Anda di halaman 1dari 10

RESUME “BIOKIMIA”

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia)


Dosen Pembimbing
Dr. Retina S

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 6
1. Mahariana Budi Indra Kusuma (01021034)
2. Milda Nurmalia Sopa (01021036)
3. Putri Bunga Nur Alyansi (01021151)
4. Putri Dwi Lestari (01021041)

Kelas 3 C

UNIVERSITAS YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL


CIREBON
Jalan Perjuangan No. 07 Karyamulya, Kec. Kesambi, Kota Cirebon 45135
A. Pengertian
Biokimia berasal dari kata Yunani kehidupan dan chiomis "kimia" yang sering diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau dapat juga diartikan sebagai
salah satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi molekul dalam sel
hidup. Biokimia adalah ilmu yang mempelajari molekul-molekul zat yang ada di tubuh
makhluk hidup.
Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Nesberg (1903) ahli kimia Jerman dan
sekitar pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Schecte ahli kimia swedia telah melakukan
penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbahan dan hewan. Selain itu ia juga
telah dapat mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam sitrat serta beberapa ester dan
kasein dari bahan alam.
Biokimia adalah bidang ilmu yang mempelajari struktur, fungsi dan interaksi
biomolekul yang menyusun sel, mekanisme reaksi katalisis enzim, energi dan reaksi
metabolisme sel, proses transduksi sinyal yang berkaitan dengan fungsi biologis dan
fisiologis sel pada tingkat molekuler. dan informasi genetik. Bidang ilmu ini juga didukung
dengan penguatan pemahaman teknik isolasi biomolekuler dari berbagai sumber daya alam
hayati, pemurnian, dan karakterisasi biomolekul yang mendukung pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya alam hayati menjadi produk bioteknologi. Penelitian di bidang
biokimia meliputi mikroalga sebagai sumber pangan fungsional, senyawa obat dan bahan
baku biofuel, isolasi, karakterisasi dan bioproses enzim yang bekerja pada karbohidrat
seperti famili amilase, selulase, dan kitinase, studi isolat bakteri asam laktat dari virgin
coconut oil (VCO), mempelajari target dan mekanisme kerja senyawa bioaktif dari bahan
alam dan menentukan biomarker spesifik untuk pasien kanker payudara di Indonesia.
Dikutip dari sumber yang berbeda biokimia dapat diartikan sebagai ilmu yang
membahas tentang dasar-dasar kimia kehidupan. Biokimia juga dapat diartikan sebagai
ilmu yang membahas tentang zat-zat kimia yang menyusun tubuh makhluk hidup, serta
reaksi dan proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi dan
proses kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup atau di dalam sel, kita sebut
metabolisme. Dengan definisi ini dapat dipahami bahwa biokimia termasuk atau
bersinggungan dengan beberapa topik dalam biologi sel dan biologi molekuler.
B. Sejarah Biokimia
Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Nesberg (1903) ahli kimia Jerman dan
sekitar pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Schecte ahli kimia swedia telah melakukan
penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbahan dan hewan. Selain itu ia juga
telah dapat mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam sitrat serta beberapa ester dan
kasein dari bahan alam.
Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada awal Abad
XIX, oleh Fredrich Wohler. Sebelum itu orang percaya bahwa organisme hidup itu terdiri
atas zat-zat yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan zat yang terdapat pada
benda-benda mati, misalnya logam atau batu-batuan. Pada tahun 1828 Wohler
menunjukkan bahwa urea senyawa yang terdapat dalam urine, ternyata dapat dibuat dalam
laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat dengan garam ammonium. Mula-mula
ia memang mengharapkan akan terjadi garam amonium sianat, tetapi akhirnya ia
memperoleh urea.
Meskipun telah ditunjukkan atau dibuktikan bahwa suatu senyawa yang berasal dari
dalam tubuh manusia atau organisme hidup dapat juga dibuat dalam laboratorium dari zat-
zat yang berasal dari benda mati, namun masih ada orang yang percaya bahwa suatu
senyawa dalam organisme hidup tentulah terbentuk dalam sel hidup melalui suatu proses
yang melibatkan kekuatan hidup. Pendapat demikian ini kemudian dapat dihilangkan oleh
adanya penemuan dua bersaudara Eduard dan Hans Buchner. Mereka menyatakan bahwa
ekstrak dari sel-sel ragi yang telah dirusak atau telah mati, tetap dapat menyebabkan
terjadinya proses peragian atau fermentasi gula menjadi alkohol. Penemuan mereka
merupakan pembuka kemungkinan dilakukannya analisis reaksi-reaksi biokimia dan
proses-proses biokimia dengan alat-alat laboratorium (in vitro) dan bukan dalam sel hidup
(in vivo). Selanjutnya metabolisme yang terjadi dalam sel dapat pula dilakukan dalam
laboratorium, termasuk reaksi-reaksi yang menggunakan enzim, yaitu biokatalis yang
mempercepat berlangsungnya reaksi biokimia tersebut.
