Dosen Pengampu:
Dr. Zukarnain m.si
Disusun Oleh:
1. Dela Martyka
2. Yolanda hertiasnyah
pada abad ke dua puluh usaha-usaha ilmiah dalam bidang biologi lebih kecil daripada
fisika (Bernald 1981:867), tetapi penemuan-penemuannya jauh lebih penting, tidak
hanya karena berpengaruh terhadap kehidupan manusia dengan ditemukannya
pengobatan baru dan nutrisi tetapi juga dalam hal pengetahuan kita tentang kehidupan
alam. Situasi biologi abad ke –20 analog dengan situasi kimia pada abad ke –19. Di
bawah kenaikan permintaan industri terutama industri tekstil, kimia berubah dari
ringkasan resep tradisional, dan teori flogiston yang berbau mistik ke disiplin praktis
kuantitatif yang didukung oleh paduan teori matematika atomik. Akibatnya aktivitas
kimia ini berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Sehingga dari pengalaman ini
masalah lingkungan hidup dianggap sebagai masalah utama sains baik dalam teori
maupn praktek. Akibat menyebarnya pertumbuhan imperialisme, industri baru yang
dihubungkan dengan agrikultur, makanan dan obat-obatan berkembang. Hal inilah
yang mendorong perkembangan biologi abad ke20. Karena biologi diperlukan untuk
kontrol efisiensi tindakan yang dapat direproduksi dari proses dan produk biologis.
Biokimia jauh lebih aplikatif terhadap masalah biologi daripada kimia. Biokimia
berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri bukan hanya karena ruang lingkup
pelaksanaannya berbeda, tetapi juga karena perbedaan metode kerjanya. Objek
kajiannya tidak hanya untuk memeriksa struktur molekul yang ditemukan dalam
struktur hidup tetapi juga termasuk seluruh bentuk reaksi baik reaksi pemisahan
maupun reaksi penggabungan. Untuk tujuan ini dikembangkanlah sejumlah besar
metode berbeda untuk mempelajari seluruh organisme atau seluruh organ baik utuh
atau yang sudah diurai. Dalam kenyataannya dilibatkan metodemetode pengukuran
yang diperbaiki terus, metode fisika, metode kimia seperti berbagai teknik pemisahan
molekul dan metode biologi umurni seperti genetika dan analisis imunologis.
Biokimia atau kimia biologis, adalah ilmu yang mempelajari proses-proses kimia yang ada di
dalam tubuh dan yang berhubungan dengan organisme hidup.[1] Sebagai subdisiplin
dari biologi dan kimia, biokimia dapat dibagi menjadi tiga bidang: biologi struktural, enzim,
dan metabolisme. Selama beberapa dekade terakhir pada abad ke-20, biokimia telah berhasil
menjelaskan proses kehidupan melalui tiga subdisiplin ilmu ini. Hampir semua bidang ilmu
hayat sedang ditemukan dan dikembangkan melalui metodologi dan penelitian biokimia.
[2]
Biokimia berfokus pada pemahaman dasar kimiawi yang memungkinkan molekul
biologis memunculkan proses-proses yang terjadi di dalam sel hidup dan di antara sel,[3] yang
pada gilirannya berkaitan erat dengan pemahaman jaringan dan organ, serta struktur dan
fungsi organisme.[4] Biokimia berkaitan erat dengan biologi molekuler yang mempelajari
mekanisme molekuler dari fenomena biologi.[5]
Menurut definisi yang paling komprehensif, biokimia dapat dilihat sebagai studi tentang
komponen dan komposisi makhluk hidup dan bagaimana mereka bersatu dan bekerja sama
menjadi bentuk kehidupan. Dalam pengertian ini, sejarah biokimia dapat berasal dari zaman
Yunani kuno.[10] Namun, biokimia sebagai disiplin ilmu yang spesifik dimulai sekitar abad
ke-19, atau lebih awal, bergantung pada aspek biokimia mana yang difokuskan. Beberapa
orang berpendapat bahwa biokimia mungkin dimulai sejak penemuan molekul enzim yang
pertama, yaitu diastase (sekarang disebut amilase), pada tahun 1833 oleh Anselme
Payen, sementara yang lain menganggap demonstrasi Eduard Buchner mengenai proses
biokimia kompleks pertama, yaitu fermentasi alkohol pada ekstrak yang bebas-sel pada tahun
1897 sebagai tanda kelahiran biokimia. Beberapa orang juga mungkin menunjuk karya
berpengaruh yang terbit pada tahun 1842 oleh Justus von Liebig, Kimia hewan, atau, Kimia
organik dalam aplikasinya pada fisiologi dan patologi, yang mempresentasikan teori kimia
tentang metabolisme, sebagai permulaan dari biokimia,[10] atau bahkan sejak studi abad ke-18
tentang fermentasi dan respirasi oleh Antoine Lavoisier. Banyak pionir lain disebut sebagai
pendiri biokimia modern karena membantu mengungkap kompleksitas biokimia. Emil
Fischer, yang mempelajari kimia protein,[16] dan F. Gowland Hopkins, yang mempelajari
enzim dan sifat dinamis biokimia, mewakili dua contoh ahli biokimia awal.[17]
Pada awalnya, orang-orang secara umum memercayai bahwa kehidupan dan materialnya
memiliki beberapa sifat atau substansi esensial (yang sering disebut sebagai "prinsip vital")
yang berbeda dari materi yang ditemukan pada benda tak hidup, dan menganggap bahwa
hanya makhluk hidup yang dapat menghasilkan molekul kehidupan (senyawa organik).
