Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOKIMIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Biokimia
Dosen Pengampu : Dr. Yunita, M.Pd

MAKALAH

Disusun Oleh :

1. ROFIQO (1908106064)
2. RIZA SULFIDA (1908106050)
3. DERI IRAWAN (1908106060)
4. IRA RAHMAYANTI HIDAYATI (1908106044)

JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI – FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SYEKH NURJATI
CIREBON
2020/2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana asal mula munculnya biokimia?
2. Bagaimana perkembangan biokimia?
3. Apa saja manfaat biokimia bagi kehidupan?
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui asal mula munculnya biokimia
2. Untuk memahami perkembangan biokimia
3. Untuk mengetahui manfaat biokimia bagi kehidupan.

BAB II KAJIAN TEORI


Biokimia berasal dari kata Yunani bios “kehidupan” dan chemis “kimia” yang sering
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau dapat juga diartikan sebagai
salah satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi molekul dalam sel hidup. Sebagai
suatu disiplin ilmu, biokimia mengalami kemajuan berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para
ahli biokimia. Manfaat yang diperoleh tampak pada penerapan hasil-hasil penelitian tersebut (Colby,
1992).
Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Neuberg (1903) ahli kimia Jerman dan sekitar
pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Scheele ahli kimia Swedia telah melakukan penelitian
mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan hewan. Selain itu ia juga telah dapat mengisolasi
asam oksalat, asam laktat, asam sitrat serta beberapa ester dan kasein dari bahan alam. Biokimia
memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada awal abad XIX, oleh Friedrich Wohler.
Pada tahun 1828 Wohler menunjukan bahwa urea, suatu senyawa yang terdapat dalam urine, ternyata
dapat dibuat dalam laboratorium dengan memanaskan alkali sianat dengan garam amonium (Poedjiadi,
1994).
Sejalan dengan perkembangan biokimia, para ahli biologi sel memberikan sumbangannya
dalam bidang struktur sel. Diawali oleh Robert Hooke pada Abad XVII telah melakukan observasi
terhadap sel-sel, maka perbaikan atas teknik observasi dengan menggunakan mikroskop telah dapat
meningkatkan pemahaman atas struktur yang kompleks (Harjasasmita, 1996). Pengembangan
mikroskop elektron pada pertengahan abad mengakibatkan pemahaman yang lebih rinci atas struktur
sel terutama organel-organel yang terdapat dalam sel yang berperan dalam proses biokimia.
Penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran. Sebagai contoh
biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang
gizi terutama pada anak-anak. Biokimia juga dapat menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi
dan toksikologi karena dua bidang ini berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari luar terhadap
metabolisme. Obat-obatan biasanya mempengaruhi jalur metabolik tertentu, misalnya antibiotik
penisilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada dinding sel
bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati karena tidak dapat membentuk dinding sel (Toha, 2001).
Biokimia memberikan peran yang penting bagi kemajuan ilmu-ilmu kehayatan. Dengan
mempelajari struktur senyawa dan reaksi yang terjadi, sifat-sifat umum organisme hidup dapat
dijelaskan lebih rinci. Disamping itu faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas
kehidupan dapat di ketahui, sehingga dapat dihindari terjadinya dampak lingkungan yang negatif.

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Sejarah Biokimia
Semua makhluk hidup terdiri atas unit terkecil yang disebut sel. Aktivitas yang terjadi dalam
sel inilah yang menunjang fungsi organ-organ dalam makhluk hidup itu dan dengan demikian juga
merupakan penunjang terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri. Ilmu kimia menurut (Poedjiaji,
1994) adalah suatu ilmu tentang benda-benda serta proses perubahannya yang ditinjau berdasarkan
susunan dan sifat atom atom atau molekul yang membentuknya. Jadi berbeda dengan biologi, ilmu
kimia terutama menitikberatkan pembahasannya pada hubungan antara struktur kimia benda-benda
dengan fungsi dan reaksi-reaksi nya dengan benda lain. Perbedaan antara sudut pandang ilmu kimia
dengan sudut pandang biologi telah diperkecil oleh suatu disiplin ilmu yang meninjau organisme
hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara kimia, yaitu biokimia. Biokimia menyangkut dua
aspek yaitu struktur senyawa dan reaksi antara senyawa dalam organisme hidup.
Istilah biokimia pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia asal Jerman Karl Neuberg
pada tahun 1903 yang mengungkap penelitian ahli kimia Swedia yang bernama Karl Wilhelm Scheele
tentang susunan kimia jaringan pada hewan dan tumbuhan. Para peneliti tersebut juga telah mampu
mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam sitrat, serta ester dan kasein dari sejumlah bahan yang
ditemukan di alam.
Di awal abad ke-19, Friedrich Wohler menjadikan biokimia sebagai sebuah bidang studi. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian Wohler yang mengungkap keberadaan urea dalam urine manusia. Urea
sendiri dapat dibuat di dalam laboratorium. Caranya adalah dengan memanaskan alkali sianat dan
dicampur dengan garam amonium. Perkembangan biokimia dilanjutkan dengan penemuan dua
bersaudara Eduard dan Hans Buchner yang menyatakan bahwa sel-sel ragi yang telah mati masih
mampu untuk menyebabkan terjadinya proses fermentasi gula menjadi alkohol. Penemuan dua
bersaudara ini membuka cakrawala baru dalam biokimia, yaitu adanya kemungkinan dilakukannya
analisis reaksi biokimia dan proses biokimia dengan alat laboratorium (in vitro), tanpa perlu
menggunakan organisme hidup (in vivo). Penemuan ini dilanjutkan dengan terobosan biokatalis, yaitu
katalisator alami yang mampu mempercepat reaksi biokimia.
Tahun 1926, J.B Sumner berhasil membuat penemuan lain, yaitu melakukan proses kristalisasi
urease dan aplikasinya untuk senyawa organik lainnya. Penemuan Sumner memperkuat indikasi bahwa
enzim pada tubuh makhluk hidup meskipun mempunyai struktur yang sangat kompleks ternyata dapat
dipelajari dan diteliti walaupun dengan skala laboratorium sekalipun.
3.2 Perkembangan Biokimia
Perkembangan biokimia tidak hanya didominasi oleh ahli-ahli kimia semata. Para ahli biologi
juga menunjukkan perannya. Robert Hooke di awal ke-17 telah melakukan penelitian terhadap sel
menggunakan mikroskop. Hal ini sangat membantu observasi untuk meningkatkan pemahaman
terhadap struktur sel yang sangat kompleks. Di pertengahan abad ke-20, mikroskop elektron telah
dikembangkan sebagai salah satu alat yang paling berpengaruh terhadap pengamatan sel dan
strukturnya. Dengan adanya mikroskop elektron, organel-organel yang terdapat di dalam sel seperti
mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom, kloroplas dan lainnya dapat teramati dengan jelas.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap biokimia, semakin banyak ilmuwan yang berupaya
menguak fungsi masing-masing organel tersebut. Meski sampai saat ini masih banyak proses kimia
kehidupan yang belum mampu dijelaskan secara ilmiah. Ahli biologi lainnya yang menginspirasi para
ilmuwan biokimia adalah Gregor Mendel. Hal ini tak terlepas atas jasa-jasa Mendel terhadap ilmu
genetika. Gregor Mendel lah yang pertama kali mengemukakan tentang pewarisan sifat di
pertengahan abad ke-19. Di awal abad ke-20 diketahui bahwa pembawa sifat itu adalah gen yang
terdapat di dalam kromosom dan diketahui bahwa kromosom terdiri atas protein dan asam nukleat.
Pada tahun 1869, Friedrich Miescher telah berhasil mengisolasi asam nukelat. Isolasi ini
dilanjutkan oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953 di abad ke-20 yang berhasil
membuktikan bahwa asam deoksiribonukleat (DNA) adalah senyawa pembawa informasi genetika
untuk penurunan sifat makhluk hidup. Mereka berdua juga telah mengungkap struktur DNA yang
dobel heliks. Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya RNA untuk proses replikasi DNA,
serta proses rekayasa genetika tentu membutuhkan sumbangan besar dari biokimia.
3.3 Manfaat Biokimia
Manfaat biokimia dalam kehidupan sangatlah banyak, kemajuan biokimia sama saja artinya
dengan kemajuan dari bioteknologi. Sebagai suatu ilmu disiplin, biokimia mengalami kemajuan
berkat penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli biokimia. Manfaat yang diperoleh tampak pada
penerapan hasil-hasil penelitian tersebut. Menurut (Toha, 2001) pada dasarnya penerapan biokimia
banyak terdapat dalam bidang pertanian dan kedokteran.
Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada umumnya pestisida
bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada hama atau organisme tertentu. Dalam hal
ini biokimia berperan dalam meneliti mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga dapat
meningkatkan selektivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah dampak negatif terhadap
lingkungan hidup yang dapat ditimbulkannya. Jadi biokimia juga merupakan komponen penting
dalam pengetahuan tentang lingkungan hidup. Peningkatan kualitas produk dalam bidang pertanian
dan peternakan, telah dapat diwujudkan dengan menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang
genetika. Rekayasa genetika saat ini telah dilaksanakan dan memberikan hasil yang
menggembirakan.
Dengan mempelajari biokimia kita mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi
dalam sel. Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh. Dengan demi-
kian diharapkan kita akan mampu menghindari hal-hal dari luar yang akan mempengaruhi proses dalam
sel-sel tubuh, misalnya kita akan dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga kita
memperoleh manfaat dari makanan secara optimal. Contoh lain kita akan mampu menghindari dampak
dari suatu lingkungan yang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan.
Manfaat mempelajari biokimia tersebut dapat kita berikan kepada orang lain, masyarakat atau
kepada anak didik apabila kita bekerja sebagai guru. Bagi guru sangat diperlukan adanya suatu
wawasan yang luas. Misalnya dalam mengajarkan ilmu kimia, maka pengetahuan kita tentang
biokimia akan sangat membantu dalam memberikan contoh-contoh yang dapat menarik perhatian para
anak didik. Wawasan yang luas tentang masalah lingkungan hidup tentu akan meningkatkan semangat
dalam proses belajar-mengajar dan hal ini akan membantu upaya kita dalam menjaga kelestarian
lingkungan yang sehat.

