Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Biokimia ( sejarah dan tujuan biokimia)

Dosen Pengampu:
Dr. Zukarnain m.si

Disusun Oleh:
1. Dela Martyka
2. Yolanda hertiasnyah

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS


PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
TAHUN 2020/2021
Pendahuluan
menjadi dasar perkembangan pengetahuan dibidang biokimia adalah apa
yang menjadi penyusun tubuh makhluk hidup dan bagaimana makhluk hidup
mempertahankan hidupnya. Pertanyaan pertama berkisar pada aspek komposisi
dan struktur materi yang membangun jasad organisme, sehingga dengan
mengetahui komposisi dan struktur materi dapat diketahui sifat-sifat dan
perubahan yang dapat terjadi terhadap materi tersebut. Struktur materi sangat
erat kaitannya dengan sifat materi tersebut, dan hal itu merupakan bekal untuk
menjelaskan pertanyaan kedua yang jawabannya menyangkut proses-proses
yang berlangsung di dalam jasad organisme sehingga organisme tersebut dapat
melangsungkan hidupnya, terutama bagaimana mereka memperoleh energi,
tumbuh, dan berkembang
biak serta mempertahankan eksistensi spesiesnya.
Pada hakikatnya, dengan belajar biokimia kita tidak sekedar mengetahui
susunan dan bagian-bagian dari organisme, tetapi lebih jauh lagi mengenai
hubungan antara organisme dengan lingkungannya dan interaksi antara proses-
proses kimia yang terjadi di dalam tubuh organisme itu sendiri. Sehingga pada
akhirnya diperoleh penjelasan mengenai:
1. ciri zat hidup;
2. biokimia dalam zat hidup;
3. biomolekul dalam zat hidup;
4. fungsi biomolekul dalam zat hidup;
5. hierarki organisasi molekul dalam sel;
6. transformasi energi.

Biokimia berusaha mencari jawaban bagaimana kehidupan organisme dibangun dari


ribuan mungkin jutaan molekul tak hidup yang bermacam- macam jenisnya. Ketika
molekul-molekul tersebut diisolasi dan dipelajari secara sendiri-sendiri, molekul-
molekul tersebut mengikuti semua ketentuan alamiah atau hukum-hukum fisika dan
hukum-hukum kimia mengenai materi, tidak berbeda dari material tak hidup lainnya,
begitu juga proses- proses yang terjadi di dalam tubuh organisme, tidak terlepas dari
hukum- hukum tersebut.
Pembahasan
A. sejarah biokimia