[25]
Pada tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan tulisan tentang sintesis urea, yang
membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat secara artifisial.[26] Sejak itu, biokimia
mulai maju, terutama sejak pertengahan abad ke-20 dengan perkembangan teknik baru
seperti kromatografi, difraksi sinar-X, interferometri polarisasi ganda, spektroskopi
NMR, pelabelan radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekuler. Teknik-
teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam dari berbagai molekul
dan jalur metabolisme sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs (siklus asam sitrat), serta
mengarah pada pemahaman tentang biokimia pada tingkat molekuler. Perkembangan ilmu
baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan
struktur molekul raksasa.
Barangkali sifat yang paling luar biasa yang dimiliki organisme hidup adalah
kemampuannya untuk memperbanyak diri dengan mempertahankan eksistensi
sifat spesiesnya dari generasi ke generasi, dalam waktu tak terbatas.
Kelangsungan konsistensi dalam pewarisan sifat ini mengimplikasikan adanya
keadaan yang konsisten, stabil, sepanjang masa di dalam struktur molekul yang
menyimpan informasi genetik. Sangat sedikit catatan sejarah mengenai
peradaban manusia, baik yang terukir pada batu maupun pada prasasti logam,
yang bertahan hingga ratusan tahun. Tetapi banyak bukti menunjukkan bahwa
informasi genetik pada organisme tetap berada tanpa perubahan berarti hingga
waktu yang sangat panjang. Beberapa bakteri memiliki ukuran, bentuk dan
struktur internal hampir sama dan mengandung jenis molekul prekursor (zat
awal) dan enzim-enzim seperti bakteri yang diduga hidup pada masa jutaan
tahun silam. Di antara penemuan monumental di bidang biologi: pada abad dua
puluh adalah sifat kimia dan struktur tiga dimensi material genetik yang disebut
deoxyribonucleic acid atau DNA. Urutan unit monomer DNA, yaitu nukleotida,
secara linier membuat kode perintah untuk membuat semua komponen sel
lainnya, dan berperilaku sebagai cetakan untuk membuat DNA yang sama
untuk didistribusikan pada saat sel membelah diri. Kelangsungan eksistensi
spesies secara biologis memerlukan informasi genetik yang harus berada dalam
keadaan stabil, diekspresikan secara akurat dalam bentuk produk gen, dan
direproduksi dengan kesalahan seminimum mungkin. Penyimpanan yang
efektif, ekspresi dan reproduksi pesan genetik menentukan sifat dari masing-
masing spesies yang berbeda satu dengan lainnya, dan hal itu merupakan
jaminan keberadaan generasi-generasi selanjutnya.
B. Tujuan biokimia
Saat ini biokimia menjadi dasar atau landasan penting bagi berbagai ilmu pengetahuan hayati
lainnya. Mulai dari biologi sel, biologi molekuler, bioteknologi, genetika, imunologi,
mikrobiologi, bahkan taksonomi dan paleonthologi, membutuhkan landasan berbagasi prinsip
biokimia. Pengetahuan aplikatif, antara lain di bidang kesehatan, lingkungan, pertanian dan
peternakan, juga banyak bersinggungan dan membutuhkan biokimia sebagai dasar atau
landasannya. Sehingga dapat dikatakan, biokimia merupakan ilmu yang esensil untuk hampir
seluruh ilmu-ilmu hayati atau Life Sciences.
