pengetahuan fisiologi siklus menstruasi . siklus menstruasi
di control oleh sistem yang terintergrasi dan melibatkan dua gonatropin yaitu luteinizing hormone (LH) dan Follicle stimulating
hormone(FRH), yang berasal dari adenohipofisis,dua hormone hipotalamus,FSH Release Factor (FRF) dan gonadorelin
(GnRH),ovarium dan salauran reproduksi. FRH DAN GnRH dapat merangsang pengeluaran LH dan FSH dari adenohipofisis,sedang
LH dan FSH merangsang ovarium untuk memproduksi hormone estrogen dan progestin.
 Hubungan antara hipotalamus ,kelenjar pituitary,ovarium, dan saluran reproduksi pada siklus menstruasi.
 Cara kerja hormon progestin dan estrogen sebagai kontrasepsi adalah mencegah prose ovulasi dengan cara
menekan produksi LH dan FSH melalui mekanisme proses penghambatan kembali. Hal ini dapat terjadi
karena adanya kadar hormon progestin dan estrogen yang tinggi di tubuh.

Anda mungkin juga menyukai