BIOKIMIA
Disusun oleh:
Prof. Dr. agr. Moh.Amin, M.Si
Dr. Betty Lukiati, M.S
Siti Imroatul Maslikah, S.Si, M.Si
Balqis, S.Pd, M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2014
DAFTAR ISI
1. BAB I Pendahuluan ................................................................1
2. BAB IIBiomolekul Dalam Organisasi Molekuler Sel dan
Materi Genetik ...........................................................................7
3. BAB III Asam Amino dan Protein ..............................................15
4. BAB IV Enzim ...........................................................................30
5. BAB V Struktur dan Fungsi Karbohidrat ..................................44
6. BAB VIMetabolisme Karbohidrat ...............................................58
7. BAB VIIMetabolisme Lipid ......................................................... 78
8. Daftar Pustaka101
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
ELEMEN KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
C. MATERI
Pengertian Biokimia
Selamat datang biokimia! Anda sudah menemukan aspek dari subjek ini
dengan pengalaman sebelumnya dalam ilmu kimia dan biologi. Ahli biokimia
menggunakan hukum-hukum dasar
menjelaskan proses hidup sel. Sungguhpun istilah biokimia telah menjadi hal yang
biasa di dalam bahasa kita, suatu definisi yang penuh arti ringkas adalah sulit. Definisi
yang paling sederhana adalah " ilmu kimia sel hidup. Biokimia mempunyai komponen
biologi dan ilmu kimia dan ahli biokimia harus baik berpengalaman dalam keduaduanya. Dengan demikian Biokimia adalah Sains Biologi, yang memanfaatkan
Hukum-hukum Fisika dan Kimia untuk menjelaskan proses kehidupan. Untuk itu perlu
dijelakan ciri-ciri makhluk hidup dibandingkan dengan makhluk tidak hidup diantaranya
adalah:
1)
2)
3)
Ketiga ciri utama di atas dimiliki secara melekat oleh organisme. Kekurangan dari satu
sifat akan meniadakan ciri sebagai organisme.
Tujuan Biokimia
Mengacu pada uraian pengertian Biokimia di atas, keseluruhan tujuan biokimia adalah
mendeskripsikan proses hidup di tingkatan molekul. Bahkan sel yang terkecil-pun
berisi beribu-ribu bahan-kimia anorganik maupun organik, banyak di antara mereka
molekul besar disebut makromolekul. Semua proses biologi yang mencakup visi, diesti
(pencernaan), pemikiran, gerakan, imunitas, dan kondisi-kondisi penyakit diakibatkan
oleh perilaku molekul. Oleh karena itu, dalam rangka mendeskripsikan proses-proses
ini, pertama-tama harus mempunyai suatu pengetahuan struktur yang kimia molekul
yang berperan. Kedua, harus mempunyai suatu pemahaman fungsi biologi molekular.
Dengan demikian tujuan Biokimia adalah mendiskripsikan struktur, organisasi dan
fungsi zat hidup pada tingkat molekul.
Dengan tujuan ini banyak masalah yang ingin dipecahkan antara lain:
Bagaimana
organisme
mengekstrak
energi
dari
lingkungan
untuk
mempertahankan hidupnya?
Reaksi kimia apa saja yang menyebabkan / menyertai proses reproduksi, penuaan
dan kematian suatu sel/ organisme?
biokimia adalah sangat nyata. Adalah penting untuk memahami struktur sel sebab
proses biologi dibagi dalam kompartemen-kompatemen yaitu mereka hanya tampak
pada bagian tertentu sel (organela) yang dilindungi oleh selaput. Keterkaitan antara
struktur dan fungsi dengan karakter/sifat sifat ini, ahli biokimia adalah juga sangat
tertarik tentang bioenergetika yaitu studi aliran energi sel ( Gambar 1.1). Beberapa
peristiwa molekular dalam sel memerlukan masukan energi (endergonic) dan yang
melepaskan energi (exergonic). Bagaimana sel menggunakan reaksi kimia untuk
memindahkan energi antar peristiwa endergonik dan exergonik akan menjadi minat
besar di pembahasan kita nanti.
penyimpanan
dan
penyampaian
informasi
genetik
biologis
Sejarah Biokimia
Sejarah awal biokimia
Masyarakat pada awal peradaban Mesir, Negeri China, India, Roma, dan di
tempat lain tidak memahami prinsip dasar biokimia tentang membakar roti, peragian
jus buah, atau perawatan penyakit dengan tumbuhan dan zat-zat dari hewan.
Bagaimanapun, ketiadaan pengetahuan tidak mencegah kenikmatan mereka dari
proses biokimia ini. Studi awal dalam biologi yang terkonsentrasi pada perawatan
penyakit dan pencapaian kesehatan yang baik, telah berakar kuat dalam filosofi dan
agama.
Masyarakat Cina pada abad yang keempat sebelum Masehi percaya bahwa
manusia berisi lima unsur: air, api, kayu, metal dan bumi. Ketidakseimbangan susunan
unsur-unsur ini menyebabkan sakit/penyakit. Pada abad ketujuh setelah Masehi,
dokter Cina menemukan bahwa rabun ayam itu bisa diperlakukan pada hati babi dan
domba. Ahli biokimia modern dan dokter mengetahui bahwa rabun ayam disebabkan
oleh kekurangan vitamin A, yaitu suatu zat kimia yang berada di dalam hati.
Awal sejarah Yunani, termasuk Plato telah mencoba untuk menjelaskan bahwa
tubuh dalam kaitan dengan teori kosmologi dan stres diet berguna untuk perawatan
penyakit. Istilah Yunani untuk pencernaan, pepsin, sebagai suatu kata yang
menandakan panas dalam, adalah asal dari kata pepsin yaitu suatu enzim
pencernaan.
Biokimia modern
Gambar 1.2 di bawah menunjukkan bahwa pengetahuan biokimia merupakan
perpaduan dari dua disiplin yang mengikuti perkembangan masing-masing. Satu
bidang melakukan pelacakan pada pengetahuan fisik dan ciri struktural biomolekul.
Pendekatan bidang ini menerapkan hukum dasar fisika dan kimia untuk menjelaskan
proses-proses pada mahluk hidup. Sebagai contoh, Linus Pauling pada abad ke-20
telah melakukan penelitian dengan menggunakan sinar X untuk kristalografi struktur
protein. Di lain jalur menggunakan pendekatan biologi, khususnya para ahli di bidang
mikrobiologi, biologi sel, fisiologi dan genetika melalui studi pada organisasi dan fungsi
sel.
Gambar 1.2. Dua perspektif biokimia, yaitu ilmu pengetahuan fisika - kimia dan biologi
Aplikasi Biokima
Biokimia sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan terutama telah membantu
perkembangan di bidang pertanian, kedokteran, pangan, farmasi dan lain-lain.
1)
BAB II
BIOMOLEKUL DALAM ORGANISASI MOLEKULER SEL DAN MATERI GENETIK
A. KOMPETENSI
1.
2.
3.
B. ELEMEN KOMPETENSI
2.
3.
4.
C. MATERI
Biomolekul
organisme
hidup
disusun
dalam
suatu
hirarhi
menurut
ikatan nonkovalen tersebut besar, maka kompleks supramolekul seperti ribosom stabil
pada kondisi biologis. Lagi pula karena penggabungan interaksi nonkovalen
makromolekul
ke
dalam
kompleks
supramolekul
sangat
spesifik,
sehingga
Kumpulan Supramolekul
Ribosom,
mikrotubul
Makromolekul (103-109)
100-350)
gliserol
kompleks
enzim,
sistem
kontaktil,
molekul 50-250)
Prekusor dari lingkungan
D. MATERI GENETIK
Salah satu ciri dari organisme adalah mampu berkembang biak untuk
mempertahankan diri demi kelangsungan hidupnya. Proses berkembangbiak dan
mempertahankan diri dapat dicapai karena ada faktor yang mengendalikannya. Faktor
yang berperan untuk semua proses-proses tersebut adalah materi genetik. Setiap sel
hidup baik prokariot dan eukariot memiliki materi genetik, karena untuk keperluan
mempertahankan dii dan kelangsungan hidupnya. Secara materi, antara prokariot dan
eukariot tidak ada perbedaan, yang membedakan adalah pada organisasi struktur
materi genetik tersebut.
Pada prokariot, karena tidak memiliki membran inti, maka materi genetik
(kromosom) berada di sitoplasma sehingga proses metabolismenya berbeda dengan
dengan eukariot.Eukaryot materi genetik terdapat di nukleus atau inti sel dan sebagian
kecil di mitokondria (DNA mitokondria), dan pada sel tumbuhan terdapat di kloroplas.
Untuk memahami struktut materi genetik di prokariot dan eukariot, maka perhatikan
gambar di bawah ini.
B
Gambar 2.1. A: sel prokariot (materi genetik berupa nukleoid, tanpa dikemas di dalam
membran inti; B: sel eukariot (materi genetik terkemas di dalam
membran inti).
Untuk mempermudah memahami istilah dan esensi materi genetik, maka fokus
bahasan ini lebih ke struktur materi genetik eukariotik karena organisasinya lebih
kompleks dibandingkan dengan prokariotik.Untuk materi genetik prokariotik akan
dibahas lebih detail di kajian genetika. Perhatikan gambar 2.2 di bawah ini.
Gambar ini menjelaskan bagaimana
organisasi materi genetik di eukariot.
Materi
mudah
genetik
di
dideteksi
mengalami
eukariot
pada
proses
sangat
saat
sel
pembelahan
yang
menebal.
benang
Kromatin
Istilah yang berikutnya adalah gen, yaitu satu segmen DNA yang menjalankan fungsi
untuk mengkode suatu ekspresi (mengkode suatu sifat). Ekspresi ini di dalam istilah
umum dalam bentuk protein, karena gen mengkode urutan asam amino. Untuk lebih
memahami hal ini akan dibahas secara ringkas tentang struktur asam nukleat
(DNA/RNA), gen dan kode genetik.
1.
diusulkan oleh James Watson dan Francis Crick pertama kali pada tahun 1953.Oleh
Watson dan Francis Crick diusulkan struktur molekul DNA merupakan double
heliksdari rantai polinukleotida.Model ini menunjukkan bahwa DNA merupakan model
berbentuk 2 helik dengan complementer antiparalel, yang berhubungan melalui ikatan
hidrogen hal ini karena basa-basa purin dan pirimidin mengandung gugus fungsi yang
memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen.Hal ini sangat menentukan struktur asam
nukleat. Secara eksperimen diketahui bahwa pada molekul DNA konsentrasi Adenin
(A) adalah sebanding dengan Timin (T) sedangkan konsentrasi Sitosin (C) sebanding
dengan Guanin (G). Hal ini adalah bahwa A berpasangan dengan T, sedangkan G
berpasangan dengan C. berdasarkan hal ini menurut Watson dan Crick, bahwa ikatan
G dan C melibatkan 3 ikatan hydrogen, sedangkan antara a dan T mengandung 2
ikatan hydrogen. Hal ini membuat pasangan basa G-C lebih stabil dibandingkan
pasangan basa A-T.
DNA terdiri dari 2 utas benang polipeptida yang saling berpilin (double
helix=berpilin ganda).Materi genetik, DNA, selalu dalam keadaan aktif. Aktivitas ini
berhubungan dengan ekspresi gen dan juga aktivitas tambahan seperti replikasi,
perbaikan dan rekombinasi.
Setiap organisme hidup dijumpai dua jenis asam nukleat yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Tetapi kemudian diketahui
bahwa pada virus hanya terdapat salah satu saja, RNA atau DNA. Dalam sel, asam
nukleat ini bergabung dengan molekul protein membentuk molekul yang lebih besar,
yaitu nukleoprotein. Nukleoprotein inilah yang kemudian dianggap sebagai molekul
pembawa informasi genetik pada setiap organisme. Sebagai pembawa informasi
genetik, asam nukleat berperan dalam penyimpanan, replikasi, rekombinasi dan
penghantaran informasi genetik.
pospat dan basa nitrogen yang terdiri dari purin (adenin dan guanin), dan pirimidin
(sitosin dan urasil). Dapat dibedakan menjadi RNA genetik dan RNA non genetic.
Benang RNA merupakan benang polipeptida tunggal yang tersusun atas:
1.
2.
Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula,
3.
Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula.
b.
a.
RNA Genetik
Dapat berbentuk pita tunggal dan dapat pula berbentuk pita ganda tak terpilin
virus tumbuhan (misalnya virus mozaik tembakau TMV, virus burik kuning pada
padi, dsb)
Virus hewan (misalnya virus influenza, virus penyebab luka kaki dan mulut pada
sapi, virus poliomyetis, bakteriophag, dsb).
b.
mRNA (pembawa kode genetik), dicetak oleh DNA dalam suatu proses yang
disebut transkripsi. Membawa informasi yang menentukan urutan asam amino
protein dari DNA ke ribosom.Disintesis di dalam nukleus melalui transkripsi oleh
DNA pencetak, RNA-m mengandung kodon.RNA-m yang panjang dan
berfungsi
menyusun
beberapa
rantai
polipeptida
disebut
RNA-m
rRNA (sebagai adaptor), dicetak oleh DNA dan menempati di dalam ribosom.
Mempunyai peran struktural dan katalitik (ribozim) dalam ribosom. rRNA
Gen tertentu membawa informasi yang dibutuhkan untuk membuat protein dan
informasi itulah yang disebut sebagaikode genetik (kodon). Dengan kata lain, kode
genetik adalah cara pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk
menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Informasi pada kode
genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang akan menentukan
susunan asam amino (Gurungeblog, 2008, Levine, tanpa tahun). Kode genetik dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. memperlihatkan "kamus" lengkap dari kode genetika. Kode itu mengandung U
dan bukan T dalam triplet-triplet. Ini disebabkan oleh fakta bahwa para ahli
genetika memandang triplet-triplet yang dibawa oleh molekul-molekul ARNd
sebagai komponen-komponen kode genetika dan bukan sebagai-rangkatan
dalam DNA sendiri. Hal ini didapatkan dari penelitian terhadap ARNd yang
menghasilkan pemecahan kode. Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu
asam amino tertentu dinyatakan sebagai kodon.
Kode genetik merupakan kombinasi tiga basa (triplet kodon) pada mRNA yang
membawa informasi genetik. Kelompok yang terdiri dari tiga nukleotida (triplet) ini yang
berdampingan
pada
DNA
akan
ditranskripsi
menjadi
tiga
nukleotida
RNA
dalam rantai polipeptida (Stansfield, dkk., 2006). Penetapan triplet kodon didasarkan
atas 20 asam amino penyusun protein dan empat macam basa penyusunnya,
sehingga secara matematik apabila menggunakan 2 basa hanya menghasilkan 16 (42)
kode genetik tidak cukup mewakili 20 asam amino dan 64 (43) kode genetik apabila
menggunakan 3 basa. Penggunaan triplet kodon sebagai kombinasi kode genetik
menyebabkan satu macam asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu triplet kodon,
sebagai contoh leusin dapat dikode oleh 6 kodon berbeda pada mRNA. Keadaan ini
disebut kode genetikbersifat degenerate (Brown, 2002; Stansfield, dkk., 2008; Pai,
2005; Levine, tanpa tahun). Akibat dari degenerasi kode ini, banyak perubahan
(mutasi) dapat terjadi pada sebuah gen tanpa mempunyai efek terhadap komposisi
asam amino pada produk gen tersebut. Perubahan tersebut disebut mutasi bisu
(silent) (Stansfield dkk., 2008).
Pada tahun 1968 Nirenberg, Khorana dan Holley menerima hadiah Nobel untuk
penelitian mereka yang sukses menciptakan kode-kode genetik yang hingga sekarang
kita kenal.Seperti kita ketahui asam amino dikenal ada 20 macam.Bagaimana 4 basa
nitrogen ini dapat mengkode 20 macam asam amino yang diperlukan untuk mengontrol
semua aktivitas sel?
Para peneliti melakukan penelitian pada bakteri E. Coli. Mula-mula digunakan
basa nitrogen singlet maka diperoleh 4 asam amino saja yang dapat diterjemahkan
padahal ke 20 asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein yang
dihasilkan dapat digunakan, kemudian para ilmuwan mencoba lagi dengan kodon
duplet dan untuk menterjemahkan 16 asam amino ini pun belum cukup juga. Kemudian
dicoba dengan triplet dan dapat menterjemahkan 64 asam amino. Hal ini wajar
sekalipun melebihi 20 asam amino toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan ada
yang memiliki fungsi yang sama diantaranya (kodon asam asparat (GAU dan GAS)
sama dengan asam asam tirosin (UAU, UAS) dan sama juga dengan triptopan (UGG).
Bahkan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat
menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak. Selain itu, dari 20 asam amino
diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat
bersambung lagi dengan doubel helix. Asam amino yang berfungsi sebagai agen
pemotong gen diantaranya (UAA, UAG, UGA). Beberapa sifat dari kode triplet
diantaranya:
1. Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali dengan
SS memperinci prolin, (SSU, SSS, SSA dan SSG) semua kodon yang diawali
dengan AS memperinci treosin (ASU, ASS, ASA, ASG).
2. Tidak tumpang tindih, artinya tidak satu basa tunggalpun yang dapat mengambil
bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 itu berbeda-beda
nukleotidanya.
3. Kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci
lebih dari satu asam amino.
4. Kode genetik itu ternyata universal. Ini berarti, bahwa kode bagi suatu asam amino
tertentu pada bakteri juga memberi kode bagi asam amino yang sama dalam
organisma-organisma kompleks. Akhir-akhir ini, sifat universal dari kode telah
dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam teknik rekayasa genetika, yang memungkinkan
para ilmuwan memasukkan DNA manusia ke dalam bakteri. Gen-gen manusia itu
ditranskripsi, dan protein-protein manusia disintesa oleh bakteri (Elrod, dkk., 2007;
Gurungeblog, 2008).
Kebanyakan organisme mempunyai kode genetik yang sama (kode genetik
bersifat universal). Kecuali pada genom mitokondria yang menggunakan kode genetik
tidak standard.Kodon 5-UGA-3 yang biasanya mengkode untuk terminasi namun pada
mitokondria manusia, 5-UGA-3 mengkode untuk triptofan.Penggantian kodon
terminasi juga di temukan pada genom nuklear eukariotik tingkat rendah.Kodon
terminasi 5-UGA-3 berubah menjadi selenosistein yang tetap digunakan sebagai
kodon terminasi. Pembeda antara selenosistein dengan kodon 5-UGA-3 adalah
adanya hairpin loop pada mRNA di daerah downstream kodon selenosistein pada
prokariot dan pada daerah 3 yang tidak ditranslasi (misalnya bagian mRNA setelah
kodon terminasi) pada eukariot. Dua contoh diatas meruntuhkan pendapat bahwa kode
genetik bersifat universal karena pada kenyataanya kode genetik bersifat tidak
universal (Brown, 2002).
Campbell, dkk.(2002), menyatakan bahwa kode genetic hampir bersifat
universal, digunakan oleh organism mulai dari bakteri paling sederhana hingga
tumbuhan dan hewan yang paling rumit.Kodon RNA CCG misalnya, dtranslasikan
sebagai asam amino prolin di semua organisme yang kode genetiknya telah dipelajari.
Dalam percobaan laboratorium, gen dapat ditranskripsi dan ditranslasi setelah gen itu
dicangkokkan dari satu spesies ke spesies yang lain. Salah satu aplikasinya yang
penting adalah bakteri dapat deprogram dengan cara menyisipkan gen manusia untuk
mensintesis protein manusia tertentu yang sangat bermanfaat bagi bidang kedokteran.
Aplikasi seperti ini telah menghasilkan perkembangan besar dalam bidang
kodon
Pustaka
Brown, T. A. 2002. DNA in Genomes, 2nd ed. (Online),
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=genomes.section.5818,
diakses tanggal 26 Oktober 2009).
Campbell, N. A., Jane, B. R., & Lawrence, G. M. 2002.Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Elrod, S. & W. Stansfield. 2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Gurungeblog. 2008. Kode Genetik.(Online),
(http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/15/kode-genetik/, diakses pada
tanggal 26 Oktober 2009).
Levine, L. Tanpa tahun.Biologi of The Gene.
Murakami, Kazuo dan Mizan, 2007.Keajaiban Kode Genetik. (Online), http://amanahland.blogspot.com/2007/08/keajaiban-kode-genetik.html, diakses pada tanggal
26 Oktober 2009).
Pai, A.C. 1985. Dasar-Dasar Genetika Edisi Kedua.Diterjemahkan oleh Muchidin
Apandi.Foundation Of Genetics. Jakarta: Erlangga.
Stanfield, W. D., R. Cano, J. Colome.2006. Biologi Molekuler dan Sel. Diterjemahkan
oleh Varian Fahmi.Molecular and Cell Biology. Jakarta: Erlangga.
BAB III
ASAM AMINO DAN PROTEIN
I. ASAM AMINO
A.
KOMPETENSI:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. ELEMEN KOMPETENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. MATERI
1. Ciri-ciri Asam Amino
Asam amino adalah senyawa penyusun protein.Asam amino mempunyai satu
gugus karboksil dan satu gugus amino.Pada umumnya gugus amino terikat pada
posisi dari gugus karboksil.Struktur:satu atom C sentral yang mengikat secara
kovalent:
gugus amino,
gugus karboksil,
satu atom H dan
COOH
rantai samping
(gugus R)
I
H2N --- C -- H
9
Nonessential
Argininea
Methionineb
Alanine
Glutamine
Histidine
Phenylalaninec
Aspartate
Glycine
Isoleucine
Threonine
Asparagine
Proline
Leucine
Tryptophan
Cysteine
Serine
Lysine
Valine
Glutamate
Tyrosine
10
11
Gambar 3.1 D dan L enantiomer asam amino fenilalanin. Catatan bahwa kedua
struktur ada dalam bayangan cermin, garis putus-putus menandai adanya ikatan gugus
dan menandai adanya ikatan ke karbon alfa
Ke 20 alfa asam amino bentuk murni adalah putih, kristal, padat dengan highmelting (daya leleh tinggi) . Zat ini adalah larut dalam air dan dalam bahan pelarut
organik seperti aseton, cloroform, dan eter tidak dapat larut. Larutan yang
mengandung asam amino dapat menghantarkan arus elektrik. Ciri-ciri yang dimiliki
seperti diuraikan di atas diperkirakan dari senyawa ionik atau garam, tetapi corak
seperti tidak dapat ditunjukkan di susunan rumus yang umum seperti pada Gambar 8.1
dan 8.2. Pada pH fisiologis ( sekitar 7.4), asam amino bersifat ionik dipolar (Gambar
8.3); karena mempunyai suatu muatan positif dan muatan negatif pada molekul yang
sama. Bentuk ini kadang-kadang disebut zwitterions dari istilah Jerman yang berarti
"inner salt".