pada abad ke dua puluh usaha-usaha ilmiah dalam bidang biologi lebih kecil daripada
fisika (Bernald 1981:867), tetapi penemuan-penemuannya jauh lebih penting, tidak
hanya karena berpengaruh terhadap kehidupan manusia dengan ditemukannya
pengobatan baru dan nutrisi tetapi juga dalam hal pengetahuan kita tentang kehidupan
alam. Situasi biologi abad ke –20 analog dengan situasi kimia pada abad ke –19. Di
bawah kenaikan permintaan industri terutama industri tekstil, kimia berubah dari
ringkasan resep tradisional, dan teori flogiston yang berbau mistik ke disiplin praktis
kuantitatif yang didukung oleh paduan teori matematika atomik. Akibatnya aktivitas
kimia ini berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Sehingga dari pengalaman ini
masalah lingkungan hidup dianggap sebagai masalah utama sains baik dalam teori
maupn praktek. Akibat menyebarnya pertumbuhan imperialisme, industri baru yang
dihubungkan dengan agrikultur, makanan dan obat-obatan berkembang. Hal inilah
yang mendorong perkembangan biologi abad ke20. Karena biologi diperlukan untuk
kontrol efisiensi tindakan yang dapat direproduksi dari proses dan produk biologis.
Biokimia jauh lebih aplikatif terhadap masalah biologi daripada kimia. Biokimia
berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri bukan hanya karena ruang lingkup
pelaksanaannya berbeda, tetapi juga karena perbedaan metode kerjanya. Objek
kajiannya tidak hanya untuk memeriksa struktur molekul yang ditemukan dalam
struktur hidup tetapi juga termasuk seluruh bentuk reaksi baik reaksi pemisahan
maupun reaksi penggabungan. Untuk tujuan ini dikembangkanlah sejumlah besar
metode berbeda untuk mempelajari seluruh organisme atau seluruh organ baik utuh
atau yang sudah diurai. Dalam kenyataannya dilibatkan metodemetode pengukuran
yang diperbaiki terus, metode fisika, metode kimia seperti berbagai teknik pemisahan
molekul dan metode biologi umurni seperti genetika dan analisis imunologis.
Biokimia atau kimia biologis, adalah ilmu yang mempelajari proses-proses kimia yang ada di
dalam tubuh dan yang berhubungan dengan organisme hidup.[1] Sebagai subdisiplin
dari biologi dan kimia, biokimia dapat dibagi menjadi tiga bidang: biologi struktural, enzim,
dan metabolisme. Selama beberapa dekade terakhir pada abad ke-20, biokimia telah berhasil
menjelaskan proses kehidupan melalui tiga subdisiplin ilmu ini. Hampir semua bidang ilmu
hayat sedang ditemukan dan dikembangkan melalui metodologi dan penelitian biokimia.
[2]
 Biokimia berfokus pada pemahaman dasar kimiawi yang memungkinkan molekul
biologis memunculkan proses-proses yang terjadi di dalam sel hidup dan di antara sel,[3] yang
pada gilirannya berkaitan erat dengan pemahaman jaringan dan organ, serta struktur dan
fungsi organisme.[4] Biokimia berkaitan erat dengan biologi molekuler yang mempelajari
mekanisme molekuler dari fenomena biologi.[5]

Sebagian besar biokimia berhubungan dengan struktur, fungsi, dan


interaksi makromolekul biologis, seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid.
Molekul-molekul ini membangun struktur sel dan melakukan banyak fungsi yang
berhubungan dengan kehidupan.[6] Sifat kimiawi sel juga bergantung pada
reaksi molekul dan ion kecil. Mereka dapat berupa senyawa anorganik (misalnya air dan
ion logam) atau organik (misalnya asam amino yang digunakan untuk menyintesis protein).
[7]
 Mekanisme yang digunakan oleh sel untuk memanfaatkan energi dari lingkungannya
melalui reaksi kimia dikenal sebagai metabolisme. Temuan biokimia diterapkan terutama
di bidang kedokteran, nutrisi, dan pertanian. Dalam pengobatan, ahli biokimia menyelidiki
penyebab dan penyembuhan penyakit.[8] Ilmu gizi mempelajari bagaimana menjaga kesehatan
dan kebugaran serta pengaruh dari kekurangan gizi.[9] Di bidang pertanian, ahli biokimia
menyelidiki tanah dan pupuk. Meningkatkan budidaya tanaman, penyimpanan tanaman,
serta pengendalian hama juga merupakan tujuan penerapan biokimia.

Menurut definisi yang paling komprehensif, biokimia dapat dilihat sebagai studi tentang
komponen dan komposisi makhluk hidup dan bagaimana mereka bersatu dan bekerja sama
menjadi bentuk kehidupan. Dalam pengertian ini, sejarah biokimia dapat berasal dari zaman
Yunani kuno.[10] Namun, biokimia sebagai disiplin ilmu yang spesifik dimulai sekitar abad
ke-19, atau lebih awal, bergantung pada aspek biokimia mana yang difokuskan. Beberapa
orang berpendapat bahwa biokimia mungkin dimulai sejak penemuan molekul enzim yang
pertama, yaitu diastase (sekarang disebut amilase), pada tahun 1833 oleh Anselme
Payen, sementara yang lain menganggap demonstrasi Eduard Buchner mengenai proses
biokimia kompleks pertama, yaitu fermentasi alkohol pada ekstrak yang bebas-sel pada tahun
1897 sebagai tanda kelahiran biokimia. Beberapa orang juga mungkin menunjuk karya
berpengaruh yang terbit pada tahun 1842 oleh Justus von Liebig, Kimia hewan, atau, Kimia
organik dalam aplikasinya pada fisiologi dan patologi, yang mempresentasikan teori kimia
tentang metabolisme, sebagai permulaan dari biokimia,[10] atau bahkan sejak studi abad ke-18
tentang fermentasi dan respirasi oleh Antoine Lavoisier. Banyak pionir lain disebut sebagai
pendiri biokimia modern karena membantu mengungkap kompleksitas biokimia. Emil
Fischer, yang mempelajari kimia protein,[16] dan F. Gowland Hopkins, yang mempelajari
enzim dan sifat dinamis biokimia, mewakili dua contoh ahli biokimia awal.[17]

Istilah "biokimia" sendiri berasal dari gabungan antara biologi dan kimia. Pada tahun


1877, Felix Hoppe-Seyler menggunakan istilah ini (biochemie dalam bahasa Jerman) sebagai
sinonim untuk kimia fisiologis dalam kata pengantar untuk edisi pertama Zeitschrift für
Physiologische Chemie (Jurnal Kimia Fisiologis) ketika ia menyarankan untuk mendirikan
lembaga yang didedikasikan untuk bidang studi ini. Ahli kimia Jerman Carl Neuberg sering
dikutip bahwa telah menciptakan kata tersebut pada tahun 1903, sementara beberapa orang
lain mengkreditkannya ke Franz Hofmeister.

Pada awalnya, orang-orang secara umum memercayai bahwa kehidupan dan materialnya
memiliki beberapa sifat atau substansi esensial (yang sering disebut sebagai "prinsip vital")
yang berbeda dari materi yang ditemukan pada benda tak hidup, dan menganggap bahwa
hanya makhluk hidup yang dapat menghasilkan molekul kehidupan (senyawa organik).
[25]
 Pada tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan tulisan tentang sintesis urea, yang
membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat secara artifisial.[26] Sejak itu, biokimia
mulai maju, terutama sejak pertengahan abad ke-20 dengan perkembangan teknik baru
seperti kromatografi, difraksi sinar-X, interferometri polarisasi ganda, spektroskopi
NMR, pelabelan radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekuler. Teknik-
teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam dari berbagai molekul
dan jalur metabolisme sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs (siklus asam sitrat), serta
mengarah pada pemahaman tentang biokimia pada tingkat molekuler. Perkembangan ilmu
baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan
struktur molekul raksasa.

Peristiwa bersejarah penting lainnya dalam biokimia adalah penemuan gen dan perannya


dalam mentransfer informasi di dalam sel. Pada tahun 1950-an, James D. Watson, Francis
Crick, Rosalind Franklin, dan Maurice Wilkins berperan penting dalam penemuan struktur
DNA dan menunjukkan hubungannya dengan transfer informasi genetik.[27] Pada tahun
1958, George Beadle dan Edward Tatum menerima Hadiah Nobel atas penelitian mereka
mengenai fungi yang menunjukkan bahwa satu gen menghasilkan satu enzim.[28] Pada tahun
1988, Colin Pitchfork adalah orang pertama yang terbukti melakukan pembunuhan dengan
digunakannya DNA sebagai alat bukti, yang mendorong perkembangan ilmu forensik.
[29]
 Belum lama ini, Andrew Z. Fire dan Craig C. Mello menerima Hadiah Nobel 2006 untuk
menemukan peran interferensi RNA (RNAi) dalam membungkam ekspresi gen.[30]

Sekitar dua lusin unsur kimia bersifat esensial untuk berbagai jenis kehidupan biologis.


Mayoritas unsur paling langka di Bumi tidak dibutuhkan oleh organisme
(kecuali selenium dan yodium), sementara beberapa unsur yang umum ditemukan
(aluminium dan titanium) tidak digunakan. Sebagian besar organisme membutuhkan unsur-
unsur yang sama, tetapi ada perbedaan kebutuhan antara tumbuhan dan hewan. Misalnya,
alga laut menggunakan brom, tetapi tumbuhan dan hewan darat tampaknya tidak
membutuhkannya. Semua hewan membutuhkan natrium, tetapi beberapa tumbuhan tidak.
Tumbuhan membutuhkan boron dan silikon, tetapi hewan mungkin tidak (atau mungkin
membutuhkannya dalam jumlah yang sangat kecil).

Hanya enam unsur—karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, kalsium, dan fosfor—yang


menyusun hampir 99% massa sel hidup, termasuk yang ada di tubuh manusia
(lihat komposisi tubuh manusia untuk daftar lengkapnya). Selain enam unsur utama tersebut,
manusia membutuhkan sekitar 18 unsur-unsur lain dalam jumlah yang lebih kecil.

biokimia memperlihatkan bagaimana kumpulan molekul tak bernyawa yang


membangun tubuh organisme itu berinteraksi dalam mendukung kehidupan. Belum lagi,
organisme memiliki sifat-sifat yang luar biasa lainnya yang membedakan mereka dari
sekedar kumpulan materi. Apa saja sifat luar biasa itu? Mari kita lanjutkan.
Biokimia mencoba menjelaskan bentuk dan fungsi-fungsi biologis dalam konteks
kimia. Sebagaimana telah disampaikan, bahwa salah satu pendekatan yang cukup
membantu dalam menjelaskan fenomena biologis adalah dengan mengisolasi dan
memurnikan komponen atau senyawa-senyawa seperti protein, lipid, atau karbohidrat; dan
kemudian menentukan karakteristik struktur dan sifat kimiawinya. Baru pada akhir abad
18, kimiawan sampai pada kesimpulan bahwa komposisi zat hidup sangat berbeda dari
dunia tak hidup. Antoine Lavoisier (1743-1794) mempelajari kesederhanaan ”dunia
mineral” dan membandingkannya dengan kerumitan ”dunia tumbuhan dan hewan”; yang
kemudian dia ketahui bahwa organisme disusun dari senyawa- senyawa yang kaya akan
unsur-unsur karbon, oksigen, nitrogen, dan fosfor.
Di sisi lain, sel-sel hidup dan semua organisme hidup harus melakukan
sesuatu untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Sintesis senyawa kimia di dalam sel,
seperti umumnya sintesis senyawa dalam industri, memerlukan input energi. Energi juga
diperlukan pada gerakan bakteri, kedipan kunang- kunang, atau kedipan mata. Semua itu
baru energi yang tampak oleh mata langsung, belum lagi energi untuk kegiatan yang tak
terlihat seperti berpikir, mempertahankan suhu tubuh, atau untuk reaksi-reaksi kimia yang
memerlukan energi yang terjadi di dalam sel. Penyimpanan dan penyampaian informasi
juga memerlukan energi, tanpa energi informasi yang terstruktur akan menjadi kacau dan
tidak bermakna.
Sepanjang sejarah evolusi, sel telah mengembangkan suatu mekanisme yang sangat
efisien untuk menangkap energi dari cahaya matahari atau sumber lain dan
menggunakannya untuk proses yang memerlukan energi. Salah satu tujuan biokimia
adalah untuk memahami secara kuantitatif dan kimiawi, bagaimana energi diekstrak,
disimpan, dan dikonsumsi oleh sel hidup. Kita akan mendapatkan pengubahan energi di
dalam sel, seperti halnya pengubahan energi pada umumnya, dalam konteks hukum-
hukum termodinamika.

Barangkali sifat yang paling luar biasa yang dimiliki organisme hidup adalah
kemampuannya untuk memperbanyak diri dengan mempertahankan eksistensi
sifat spesiesnya dari generasi ke generasi, dalam waktu tak terbatas.
Kelangsungan konsistensi dalam pewarisan sifat ini mengimplikasikan adanya
keadaan yang konsisten, stabil, sepanjang masa di dalam struktur molekul yang
menyimpan informasi genetik. Sangat sedikit catatan sejarah mengenai
peradaban manusia, baik yang terukir pada batu maupun pada prasasti logam,
yang bertahan hingga ratusan tahun. Tetapi banyak bukti menunjukkan bahwa
informasi genetik pada organisme tetap berada tanpa perubahan berarti hingga
waktu yang sangat panjang. Beberapa bakteri memiliki ukuran, bentuk dan
struktur internal hampir sama dan mengandung jenis molekul prekursor (zat
awal) dan enzim-enzim seperti bakteri yang diduga hidup pada masa jutaan
tahun silam. Di antara penemuan monumental di bidang biologi: pada abad dua
puluh adalah sifat kimia dan struktur tiga dimensi material genetik yang disebut
deoxyribonucleic acid atau DNA. Urutan unit monomer DNA, yaitu nukleotida,
secara linier membuat kode perintah untuk membuat semua komponen sel
lainnya, dan berperilaku sebagai cetakan untuk membuat DNA yang sama
untuk didistribusikan pada saat sel membelah diri. Kelangsungan eksistensi
spesies secara biologis memerlukan informasi genetik yang harus berada dalam
keadaan stabil, diekspresikan secara akurat dalam bentuk produk gen, dan
direproduksi dengan kesalahan seminimum mungkin. Penyimpanan yang
efektif, ekspresi dan reproduksi pesan genetik menentukan sifat dari masing-
masing spesies yang berbeda satu dengan lainnya, dan hal itu merupakan
jaminan keberadaan generasi-generasi selanjutnya.

B. Tujuan biokimia

Tujuan utama mempelajari biokimia adalah untuk mendapatkan pemahaman yang


komprehensif pada tataran molekuler, tentang berbagai proses kimia yang berlangsung di
dalam tubuh makhluk hidup. Dengan demikian dapat pula dipahami apabila biokimia juga
memiliki ketumpang-tindihan yang cukup besar  dengan fisiologi, sebab fisiologi
mempelajari berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup, yang pada tataran molekuler tentu
saja merupakan cakupan biokimia.

Saat ini biokimia menjadi dasar atau landasan penting bagi berbagai ilmu pengetahuan hayati
lainnya. Mulai dari biologi sel, biologi molekuler, bioteknologi, genetika, imunologi,
mikrobiologi, bahkan taksonomi dan paleonthologi, membutuhkan landasan berbagasi prinsip
biokimia. Pengetahuan aplikatif, antara lain di bidang kesehatan, lingkungan, pertanian dan
peternakan, juga banyak bersinggungan dan membutuhkan biokimia sebagai dasar atau
landasannya. Sehingga dapat dikatakan, biokimia merupakan ilmu yang esensil untuk hampir
seluruh ilmu-ilmu hayati atau Life Sciences.
Tujuan mempelajari biokimia adalah untuk mempelajari hal kimia yang mendasari fenomena
biologis. Dalam bahasannya, biokimia menyajikan proses bagaimana makhluk hidup itu
melangsungkan kehidupannya dan bertahan hidup dengan proses kimia yang terjadi dalam
tubuh. Makhluk hidup itu bernafas, bergerak, bereproduksi, makan dan minum dan juga dapat
melakukan berbagai aktivitas lainnya. Bagaimana makhluk hidup dapat melakukan proses itu
sedangkan benda mati tidak? Makhluk hidup tersusun atas substansi hidup yang disebut
protoplasma sedangkan benda mati tidak. Proses yang paling membedakan organisme dengan
benda mati adalah kemampuan reproduksi. Untuk semua makhluk hidup, sel merupakan
pusat kegiatan dan sel merupakan kesatuan dasar untuk bereproduksi.

