2017
Obat-obat Antiradang
Secara umum radang dapat diartikan sebagai suatu
respon tubuh terhadap stimulus yang disebabkan oleh
adanya cedera. Proses peradangan dapat timbul oleh
beberapa hal seperti infeksi, antibodi dan trauma fisik.
Apapun penyebab peradangan, responnya secara klasik
hampir sama yaitu berupa kalor (panas), dolor (nyeri),
rubor (kemerahan), dan tumor (bengkak).
NSAID (non-steroidal antiinflamatory drugs),
digunakan untuk menunjukkan senyawa-senyawa obat
antiradang non-steroid. Prototipenya adalah aspirin, oleh
karena itu senyawa ini sering disebut obat mirip-aspirin.
Mekanisme Kerja NSAID
NSAIDs bekerja menghambat prostaglandin dengan
cara menghambat enzim cyclooxygenase
(COXs).Penghambatan terhadap enzim cyclooxygenase-2
(COX-2) diperkirakan memediasi efek antipiretik
(penurunan suhu tubuh saat demam), analgesik
(pengurangan rasa nyeri), dan antiinflamasi (anti-
peradangan). Sedangkan penghambatan enzim COX-1
menyebabkan gangguan pada pencernaan. Oleh karena
itu NSAIDs yang ideal adalah NSAIDs yang hanya
menghambat enzim COX-2 tanpa mengganggu enzim
COX-1.
Secara kimiawi obat-obat ini dapat digolongkan dalam beberapa
kelompok :
No Golongan Turunan
1. Para-aminofenol Asetaminofen
2. Asetat Indometasin, Sulindac, Etodolak
Tolmetin, Ketorolak, Diklofenak
3. Asam N-fenilantranilat Asam mefenamat, asam meklofenamat
Asam flufenamat
4. Asam propionat Ibuprofen, Naproksen, Fenoprofen
Ketoprofen, Flurbiprofen, Oksaprozin
5. Asam enolat (Oksikam) Piroxicam, Tenoxicam, Meloxicam, Nabumeton
6. Pirazolon Fenibutazon, Oksifenbutazon, Azapropazon
Antipirin, Aminopirin, Dipiron
7. Furanon tersubstitusi diaril Rofekoksib
8. Pirazol tersubstitusi diaril Selekoksib
9. Nonsteroid lain Apazon, Nimesulid
Senyawa Salisilat
berasal dari kulit pohon willow
Senyawa
salisilat
Diflusina aspirin
l Hasil hidrolisis
( terbaru) dan disintesis
hasil sintesis 1853
kimiawi
Aspirin
Efek samping :
diabsorbsi Lambung dan usus Pada saluran cerna :
Aspirin
halus gastritir dan tukak
lambung
Indikasi
• Asam mefenamat diindikasikan hanya untuk analgesia
dan untuk meredakan gejala dismenorea primer
• meklofenamat digunakan pada penanganan artritis
reumatoid dan osteoartritis, tetapi tidak dianjurkan
sebagai terapi awal
• Asam flufenamat digunakan untuk efek antiradang
Senyawa Fenamat
Farmakokinetik Efek Samping
1. Konsentrasi puncak tercapai dalam 0,5 Paling umum (terjadi pada sekitar 25%
sampai 2 jam setelah pemberiam dari seluruh pasien) melibatkan sistem
meklofenamat oral dosis tunggal saluran cerna. Biasanya efek samping ini
2. Dalam 2 sampai 4 jam untuk asam berupa:
mefenamat
3. Kedua obat tersebut memiliki waktu 1. Dispepsia atau rasa tidak nyaman pada
paruh dalam plasma yang hampir saluran cerna bagian atas
mirip, yaitu 2 sampai 4 jam. 2. Diare dan disertai dengan steatorea
4. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam 3. Radang usus
mefenamat diekskresi dalam urin, 4. Anemia hemolitik, yang kemungkinan
terutama sebagai metabolit 3- merupakan suatu tipe autoimun.
hidroksimetil terkonjugasi dan
metabolit 3-karboksil serta
konjugatnya. Sekitar 20% obat ini
ditemukan dalam feses, terutama
sebagai metabolit 3-karboksil yang
tidak terkonjugasi.
Tolmetin
Merupakan obat dengan dosis yang dianjurkan memilik efekasi yang setara dengan
aspirin dosis rendah
Sifat farmakologis
Obat antiradang dengan efek antipiretik dan analgetik. Sama seperti obat antiradang
lain, tolmetin menyebabkan erosi lambung dan memperpanjang waktu pendarahan
Efek toksik
Paling umum pada saluran cerna, berupa nyeri epigastrik,
dispepsia, mual, dan muntah.
Efek pada SSP berupa gugup, ansietas, insomnia, dan mengantuk,
jarang dan tidak sesering penggunaan indometasin.
Ketorolak
Ketorolak merupakan analgesik yang kuat tetapi sebagai
antiradang hanya memiliki efektivitas sedang.
Indikasi
diindikasikan hanya untuk penanganan nyeri jangka
pendek (tidak lebih dari 5 hari) dan tidak boleh
digunakan untuk nyeri ringan atau nyeri kronis.
Ketorolak topikal mungkin berguna untuk kondisi
peradangan pada mata dan diizinkan untuk
penanganan konjuktivitas alergi musiman dan radang
mata.
Ketoklorak
Sifat Farmakologis Farmakokinetik dan Efek Samping
Metabolisme
1. Menghambat biosintesis 1. Konsentrasi puncak 1. Mengantuk
prostaglandin plasma dalam 30 sampai 2. Pusing
2. Mempunyai aktivitas 50 menit 3. Sakit kepala
antipiretik, antiradang, dan 2. Ketersediaan hayati oral 4. Nyeri saluran cerna
analgesik, tetapi pada uji sekitar 80% 5. Dispepsia
radang zat ini mempunyai 3. Diekskresi dengan waktu 6. Mual
aktivitas analgesik sistemik paruh eliminasi 4 sampai 6 7. Nyeri pada tempat injeksi
yang lebih besar daripada jam
aktivitas antiradang 4. Ekskresi urin sekitar
3. Ketoralak tidak disertai 90%obat yang dieliminasi,
dengan toleransi , efek sekitar 10% diekskresi
putus obat, atau depresi dalam bentuk tidak
pernapasan berubah dan sisanya
4. Ketoralak bisa mempunyai sebagai konjugat yang
aktivitas antiradang jika mengalami glukuronidasi
diberikan secara topikal 5. Laju eliminasi berkurang
pada mata. pada orang lanjut usia dan
5. Menghambat agregasi pada pasien gagal ginjal.
platelet dan menyebabkan
ulser lambung.
DIKLOFENAK
• FARMAKOLOGIS
Diklofenak diabsorbsi dengan cepat dan sempurna sekitar 50%
diklofenak tersedia secara sistemik & pada protein plasma (99%)
Diklofenak berakumulasi dalam cairan sinovial Diklofenak
dimetabolsme di hati oleh isozim sitokrom P450 subfamili CYP2C
menjadi 4-hidroksidiklofenak metabolit tersebut diekskresi dalam
urine (65%) dan empedu (35%).
• Waktu paruhnya dalam protein plasma 1 sampai 2 jam.
• Penggunaan Terapeutik
• Diklofenak untuk penanganan simtomatik jangka lama pada artritis
reumatoid, osteoartritis, dan spondilitas ankilosa.
• Senyawa ini juga berguna untuk pananganan jangka pendek cedera otot
rangka akut, bahu nyeri akut (bisipital tendinitis dan subdeltoid bursitis),
nyeri pasca operasi, dan dismenorea.
• 1) bentuk pelepasan sedang (Cataflam), 2) bentuk pelepasan
tertunda (Voltarin), dan 3) bentuk pelepasan diperpanjang (Voltarin-
XR).
• larutan mata diklofenak tesedia untuk penanganan radang pascaopersi
setelah pengangkatan katarak.
Efek Toksik
• Efek saluran cerna (paling umum)
• Perdarahan dan pembentukan ulser
• Peningkatan aktivitas aminotransferase hati dalam
plasma
• Efek SSP
• Ruam kulit
• Reaksi alergi
• Retensi cairan dan edema
• Gangguan ginjal (jarang terjadi)
Turunan Asam Propionat
Turunan asam propionat merupakan suatu golongan
NASID yang efektif dan berguna.
senyawa ini juga digunakan sebagai analgesik, untuk
tendinitis dan bursitis akut, dan untuk dismenorea
primer.
Berbagai studi klinis menunjukkan bahwa turunan
asam propionat sebanding dengan aspirin untuk
mengendalikan tanda-tanda dan gejala artritis
reumatoid dan osteoartritis.
Turunan Asam Propionat
Ibuprofen
Naproksen
Naproksen Natrium
Fenoprofen
Ketoprofen
Flurbiprofen
Oksaprozin
Formulasi yang Tersedia dan Anjuran untuk Terapi
Antiradang
Nama Generik Nama Dagang Formulasi Dosis lazim anti
radang
Ibuprofen MOTRIN, dll. Tablet 400-800 mg, 3-4 kali
sehari
Naproksen NAPROSYN, Tablet ; Suspensi 250-500 mg, 2 kali sehari
dll.
Naproksen ANAPROX, dll. Tablet 275-550 mg, 2 kali sehari
Natrium
Fenoprofen NALFON Tablet ; Kapsul 300-600 mg, 3-4 kali
sehari
Ketoprofen ORUDIS Kapsul 50-75 mg, 3-4 kali sehari
Efek Toksik
Dispepsia dan efek samping lain pada saluran cerna telah teramati
pada sekitar 30% pasien.
Dapat menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan konsentrasi
kreatinin dalam plasma
Efek yang tidak diinginkan berkurang jika obat ini digunakan bersama
dengan makanan, susu, atau antasid.
FLURBIPROFEN
Farmakokine
tik dan
metabolisme
Eliminasi
Hasil metabolitnya
di ekskresikan
melalui urin.
Metabolisme
Melalui Waktu Paruh
hidroksilasi dan Sekitar 6 jam.
konjugasi di hati.
Absorpsi
Diabsorpsi baik
secara oral
OKSAPROZIN
Merupakan turunan asam propionat yang unik karena
obat ini dapat diberikan sekali sehari.
Indikasi Klinik
Untuk terapi simptomatik artritis rematoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa, gangguan
muskuloskeletal akut, dismenorea, nyeri pasca operasi, dan pirai akut.
Dosis
Dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien yang tidak memberi respons cukup dengan AINS
yang lebih aman
• Rematoid artritis, osteoartritis dan ankilosing spondlilitis, dosis awal 20 mg dalam dosis
tunggal. Lama pemakaian cukup 3 hari.
• Gangguan muskuloskeletal akut, 40 mg sehari selama 2 hari dosis tunggal atau terbagi,
selanjutnya 20 mg sehari selama 7 - 14 hari.
Kontraindikasi
Efek Samping
Penderita asma yang mempunyai riwayat tukak
Pada 20% pasien timbul keluhan GI,
lambung, perforasi atau perdarahan lambung.
misalnya epigastrik distres, nausea, Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
gangguan abdominal atau nyeri, konstipasi, Penderita yang mengalami bronkospasme, polip
diare dan flatulen. hidung dan angiodema.
Edema, pusing, sakit kepala, ruam kulit, Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil
tinnitus, somnolen (mengantuk disertai dan menyusui.
turunnya kesadaran), penurunan Hati-hati pemberian pada penderita dengan
hemoglobin dan hematokrit. gangguan pencernaan, jantung, hipertensi dan
Gangguan fungsi ginjal keadaan prediposisi retensi air, ginjal dan hati.
Stomatitis, alopesia, gangguan pertumbuhan
kuku
Fototoksisitas, alergi
MELOKSIKAM
Cara Kerja Obat
Menghambat COX-1 dan COX-2
Studi in vitro: diduga merupakan inhibitor COX-2 selektif
Ketika diuji secara in vivo: Selektivitasnya untuk menghambat COX-2
Efek Samping
dibandingkan dengan COX-1 hanya sekitar 10 kali lipat
• Stomatitis
Menghambat pembentukan tromboksan di platelet yang diperantarai
• Fotosensibilasi, sindrom
COX-1 setelah pemberian oral 7,5 mg /hari maupun dengan 15 mg/hari Stevens-Johnson, Eritema
multiform
• Peningkatan nilai kreatinin dan
Indikasi klinik asam urat di darah
Meloksikam digunakan untuk mengobati rematoid athritis dan • Gangguan fungsi hati
osteoarthritis
Dosis Kontraindikasi
Dosis yang dianjurkan 7,5-15 mg sekali sehari untuk osteoartritis. • Ulkus lambung yang
Pada kasus yang parah, dosis dapat ditingkatkan sampai 15 mg. aktif/pendarahan lambung
• Insufisiensi ginjal berat
Dosis yang dianjurkan untuk kasus artritis reumatoid 15 mg sekali
• Anak-anak <15 tahun
sehari. • Kehamilan/menyusui
• Hipersensitif terhadap obat
tersebut
OKSIKAM LAIN
Turunan oksikam yang diteliti di AS Turunan Oksikam yang diteliti di luar AS
Prodrug piroksikam Lornosikam
Ampiroksikam Sinoksikam
Droksikam Sudoksikam
Pivoksikam Tenoksikam
Asam enolat Lanjt..
Nabumeton
Obat anti radang yang diizinkan pada tahun 1991 di AS. Uji klinis nabumeton memberikan
efekasi pada artritis reumatroid dan osteoartritis, dengan insiden efek samping rendah. Dosis
lazim 1000 mg sekali sehari.
Sifat farmakologis
Nabumeton merupakan inhibitor siklooksigenase in vitro lemah, tetapi tetap memiliki aktivitas
antipiretik dan analgesik. Pada hewan percobaan memberikan kerusakan lambung lebih
sedikit dari obat anti radang lain
Efek Toksik
Meliputi keluhan usus bagian bawah, ruam kulit, sakit kepala, nyeri ulu hati, tinitus, dan
pruritus. Insiden pembentukan ulser disaluran cerna lebih rendah dengan obat NSAID lainnya,
karena nabumeton merupakan prodrug, dan senyawa aktif hanya terbentuk secara metabolit
setelah obat diabsorpsi
Turunan Pirazolon
Golongan obatnya meliputi: Fenilbutazon,
oksifenbutazon, antipirin, aminopirin, dan dipiron.
Obat-obat ini digunakan secara klinis selama bertahun
tahun, kecuali antipirin digunakan untuk sediaan
analgesik tetes telinga.
Obat-obat ini dilarang di AS dan beberapa negara Eropa
karena cenderung menyebabkan agranulositosis
ireversibel. Namun dipiron tetap digunakan di beberapa
negara eropa, asia, dan amerika latin.
Efek samping dipiron seperti asetaminofen dan lebih
rendah dari aspirin, terutama insiden pendarahan saluran
cerna lebih rendah. Tetapi tetap dianjurkan bahwa
dipiron oral digunakan jika analgetik lain tidak berhasil.
Furanon Tersubtitusi Diaril
Farmakokinetika Efek Penggunaan Teurapetik
Toksik
1. Lebih mudah diabsorbsi melalui Hipertensi 1. For esteoartritis 12,5 mg
rute oral dan Edema 1x/hr – 25 mg/hr
2. Banyak terikat protein plasma 2. Nyeri akut pada orang
3. Metabolisme melalui: dewasa 50 mg/hr
• Reduktase sitosol turunan 3. Dismenorea 50 mg/hr
dihidro
• Mekskresi melalui urin
metabolit dan
14% fese (tidak berubah)
• Terjenuhkan pada dosis
terapeutik
• T1/2 = 17 jam
• Tidak untuk peny. Ginjal tahap
lanjut
Firazol
Tersubtitusi Diaril
Selekoksib inhibitor COX-2 selektif
Farmakokinetika dan Metabolisme Sifat Famakologi, Efek Toksik dan
Teurapetik
- Laju absorbsi sedang rute oral -Sifat farmakologis dan efek toksik (dasar) =
- Kadar plasma puncak stelah 2-4 jam rofekoksib
- Terikan selektif protein plasma -Untuk osteoartritis 200 mg/hr (tunggal) 100
- Ekskresi urin dan feses mg/hr (ganda)
. Dlm bntuk td berubah - Artritis reumatoid 100 – 200 mg 2x/hr
. Sebagai metabolit asam karboksilat
. Glukorenin
- T1/2 11 jam
- Insufisiensi ginjal
. [plasma] Lebih rendah
. Peningkatan bersihan apparent 47%
- Gangguan hati
. [plasma] meningkat 40% - 180%
-Interaksi flukonazol dan litium
. Td dgn ketokonazol dan metotreksat
- Dimetabolisme oleh CYP2C9
Apazon (Azapropazon)
Apazon merupakan suatu NSAID yang bersifat antiradang, analgesic
dan antipiretik, tetapi hanya inhibitor siklogenase yang lemah.
Sifat Farmakologi Efek Samping
Antiradang, analgesic dan 1. Apazon merupakan 1. Saluran cerna (mual,
antipiretik, tetapi hanya senyawa urikosurik nyeri epigastrik,
inhibitor siklogenase yang kuat dan sangat dyspepsia)
lemah. berguna untuk 2. Ruam pada kulit,
penanganan pirai akut. terjadi sekitar 3%
2. Apazon telah 3. SSP (sakit kepala,
digunakan untuk vertigo), jarang
penanganan arthritis terjadi
rheumatoid,
osteoarthritis dan pirai.
Nimesulid
• Nimesulid merupakan antiradang, analgesic dan
antipiretik. Selain dengan menghambat
siklooksigenase, obat ini juga menunjukan beberapa
kerja lain yang mungkin ikut berperan dalam efek
antiradangnya;
• Farmakologi : Obat ini menghambat aktivasi
neutrofil dan menunjukan sifat antioksidan
• Efek Samping : Pada saluran cerna, hepatoksisitas.