Tujuan mempelajari biokimia adalah untuk mempelajari hal kimia yang mendasari fenomena
biologis. Dalam bahasannya, biokimia menyajikan proses bagaimana makhluk hidup itu
melangsungkan kehidupannya dan bertahan hidup dengan proses kimia yang terjadi dalam
tubuh. Makhluk hidup itu bernafas, bergerak, bereproduksi, makan dan minum dan juga dapat
melakukan berbagai aktivitas lainnya. Bagaimana makhluk hidup dapat melakukan proses itu
sedangkan benda mati tidak? Makhluk hidup tersusun atas substansi hidup yang disebut
protoplasma sedangkan benda mati tidak. Proses yang paling membedakan organisme dengan
benda mati adalah kemampuan reproduksi. Untuk semua makhluk hidup, sel merupakan
pusat kegiatan dan sel merupakan kesatuan dasar untuk bereproduksi.
Biokimia mendeskripsikan stuktur, organisasi, dan fungsi dalam molekul makhluk hidup.
Adapun prinsip ilmu biokimia adalah mempelajari stuktur kimia dari komponen mahluk
hidup dan hubungan antara struktur kimia dengan fungsi biologis, mempelajari metabolisme
yaitu keseluruhan reaksi kimia dalam mahluk hidup, mempelajari proses kimia dan substansi
yang menyimpan dan mengirimkan informasi biologis, serta molekul genetis (sifat
keturunan).
Dalam bidang pertanian, biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida
tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya sehingga dapat mencegah dampak
negatif terhadap lingkungan hidup. Dalam bidang kesehatan, dapat memahami tubuh
sehingga mampu menjaga kesehatan dan dapat melakukan penanganan suatu penyakit secara
efektif. Contohnya adalah seperti yang ditulis oleh Prof. Dr. Hiromi Shinya dalam buku
Miracle of Enzyme mengatakan bahwa enzim itu memiliki peranan penting dalam hidup.
Setiap tubuh manusia sudah diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah
tertentu yang tersimpan di dalam “lumbung enzim-induk” . Enzim-induk ini setiap hari
dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai
keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros
menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung
masing-masing. Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan
langsing haruslah menghemat enzim-induk itu.
Penjelasan diatas merupakan contoh dari manfaat ilmu biokimia walaupun sebenarnya bukan
hanya biokimia yang berperan disitu. Disana ada ilmu kedokteran, biologi, farmakologi,
pertanian yang semuanya saling bersinergi karena kaitan pelajaran mereka masih sama yaitu
membahas mengenai makhluk hidup hanya saja kajian dan fokus masalah mereka berbeda.
Hanya saja cakupan biokimia cukup luas karena membahas mengenai semua makhluk hidup.
Mempelajari mekanisme reasinya mulai dari organisme terkecil hingga kompleks.
Daftar pusaka
https://mutmainnahlatief.wordpress.com/2012/06/03/350/
https://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/33129135/Tinjauan_perkembangan_filsafat_abad_ke.p
df?1393910627=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DTinjauan_perkembangan_filsafat_abad_ke.pdf&Expires=1616028038&Signature=RbP
CqdtvzYMoVYYwa-
xS23n~0XDTMVUWQPVRI0gasqHVtTrAyK9Ju6mA4E~JT2slNbvITM~3eTyk6POriv1o0
bZ8ou3h-pYSbkTm9T8wq~6-
PJOAXS4izg8w6rG5ARMOl~dR5ftl3RmKilgPoubt185rcKBYhuHpAVJyQ89B1QVQUfaV
UJNXB4rzD7-
PYtPA90pRGzD8Y24GZdIZRI3eoSUMSKWpvD2WVz1MYGbbqlG0eVK~iOTGv94FvW
bIp~GSPHqDDrlknuCh0oghUTvNViuD09QLwtK61Co-X5NmTTAbMF9IyX-
4p636mKtp7XIQww5wFE0~-qZnMr7Inb-9ug__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA