, Apt
1
Definisi
Antarmuka : bila dua fase berada bersama, maka batas
antara keduanya mrp antarmuka
Permukaan : biasanya berhubungan dg antarmuka
gas/padat atau gas/cair.
2
Penggolongan Antarmuka
Fase Tegangan antar muka Tipe dan Contoh
4
Tegangan Antarmuka dan
Tegangan Permukaan
Tegangan Antarmuka (dyne/cm): gaya persatuan panjang
yang berada pada antarmuka diantara dua fase yang
terpisah. Biasanya terjadi pd dua macam cairan diberi
tanda γLL, antara dua macam padatan, γSS, dan pada
antarmuka cairan-padatan, γLS,
Tegangan Permukaan (dyne/cm): gaya yang harus
diberikan sejajar dg permukaan untuk mengimbangi
secara tepat tarikan ke dalam. Biasanya terjadi pada
tegangan antarmuka cairan-gas, γLV dan tegangan
antarmuka padatan-gas, γSV.
Bila dua cairan bercampur sempurna, maka tidak terdapat
tegangan antarmuka diantara keduanya.
5
Tegangan Permukaan dan
Tegangan Antarmuka
Setetes cairan di udara
Molekul dalam seluruh cairan dikelilingi molekul
lainnya dg gaya tarik yg sama
Tetesan cairan cenderung membentuk bola, krn bola
mempunyai luas permukaan/volume yg paling kecil
Pada permukaan tetesan (antarmuka cairan/udara)
molekul-molekul membentuk gaya kohesif (dg
molekul di bawahnya atau yang berdekatan) dan gaya
adhesif (dg molekul fase lain pada antarmuka)
6
Tegangan Permukaan dan
Tegangan Antarmuka
Gambar tetesan cairan
Udara
Tetesan
cairan
7
Tegangan Permukaan
L
B C
A D
ds
f
Tegangan Permukaan
Larutan sabun ditempatkan pd bingkai shg membentuk
lap film ABCD
Film dpt diregangkan dg gaya f b, sepanjang L
Bila gaya f dihilangkan, maka film berkontraksi
(mengkerut)
Jadi, tegangan permukaan, γ, mrp fungsi gaya yg hrs
dikenakan agar film pecah dg panjang sisi yg berhub dg
film.
γ = fb /2L…………………..(1)
f b adalah gaya yang dibutuhkan untuk memecah film, dan
L merupakan panjang dari sisi bingkai yang dapat bergeser.
9
Tabel tegangan Permukaan
beberapa Zat
Zat Tegangan Zat Zat antarmuka
Permukaan thd air
(dyne/cm (dyne/cm)
Air 72.8 Karbon Tetra Klorida 45.0
Asam Oleat 32.5 Benzena 35.0
Benzena 28.9 Kloroform 32.8
Kloroform 27.1 Asam Oleat 15.6
Karbon Tetra Klorida 26.7 n-Oktil alkohol 8.52
Minyak Jarak 39.0 Asam Kaprilat 8.22
Minyak Zaitun 35.8 Minyak Zaitun 22.9
Minyak Biji Kapas 35.4
Parafin cair 33.1
10
Energi Bebas Permukaan
Untuk memindahkan suatu molekul dari dalam cairan
ke permukaan, membutuhkan energi melawan
tegangan permukaan.
Dengan kata lain, setiap molekul yang berada dekat
dengan permukaan suatu cairan mempunyai
kelebihan energi potensial dibandingkan dengan
molekul dalam ruahan suatu cairan.
Karena energi ini proporsional dengan ukuran bebas
permukaan, maka disebut energi bebas permukaan
11
Energi Bebas Permukaan
Ketika kawat yang bergeser ada pada posisi AD akibat ada pertambahan massa,
maka terjadi perubahan panjang sebesar ds , sehingga kerja dW menjadi :
dW = f x ds
= γ x 2L x ds
Karena 2L x ds identik dengan peningkatan luas permukaan, dA, maka
perubahan kerja menjadi :
dW = γ x dA, atau :
W = γ x Δ A….. (2)
W : kerja atau perubahan energi bebas permukaan (erg)
γ : tegangan permukaan (dyne/cm)
Δ A : perubahan luas permukaan (cm2).
