1. PENDAHULUAN
2. ANTARMUKA CAIRAN
3. ADSORBSI PADA ANTARMUKA CAIRAN
4. ADSORBSI PADA ANTARMUKA PADATAN
5. APLIKASI ZAT AKTIF PERMUKAAN
6. SIFAT LISTRIK ANTARMUKA
1 2
3 4
1
1. PENDAHULUAN
4. ADSORBSI ANTARMUKA PADATAN
4.1 Antarmuka Padat-Gas
DEFINISI : Antarmuka adalah batas antara dua fase
4.2 Antarmuka Padat- Cair
Tabel Penggolongan antarmuka
Fase Tegangan Tipe dan contoh antarmuka
antarmuka
5. APLIKASI ZAT AKTIF PERMUKAAN
Gas/ gas --- Tidak ada kemungkinan ada antar muka
5.1 Jenis Surfaktan
5.2 Solubilisasi Micelar Gas/ cairan lv Permukaan cairan, air yang ada di atmosfer
Gas / padatan sv Permukaan padat, bagian atas meja
Cair/ cair ll Antarmuka cair-cair, emulsi
6. SIFAT LISTRIK ANTARMUKA Cair/ padat ls Antarmuka padat cair, suspensi
Padat/ padat ss Antarmuka pada-padat, partikel serbuk yang saling
menempel
5 6
7 8
2
Pentingnya di dalam farmasi:
1. Pembentukan dan Stabilitas Emulsi
2. Dispersi partikel yang tidak larut di dalam media cair (suspensi)
3. Penetrasi molekul melewati membran biologis
4. Adsorption bahan obat pada eksipien di dalam sediaan farmasi
9 10
2. ANTARMUKA CAIRAN
2.1 TEGANGAN PERMUKAAN DAN TEGANGAN ANTARMUKA = fb/ 2L
=tegangan permukaan
Fb = gaya yang dibutuhkan untuk memecah film
TEGANGAN ANTARMUKA:
L = panjang batang yang bergerak
Gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang
tidak saling campur (dyne/cm)
TEGANGAN PERMUKAAN:
Idem (terjadi antara fase cair dan udara)
11 12
3
B. Energi Bebas Permukaan
Untuk menilai kerja yang dilakukan (energi/W) untuk
memperbesar luas permukaan, maka pers 1. dapat dijabarkan:
dW= f x ds = x 2L x ds
Krn 2L x ds = dA
dW = x dA
13 14
A. Kenaikan kapiler
15 16
4
2.3 Koefisien Sebar
B. Tensiometer Du Nouy A. Kerja adhesi adalah: energi yang dibutuhkan untuk mematahkan
gaya tarik-menarik antara molekul yang tidak sejenis
Wa = L + S - LS
B. Kerja kohesi adalah: energi yang dibutuhkan untuk mematahkan
gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis
Wc = 2L
(β)
17 18
19 20
5
3. ADSORPSI PADA ANTARMUKA CAIRAN
Adsorpsi = pada permukaan 3.2 Penggolongan Sistem HLB
(Hidrofilik Lipofilik Balance
3.1 Zat aktif permukaan / Surfaktan
Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka cairan (amfifil)
Angka yg menunjukan
Amphifil : mempunyai sifar hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak) ukuran keseimbangan dan
Bahan yang dalam konsentrasi kecil dalam sistem mempunyai sifat regangan gugus hidrofilik
teradsorbsi diantara antarmuka dan permukaan sistem dan merubah dan gugus lipofilik
energi bebas permukaan dan antarmuka sistem tersebut
Contoh:
Tween dan Span
21 22
23 24
6
25 26
27 28
7
3.3 Soluble Monolayer pada Permukaan Cair
A. Soluble Monolayer & the Gibbs Adsorption
. Eq
G = - 1
2
RT ln a 2
jika konsentrasi sangat encer aktivita(a) diganti dengan konsentrasi (c)
G 2 = - 1
→
RT ln c 2
1
G2 = -
RT 2,303 log c2
29 30
B. Insoluble Monolayer
- asam lemak (fatty acid)
- hidrokarbon
Polimer-polimer:
Bahan pengemas (packaging material)
Polimer – enteric dan coating sediaan padat
cellulose acetat phtalate----pH
cellulose acetetat butyrate -- pH
31 32
8
Adsorpsi
4. ADSORPSI PADA ANTARMUKA PADATAN Adsorpsi fisika : gaya van der Waals
reversibel
Penghilang bau, masker gas dll Bisa dilakuka desorpsi: penghilangan adsorben dr adsorbat
33 34
Isotherm I = microporous dan isotherm chemisorption hampir sama dengan persamaan pada adsorpsi padat gas.
Isoterm II = zat padat tdk porous, lap tunggal + lap ganda
Isoterm III = non-porous and microporous adsorbents. Contoh :
Isoterm IV = kondensasi capillar karena hysteresis loop (porous) - Attapulgite, Al Mg trisilikat hidrat : absorben usus halus
Isoterm V = weak adsorbate-adsorbent interactions.
Isoterm VI = hypothetical isotherm, yang disebabkan pembentukan monolayer2
- Kaolin
- Kromatografi (fase diam:padat, fase gerak: cair)
35 36
9
Wetting (pembasahan)
Zat pembasah : surfaktan, yg jika dilarutkan dalam air akan
menurunkan sudut kontak dan membantu
menghilangkan udara pada permukaan
Sudut Kontak : sudut antara tetes cairan dan permukaan dimana dia
menyebar
37 38
B. Surfaktan Kationik
5.1 Jenis Surfaktan
Benzalkonium klorida [C6H5CH2N(CH3)2R]Cl
A. Surfaktan Anionik -preservative untuk sediaa tetes mata
Sodium dodecyl sulphate (C12H25SO4-Na+)
- sangat larut dalam air C. Surfaktan Non Ionik
- Penggunaan:Pembersih kulit sebelum operasi,mempunyai daya Nilai HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance)
bakteriostatik (gram +), bahan tambahan shampoo Sorbitan monolaurate (Span 20)
Tidak larut air- HLB 8,6
Hexadecyltrimethylammonium bromide Polyoxyethylene (20) sorbitan monolaurat/ Polysorbate/ Tween 20
Cetrimide Larut dalam air- HLB 16,7
Emulsifiying agent
39 40
10
5. 2. Solubilisasi Micellar
Tempat solubilisate: Non polar, Amphiphatic, Slightly polar,
Polar solubilisat
Kapasitas pelarutan
41 42
43 44
11
6. SIFAT LISTRIK ANTARMUKA Electrical Double Layer :
45 46
PUSTAKA
Potensial yang berada pada daerah bb’ diketahui sebagai elektrokinetik atau
zeta potensial. 1. Sinko dan Singh, 2011, Martins Physical Pharmacy and Pharmaceutical
Zeta potensial didefinisikan sebagai perbedaan potensial antara Sciences, 6th Ed., Lippincot Wlliams & Wilkins, Philadelphia
permukaan tightly bound layer (shear plane) dan daerah elektronetral dari 2. Rosen M.J., 1978, Surfactants and Interfacial Phenomena, John Wiley &
cairan Sons, New York
3. Florence.A.T., And Attwood D.,1998, Physicochemical Principles Of Pharmacy,
Zeta potensial secara praktis diaplikasikan untuk stabilitas sistem yang berisi 3rd, Ed, MACMILLAN PRESS, London
partikel terdispersi, karena potensial ini selanjutnya Nernst potensial
menentukan tingkat tolak menolak antara partikel, yang muatannya sama
47 48
12
49
13