Pada tahun 1926 J.B. Summer membuktikan bahwa urease, yakni enzim yang diperoleh
dari biji kara pedang (jack beans) dapat dikristalkan seperti juga senyawa organik lainnya.
Hal ini makin memperkuat kenyataan bahwa enzim dengan struktur kompleksnya, dapat
dipelajari dan diteliti dengan menggunakan metode-metode kimia yang ada.
C. Perkembangan Biokimia
Sejalan dengan perkembangan biokimia, para ahli biologi sel memberikan
sumbangannya dalam bidang struktur sel. Diawali oleh Robert Hooke pada Abad XVII
telah melakukan observasi terhadap sel-sel, maka perbaikan atas teknik observasi dengan
menggunakan mikroskop telah dapat meningkatkan pemahaman atas struktur yang
kompleks.
Pengembangan mikroskop elektron pada pertengahan abad telah mengakibatkan
pemahaman yang lebih rinci atas struktur sel terutama organel-organel yang terdapat dalam
sel seperti mitokondria, kloroplas dan lain-lain serta fungsi organel-organel tersebut dalam
proses biokimia yang berlangsung dalam sel. Hal ini sangat menunjang perkembangan
biokimia, baik pemahaman atas struktur senyawa-senyawa biokimia, maupun identifikasi
reaksi metabolisme dalam sel. Meskipun demikian masih banyak proses kimia kehidupan
yang belum dapat dijelaskan. Perkembangan biokimia juga tidak terlepas dari
perkembangan yang terjadi pada bidang pengetahuan genetika. Gagasan tentang adanya
gen, yakni unit pembawa sifat-sifat yang diturunkan oleh individu, timbul dari Gregor
Mendel pada pertengahan Abad XIX dan kemudian menjelang Abad XX diketahui bahwa
gen tersebut terdapat pada kromosom. Namun hingga pertengahan Abad XX, belum ada
seorangpun yang dapat mengisolasi gen serta mengetahui struktur kimianya. Telah
diketahui bahwa kromosom itu terdiri dari protein dan asam nakleat. Struktur kimia dari
protein dan asam nukleat bolum diketahui meskipun pada tahun 1869 asam nukleat telah
diisolasi Friedrich Miescher. Pada awal Abad XX kebanyakan ahli biokimia berpendapat
bahwa hanya protein dengan struktur yang kompleks yang membawa informasi genetika,
sedangkan asam nukleat dipandang sebagai senyawa yang sederhana dalam sel.
Baru pada pertengahan Abad XX ini terbukti bahwa asam deoksiribonukleat (DNA)
adalah senyawa pembawa informasi genetika. James Watson dan Francis Crick (1953)
menjelaskan tentang struktur DNA yang berbentuk heliks ganda. Dengan struktur-DNA
demikian dapat dijelaskan bagaimana informasi genetika dapat dilangsungkan, sehingga
makin bertambahlah pengetahuan tentang proses-proses yang terjadi dalam sel hidup. Hal
ini jelas merupakan sumbangan bagi kemajuan dalam bidang bio kimia.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam Abad XX ini biokimia mengalami
perkembangan yang pesat. Penelitian dalam masalah gizi telah menimbulkan penemuan
tentang vitamin yang dapat mencegah seseorang terkena penyakit tertentu. Dengan
majunya pengetahuan tentang struktur dan sifat protein, telah diketahui bahwa enzim yang
merupakan biokatalis bagi reaksi yang terjadi dalam tubuh adalah suatu protein. Di samping
itu kemajuan atau perkembangan metode analisis kromatografi, penemuan hasil antara
dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, penemuan struktur primer, sekunder,
tersier dan kuarterner protein serta struktur DNA dan RNA mempunyai arti yang sangat
penting dalam perkembangan biokimia. Selain itu perkembangan biokimia juga dapat
terlihat dari banyaknya publikasi baik berupa buku, majalah atau disertasi yang memuat
hasil-hasil penelitian dalam berbagai bidang biokimia serta penerapannya.
D. Tujuan Mempelajari Biokimia
Tujuan utama mempelajari biokimia adalah untuk memperoleh pemahaman yang
komprehensif pada tingkat molekuler, tentang berbagai proses kimia yang terjadi pada
organisme hidup. Dengan demikian, dapat juga dipahami bahwa biokimia juga memiliki
tumpang tindih yang cukup besar dengan fisiologi, karena fisiologi mempelajari berbagai
proses dalam tubuh makhluk hidup, yang pada tingkat molekuler tentunya merupakan
ruang lingkup biokimia.
Dengan mempelajari biokimia kita mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting
yang terjadi dalan sel. Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam
tubuh. Dengan demikian diharapkan kita akan mampu menghindari hal-hal dari luar yang
akan mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita akan dapat mengatur
makanan yang akan kita makan sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan secara
optimal. Contoh lain kita akan mampu menghindari dampak dari suatu lingkungan yang
tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan.
E. Manfaat Biokomia
Penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran. Sebagai
contoh biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit
akibat dari kurang gizi terutama pada anak-anak. Biokimia juga dapat menjelaskan hal-hal
dalam bidang farmakologi dan toksikologi karena dua bidang ini berhubungan dengan
pengaruh bahan kimia dari luar terhadap metabolisme. Obat-obatan biasanya
mempengaruhi jalur metabolik tertentu, misalnya antibiotik penisilin dapat membunuh
bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada dinding sel bakteri. Dengan
demikian bakteri akan mati karena tidak dapat membentuk dinding sel.
Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya
pestisida bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme
tertentu. Dalam hal ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida
tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah
dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya. Jadi biokimia juga
merupakan komponen penting dalam pengetahuan tentang lingkungan hidup. Peningkatan
kualitas produk dalam bidang pertanian dan peternakan, telah dapat diwujudkan dengan
menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika. Rekayasa genetika saat ini telah
dilaksanakan dan memberikan hasil yang menggembirakan.
Syarat penting untuk memelihara kesehatan, pertama vitamin. Kedua asam amino
tertentu. Ketiga asam lemak tertentu. Ke empat mineral : Na, Ca, Fa, Zink. Dan yang ke
lima air seseorang yang kekurangan air atau dehidrasi bisa menyebabkan kematian. Diare
merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit yang menyebabkan kematian. Efek
samping dari TBC yaitu mual dan muntah muntah, vitamin D bisa didapatkan dengan cara
berjemur dipagi hari mulai dari pukul 8. Karena cahaya matahari pada pukul 8 bagus untuk
kesehatan.
Biokimia, biokimia memiliki hubungan erat dengan ilmu kedokteran. Garis vertical
sebalah kiri yang pertama ada asam nukleat fungsinya untuk mentransfer RNA dan DNA.
Yang kedua ada protein, fungsi protein untuk melindungi sel darah merah agar tidak rusak,
sel darah merah memiliki umur 120 hari. Yang ke tiga ada lipid, lipid ialah aterosklerosis
memiliki hubungan penyakit yang memiliki penyumbatan sel darah merah. Yang terakhir
ada karbohidrat DM Melitus akan diabsorbsi menjadi lemak. Karbohidrat akan diabsorbsi
menjadi glukosa.
Fungsi enzim sebagai biokalisator dimana enzim mempercepat suatu reaksi tanpa ikut
bereaksi. Enzim adalah polimer biologis untuk membantu mempercepat jalannya reaksi
tapi tidak ikut bereaksi biokimia bisa mendeteksi penyakit misalnya gangguan fungsi
ginjal, ini disebabkan karena proteinnya positif dan berat molekul proteinnya besar. Bisa
juga mendeteksi diare, diare terjadi karena kekurangan cairan tubuh, makanya diare harus
diberi obat seperti oralit yang mengandung garam dan glukosa.
Manusia untuk mendapatkan energy harus makan makanan seimbang seperti nasi dan
telor. Nasi mengadung karbohidrat dicerna dan diserap menjadi glukosa, putih telur
mengandung protein jika di cerna dan diserap menjadi asam amino dan kuning telur
mengandung lemak jika diserap menjadi asam lemak dan gliserol. Glukosa, asam amino,
asam lemak dan gliserol termasuk kedalam mitokondria yang dibantu oleh asetil koenzim
lalu masuk ke dalam siklus asam sitrat lalu masuk ke rantai respiratorik terakhir
menghasilkan energy yaitu ATP, ADP, Air, dan Oksigen.
Energi mitokondria itu ada di dalam ibu contoh pada ibu hamil, ketika hamil ibu harus
menjaga pola makanya yang bergizi, karena nanti berdampak pada janin yg akan
dilahirkanya. Jika angka kematian ibu itu lebih besar itu disebabkan oleh pendarahan
dimana pada saat hamil ibu kekurangan zat besi maka dari itu ibu hamil banyak
mengonsumsi zat besi seperti daun singkong dan bayam.