Syarat utama kesetimbangan adalah energi bebas sistem harus minimum,
sehingga secara spotan fase-fase cenderung memperkecil luas kontaknya. Co :
tetes air di udara membentuk bola (bola mempunyai luas kontak yang terkecil)
12
Perbedaan Tekanan pada
Antarmuka Lengkung
Suatu gelembung sabun seperti pada Gambar 4.
mempunyai jari-jari r.
Energi bebas permukaan totalnya adalah :
W = 4πr2γ…………….. (3)
Jika gelembung menciut, sehingga menyebabkan
perubahan jari-jari sebesar dr, maka energi bebas
permukaannya menjadi :
W = 4π(r-dr)2…………….. (4)
W = 4πr2γ - 8πγdr - 4πγ(dr)2……………. (5)
13
Perbedaan Tekanan pada
Antarmuka Lengkung
Perubahan energi bebas permukaan menjadi -8πγdr,
nilainya negative karena luas pemukaannya menciut
Karena tekanan merupakan gaya per luas permukaan,
atau gaya = tekanan x luas permukaan, perubahan
kerja akibat turunnya jari-jari dr adalah :
W = ΔP . 4πr2 . –dr …… (6)
Pada kondisi kesetimbangan, energi ini sama dengan
perubahan energi bebas permukaan, sehingga :
- 8πγrdr = - 4ΔPπr2dr…….. (7) atau
ΔP = 2γ/r……………….. (8)
14
Gb Gelembung sabun menciut
dr
15
Gaya Adhesi dan Gaya Kohesi
Gaya adhesi : gaya tarik menarik antara molekul yang
berbeda
Gaya kohesi : gaya tarik menarik antara molekul
sejenis
16
Gaya Adhesi dan Gaya Kohesi
Gaya kohesi > gaya adhesi
Cairan pada
permukaan memperkecil pemisahan
bentuk lensa
cairan lain luas kontak fase
/padatan
17
Gaya Adhesi dan Gaya Kohesi
Gaya adhesi > gaya kohesi
18
Koefisien Sebar (S)
Koefisien Sebar mrp perbedaan usaha yg terjadi apabila
usaha adhesi lebih besar daripada usaha kohesi
Usaha adhesi merupakan usaha yang dibutuhkan untuk
memisahkan dua molekul yang berbeda
Usaha Kohesi : usaha yang dibutuhkan untuk memisahkan
dua molekul yang sama, yg tersebar shg dpt mengalir di
bagian atas cairan yg di bawahnya.
1 cm2
L
L
LS S
L
S
S
Wa = L + S - LS
a
b 20
Cont….
Gambaran usaha kohesi
Sama sekali tidak terdapat tegangan antarmuka.
Gb a. Silinder hipotetik dg luas
Gb b. Dua perm yg dibagi dg
permukaan 1 cm2 , jk dibagi akan
tegangan permukaan sebesar L
tbtk dua perm baaru
L
1 cm2
L
L
L
WC = 2 L
21
Cont….
Koefisien sebar, S, tjd bila Wa > Wc, mk :
S = Wa – Wc
S = (L + S - LS ) - 2 L
S = S - L - LS
S = S - (L + LS )
Nilai S di atas mrp nilai koefisien sebar awal.
Harga koefisien sebar awal benzen di atas air
(lihat tabel. Tegangan Permukaan bbrp Zat) :
S = 72.8 – (28.9 + 35.0)
= 8.9 dyne/cm (erg/cm2
Nilai koefisien sebar awal yg positif menunjukkan terjadi penyebaran
suatu cairan di atas cairan lainnya.
Pd kesetimbangan harga koef sebar benzen dan air mjd :
S = 62.2 – (28.8 + 35.0)
= - 1.6 dyne/cm
Hal ini disimpulkan : pd awalnya benzen akan tersebar diatas air,
setelah kesetimbangan akan tbtk lapisan tunggal jenuh dg benzen
berlebih (jenuh dg air) mbtk suatu lensa.
22
Tabel. Koefisien Sebar Awal pd 200 C
Zat S (dyne/cm)
Etil Alkohol 50.4
Asam Propionat 45.8
Etil eter 45.5 Senyawa yg byk
Asam Asetat 45.2 mgd gugus polar
Aseton 42.4 akan mudah
Asam Undesilenat 32 (250 ) menyebar di atas
Asam Oleat 24.6 air, senyawa
Kloroform 13 nonpolar tidak
Benzena 8.9 dapat menyebar
Heksana 3.4 di atas air
Okatana 0.22
Etilen dibromida -3.19
Parafin cair -13.4
23
Fenomena Pembasahan
Adsorpsi cairan pada permukaan padatan merupakan
suatu fenomena pembasahan.
Zat pembasah : surfaktan, yang bila didispersikan
dalam air akan menurunkan sudut kontak dan
membantu memindahkan fase udara pada permukaan
padatan dan mengganti dengan fase cair.
Contoh fenomena pembasahan:
membasahkan sulfur, arang
penggunaan sabun untuk membersihkan
pemakaian losio, spray pada kulit
24
Fenomena Pembasahan
Hal yang utama dalam pembasahan adalah sudut
kontak.
Sudut kontak : sudut antara tetes cairan dan
permukaan ke atas dimana ia menyebar
Sudut kontak 00 : pembasahan sempurna
Sudut kontak 1800 : tidak terjadi pembasahan
25
Fenomena Pembasahan
27
Kapilaritas
Pipa kapiler dengan
lubang yang sangat
kecil dicelupkan ke
dalam gelas piala
yang berisi air
28
Kapilaritas
Gambar kenaikan pipa kapiler
30
Kapilaritas
Gaya F ke atas tersebut harus menyangga kolom air
Karena massa = kerapatan (ρ) dikalikan dg volume
(πr2h), sehingga gaya W yang melawan gerakan ke atas
adalah :
W = mg = πr2ρgh
Dalam kesetimbangan F = W, maka :
γ 2 π r = πr2ρgh
h = 2γ
rρg
31
Kapilaritas
Bila sudut kontak tidak nol, maka
h = 2γcos θ
rρg
32
Pengukuran Tegangan Permukaan
1. Metode Kenaikan Pipa Kapiler
Metode ini berdasarkan pd pengukuran tinggi cairan
yang naik dalam kapiler.
=hrg
2
Syarat penggunaan metode ini :
1. Diameter bejana luar > diameter pipa kapiler
2. Diameter pipa kapiler harus seragam, penampang
harus bundar.
3. Sebelum pengukuran dinding pipa kapiler harus
basah.
4. Pengontrolan suhu.
33
Pengukuran Tegangan Permukaan
2. Metode Bobot Tetes
Massa, m, satu tetes cairan yang ideal dg tegangan permukaan ,
yang jatuh menetes dari sebuah tabung/pipet berjari-jari luar r,
menurut persamaan Tate :
mg = 2 r
dimana g adalah gaya gravitasi.
Yg hrs diperhatikan dari metode ini :
Ujung tabung (pipet) harus runcing
Tetesan harus terbentuk perlahan
Kontrol suhu
Cara normal : menampung 20 -30 tetesan, dan hitung rata2
beratnya.
34
Pengaruh Suhu terhadap
Tegangan Permukaan
Bila suatu cairan pada keadaan setimbang dengan uapnya
dipanaskan, antarmuka kedua fase menjadi lenyap,
sehingga tidak terdapat tegangan permukaan pada suhu
tsb.
Tegangan permukaan cairan turun kalau suhu naik
γ = γ0 ( 1- T/Tc)1,2
γ : tegangan permukaan pada suhu T
γ0 : tegangan permukaan pada suhu nol
Tc : suhu kritik cairan (suhu saat antarmuka cairan dengan uap
jenuhnya lenyap)
35
Penjerapan pada Antarmuka Cairan
Bila suatu molekul atau ion didispersikan dalam cairan
Molekul atau ion tsb bergerak sendiri menuju
antarmuka
Konsentrasi molekul atau ion pada antarmuka >
daripada dalam cairan ruah
Energi bebas permukaan naik dan tegangan
permukaan menjadi turun
Penjerapan positif (Adsorpsi)
36
Penjerapan pada Antarmuka Cairan
Penjerapan ≠ penyerapan
Penjerapan hanya efek pada permukaan , co : molekul
alkaloid pada permukaan tanah liat
Penyerapan : cairan atau gas menembus ke dalam rongga
kapiler zat penyerap, co : penarikan air oleh spons
37
Penjerapan pada Antarmuka Cairan
Surfaktan
SurfaktanS38
Zat aktif permukaan atau surfaktan : molekul-m0lekul
atau ion-ion yang terjerap pada antarmuka
Surfaktan bersifat amfifil
Amfifil : molekul atau ion mempunyai afinitas
terhadap pelarut polar dan nonpolar.
Jenis surfaktan : hidrofilik, lipofilik atau pertengahan
antara hidrofilik dan lipofilik bergantung pada jumlah
dan sifat gugus polar dan nonpolar dari amfifil tsb.
38
Penjerapan pada Antarmuka Cairan
- Surfaktan
Penggolongan Surfaktan :
Nonionik
Kationik
Anionik
Amfolitik/Zwitter ionik
41
Klasifikasi Sistem Hidrofilik - Lipofilik
Merupakan ukuran kesetimbangan hidrofilik –
lipofilik (HLB) dari suatu surfaktan
42
Skala yang menunjukkan fungsi
penggolongan surfaktan berdasarkan
nilai HLB
43
Nilai HLB Beberapa Zat Amfifil
Zat HLB
Asam Oleat 1
Gliseril monostearat 3.8
Sorbitan monostearat (Span 80) 4.3
Sorbitan monolaurat (Span 20) 8.6
Trietanolamin oleat 12.0
Polioksietilen sorbitan monooleat (Tween 80) 15
Polioksietilen sorbitan monolaurat (Tween 20) 16.7
Natrium oleat 18.0
Natrium lauril sulfat 40
44
Perhitungan HLB berdasarkan
Bilangan Gugus
Davis memperhitungkan nilai HLB dg memisahkan
molekul surfaktan ke dalam gugus komponen,
masing-masing disebut bilangan gugus.
45
Perhitungan HLB berdasarkan
Bilangan Gugus
Gugus Hidrofil HLB
-SO4- Na+ 38.7
-COO- Na+ 19.1
Ester (cincin sorbitan) 6.8
Ester (bebas) 2.4
Hidroksil (bebas) 1.9
Hidroksil (cincin sorbitan) 0.5
47
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
48
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
49
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
50
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
52
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
Contoh perhitungan dengan sistem HLB
HLB butuh vaselin dlm contoh : 25/45 x 8 = 4,4
Vaselin 25 g
HLB butuh cetyl. alc : 20/45 x 15 = 6,6
Cetyl. alc 20 g
Zat Pengemulsi 2g
HLB butuh fase lemak : ……… = 11,0
Aqua ad 100 g
53
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
Lanjutan… Contoh
Misal menggunakan perhitungan
camp Tween 60 dan Span dengan
60 dg hargasistem
HLB 14,9 HLB
dan
4,7. Jumlah zat pengemulsi dalam contoh 2 g.
Jumlah Tween dan Span dihitung dg cr aligasi, berikut ini :
Tween 60 (HLB 14,9 ) : 14,9 6,3
11
Jumlah : 10,2
Jumlah Tween 60 yg diperlukan : 6,3/10,2 x 2 g = 1,24 g
Jumlah Span 60 yg diperlukan : 3,9/10,2 x 2 g = 0,76 g
54
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
Contoh perhitungan dengan sistem HLB
HLB butuh vaselin dlm contoh : 25/45 x 8 = 4,4
Vaselin 25 g
HLB butuh cetyl. alc : 20/45 x 15 = 6,6
Cetyl. alc 20 g
Zat Pengemulsi 2g
HLB butuh fase lemak : ……… = 11,0
Aqua ad 100 g
55
Sistem HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance)
% Tween 60 = R HLB – HLB low
HLB High – HLB low
56
SELESAI
57