Seperti ditunjukkan pada reaksi di bawah, gugus karboksil melepaskan proton
pada pKa 2.3 dan gugus NH pada pKa 9.7. Diasumsikan bahwa rantai sisi R tidak
bermuatan dan muatan pada bentuk zwitterion (struktur B) asam amino (pada pH
netral) adalah nol. Pemahaman terhadap ciri-ciri dasar asam amino adalah sangat
penting, sebab dapat meramalkan bentuk ionik utama dari suatu asam amino pada
sejumlah nilai pH. Prediksi terhadap muatan elektrik asam amino menjadi sangat
penting ketika kita mendiskusikan struktur dan fungsi protein.
Klasifikasi asam amino
Klasifikasi ini didasarkan atas sifat gugus R-nya, dibedakan atas 4 macam
asam amino: bersifat non polar alifatik, aromatik, polar tidak bermuatan dan polar
bermuatan. Struktur lengkap keempat macam asam amino dapat dilihat pada gambar
di bawah. Asam amino diklasifikasikan berdasarkan polaritas rantai samping (R).
1. Asam Amino dengan Rantai Sisi Nonpolar dan Alifatik
a. Glisin dan Prolin
Glisin memiliki atom hidrogen sebagai rantai sisi, sehingga glisin merupakan
asam amino yang paling sederhana dan paling kurang interaktif. Karena berukuran
kecil, atom hidrogen menimbulkan rintangan sterik minimal yaitu atom hidrogen yang
tidak secara bermakna menempati ruang yang ditempati oleh atom atau gugus kimia
lain. Oleh karena itu, glisin membenkan fleksibilitas struktur yang paling besar apabila
glisin terdapat dalam suatu protem. Di lain pihak, asam amino prolin memberikan
12
sedikit fleksibilitas dalam struktur protein. Atom nitrogen melekat secara kovalen ke
rantai sisi, membentuk sebuah einem yang kaku.
b. Alanin dan asam amino rantai bercabang
Alanin dan asam amino rantai bercabang (valin, leusin, dan isoleusin)
memilikirari sisi alifatik, nonpolar, dan berukuran besar. Alanin mengandung sebuah
gugus metil. Valin, leusin, dan isoleusin memiliki rantai bercabang yang sangat
hidrofobik.
13
gugus
hidroksil
pada
serin
dan
treonin
dan
gugus
amida
14
Gambar 3.6Asam amino dengan rantai sisi polar dan tidak bermuatan
15
mengandung sebuah gugus amino pada karbon (epsilon) (pKa ~ 10,5). Oleh karena
itu, asam-asam amino bermuatan positif pada pH fisiologis (~7,4). Histidin memiliki
sebuah cincin imida (pKa ~ 6). Dalam protein, pKa gugus imidazol terletak antara 6
dan 7. Oleh karena itu ini menitrasi dalam rentang pH fisiologis, dan perubahan kecil
pada pH atau lingkungan lokal dapat mengubah muatan. Sifat ini memungkinkan
histidin berperan penting dalam fungsi protein.
c. Sistein dan Tirosin
Rantai sisi sistein (pKa ~ 8,4) dan tirosin (pKa ~ 10,5) sebagian besar
mengalami protonisasi di bawah pKa-nya dan tidak memiliki muatan.. Di atas pKa,
proton mengalami disosiasi, dan rantai sisi kemudian membawa muatan negatif. Oleh
karena itu, dalam protein asam amino ini biasanya tidak bermuatan pada pH fisiologis.
katabolisme :
1. katabolisme nitrogen asam amino urea
2. katabolime kerangka karbon asam amino senyawa amfibolik
16
Karena atom C pusat mengikat empat gugus yang berbeda, maka asam
aminokecuali glisinmemiliki isomer optik: l dan d.
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan tipe l
meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe d. Dindingselbakteri banyak
mengandung asam amino tipe d.
3. Zwitter-ion/ Ion Amfoter
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil (berupa asam
karboksilat) sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai asam dan basa
(walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki).
Amfoter yang berarti mempunyai sifat basa karena adanya gugus NH2 dan
mempunyai sifat asam karena adanya gugus COOH. Dengan demikian dalam
larutan ataupun dalam cairan darah asam amino merupakan molekul yang tidak
bermuatan.Pada pH tertentu yang disebut titikisolistrik, gugus amina pada
asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi, NH3+), sedangkan
gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, COO-).Titik
isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya.Dalam keadaan
demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter-ion.
Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino sebagai struktur kristal
putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino
bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH fisiologis
yang dekat netral.
Polipeptida
Ikatan peptida yakni rantai pendek dari dua atau lebih asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan kovalen.Sel dapat merangkai ke 20 asam amino dalam
berbagai kombinasi dan urutan sehingga dapat membuat produk yang sangat
bervariasi. Dua asam amino dapat berikatan bersama membentuk suatu amida atau
ikatan peptida. Berdasarkan konvensi ikatan peptida ditulis dengan asam amino yg
mempunyai NH3+ bebas (sebelah kiri) dan as.Amino dg gugus COO- bebas (sebelah
kanan).Molekul yang mengandung 2 asam amino dengan 1 ikatan peptida disebut
dipeptida. Molekul yang mengandung 3 asam amino disebut tripeptida dan
4(tetrapeptida), 5 (pentapeptida), dan seterusnya.
17
PROTEIN
Protein adalah biopolimer yang terdiri dari banyak satuan asam
Amino yg
18
Gambar 3.9Suatu peptide pendek yang menunjukkan jumlah dan arah. Residu ujung
amino terminal, selalu digambarkan di sebelah kiri dimulai dengan nomor 1. Struktur
pentapeptide ditulis Gly-Glu-Val-Ser-Lys. Panah menandai adanya ikatan peptide.
Klasifikasi Protein
Berdasarkan komposisi
Protein dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu:
1. Protein sederhana
2. Protein konjugasi
Protein sederhana adalah protein yang pada hidrolisihanya menghasilkan
asam-asam amino. Kelompok protein ini umumnya mengandung kurang lebih 50%
karbon, 7% hidrogen, 23% oksigen, 16% nitrogen dan 0 - 3% sulfur. Kelompok protein
konjugasi adalah protein yang pada hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam-asam
amino, tetapi juga komponen organik dan komponen anorganik lain, yang disebut
gugus prostetik dari protein. Berdasarkan sifat kimiia gugus prostetiknya. protein
konjugasi dapat dikelompokan menjadi nuleoprotein, lipoprotein. karena mengandung
gugus prostetik asam nukleat dan lipid. Juga dikenal fosfoprotein, metalloprotein dan
glucoprotein.
Berdasarkan konformasi
Protein dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
1. protein serat,
2. protein globular,
3. protein dengan konformasi antara protein serat dan protein globuar.
Protein serat dibangun olen rantai-rantai polipeptida yang ditata sejajar
sepanjang satu sumbu. Secara fisik protein serat sangat kaku, kuat dan tak larut dalam
alr atau larutan garam encer. Protein serat ini merupakan elemen struktur dasar
jarngan ikat hewan tingkat tinggi. Misalnya kolagen dari tendon dan matriks tulang,
keratin, rambut, tanduk, kuku dan bulu serta elastin dari jaringan yang elastik.
19
2. Struktur sekunder adaiah tatanan ruang struktur primer sepanjang satu dimensi.
Ada dua jenis struktur sekunder, struktur heliks dan struktur "pleat" atau konformasi .
L. Pauling dan R. B. Corney mempelajari pola difraksi sinar X dari kristal dipeptida dan
tripeptida dan mendeduksi Struktur yang tepat dari ikatan peptidanya sebagai berikut:
C-N pada ikatan peptida lebih pendek dari pada C-N dalam ikatan lainnya, sehingga
mereka menyimpulkan bahwa C-N pada ikatan peptida menyerupai sifat (tidak dapat
berotasi bebas) seperti yang ditunjukkan oleh ikatan rangkap. Selanjutnya direduksi
20
pula bahwa 4 atom dari gugus peptida dan 2 atom karbon a terletak dalam satu
bidang, sedemikian mpa sehingga atom 0 dari gugus karbonil dan atom H dari gugus NH- berada pada posisi trans. Penataan planar ini merupakan hasil stabilisasi
resonansi ikatan peptida. Dari penemuan ini, tulang punggung rantai polipeptida dapat
digambarkan sebagai serangkaian bidang-bidang yang relatif kaku, yang dipisahkan
satu dengan lainnya oleh gugus metilen (-CHR-). Dalam tulang punggung rantai
polipeptida, satu pertiga dari semua ikatan-ikatan tunggal adalah ikatan-ikatan C-N
yang tidak dapat berotasi karena sifat ikatan rangkapnya yang mempengaruhi
kekakuan ("constrains") sejumlah konformasi rantai-rantai polipeptida.
Struktur
sekunder suatu protein distabilkan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dapat terjadi
antara atom H dari gugus -NH- residu asam amino dengan atom O gugus karbonil
residu asam amino berikutnya, atau atom O gugus karbonil asam amino ketiga dan
seterusnya.
21
2.
Biokatalisator ( Enzim )
3.
4.
5.
6.
7.
Protein Reseptor
Enzim
2.
Protein struktural
3.
Protein imun
4.
5.
6.
Denaturasi Protein
Denaturasi adalah rusaknya struktur protein tetapi tidak
sampai merusak
22
23
BAB IV
ENZIM
A. KOMPETENSI:
1.
2.
3.
B. ELEMEN KOMPETENSI
1.
2.
3.
C. MATERI
Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk
mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh (organisme) tanpa
mempengaruhi keseimbangan reaksi.Enzim adalah suatu zat organik yang dapat
mempengaruhi berbagai reaksi kimia yang terjadi dalam suatu makhluk hidup. Enzim
berperan untuk mengkatalisis proses kimia (biokimia) dalam makhluk hidup atau dalam
sistem biologi. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator,artinya mempercepat jalannya
reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang
diperlukan untuk mengaktifkan suatu reaktan sehingga dapat bereaksi untuk
membentuk senyawa lain.
Tanpa adanya enzim biasanya reaksi kimia akan berlangsung sangat lambat,
bahkan mungkin tidak dapat terjadi. Reaksi yang dibantu dengan katalis enzim laju
reaksinya lebih tinggi 106-1012 kali.Kerja enzim sangat spesifik baik jenis maupun
substratnya, artinya satu enzim hanya menjalankan satu fungsi saja.Misalnya adalah
enzim -Amylase yang bekerja spesifik dalam mulut, enzim ini terdapat bersama
dengan air liur (saliva), enzim -Amylase berperan dalam melakukan hidrolisis awal
makanan terutama yang mengandung pati.Enzim tidak ikut bereaksi, struktur enzim
tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim antara lain suhu , pH,
substrat, konsentrasi enzim dan zat-zat penghambat. Suhu berpengaruh terhadap
fungsi enzim karena reaksi kimia menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi
24
oleh suhu.Temperatur yang tinggi (lebih dari 40C) dapat menyebabkan kerja enzim
tidak aktif (non-aktif) bahkan kerusakan enzim (denaturasi). Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah:
1. Suhu
Suhu dapat mempengaruhi reaksi kimia, maka reaksi menggunakan katalis
enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu
protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim
akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. Suhu yang
tinggi (>40 oC) akan mengakibatkan hilangnya fungsi kerja enzim karena mengalami
denaturasi. Enzim bekerja secara optimal pada suhu sekitar 30-40 oC, suhu > 60 oC
sudah mulai mengalami denaturasi dan akan terdenaturasi sempurna pada suhu
90-100 oC. Kenaikan suhu 10C (sampai 40C), kecepatan reaksi naik 2 x lipatnya
dan reaksi terhambat dan berhenti pada 60C.
2. Ph
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya
berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya
enzim
menjadi
non
aktif
secara
irreversibel
karena
mengalami
denaturasi
25
6. Zat-zat penghambat/inhibitor
Hambatan
atau
inhibisi
suatu
reaksi
akan
berpengaruh
terhadap
penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan. Aktifitas enzim
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan organisme itu sendiri. Contoh: enzim yg
mengkatalisis reaksi pertama pada suatu siklus biosintesis biasanya di hambat oleh
produk akhirnya (feedback inhibition).Beberapa enzim disintesis dalam bentuk tidak
aktif dan akan diaktifkan oleh kondisi dan waktu yang sesuai (misalnya pepsinogen
dirubah menjadi pepsin) disebut sebagai enzim allosterik, dan prekursor yang tidak
aktif disebut sebagaizymogen.
SUSUNAN ENZIM
Enzim adalah protein khusus yang berfungsi mengkatalisis reaksi hayati secara
efektif, tepat dan spesifik.Nama enzim yang berarti "di dalam ragi" mulai digunakan
pada tahun 1877. Pada tahun 1897, E. Buchner berhasil mengekstraksi enzim yang
mengkatalisis fermentasi alkohol dari ragi, tetapi baru pada tahun 1926, J.B. Sumner
dapat mengisolasi urease dari biji buah nangka dalam bentuk kristal murni dan
26
membuktikan bahwa enzim adalah protein. Selanjutnya dalam kurun waktu 1930
sampai
1936,
J.
Northrop
berhasil
mengkristalkan
pepsin,
tripsin
dan
(komplek) yang dibutuhkan enzim untuk melakukan fungsinya. Berikut ini adalah
contoh koenzim:
1. NAD (koenzim 1)
2. NADP (koenzim 2)
3. FMN dan FAD
27
28
hari, satu nama sistematik yang mengidentifikasi reaksi yang dikatalisisnya, dan satu
nomor golongan yang dipakai apabila diperiukan identifikasi suatu enzim yang akurat,
misainya dalam majalah penelitian intemasional, abstrak atau indeks. Contoh
reaksi enzimatik :
ATP + kreatin ADP + fosfokreatin
Nama rekomendasi enzim, yang biasa digunakan adaiah kreatin
kinasenama sistematik, berdasarkan reaksi yang dikatalisisnya adaiah ATP:
kreatin fosfotransferase.Nomor golongannya adaiah EC.2.7.3.2.dimana EC
menyatakan "Enzyme Comission", dengan digit pertama (2) menunjukkan
nama golongan (transferase), digit ke dua (7) menunjukkan nama sub golongan
(fosfotransferase), digit ke tiga (3) menunjukkan nama sub sub golongan
(fosfotransferase dengan satu gugus nitrogen sebagai aseptor) dan digit ke
empat (2) menunjukkan kreatin kinase. Di sini penamaan hanya ditulis dalam
dua digit, untuk penamaan empat digit dapat lihat referensi lain.
Mis:
1.1.1.1 Alkohol : NAD Oksidoreduktase
= alkohol dehidrogenase
1. INFORMASI TAMBAHAN
Mis:
1.1.1.37 L-MALAT : NAD OKSIDOREDUKTASE
(decarboxylating)
L-MALAT + NAD+ PIRUVAT + CO2 + NADH + H+
1.1.1.37 L-MALAT : NAD OKSIDOREDUKTASE
L-MALAT + NAD+ OKSALOASETAT + NADH + H+
2. NOMOR KODE SISTEMATIK
ATP
ADP
29
Klas
Tipe reaksi
1.
Oksidoreduktase (nitrat
reduktase)
2.
Transferase (Kinase)
3.
Hidrolase (protease,
lipase, amilase)
4.
Liase (fumarase)
5.
Isomerase (epimerase)
6.
Ligase/sintetase
(tiokinase)
Polimerase (tiokinase)
7.
adalah suatu tempat atau celah di dalam struktur tiga dimensi enzim dimana
peristiwa katalitis terjadi.
Sisi aktif enzim memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sangat khas untuk substrat tertentu
30
2. Sisi aktif merupakan daerah yang sangat kecil pada struktur 3 dimensi
enzim.
3. Sisi aktif berisi asam amino
4. Sisi aktif ini berikatan dengan substrat secara lemah dalam ikatan non
kovalen dan dalam interaksi reversibel. Interaksi ini seperti ditunjukkan gambar
4.2.
Gambar 4.3Model ikatan antara substrat enzim (a) lock and key model,
(b) inducet-fit model
Pandangan terbaru terhadap kompleks ES terus meningkat.Pandangan
modern tentang sisi aktif menunjukkan suatu daerah yang tidak hanya
mengenali substrate tetapi juga memberikan orientasi sedemikian rupa untuk
31
komplek
EI,
karena
terikat
secara
reversible
maka
KINETIKA ENZIM
a. Persamaan Michaelis Menten
Walaupun enzim mempunyai ciri katalisator organik dan anorganik,
mereka mempunyai ciri kinetik unik yang memedakannya dari katalisator lain.
Satu pengamatan awal pada pengaruh konsentrasi substrat yang tidak biasa
pada tingkat reaksi enzyme-catalyzed itu. Tingkat reaksi enzyme-catalyzed
dipelajari dengan
buffer yang sesuai (untuk memelihara agar pH konstan) dan pada suatu
temperatur tetap.
32
Tingkat awal ( Vo, kecepatan awal) ditentukan selama beberapa menit awal
reaksi dengan mengukur baik
suatu
grafik
rerata
reaksi
terhadap
konsentrasi
substrat
dapat
33
k3
k2
k4
E + S ES E + P
E+S = ES = EP = E + P
Persamaan dasar yang diturunkan oleh Michaelis dan Menten untuk
menjelaskan reaksi katalis enzim adalah sbb:
V max[S ]
vo = KM [ S ]
ket:
vo adalah kecepatan awal yang disebabkan oleh konsentrasi subsrat
Vmax adalah kecepatan maximum
KM adalah konstanta Michaelis.
(Sebagian dari Anda mungkin telah mengenali persamaan ini sebagai
persamaan matematik untuk suatu hiperbola) Michaelis dan Menten membuat
beberapa asumsi untuk mempermudah menurunkan rumus ini.Mereka memilih
untuk mengabaikan reaksi yang berbalik produk P dan enzim bebas terhadap
kompleks ES (yang digambarkan oleh
k4
34
hanya mengukur hanya initial rate (rerata/konstanta awal ketika reaksi yang
diwakili oleh k4 adalah sangat-sangat lambat ( pada umumnya selama
beberapa menit yang awal). Asumsi lain yang perlu diusulkan di dalam
penurunan persamaan adalah bahwa kompleks ES adalah suatu steady-state
intermediate. Yaitu setelah pencampuran E dan S, suatu ES tertentu telah
terbentuk dengan cepat dan konsentrasinya relatif konstan sebab produk
dihasilkan dengan kecepatan yang sama dengan pemecahannya.
Dua konstanta penting dalam persamaan Michaelis-Menten, KM dan
Vrnax, memerlukan uraian lebih lanjut. Konstanta Michaelis, KM, dinyatakan
secara matematik sebagai berikut.
KM =
k 2 k3
k1
V max[S ]
[S ] [S ]
V max[S ]
2[ S ]
V max
2
dimana KM = [S]
35
k2
k3
Dalam format ini, Anda akan mengenali KM sebagai konstanta disosiasi untuk
yang kompleks:
k1
ES
E+S
k2
36
37
BABV
STRUKTUR DAN FUNGSI KARBOHIDRAT
A.KOMPETENSI:
1. menjelaskan fungsi karbohidrat
2. menjelaskan struktur karbohidrat
3. menjelaskan reaksi-reaksi pada karbohidrat
B. ELEMEN KOMPETENSI
1. mendeskripsikan fungsi karbohidrat
2. mendeskripsikan struktur karbohidrat
3. mendeskripsikan reaksi-reaksi pada karbohidrat
C. MATERI
Karbohidrat merupakan bagian yang sangat berlimpah dari tumbuhan dan hewan,.
senyawa ini mempunyai gugus fungsi aldehid atau keton serta kelompok hidroksil yang
banyak. Zat ini berfungsi sebagai
dikelompokkan
menjadi.
Monosakarida,
disakarida,
trisakarida,
a). Monosakarida
Karbohidrat sederhana adalah monosakarida, senyawa dengan satu unit aldehid
atau keton tunggal dan banyak hidroksil yang memiliki formula empirik (CH2O)n.
Monosakarida yang ada di alam jumlah n antara 3 sampai 7. Kebanyakan
monosakarida mempunyai satu kelompok hidroksil pada setiap atom karbon kecuali
untuk satu karbon yang mempunyai satu oksigen karbonil (aldehid atau keton).
38
Monosakarida
Kelompok
Gliseraldehid
Aldotriosa
Dihidroksiaseton
Ketotriosa
Eritrosa
Adotetrosa
Eritrulosa
Ketotetrosa
Ribosa
Aldopentosa
Ribulosa
Ketopentosa
Glukosa
Aldoheksosa
Manosa
Aldoheksosa
Galaktosa
Aldoheksosa
Fruktosa
Ketoheksosa
Sedoheptulosa
Ketoheptosa
39
Gambar 5.2: Kelompok D-aldosa yang mengandung 3 sampai 6 atom karbon, semua
mempunyai gugus fungsional aldehid
40
Gambar 5.3. Kelompok D-ketosa dari 3 sampai 6 atom karbon. Semua mempunyai
gugusfungsional keton.
41
Gambar 5.4. Pembentukan rantai siklik dari bentuk rantai terbuka D-ribosa.
42
43
44
Gambar 5.7: Reaksi oksidasi karbohidrat (a) oksidasi gliseraldehid oleh reagenTollens,
(b) oksidasi treosa oleh ion cupri, oksidasi glukosa yang dikatalisis enzim dehidrogenase
Gambar 5.8. Reaksi reduksi karbohidrat (a) reduksi glukosa menjadi sorbitol, aldehiddireduksi
pada suatu alkohol. (b) konversi D-ribosa menjadi D-2-dioksiribosa
45
2. Esterifikasi
Ester adalah senyawa yang terbentuk melalui reaksi gugus hidroksil dengan asam:
Gugus hidroksil dari karbohidrat bereaksi pada alkohol untuk menghasilkan ester.
Senyawa ester yang penting dari karbohidrat adalah fosfat ester yang dibentuk dengan
menggunakan asam fosforat.
Ester fosfat terpenting dalam biologi termasuk D-glukosa 6 fosfat, D-gliseraldehid 3fosfat, D-dioksiribosa 5-fosfat. Dua dari senyawa ini terbentuk selama glikolisis.
d). Disakarida
Disakarida dihasilkan dari dua monosakarida dengan mambentuk ikatan glikosida
(1-4) atau (1-4). Kombinasi 2 molekul monosakarida D-glukosa dengan ikatan (1-4)
menghasilkan maltosa:
46
Disakarida penting lainnya yang dibentuk melalui ikatan glikosida dari 2 monosakarida
antara lain adalah : Maltosa, selobiosa, sukrosa, dan laktosa.
e). Polisakarida
Polisakarida tersusun dari beberapa unit monosakarida melalui ikatan O-glikosida
membentuk polimer dari monosakarida. Homopolisakarida disusun dari satu tipe
tunggal unit monosakarida sedangkan heteropolisakarida mengandung dua atau lebih
tipe monosakarida. Istilah oligosakarida digunakan untuk menyebut polisakarida
dengan jumlah monosakarida sedikit ( beberapa sampai dengan 10 monosakarida).
47
juga banyak
ditemukan sebagai unit monomer dari polisakarida yang ada di alam. Berbeda dengan
protein dalam hal ukuran dan berat unit penyusunnya, polisakarida merupakan polimer
dengan panjang yang bervariasi dan mempunyai berat molekul yang berbeda. Protein
tersusun dari suatu urutan dan komposisi asam amino yang spesifik dan mempunyai
berat molekul tertentu (terbatas).
tertutama dalam
bentuk pati atau glikogen. Polisakarida disimpan dalam sel dalam bentuk kemasan
sitoplasmik yang disebut granula.
Pati terdapat dalam kloroplas sel tumbuhan yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis. Pati terutama banyak terdapat dalam kentang, jagung, dan gandum.
Granula glikogen terutama terdapat dalam sel-sel hati dan otot hewan. Sebagian besar
kelompok hidraksil pada pati maupun glikogen berasosiasi dengan air melalui ikatan
hydrogen. Pada kenyataannya setiap gram glikogen dalam hati atau jaringan otot
dihidrasi dengan 2 gram air.
Pati adalah suatu campuran dari dua tipe polimer glukosa, amilosa dan
amilopektin. Amilosa merupakan rantai , tidak bercabang dari unit D-glukosa dengan
ikatan glikosida (1-4). Berat molekul rantai amilosa antara beberapa ribu sampai
500.000. Amilopektin mempunyai dua struktur penting, (1) rantai utama merupakan
rantai lurus dari unit glukosa dengan ikatan glikosida (1-4) (seperti amilosa), (2) rantai
cabang yang terkait dengan rantai utama melalui ikatan glikosida (1-6), berat molekul
amilopektin kurang lebih 1000.000.Ketika pati dicerna pada tubuh manusia, degradasi
pati diawali pada saat di dalam mulut. Enzim amilase dalam saliva mengkatalisis
hidrolisis ikatan glikosida pati, menghasilkan disakarida maltosa dan oligosakarida.
Hewan menyimpan glukosa untuk energi metabolic dalam bentuk polimer yang
bercabang, glikogen. Seperti halnya amilopektin, glikogen mempunyai rantai utama
dengan ikatan (1-4) rantai cabang dengan ikatan (1-6).
Dextran adalah bentuk simpanan polisakarida yang juga terdapat di alam.
Terutama dalam ragi dan bakteri. Dextran mengandung residu glukosa sebagai rantai
utama melalui ikatan glikosida (1-6) dengan cabang yang dibentuk melalui ikatan (12). (1-3), dan (1-4). Bakteri tumbuh pada gigi menghasilkan dekstran yang
terakumulasi dan menjadi dental plaque. Inulin merupakan homopolimer dari D-
48
fruktosa yang terhubung melalui ikatan glikosida (2-1) dan ditemukan tumbuhan yang
kuncup bunganya dapat dimakan dan sayuran yang lain.
49
(lebih dari 50%) sebagai materi organic di biosfer. Selulosa adalah polimer dari unit Dglukosa yang tidak bercabang dengan ikatan glikodida (1-4), tersusun dari 10.000
sampai 15.000 residu glukosa.
Komponen polisakarida penting yang lain dalam dinding sel adalah pectin, suatu
polimer dari asam D-galakturonik. Gugus CH2OH pada C6 dari galaktosa dioksidasi
menjadi satu asam karboksilat (-COOH). Ekstrak pectin dari tanaman digunakan
sebagai gel dalam pembuatan selei atau jeli.
Eksoskeleton pada artropoda (insekta, kepiting, lobster) terbentuk dari khitin, yang
merupakan homopolisakarida yang tidak bercabang. Polimer ini ini juga ditemukan
dalam jumlah yang lebih kecil dalam dinding sel ragi, fungi, dan alga. Monomer dari
khitin adalah derivat glukosa, N-asetilglukosamin dengan ikatan glikosida (1-4).
Selulosa, khitin terdapat dalam bentuk rantai panjang yang berasosiasi menjadi serat
melalui ikatan hydrogen intra dan intermolekuler.
Beberapa polisakarida struktural ditemukan dalam jaringan konektif (tendon
kartilago) atau matriks ekstraseluler (substansi dasar) dari hewan tingkat tinggi yang
disebut mulopolisakarida.
50
dari lima reidu glisin membentuk peptida crosslinks. Tabel berikut merupakan
ringkasan dari komposisi dan peran biologi dari polisakarida:
Tabel 5.2: Struktur dan peran biologi dari beberapa polisakarida
Nama
Tipe
Fungsi Biologi
Pati
Amilosa
Amilopektin
Homo
Homo
Glikogen
Homo
Dextran
Homo
Inulin
Homo
Glukosa , (1-4)
Glukosa, (1-4) dengan
Cabang (1-6)
Glukosa , (1-4) dengan
Cabang (1-6)
Glukosa, (1-6) dengan
Cabang (1-2), (1-3),
(1-4)
Fruktosa, (2-1)
Selulosa
Homo
Glukosa, (1-4)
Cadangan
makanan (hewan)
Cadangan
makanan
(ragi & bakteri)
Cadangan
makanan tumbuha
dinding sel
Pektin
Homo
Asam galakturonat
struktur kaku
Khitin
Homo
N-aseti;glukosamin, (1-4)
eksoskeleton
Asam hyaluronat
Hetero
Khondroitin sulfat
Hetero
N-asetilglukosamin, asam
Glukoronat, (1-4), (1-3)
N-asetilgalaktosamin,
sulfat,
Asam glukoronat, (1-3),
(1-4)
pelumas,cairan
sinovial, matriks
pelumascairan
sinovial, matriks
Peptidoglikan
Hetero
Dengan
peptiDa Crosslink
N-asetilglukosamin,
N-asam asetilmuramic,
(1-4)
51
Cadangan
makanan
(tumbuhan)
fungsistructural
padadinding sel
bakteri
BAB VI
METABOLISME KARBOHIDRAT
I.
Anabolisme Karbohidrat
B. KOMPETENSI:
1.
2.
3.
C. ELEMEN KOMPETENSI
1. mendeskripsikan proses dasar fotosintesis
2. mendeskripsikan mekanisme dan produk fotosintesis
3. mendeskripsikan fungsi fotosintesis dalam proses perkembangan, fisiologi, dan
molekuler
C. MATERI
Energi cahaya digunakan baik oleh sel prokaryotik maupun eukaryotik untuk
menghasilkan energi metabolik yang digunakan dalam biosintesis. Proses fotosintesis
hanya terjadi di dalam sel-sel yang mengandung klorofil yang terdapat dalam organel
tertentu yaitu kromatofor atau kloroplas. Fotosintesis dapat didefinisikan sebagai suatu
proses karboksilasi reduksi dari substrat organik.
. Proses fotosintesis berlangsung dalam dua faseyaitu:
1. Absorbsi energi sinar oleh klorofil dan pigmen lain, yang merupakan fase terang
dan biasa disebut sebagai reaksi terang.
2. Metabolisme karbon untuk membentuk glukosa, sukrosa, dan pati, yang
merupakan fase sintesis dan biasa disebut reaksi gelap sebab tidak
memerlukan cahaya.
Kedua fase rekasi dapat digabungkan dalam satu reaksi tunggal oksidasi-reduksi
sebagai berikut:
CO2 + 2H2A ----cahaya---- > (CH2O) + 2A + H2O
Keterangan:H2O
= elektron donor
52
H2A sebagai donor electron, tergantung dari jenis organisma fotosintetiknya. Bakteri
fotosintesis menggunakan molekul anorganik seperti hydrogen sulfida (H2S), gas
hidrogen (H2), atau ammonia (NH3), atau senyawa organic seperti laktat , isopropanol.
Pada tumbuhan tinggi dan alga sebagai H2A adalah air yang dioksidasi menjadi O2
(sebagai produk A dalam reaksi diatas).
a). Tempat berlangsungnya fotosintesis
Tempat berlangsungnya absorbsi cahaya dan fiksasi CO2 pada sel fotosintetik
eukaryotik adalah dalam kloroplas. Daun tumbuhan mempunyai 20 sampai 50
kloroplas setiap selnya. Kloroplas biasanya berbentuk globular atau cakram dengan
panjang antara 5 sampai 10 m, 50 kali lebih besar daripada mitokondria. Kloroplas
juga mempunyai membran rangkap,membran luar yang kontinyu bersifat permiabel
terhadap molekul-molekul kecil dan ion, sedangkan membran dalam juga kontinyu
tersusun
dalam
bentuk
berpasang-pasang
lipatan
yang
disebut
lamelayang
membungkus isi kloroplas dan disebut stroma. Pada bagian tertentu lamella melebar
membentuk kantong membranyang disebut tilakoid. Tilakoid tersusun membentuk
grana. Bagian lamella antara dua grana disebut lamella antargrana. Membran tilakoid
dan membran lamella antargrana mengandung pigmen-pigmen yang menyerap
cahaya, termasuk klorofil, karier untuk transport electron serta berbagai enzim dan
komponen yang diperlukan untuk sintesis ATP dan NADPH yang berlangsung pada
tahap reaksi terang. Stroma mengandung enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi
fiksasi CO2 yang selanjutnya akan membentuk karbohidrat yang berlangsung selama
reaksi gelap.
b). Reaksi Terang
Tahap ini terjadi transduksi dari energi elektromagnetik (cahaya) menjadi energi
ikatan kimia. Robert Hill, dalam percobaannya berhasil menunjukkan terjadinya aliran
electron melalui rantai transport electron dari H2O (suatu agen teroksidasi) ke akseptor
electron.
53
c). Fotosistem
Cahaya diserab dalam organisme fotosintetik melalui unit fungsional yang
disebut fotosistem yang terdapat dalam membran tilakoid. Dua tipe fotosistem, yang
masing-masing mengandungpusat reaksi fotokimia,
Gambar 6.1:Skema fotosistem, absorbsi cahaya oleh pigmen asesori, klorofil (chl), -karoten
(car) Cahaya diarahkan pada klorofil a sebagai pusat reaksi.
54
Gambar 6.2: Hubungan fotosistem I dan II dalam skema Z untuk transport electron.
55
e). Fotofosforilasi
Fotofosforilasi adalah perubahan energi cahaya menjadi energi kimia, yang
terjadi selama tahap reaksi terang.Organisme fotosintetik menggunakan produk ATP
untuk proses metabolic yang memerlukan energi. Fotoinduksi transfer electron dari
H2O ke NADP+ melewati pompa proton membran tilakoid dari sisi luar ke bagian dalam
(gambar 3.3). Pada permukaan luar membran tilakoid adalah kompleks protein CF0
dan CF1, yang bersama-sama sebagai ATP-sintasedari kloroplas. Perannya serupa
dengan protein Fodan F1 dalam membran mitokondria. CF0 adalah protein membran
tilakoid yang berperan sebagai suatu saluran proton, sedangkan CF1 suatu protein
periferal membran dan merupakan sisi katalitik untuk mengikat ADP dan Pi. Hasil
pembentukan ATP dalam fotofosforilasi sulit diukur secara akurat tetapi diperkirakan
satu
56
sampai
dua
ATP
terbentuk
dari
transfer
electron
dari
H2O
ke
NADP+.
Gambar 6.4: Pompa proton membran tilakoid selama fotoinduksi transport electron
57
Gambar 6.5: Skema Daur Calvin yang merupakan jalur fiksasi CO 2 pada tumbuham C3
58
Gambar 6.6: Kombinasi daur Hatch-Slack dan daur Calvin pada tumbuhan C4.
CO2
dengan
fosfoenolpiruvat
sebagai
akseptor
dan
menghasilkan
oksaloasetat sebagai produk pertama dalam reaksi ini. Meskipun cara fiksasinya sama
dengan tumbuhan C4, tetapi mekanisme fiksasi pada CAM berbeda dengan C4. Pada
59
tumbuhan CAM mempunyai struktur anatomi daun yang berbeda dengan tumbuhan
C4. Daur CAM terjadi pada tumbuhan sukulen, dan nanas.
j). Sintesis pati
Sintesis pati sebagai simpanan glukosa dalam tanaman sama halnya dengan
sintesis glikogen pada hewan, tetapi glukosa yang ditambahkan diaktivasi dengan ADP
tidak dengan UDP.
ADP-glukosa + (glukosa)n ---------- > ADP + (glukosa)n+1
(pati yang telah ada)
(pemanjangan pati)
Pati sintaseadalah enzim yang mengkatalisis penambagan residu glukosa baru pada
ujung nonreduksi dari pati yang telah ada melalui ikatan glikosida (1-4).
k). Sintesis laktosa
Disakarida laktosa disintesis secara aktif dalam kelenjar susu pada manusia
dan hewan yang lain. Laktosa dibentuk melalui penggabungan galaktosa teraktivasi
dengan glukosa dengan reaksi berikut:
UDP-galaktosa + glukosa -------- > UDP + laktosa
Enzim laktosa sintasemengkatalisis pembentukan ikatan glikosida (1-4) diantara dua
monosakarida. Laktosa sintase mengandung 2 protein galaktosil transferase dan laktalbumin.
l). Sintesis sukrosa
Disakarida sukrosa terdapat dalam buah dan sayuran, tetapi khususnya
terdapat dalam tebu dan bitgula. Sukrosa sebagai bentuk simpanan monosakarida
untuk energi dan proses biosintesis ditransport melalui floem. Disakarida ini disintesis
dalam 2 tahap dari UDP-glukosa dan fruktosa 6-fosfat:
UDP-glukosa + fruktosa 6-fosfat-----sukrosa 6-fosfat sintase------- > Sukrosa 6-fosfat + UDP
Sukrosa 6-fosfat + H2O -------fosfatse--------- > sukrosa + Pi
n). Sintesis selulosa
Selulosa adalah polisakarida terbesar dalam dinding sel tumbuhan dan
beberapa bakteri, disusun dari residu glukosa dengan ikatan glikosida (1-4). Jalur
sintesis selulosa serupa dengan sintesis pati. Beberapa organisma bentuk gula
teraktivasi yang digunakan adalah UDP-glukosa, tetapi pada yang lain menggunakan
GDP-glukosa.
UDP-glukosa atau GDP-glukosa + (glukosa)n ---------- > UDP atau GDP + (glukosa)n+
60
A. Kompetensi
1. Memahami proses glikolisis dan jalur pentosa fosfat
2. Memahami siklus asam trikarboksilat dan oksidasi fosforilasi
3. Memahami hubungan antara glikolisis, jalur pentosa fosfat, siklus asam
trikarboksilat, dan fosforilasi oksidatif dengan aspek perkembangan, fisiologi, dan
molekuler
C. ELEMEN KOMPETENSI
1. mendeskripsikan proses glikolisis dan jalur pentosa fosfat
2. mendeskripsikan siklus asam trikarboksilat dan oksidasi fosforilasi
3. mendeskripsikan hubungan antara glikolisis, jalur pentosa fosfat, siklus asam
trikarboksilat, dan fosforilasi oksidatif dengan aspek perkembangan, fisiologi,
dan molekuler
C. MATERI
Katabolisme karbohidrat adalah proses pemanfaatan atau pembongkaran
glukosa hasil fotosintesis menjadi energy kimia dalam bentuk ATP. Proses
pembongkaran karbohidrat ini terjadi dalam 4 tahap yaitu: glikolisis, dekarboksilasi
oksidasi asam piruvat, siklus asam sitrat (siklus Krebs), dan transport electron.
a). Glikolisis
Glikolisis merupakan proses metabolisme karbohidrat yang pertama kali
ditemukan, dan diyaskini bahwa proses ini terjadi baik pada sel hewan maupun
tumbuhan. Glikolisis dilakukan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Glikolisis
pada organisme aerob merupakan fase awal dari metabolisme gula, beberapa energi
dalam bentuk ATP dan NADH dihasilkan selama tahap II dari metabolisme karbohidrat.
Energi lebih banyak dihasilkan dalam oksidasi lebih lanjut dari piruvat menjadi asetil
koA , yang selanjutnya dalam tahap III asetil koA memasuki daur asam sitrat dan
respirasi seluler. Pada organisme anaerob glikolisis menghasilkan sedikit ATP dan
NADH.Enzim-enzim yang diperlukan untuk reaksi glikolisis terdapat di dalam
stoplasma karena glikolisis berlangsung dalam sitoplasma.
61
62
63
64
65
66
COO-
CoASH
SCoA
CO
CH3(E 1
+ E 2 + E 3)
+CO2
CH3
Piruvat
Asetil CoA
mengkatalisis
reaksi
kondensasi
asetil
CoA
dengan
oksaloasetat
menghasilkan sitrat. Reaksi kedua merupakan pembentukan isositrat dari sitrat melalui
sis-akonitat dikatalisis enzim akonitase. Reaksi berikutnya terjadi oksidasi isositrat
menjadi ketoglutarat (reaksi ke 3) melalui pembentukan senyawa oksalosuksinat
yang berikatan dengan
pembentukan
suksinil
CoA
yang
dikatalisis
enzim
ketoglutarat
dehidrogenase. Pada reaksi tahap kelima suksinat dioksidasi menjadi fumarat oleh
enzim suksinat dehidrogenase yang berikatan dengan flavin adenin dinukleotida
(FAD). Reaksi tahap keenam fumarat menjadi malat dengan bantuan fumarase. Tahap
terakhir daur ini , malat dioksidasi menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenaseyang
berikatan dengan NAD. Ringkasan daur asam sitrat adalah sebagai berikut:
67
68
fosfat dioksidasi oleh suatu FAD dehidrogenase yang terikat membran menjadi FADH2.
Selanjutnya FADH2 masuk dalam rantai taransport electron dan menghasilkan 2 ATP.
- Malat-aspartat shuttle yang ada dalam hati dan jantung mengarahkan pada
pembentukan 3 ATP untuk setiap molekul NADH sitoplasmik. Elektron dari NADH
sitoplasma melintasi membran dalam mitokondria melalui substrat malat, yang
dioksidasi dalam matriks mitokondria oleh malat dehidrogenase mitokondria menjadi
oksaloasetat dengan menggunakan NAD terikat dehidrogenase sebagai katalisisnya.
(gambar 5.5).Jadi dalam sel-sel jantung dan hati NADH sitoplasma dioksidasi melalui
malat-aspartat shuttle dalam peristiwa fosforilasi oksidatif setiap molekulnya dapat
menghasilkan 3 ATP.
Setiap NADH dan FADH yang dihasilkan baik dalam reaksi oksidasi piruvat
maupun selama daur asam sitrat semuanya akan masuk dalam rantai transport
electron dalam mitokondria, dalam fosforilasi oksidatif setiap satu molekul NADH
menghasilkan 3 ATP sedangkan untuk satu molekul FADH menghasilkan 2 ATP. Pada
oksidasi piruvat, piruvat mengalami karboksilasi oksidasi menjadi asetil CoA
menghasilkan NADH. Dalam daur asam sitrat dihasilkan NADH pada saat isositrat
teroksidasi menjadi ketoglutarat, ketoglutarat menjadi suksinil CoA,malat menjadi
oksaloasetat, FADH dibentuk pada saat suksinat teroksidasi menjadi fumarat. Reaksi
fosforilasi oksidatif NADH dan FADH dalam mitokondria adalah sebagai berikut:
NADH + H+ + 3ADP + 3 Pi + O2 --------- > NAD+ + 4H2O + 3ATP
FADH + H+ + 2 ADP + 2Pi
Energi yang dihasilkan dari oksidasi satu molekul glukosa secara sempurna adalah
sebagai berikut:
Dalam sel yang melakukan glycerol 3-phosphat shuttle
-
=24 ATP
________
= 36 ATP
69
= 6 ATP
Gambar 6.10. Reaksi dari Glicerol-phosphate shuttle, NADH dioksidasi selama reduksi DHAP
menjadi gliserol 3-fosfat
Gambar 6.11. Reaksi dari malat-aspartat shuttle, NADH sitoplasma dioksidasi selama
reduksi oksaloasetat menjadi malat.
2 ATP
2 FADH ( 4 ATP )
6 NADH (18 ATP)
= 24ATP
________
= 38ATP
70
71
BAB VII
METABOLISME LIPID
A. KOMPETENSI
1.mampu memahami struktur lipid
2.mampu memahami biosintesis lipid
3. mampu memahami proses oksidasi
B. ELEMEN KOMPETENSI
1. Mendiskripsikan struktur lipid
2. mendiskripsikan biosintesis lipid
3. mendiskripsikan proses oksidasi
C. Materi
Lipid merupakan suatu kelompok biomolekul yang memiliki ciri khusus dalam
kelarutannya dan berperan sangat penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Sebagian besar lipid terkelompok sebagai asam lemak yang mengandung glikolipid
dan fosfolipid dan merupakan komponen utama dari seluruh membran sel. Lipid juga
berperan penting dalam berbagai macam proses penyampaian pesan (signalling) dan
hal-hal yang berkaitan dengan proses pertahanan diri.
Lipid secara alami bersifat hidrofobik sehingga lebih dapat larut dalam pelarut
nonpolar seperti dietil eter, metanol, dan heksana daripada larut dalam air. Secara
struktural, lipid merupakan rantai hidrokarbon yang panjang. Struktur dasar yang terdiri
atas carbon dan hidrogen tersebut menyebabkan lipid bersifat nonpolar, tetapi lipid
juga dapat mengandung oksigen, nitrogen dan fosfor. Gugus fungsional pada sebagian
besar lipid pada umumnya adalah ikatan tunggal dan ikatan rangkap antar unsur-unsur
karbon penyusunnya, ester karboksilat, ester fosfat, dan amida. Lipid berperan penting
dalam metabolisme penyediaan energi. Molekul utama yang digunakan sebagai energi
cadangan pada sebagian besar organisme adalah lipid nonpolar yang disebut lemak.
Lemak dapat menghasilkan energi lebih besar daripada karbohidrat dan protein,
sehingga merupakan sumber energi utama setelah karbohidrat.
Lipid polar merupakan komponen penting pada membran sel. Membran sel
tersusun dari lipid dan protein dan merupakan pembatas bagi sel dengan
lingkungannya dan sebagai pembatas untuk setiap organel di dalam sel tersebut.
72
Membran sel memberikan bentuk pada sel dan memberikan perlindungan terhadap
komponen-komponen di dalam sel terhadap lingkungan luar sel. Molekul protein pada
membran sel berperan sebagai saluran dan merupakan pintu pengatur yang
mengontrol materi keluar dan masuk sel. Salah satu lipid dari kelas steroid, yaitu
kolestrol, ikut menyusun membran sel dan berfungsi sebagai prekusor dari berbagai
macam hormon. Lipid polar dapat juga mengandung nitrogen dan fosfor. Beberapa
macam lipid terdapat di dalam sel dalam jumlah sedikit tetapi memiliki peran yang
penting, misalnya -karoten dan retinal yang berperan sebagai pigmen yang terlibat
dalam absorbsi cahaya; vitamin K sebagai kofaktor dari enzim; estrogen dan
testosteron yang berperan sebagai hormon; prostaglandin sebagai molekul penanda
(signal); dan ubiquinon sebagai pembawa elektron.
a). Macam-macam Lipid dan Fungsinya
1. Asam lemak
Asam lemak adalah biomolekul yang mengandung gugus fungsional karboksil
yang bersifat polar (COOH). Gugus fungsional karboksil tersebut berhubungan
dengan suatu rantai hidrokarbon yang tidak bercabang (Gambar 7.1). Gugus karboksil
pada asam lemak bersifat polar dan rantai hidrokarbon bersifat nonpolar, sehingga
molekul asam lemak sering disebut molekul yang amfifilik. Asam lemak dapat
ditemukan dalam bentuk bebas dalam sel atau jaringan, tetapi sebagian besar terikat
dalam bentuk lemak (triasilgliserol). Jumlah atom karbon yang menyusun asam lemak
bervariasi antara 4 (ditemukan pada mentega) sampai 36 (ditemukan pada otak).
Asam lemak yang terdapat di alam umumnya mengandung 12 sampai dengan 24 atom
karbon, dan sebagian besar mengandung 16 dan 18 atom karbon (Tabel 7.1.).
Gambar 7.1.
Struktur dari dua macam asam lemak, (a) asam oktadekanoat yang tergolong
dalam asam lemak jenuh dan (b) asam 9-oktadekanoat yang tergolong dalam
asam lemak tak jenuh.
73
Jumlah
atom C
12
14
16
Nama Sistematik
Asam palmitolat
16
Asam stearat
Asam Oleat
Asam linoleat
18
18
18
asam n-dodekanoat
asam n-tetradekanoat
asam
nheksadekanoat
asam
nheksadekanoat
asam n-oktadekanoat
asam n-oktadekanoat
-
Asam linolenat
18
Asam
arakhidonat
20
Struktur
CH3(CH2)10COOH
CH3(CH2)12COOH
CH3(CH2)14COOH
CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH
CH3(CH2)16COOH
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=
CH(CH2)7COOH
CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=
CH(CH2)7COOH
CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CHCH2CH=
CHCH2CH= CH(CH2)3COOH
2). Triasilgliserol
Triasilgliserol terdiri atas ester gliserol dengan tiga molekul asam lemak.
Triasilgliserol (trigliserida) merupakan 90% dari lipid yang terkandung dalam makanan
dan merupakan bentuk utama dari energi cadangan pada manusia yang umumnya
disimpan di bawah kulit. Triasilgliserol dapat ditemukan dalam bentuk padat atau
cairan, tergantung pada komponen asam lemaknya. Triasilgliserol pada tumbuhtumbuhan umumnya menunjukkan titik leleh yang rendah dan berbentuk cair pada
suhu kamar karena kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi, seperti asam oleat,
linoleat, dan linolenat.Triasilgliserol pada hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh, seperti asam palmitat dan asam stearat, sehingga titik lelehnya tinggi dan pada
suhu kamar berbentuk padat atau semi padat.
Molekul dasar dari triasilgliserol adalah trihidroksil sebagai penyusun gliserol.
Setiap gugus hidroksil dari gliserol tersebut dapat berikatan dengan satu molekul asam
lemak melalui eterifikasi. Pada sebagian besar triasilgliserol yang terdapat di alam,
setiap gugus hidroksilnya berikatan dengan asam lemak yang berbeda, sangat jarang
terdapat triasilgliserol yang mengandung asam lemak yang sama. Triasilgliserol dapat
dihidrolisis pada ikatan esternya. Salah satu proses komersial penting, disebut
saponifikasi, merupakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan ester dari triasilgliserol
dengan katalis suatu basa alkali, misalnya NaOH, untuk menghasilkan gliserol dan
sabun (Gambar 7.2 ). Proses hidrolisis dapat pula terjadi di bawah kondisi fisiologis
dengan katalis enzim lipase.
74
Gambar7.2:
Proses hidrolisis suatu triasilgliserol dengan katalis NaOH dan, katalis enzim
lipase
Triasilgliserol umumnya terdapat dalam sitoplasma sel dalam bentuk butiranbutiran minyak, baik pada sel-sel tumbuhan maupun sel-sel hewan. Sel-sel adiposit
pada hewan merupakan sel yang terspesialisasi untuk penyimpanan lemak.
Asam lemak, selain terdapat sebagai triasilgliserol juga terdapat sebagai derivat
asam lemak. Salah satu derivat asam lemak adalah lipid non polar yang umum disebut
lilin. Lilin berperan penting sebagai lapisan pelindung pada daun dan buah, memberi
minyak pada kulit, dan menyebabkan air tidak dapat menempel pada bulu-bulu unggas
air. Jenis lilin yang cukup terkenal dihasilkan oleh lebah, merupakan ester non polar
dari asam palmitat dan alkohol triakotanol, yaitu komponen yang mengandung rantai
karbon jenuh tidak bercabang dengan 30 atom C.
3). Lipid Polar
Lipid polar memiliki struktur yang mirip dengan triasilgliserol tetapi berbeda dalam
fungsinya (Gambar 7.3). Lipid polar, bersama dengan protein, merupakan komponen
penyusun
membran
sel.
Dua
kelompok
75
lipid
polar
adalah
gliserofosfolipid
Gambar7.3
Struktur dari lipid yang disimpan dalam bentuk lemak dan lipid pada membran.
A. Lipid yang disimpan tersusun dari triasilgliserol non polar, B. Lipid membran
yang tersusun dari gliserofosfolipid dan sfingolipid, memiliki daerah polar dan
non polar. Huruf X pada gambar sfingolipid menunjukkan variasi rantai samping
yang berikatan
4). Gliserofosfolipid
Atom C no 3 pada gliserofosfolipid terikat gugus fosfat, yang membedakan
antara gliserofosofolipid dengan triasilgliserol. Molekul dasar dari gliserofosofolipid
adalah 1,2-diasilgliserol 3-fosfat yang memiliki nama umum asam fosfatidat. Asam
lemak berikatan dengan molekul gliserol melalui ikatan ester seperti pada triasilgliserol.
Pada gliserofosfolipid, alkohol yang terikat pada gugus fosfat dapat berupa alkohol
amino etanolamina atau kolin, asam amino serin, atau komponen polihidroksil inositol.
Sfingolipid
Kelompok kedua dari lipid polar yang ditemukan pada membran adalah
sfingolipid. Ada tiga kelompok utama sfingolipid, yaitu keramida, sfingomielin, dan
glikosfingomielin. Molekul dasar dari sfingolipid adalah 18 atom karbon alkohol amino
sfingosin daripada molekul gliserol yang sederhana. Sfingosin mempunyai dua gugus
fungsional, yaitu amino dan hidroksil, yang dapat mengalami modifikai kimiawi
membentuk berbagai macam sfingolipid. Gugus amino yang terikat pada atom C ke 2
menyebabkan sfingosin dapat berikatan dengan asam lemak dengan ikatan amida.
Molekul yang terbentuk disebut keramida, yang merupakan kelompok pertama dari
sfingolipid. Keramida mempunyai kepala polar karena mengandung gugus hidroksil
pada atom C ke 1 dari sfingosin dan dua ekor non polar. Kelompok kedua dari
sfingolipid adalah sfingomielin, mengandung sebuah asam lemak yang terikat melalui
ikatan amida pada gugus amino dari sfingosin dan mempunyai fosfokolin yang terikat
pada gugus hidroksil dari atom C ke 1 dengan ikatan ester. Sfingomielin merupakan
komponen yang terdapat pada sarung mielin sebagai pelindung bagi sel-sel saraf.
76
Gambar 7.4.
(a) Asam fosfatidat sebagai molekul dasar dari gliserofosfolipid. Asam fosfatidat
mengandung dua asam lemak yang berikatan pada atom C ke 1 dan 2 dan satu
fosfat yang berikatan pada atom C ke 3 dari gliserol melalui ikatan ester. (b-e).
Variasi alkohol yang terikat pada gugus fosfat dari gliserolipid
77
kaku pada membran sel daripada lipid membran yang lainnya. Kolesterol merupakan
molekul yang penting dalam menentukan sifat membran. Pada lipoprotein plasma
darah, kolesterol merupakan molekul yang banyak dijumpai dan sekitar 70% berikatan
dengan rantai asam lemak yang panjang melalui ikatan ester membentuk ester
kolesteril.
Gambar 7.5.
Gambar 7.6.
substansi
yang
mengatur
berbagai
macam
fungsi
fisiologis,
seperti
78
yang banyak diambil dari ikan hiu, umumnya digunakan sebagai bahan dasar
kosmetik. Asam giberelat tergolong sebagai fitohormon yang mengatur banyak proses
fisiologis pada tumbuhan, seperti perkecambahan dan pemecahan dormansi. karoten merupakan pewarna kuning kemerahan pada tumbuhan, banyak dikandung
oleh wortel dan buah-buahan yang matang.
3). Eikosanoid
Lipid yang tergolong eikosanoid memiliki ciri khas terlokalisir, aktivitas seperti
hormon, dan dibutuhkan dalam konsentrasi yang sangat kecil. Bila hormon seperti
adrenalin dan insulin diangkut ke sel target melalui darah dan mempengaruhi
metabolisme sel dengan berikatan pada protein tertentu pada membran sel, maka
kelompok eikosanoid mekerja kebalikannya. Eikosanoid berperan pada sel yang
menghasilkannya. Beberapa aktivitas biologi yang berhubungan dengan eikosanoid
antara lain: (1) terlibat dalam fungsi reproduksi, (2) pengaturan penggumpalan dan
tekanan darah, (3) penurunan peradangan, demam, dan rasa sakit yang berhubungan
dengan luka dan penyakit; (4) pengaturan suhu dan jam tidur pada hewan dan
manusia. Ada tiga kelompok eikosanoid, yaitu prostaglandin, tromboksan, dan
leukotrien. Seluruhnya merupakan derivat asam lemak tak jenuh yang kompleks, yaitu
asam arakhidonat yang mengandung 20 atom C.
4). Vitamin yang Larut dalam Lipid
Vitamin yang larut dalam lipid digolongkan dlam kelompok terpen, karena
berasal dari isopren, tetapi karena kepentingannya dalam kesehatan manusia, vitamin
umumnya dikelompokkan secara terpisah. Beberapa vitamin yang penting dalam
kesehatan manusia dan larut dalam lipid diantaranya adalah vitamin A,D, E, dan K.
5). Feromon
Beberapa organisme akan melepaskan suatu substansi kimia ke lingkungannya
yang berhubungan dengan tingkah laku dari organisme lain dalam jenis yang sama.
Sebagian besar tingkah laku yang dipengaruhi tersebut berhubungan dengan perilaku
seksual, tetapi ada pula yang digunakan untuk penanda daerah kekuasaan dan
adanya bahaya. Substansi kimia tersebut mirip dengan hormon dan disebut feromon.
Seluruh organisme, termasuk manusia, diperkirakan menghasilkan feromon; tetapi
yang paling banyak dipelajai adalah feromon pada serangga. Dua macam feromon
yang telah dipelajari adalah (1) muscalur, merupakan rantai hidrokarbon yang panjang,
79
umumnya disekresikan oleh lalat rumah betina untuk menarik pasangan jantannya; (2)
asam 9-ketodekanoat yang dihasilkan oleh ratu lebah madu untuk hal serupa, yaitu
menarik lebah pejantan dalam masa kawin .
80
dihasilkan akan mengalami metabolisme lebih lanjut secara aerobik dalam siklus asam
trikarboksilat.
d). Proses Awal Pencernaan Lemak
Pada manusia dan hewan, ada tiga sumber asam lemak sebagai energi
metabolisme, yaitu (1) triasilgliserol dalam makanan; (2) triasilgliserol yang disintesis
dalam hati; dan (3) triasilgliserol yang disimpan dalam sel adiposa (sel lemak) sebagai
butiran lipid. Beberapa tahap yang diperlukan sebelum triasilgliserol siap digunakan
sebagai energi. Triasilgliserol yang terdapat dalam makanan akan diemulsi dalam usus
dua belas jari sehingga terbentuk misel kemudian dipecah oleh enzim lipase menjadi
gliserol dan asam lemak dalam usus halus. Asam lemak yang dihasilkan akan
disintesis kembali membentuk triasilgliserol oleh mukosa usus. Triasilgliseroltriasilgliserol yang terbentuk akan masuk dalam pembuluh darah dalam bentuk
silomikron (Gambar 7.7 ). Silomikron akan memasuki pembuluh darah untuk diangkut
ke jaringan. Asam lemak akan dibebaskan oleh enzim lipoprotein lipase dalam
pembuluh darah dan kemudian masuk ke sel otot atau sel adiposa. Dalam sel-sel otot,
asam lemak akan dioksidasi sebagai bahan bakar dan pada jaringan adiposa akan
disimpan dalam bentuk triasilgliserol. Proses pencernaan, pengangkutan, sampai
penyimpanan triasilgliserol dari makanan ke dalam jaringan adiposa atau katabolisme
pada jaringan otot dapat dilihat padaGambar 7.8.
Pelepasan asam lemak dalam jaringan adiposa diatur oleh hormon epinefrin
dan glukagon. Kedua macam hormon tersebut akan dilepaskan ke pembuluh darah
bila kadar glukosa dalam darah rendah. Molekul hormon akan berikatan dengan
molekul reseptor pada membran sel-sel adiposa. Pengikatan hormon oleh molekul
reseptor akan mengaktifkan second messenger pada sitoplasma, yaitu siklik AMP.
Siklik AMP berperan secara tidak langsung melalui suatu protein kinase akan
mengaktifkan enzim triasilgliserol lipase. Enzim tersebut mengkatalisis reaksi hidrolisis
triasilgliserol menjadi gliserol dan asam lemak. Asam-asam lemak dalam sel-sel
adiposa, selanjutnya, bedifusi melalui membran sel ke dalam pembuluh darah, asam
lemak akan berikatan dengan proein darah, yaitu serum albumin dan diangkut ke
jaringan yang membutuhkan untuk metabolisme energi. Dalam jantung dan otot-otot
rangka, asam lemak akan dilepaskan dari albomin dan berdifusi ke dalam sel (Gambar
7.9). Gliserol, monoasilglierol, dan diasilgliserol dari jaringan adiposa dapat digunakan
untuk membentuk triasilgliserol dalam hati. Beberapa gliserol bebas yang terbentuk
81
Gambar 7.7
82
Gambar7.8
Gambar 7.9.
83
Gambar 7.10
Gambar 7.11.
Jalur karnitin shuttle. (a) Asil-KoA akan diikat oleh molekul karnitin dengan
melepaskan gugus KoA dan membentuk asil karnitin. Dengan bantuan enzim
karnitin asil tranferase I, asil karnitin akan melalui membran dalam dan masuk
ke dalam matriks mitokondria. Dalam matriks mitokondria, gugus asil akan
kembali berikatan dengan KoASH dalam suatu reaksi yang dikatalisasi oleh
enzim karnitin asil transferase II. (b) Struktur molekul karnitin dan asil karnitin.
84
e). -Oksidasi
Molekul asil-KoA dalam matriks mitokondria siap mengalami degradasi bertahap
dalam bentuk -oksidasi. Setiap tahap -oksidasi merupakan rangkaian dari 4 reaksi
dan masing-masing reaksi melibatkan 4 enzim yang berbeda. Setiap satu tahap
oksidasi
rantainya lebih pendek 2 atom C. Molekul asetil-KoA selanjut akan masuk ke dalam
siklus asam trikarboksilat. Asam lemak yang terbentuk akan didegradasi kembali
dengan reaksi yang sama untuk menghasilkan molekul asetil-KoA dan asam lemak
lagi, begitu seterusnya sampai seluruh molekul asam lemak terdegradasi menjadi
asetil-KoA. Jumlah tahap degradasi atau -oksidasi untuk masing-masing asam lemak
tidak sama, tergantung pada panjangnya rantai asam lemak. Jalur -oksidasi dapat
dilihat pada Gambar 7.12.
-oksidasi melibatkan senyawa kofaktor pereduksi, yaitu NADH dan FADH2.
Senyawa tersebut akan masuk ke dalam rantai pengangkutan elektron pada membran
dalam mitokondria dan akan menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidasi. -oksidasi
dari suatu asam lemak jenuh dengan 16 atom C (asam palmitat) akan mengalami 7
kali degradasi (-oksidasi) danmenghasilkan 8 asetil-KoA. Jumlah energi yang
dihasilkan dari 1 molekul asam lemak jauh lebih besar jika dibandingkan dengan energi
yang dihasilkan dari 1 molekul glukosa (Tabel 7..1. dan Gambar 7.12).
Tabel 7.1.
Tahap Metabolisme
Aktivasi KoA
-oksidasi (7 tahap degradasi)
Siklus Asam Trikarboksilat (8 siklus)
Sub total
Foforilasi oksidatif
31 NADH x 3 ATP
15 FADH2 x 2 ATP
Fosforilasi tingkat sustrat
NADH
0
7
24
31
=
=
=
FADH2
0
7
8
15
93 ATP
30 ATP
6 ATP
129 ATP
Total
Tabel 7.1. menunjukkan bahwa jika asam palmitat dikatabolisme melalui oksidasi dan siklus asam trikarboksilat akan menghasilkan 31 NADH, 15 FADH2, dan 6
ATP tingkat substrat. Seluruh NADH dari oksidasi asam lemak dihasilkan di
mitokondria, sehingga tidak diperlukan adanya sistem shuttle elektron seperti pada
NADH sioplasmik (dalam proses glikolisis). Keseluruhan rangkaian oksidasi asam
palmitat untuk membentuk CO2 dan H2O menghasilkan 129 ATP. Jumlah ini jauh lebih
85
besar bila dibandingkan dengan ATP yang dihasilkan dari katabolisme 1 molekul
glukosa.
Gambar 7.12.
Empat rangkaian reaksi dalam satu tahap -oksidasi dari lemak asil-KoA.
86
Energi yang dihasilkan dari seluruh rangkaian oksidasi asam lemak tak jenuh yang mengandung 16
atom C dengan 2 ikatan rangkap
Tahap Metabolisme
Aktivasi KoA
-oksidasi: (5 tahap degradasi lengkap dan 2
tahap degradasi ikatan rangkap)
Siklus Asam Trikarboksilat (8 siklus)
Sub total
Foforilasi oksidatif
31 NADH x 3 ATP
13 FADH2 x 2 ATP
Fosforilasi tingkat sustrat
NADH
0
7
FADH2
0
5
24
31
8
13
8
6
=
=
=
93 ATP
26 ATP
6 ATP
125 ATP
Total
87
Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil tidak banyak dijumpai di alam, tetapi
ditemukan dalam jumlah yang signifikan pada sejumlah tumbuhan dan organisme laut.
Asam lemak ini mengalami proses -oksidasi yang normal, tetapi pada akhir degradasi
akan dihasilkan 1 asetil KoA dan 1 unit molekul dengan 3 atom C, yaitu propionil KoA
(Gambar 7.13). Propionil KoA tidak dapat memasuki siklus asam trikarboksilat,
sehingga perlu diubah dalam bentuk suksinil KoA. Tiga tahap reaksi dibutuhkan untuk
mengubah propionil KoA menjadi suksinil KoA, yaitu (1) reaksi karboksilasi
pembentukan D-metilmalonil KoA; (2) isomerisasi D-metilmalonil KoA menjadi Lmetilmalonil KoA; (3) pembentukan suksinil KoA. Suksinil KoA yang terbentuk akan
masuk ke jalur siklus asam trikarboksilat untuk membentuk asam suksinat.
h). Metabolisme Badan-badan Keton
Proses -oksidasi akan menghasilkan asetil KoA untuk menjalani oksidasi lebih
lanjut dalam siklus asam trikarboksilat,pada kondisi tertentu, misalnya pada orang yang
berpuasa, bencana kelaparan, penderita diabetes militus, atau diet rendah karbohidrat,
asetil KoA dihasilkan dalam jumlah sangat besar (di atas batas normal) karena
pemecahan asam lemak yang berlebihan. Pemecahan asam lemak dalam jumlah
berlebih terjadi karena jumlah karbohidrat tidak mencukupi atau terganggunya
pemanfaatan karbohidrat, khususnya glukosa. Metabolisme lemak dan glukosa yang
tidak seimbang tersebut menyebabkan perubahan aliran nutrisi pada berbagai macam
jalur
Gambar 7.13.
88
Gambar 7.14.
Tahap akhir dari -oksidasi asam lemak dengan jumlah atom C ganjil.
Propionil KoA akan diubah menjadi suksinil KoA untuk dapat masuk ke jalur
asam trikarboksilat.
Asam lemak menjadi molekul bahan bakar pilihan untuk jantung, otot rangka dan
hati jika tidak tersedia karbohidrat..Asam oksaloasetat dari siklus asam trikarboksilat
akan berkurang jumlahnya jika kondisi ini berlanjut, karena molekul tersebut akan
digunakan untuk pembentukan glukosa, akibatnya akan terjadi timbunan asetil KoA
dari proses -oksidasi yang tidak berlanjut ke siklus asam trikarboksilat. Timbunan
asetil KoA tersebut akan mengalami metabolisme pada jalur yang lain untuk
membentuk badan-badan keton, yaitu asetoasetat, -hidroksibutirat dan aseton
(Gambar 7.15.). Pembentukan badan-badan keton lebih banyak dibentuk dalam hati,
tetapi akan segera didistribusikan ke seluruh tubuh melalui darah. Badan-badan keton
dapat keluar tubuh melalui pernafasan atau air seni. Aseton dapat dikeluarkan melalui
pernafasan dan -hidroksibutirat dapat dikeluarkan melalui air seni. Individu yang
mengandung badan-badan keton dalam jumlah tinggi dalam darahnya, secara medis
disebut mengalami ketosis. Ketosis dapat menyebabkan turunnya pH darah atau
asidosis yang dapat menyebabkan kematian.
Gambar 7.15.
89
sitoplama sel. Asetil KoA dikeluarkan dari mitokondria dalam bentuk asam sitrat,
sebagai hasil penggabungan asetil KoA dengan asam oksaloasetat. Di dalam
sitoplasma, asam sitrat kembali akan diuraikan menjadi asetil KoA dan asam
oksaloasetat (Gambar 7.17). Asetil KoA yang telah terdapat di dalam sitoplasma akan
diubah menjadi malonil KoA, suatu molekul dengan 3 atom C dan merupakan prekusor
pembentukan asam lemak (Gambar 7.18).
Gambar 7.16.
90
Gambar 7.17.
91
Tabel 7.3
No.
Reaks
i
1
Reaksi
Enzim
-ketoasil-ACP reduktase
3-hidroksiasil-ACP dehidratase
Enoil-ACP reduktase
Gambar 7.18.
Gambar 7.19.
92
asam
oksaloasetat.
Asam
oksaloasetat
merupakan
prekusor
93
Gambar 7.20
Siklus glioksilat dalam biji yang sedang berkecambah akan mengubah asetil
KoA menjadi karbohidrat.
94
DAFTAR PUSTAKA
Boyer, R. 1999.Concepts in Biochemistry. Washington: Brook/Cole Publishing Co
Voelt, D. Voelt, G.J. 2011.Biochemistry4th Ed. USA: John Willey & Sons.
95