F. Contoh Biokimia
Dari beberapa hal yang berhubungan dengan biokimia berikut contoh-contoh dan juga
penjelasan mengenai biokimia yang ada pada kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu proses perekayasaan suatu struktur
genetika pada organisme dengan cara memasukan atau mengambil susunan genetik
sehingga menghasilkan suatu susunan DNA atau genetika baru.
Salah satu cara melakukan rekayasa DNA adalah dengan menggunakan
Polimerase Chain Reaction (PCR). Proses ini menggunakan enzim untuk mempercepat
laju reakis dari sintesis DNA. Kemudian membuat salinan rangkaan DNA yang
diinginkan dan membuat susunan DNA baru.
Dalam keseharian penggunaan PCR dapat diaplikasikan pada kedokteran
forensik untuk mengenali kondisi suatu jasad agar mengetahui identitas, melacak asal
usul melalui pembandingan DNA atau biasa disebut dengan sidik jari.
2. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan isitilah yang berasal dari dua kata yaitu photo yang
berarti cahaya dan sintesis yang perpaduan dua zat. Secara harfiah fotosintesis adalah
proses untuk menghasilkan produk berupa gula (karbohidrat) dan gas O2 melalui
penggabungan dua molekul H2O dan gas CO2 kemudian dibantu dengan cahaya
spektrum biru dan merah.
Salah satu organisme yang dapat melakukan fotosintetis adalah tumbuhan dan
Cyanobacteria atau alga biru. Beberapa organisme yang mampu melakukan fotosintesis
biasa disebut dengan autotrof. Autotrof sendiri adalah organisme yang mampu
menghasilkan kebutuhan energi secara mandiri melalui proses biokimia dengan dibantu
cahaya dari penggabungan bahan anorganik menjadi bahan organik.
3. Metabolit Sekunder
Setiap makhluk hidup mampu menghasilkan metabolit baik metabolit primer
maupun metabolit sekunder. Namun, terdapat perbedaan yang khas pada masing-
masing makhluk hidup dalam menghasilkan metabolit sekunder.
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang dihasilkan oleh organisme
untuk mendukung pertumbuhan dan memiliki karakter yang berbeda-beda pada setiap
spesies. Sifat dari metabolit sekunder adalah tidak esensial atau tidak harus ada, karena
adanya ,etabolit sekunder berdasarkan dengan kondisi lingkungan sekitar. Metabolit
sekunder tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya aka ada ketika dibutuhkan.
Contoh pada tumbuhan adalah senyawa alelopati. Senyawa alelopat tidak semua
tumbuhan dapat menghasilkan senyawa tersebut, namun beberapa tanaman dpaat
menghasilkan senyawa tersebut apabila terdapat persaingan hara dengan spesies
tanaman lain.
4. Respirasi
Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri yaitu mengalami respirasi. Respirasi
yaitu reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi dan terjadi di dalam sel makhluk hidup.
Proses respirasi secara garis besar berupa transfer oksigen yang menghasilkan produk
akhir berupa karbondioksida dan juga uap air.
Makhluk hidup melakukan respirasi untuk proses pembakaran sekaligus
perombakan energi untuk kebutuhan hidup. Dengan melakukan respirasi bahan berupa
karbohidrat pada tubuh sekaligus oksigen sebagai bahan pembakaran dapat
menghasilkan ATP yang merupakan senyawa berenergi tinggi.
Dalam proses pembentukan energi atau ATP, respirasi dibagi menjadi dua
macam yaotu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan respirasi
yang memerlukan oksigen dalam proses-prosesnya. Sementara respirasi anaerob
merupakan respirasi dimana dalam setiap prosesnya tidak memerlukan oksigen.
5. Fermentasi
Fermentasi adalah bahasa dapat disebut juga perragian. Menurut beberapa ahli,
secara garis besar fermentasi merupakan penguraian senyawa organik yang dilakukan
oleh organisme untuk menghasilkan energi dalam kondisi anaerob dan produk sekunder
berupa gas.
Contoh dari fermentasi adalah proses pembuatan tape pada beras ketan. Proses
fermentasi gmemerlukan kondisis anaerob sehingga senyawa pada bakteri mampu
memecah gula menjadi etanol dan asam laktat.
Selain itu, beberapa fermentasi yang menghasilkan produk gas dimanfaatkan
pada proses pembuatan kue. Pada proses pembuatan kue dilakukan pencampuran
dengan bahan fermentasi agar adonan dapat menghasilkan gas dan terperangkap agar
roti dapat mengembang.
6. Koagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan pada sistem koloid baik secara
keseluruhan maupun sebagian akibat perubahan kimiwai. Koagulasi biasanya terjadi
pada zat-at koloid dimana ion-ion akan saling berdekatan kemudian menetralkan
muatan dan membetuk suatu lapisan atau selubung yang menyebabkan koagulasi.
Contoh dari koagulasi adalah proses pembekuan darah yang terjadi karena
terbentuknya fibrin pada darah yang menyebabkan darah menggumpal dan pendarah
pada luka dapat terhenti. Selain itu, zat putih telur yang menjadi keras ketika dimasak
atau dipansakan. Hal ini disebabkan oleh denaturasi pada protein yang akhirnya
menjadi padat.
Dalam pengolahan limbah koagulasi juga dapat digunakan untuk memebrsihkan
kolam. Istilah ini biasa disebut bioflok. Bioflok berupa penggumpalan bahan-bahan
organik pada permukaan kolam dengan bantuan bakteri-bakerti koagulan utnuk
mengikat partikel-partikel di dasar kolam.
7. Osmosis
Osmosis adalah suatu perpindahan molekul pelarut melalui membran permiabel
dari suatu zat berkonsentrasi rendah ke zat berkonsentrasi tinggi. Proses perpindahan
secara osmosis biasanya hanya zat pelarut tanpa disertai dengan perpindahan zat
terlarut. Dan membran adalah salah satu faktor yang mempengarungi trnasportasi zat-
zat tersebut.
Salah satu contoh dari terjadinya osmosis dalam keseharian adalah proses
osmosis yang terjadi dari transportasi air dari dalam sel menuju ke luar sel. Pori-pori
pada membran semipermiabel akan menyeleksi setiap molekul yang terlewat. Molekul-
molekul air dapat melewati pori-pori yang memiliki ukuran kecil dan tidak cukup besar
untuk molekul-molekul lainnya.
8. Hormon Tumbuhan
Hormon merupakan suatu zat yang secara alami dapat dihasilkan oleh bagian
tubuh dan dibawa kebagian tubuh lainnya serta memiliki pengaruh yang khas terhadap
fungsi morfologi maupun fisiologis makhluk hidup.
Hormon pada tumbuhan memiliki fungsi dalam membantu pertumbuhan
tanaman. Salah satunya yaitu hormon auksin yang berfungsi merangsang pertumbuhan
pada tanaman. Dan juga terdapat hormon yang berupa zat gas seperti etilen yang
berfungsi dalam proses pemasakan buah.
Tetapi ada juga hormon yang berfungsi sebagai penyembuh luka pada tanaman
yaitu asam traumalin. Hormon ini mampu meregenrasi sel pada tanaman sehingga
jaringan akan membentuk kalus yang merupakan jaringan belum terdefisiensi pada
tempat terjadinya luka.
9. Gizi Pangan
Dalam ilmu gizi kandungan makan sangat penting bagi manusia agar seimbang
dan sesuai kebutuhan. Gizi merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap makhluk
hidup dengan cara mengambi dan memanfaatkan zat yang ada di dalam mkanan agar
berguna dalam keberlangsungan hidup.
Pangan di dalamnya terkandung berbagai contoh unsur-unsur kimia yang dapat
mengganti unsur kimia dalam tubuh atau biasa disebut zat gizi. Fungsi dari zat gizi
adalah untuk menyediakan energi pada tubuh kita agar tubuh cukup tenaga untuk
melakukan aktivitas, memilihara pertumbuhan, dan perbaikan jaringan tubuh.
10. Pengomposan
Pengomposan merupakan proses penguraian oleh mikroba yang berasal dari
jasad organik agar menghasilkan senyawa yang lebih sederhana. Salah satu contohnya
adalah dengan menguraikan senyawa C-organik dan N-organik menjadi senyawa C dan
N yang lebih sederahana.
Dalam hal pengomposan dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni dengan
proses aerob maupun dengan anaerob. Proses anaerob akan menghasikan kompos lebih
cepat karena aktivitas bakteri pada kondisi anaerob lebih tinggi daripada proses aerob
atau dengan kondisi suplai oksigen tercukupi.
Dalam bidang pertanian pengomposan sangat penting karena bermanfaat pada
proses pemupukan pada tanaman agar tanah yang sudah diolah dan diberi pupuk
kompos mampu menyuplai hara dalam tanah. Selain itu, pengomposan lebih
bermanfaat terhadap pengolahan limbah pertanian agar kondisi lingkungan lebih
terjaga dan pertanian berkelanjutan dapat terlaksanankan.

Anda mungkin juga menyukai