BAB IV KESIMPULAN
Berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber referensi mengenai sejarah dan
perkembangan biokimia dapat disimpulkan bahwa:
1. Sejarah biokimia diawali oleh penelitian ahli kimia Swedia yang bernama Karl Wilhelm Scheele
tentang susunan kimia jaringan pada hewan dan tumbuhan. Di awal abad ke-19, Friedrich Wohler
menjadikan biokimia sebagai sebuah bidang studi. Perkembangan biokimia dilanjutkan dengan
penemuan dua bersaudara Eduard dan Hans Buchner yang menyatakan bahwa sel-sel ragi yang
telah mati masih mampu untuk menyebabkan terjadinya proses fermentasi gula menjadi alkohol.
Kemudian pada tahun 1926 J.B Sumner berhasil membuat penemuan lain, yaitu melakukan proses
kristalisasi urease dan aplikasinya untuk senyawa organik lainnya.
2. Biokimia berkembang pesat pada abad ke-20. Penelitian dalam masalah gizi telah menimbulkan
penemuan tentang vitamin yang dapat mencegah seseorang terkena penyakit tertentu. Dengan
majunya pengetahuan tentang struktur dan sifat protein, telah diketahui bahwa enzim yang
merupakan biokatalis bagi reaksi yang terjadi dalam tubuh adalah suatu protein. Di samping itu
kemajuan atau perkembangan metode analisis kromatografi, penemuan hasil antara dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, penemuan struktur primer, sekunder, tersier dan
kuarterner protein serta struktur DNA dan RNA mempunyai arti yang sangat penting dalam
perkembangan biokimia. Selain itu perkembangan biokimia juga dapat terlihat dari banyaknya
publikasi baik berupa buku, majalah atau disertasi yang memuat hasil-hasil penelitian dalam
berbagai bidang biokimia serta penerapannya.
3. Manfaat biokimia bagi kehidupan sangatlah banyak, penerapan biokimia banyak terdapat dalam
bidang pertanian dan kedokteran misalnya dalam memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit
akibat dari kurang gizi terutama pada anak-anak. Manfaat lain yaitu, kita mampu menghindari
dampak dari suatu lingkungan yang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan. Manfaat
mempelajari biokimia juga dapat kita berikan kepada orang lain, masyarakat atau kepada anak
didik apabila kita bekerja sebagai guru.

DAFTAR PUSTAKA
Colby. 1992. Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa Adji Dharma. Jakarta: EGC
Harjasasmita. 1996. Ikhtisar Biokimia Dasar. Jakarta: FKUI
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Toha. 2001. Biokimia, Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai