Anda di halaman 1dari 7

DEMAM TIFOID

 Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi.
 Demam tifoid (Tifus abdominalis, Enterik fever, Eberth disease) adalah penyakit infeksi akut pada usus
halus (terutama didaerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran
pencernaan, dan gangguan kesadaran.
• Penyakit ini ditandai oleh demam berkepanjangan, ditopang dengan bakteriemia tanpa keterlibatan struktur endotelial atau
endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe usus,
dan Peyer’s patch.1
 Demam tifoid (termasuk para-tifoid) disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A,
Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C.
• Jika penyebabnya adalah Salmonella paratyphi, gejalanya lebih ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh Salmonella
typhi.
Pada minggu pertama sakit, demam tifoid sangat sukar dibedakan dengan penyakit demam lainnya. Untuk memastikan diagnosis
diperlukan pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi.8
• Sampai saat ini demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serta berkaitan erat dengan sanitasi yang buruk
terutama di negara-negara berkembang. 1
• Demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia yang cenderung meningkat pada masyarakat dengan standar hidup
dan kebersihan yang rendah.
• 96% kasus demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi, sisanya disebabkan oleh Salmonella paratyphi. 91% kasus demam
tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun.
• Penyakit demam tifoid termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang
wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang
sehingga dapat menimbulkan wabah.3
• Penyebaran bakteri Salmonella ke dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat pencucian tangan yang kurang bersih
setelah buang air besar maupun setelah berkemih. Lalat bisa menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan ( oro-
fecal ).4
DEMAM TIFOID
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Na

Umur : 6 tahun 3 bulan

Alamat : Jl. Cirendeu RT 08/31 No. 21

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tanggal masuk RS HB : 24 Desember 2019

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan Utama : Panas tinggi sejak 7 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit

RIWAYAT PERJALAN PENYAKIT SEKARANG

• Pasien datang dengan keluhan utama yaitu panas tinggi sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.

• Panas timbul mendadak tinggi hingga 39˚ C.

• Naik turun, dan mulai meninggi ketika sore menjelang malam hari, panas disertai kejang.

• Saat panas, pasien sempat menggigil, mengigau dan tidak mengalami penurunan kesadaran.

• Kadang-kadang batuk berdahak, tidak ada darah, namun sedikit sesak napas.

• Hari pertama panas: pasien mengeluh mual, nyeri pada ulu hati dan ada muntah 1 kali, cair, ada sisa makanan, ada lendir, tidak
ada darah, kira-kira sebanyak ½ gelas aqua (±100 cc). Pasien juga mengeluh belum BAB ± 3 hari SMRS .BAK normal.

• Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Di keluarga dan lingkungan keluarga pasien tidak ada yang
menderita demam berdarah ataupun mengalami sakit serupa.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
• Ada riwayat alergi terhadap debu, dingin. Biasanya berupa bersin-bersin dan sesak pada dada. Dan pada umur < 1 tahun alergi
terhadap susu sapi.
• Ada riwayat asma.
• Ada riwayat penyakit flek paru dan sudah dilakukan pengobatan selama 6 bulan.
• Tidak ada riwayat kejang.

Pada pemerisaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis.
Tanda vital :
 Frekuensi nadi : 124 x/menit, regular, isi cukup, teraba kuat
 Tekanan darah : 120/80 mm Hg
 Frekuensi napas : 24 x/menit
 Suhu tubuh : 37ºC
Pada pemeriksaan sistematis didapatkan lidah yang kotor pada bagian permukaan dan hiperemis pada tepi lidah. Cor dan
pulmo dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam,
permukaan licin, konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+).
Pada pemeriksaan laboatorium pada tanggal 24 november 2010 didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella Typhi O
(+) 1/320 dan Salmonella Paratyphi C O (+) 1/320.

DIAGNOSA
Demam tifoid
PENATALAKSANAAN
 Tirah baring selama ±2 minggu
 Diet makanan lunak cukup kalori, cukup protein, rendah serat.
 Causal
Kloramfenikol : 44 kg x 50 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis)
: 4 x 550 mg sehari
 Simptomatis
Paracetamol : 44 kg x 10 mg/kgBB/kali
: 3 x 440 mg (bila demam)
Metoclopramid : 44 kg x 0,1 mg/kgBB/kali
: 4,4 mg (bila mual)
Gliseril Guaiakolat :100 mg x6 (tiap 4 jam)

ANALISA KASUS:
 Demam typhoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan asimptomatis.
 Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1)
demam, (2) gangguan saluran pencernaan, (3) gangguan kesadaran.
 Pada kasus khas terdapat demam remitten pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat pada malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun
secara berangsur-angsur pada minggu ketiga.
Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid tanpa komplikasi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis:
• Pasien demam 7 hari yang remitten.
• Demam menjelang sore hari dan demam turun pagi harinya sehingga pasien dapat bersekolah pada pagi harinya (aktivitas
pasien tidak terganggu)
• Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual dan konstipasi
Pada pasien ini pemerikasaan fisiknya ditemukan :
• Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada pinggirnya,
• tremor (-)
• Hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+)

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa demam typhoid dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
(1) isolasi kuman penyebab demam typhoid melalui biakan kuman dari spesimen penderita seperti darah, sumsum tulang, urin,
tinja, cairan duodenum dan rose spot
(2) uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen,
(3) pemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi

Diagnosis demam typhoid dengan biakan kuman sebenarnya amat diagnostik, namun identifikasi kuman
memerlukan waktu 3-5 hari.
• Biakan darah positif pada 40-60% kasus yang diperiksa pada minggu pertama sakit
• Sedangkan biakan feses atau urin akan positif setelah minggu pertama.
• Biakan dari sumsum tulang akan positif pada penyakit stadium lanjut, dan merupakan pemeriksaan yang paling sensitif.
• Biakan darah positif memastikan demam typhoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan demam typhoid.
 Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, antara lain:
(1) jumlah darah yang diambil, (2) perbandingan volume darah dan media empedu, (3) waktu pengambilan darah.

 Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella typhi
O dan Salmonella paratyphi CO sebesar 1/320.
Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini adalah:
• perawatan bed rest
• pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna dengan kalori dan protein yang cukup dan rendah serat
• Pemberiaan obat-obatan, diberikan antibiotik kloramfenikol sebesar 550 mg perkali pemberian 4 x sehari sebagai pengobatan
kausalnya. Selain itu diberikan antipiretik (paracetamol), anti mual (metoklopramid), dan ekspektorant (Gliseril Guaiakolat)
sebagai pengobatan simptomatis.
 Untuk memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur darah atau urin atau feses.
 Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit karena tidak ada keluhan dan ada perbaikan
klinis. Namun pasien tetap dianjurkan untuk istirahat dan mobilisasi bertahap, diet makanan lunak, dan
melanjutkan antibiotik sampai 5 hari bebas demam.
DAFTAR PUSTAKA

Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis., ed 1. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia: h.367-75.

Pusponegoro HD, dkk. Standar pelayanan medis kesehatan anak, ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004: h.91-4.

NN. Mengenal demam typhoid. Available from : http://abughifari.blogspot.com/2008/11/mengenal-demam-typhoid.html


(updated 2008 November 1st, cited : 2009 July 28th).

Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatrics, 18th ed. Philadelphia, 2007: p.1186-1190.

Anda mungkin juga menyukai