Biokimia mendeskripsikan stuktur, organisasi, dan fungsi dalam molekul makhluk hidup.
Adapun prinsip ilmu biokimia adalah mempelajari stuktur kimia dari komponen mahluk
hidup dan hubungan antara struktur kimia dengan fungsi biologis, mempelajari metabolisme
yaitu keseluruhan reaksi kimia dalam mahluk hidup, mempelajari proses kimia dan substansi
yang menyimpan dan mengirimkan informasi biologis, serta molekul genetis (sifat
keturunan).

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu biokimia juga mengalami perkembangan.


Perkembangannya itu menjalar ke hampir semua bidang yaitu kedokteran, farmasi, pertanian,
dan memberikan perkembangan kemajuan dalam ilmu biologi. Sebagai conton biokimia
mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang
gizi terutama pada anak-anak. Dalam bidang farmakologi dan toksikologi. Obat-obatan
biasanya mempengaruhi jalur metabolik tertentu, misalnya antibiotik penisilin dapat
membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada dinding sel bakteri.

Dalam bidang pertanian, biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida
tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya sehingga dapat mencegah dampak
negatif terhadap lingkungan hidup. Dalam bidang kesehatan, dapat memahami tubuh
sehingga mampu menjaga kesehatan dan dapat melakukan penanganan suatu penyakit secara
efektif. Contohnya adalah seperti yang ditulis oleh Prof. Dr. Hiromi Shinya dalam buku
Miracle of Enzyme mengatakan bahwa enzim itu memiliki peranan penting dalam hidup.
Setiap tubuh manusia sudah diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah
tertentu yang tersimpan di dalam “lumbung enzim-induk” . Enzim-induk ini setiap hari
dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai
keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros
menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung
masing-masing. Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan
langsing haruslah menghemat enzim-induk itu.

Penjelasan diatas merupakan contoh dari manfaat ilmu biokimia walaupun sebenarnya bukan
hanya biokimia yang berperan disitu. Disana ada ilmu kedokteran, biologi, farmakologi,
pertanian yang semuanya saling bersinergi karena kaitan pelajaran mereka masih sama yaitu
membahas mengenai makhluk hidup hanya saja kajian dan fokus masalah mereka berbeda.
Hanya saja cakupan biokimia cukup luas karena membahas mengenai semua makhluk hidup.
Mempelajari mekanisme reasinya mulai dari organisme terkecil hingga kompleks.

Daftar pusaka
https://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/06/03/350/
https://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/33129135/Tinjauan_perkembangan_filsafat_abad_ke.p
df?1393910627=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DTinjauan_perkembangan_filsafat_abad_ke.pdf&Expires=1616028038&Signature=RbP
CqdtvzYMoVYYwa-
xS23n~0XDTMVUWQPVRI0gasqHVtTrAyK9Ju6mA4E~JT2slNbvITM~3eTyk6POriv1o0
bZ8ou3h-pYSbkTm9T8wq~6-
PJOAXS4izg8w6rG5ARMOl~dR5ftl3RmKilgPoubt185rcKBYhuHpAVJyQ89B1QVQUfaV
UJNXB4rzD7-
PYtPA90pRGzD8Y24GZdIZRI3eoSUMSKWpvD2WVz1MYGbbqlG0eVK~iOTGv94FvW
bIp~GSPHqDDrlknuCh0oghUTvNViuD09QLwtK61Co-X5NmTTAbMF9IyX-
4p636mKtp7XIQww5wFE0~-qZnMr7Inb-9ug__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Anda mungkin juga menyukai