Dosen Pengampu :
Oleh :
45. Siti Hawa Siregar : 4193111084
46. Nurul Intan Nirwana : 4193111087
47. Kamilah Silalahi : 4193111092
48. Ibrahim Yusup Nasution : 4193311002
49. Rizki Ramadhan Mafa : 4193311011
JURUSAN MATEMATIKA
2019
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
BAB I Pendahuluan 1
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 11
Daftar Pustaka 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengapa perlu di peroleh tamanan transgentik?
2. Apa kekhawatiran yang timbul dengan adanya tanaman transgenik ini?
3. Apa solusi dari dampak negatif produk tanaman transgenik agar dapat
dikonsumsi?
4. Apakah manfaat yang diperoleh melalui transgenik yang dilakukan pada
padi?
5. Apa kelebihan padi transgenik dibanding padi non-transgenik?
1.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan yang menghasilkan
beras dan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Konsumsi
beras penduduk di Indonesia mencapai 139 kg per orang per tahun (tertinggi
dunia) jauh di atas rata-rata konsumsi beras dunia sebesar 60 kg per orangper
tahun. Di samping rasanya yang enak, beras juga mudah diolah dan nilai energi
yang terkandung didalamnya cukup tinggi. Kandungan zat gizi utama dalam beras
adalah karbohidrat, tetapi yang paling banyak dalam bentuk pati 80-85%, selain
itu dalam beras juga terdapat kandungan protein. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman padi mulai dari paket
teknologi sederhana sampai pada teknologi rekombinan DNA. Dengan semakin
berkembangnya teknologi rekayasa genetika, kemajuan di bidang ini telah
berhasil melengkapi hasil-hasil dari pemuliaan tanaman (Deswina, Puspita dan
Inez H.Slamet-Loedin, 2011)
ini cukup populer karena efeknya dapat dilihat dalam waktu relatif singkat setelah
aplikasi dan insektisida mudah didapatkan bila diperlukan. Namun, teknologi ini
relatif mahal terutama bagi petani dinegara sedang berkembang, serta berbahaya
bagi manusia, hewan, spesiesbukan sasaran, dan lingkungan jika aplikasinya tidak
sesuai dengan prosedur (Bahagiawati dan Amirhusin, 2004)
Teknologi transfer genetika saat ini menjadi salah satu teknik dasar utama yang
diperlukan dalam bebagai aplikasi ilmu biologi. Salah satu teknik transformasi
genetik yang telah berhasil pada tanaman padi ialah teknik melalui
Agrobacterium. Teknik introduksi dengan cara menyisipkan gen asing pada
plasmid DNA dari bakteri Agrobacterium tumefaciusmemiliki keuntungan
bahwa umumnya integrasi bersifat tunggal atau sederhana dan efisieni
transformasi lebih tinggi. Disamping itu, teknik ini relatif lebih mudah untuk
diterapkan dan lebih ekonomis. Namun demikian, bakteri tersebut secara
alami hanya menginfeksi kelompok tanaman dikotil, sehingga penggunaannya
untuk tanaman monokotil memerlukan suatu upaya dan rekayasa lebih lanjut
(Carsono N, Dkk, 2010)
benih unggul baru tidak akan terakit. Jadi contoh-contoh padi yang beraneka
ragam tersebut merupakan bahan mentah perakitan benih unggul baru. Bahan
mentah inilah yang dinamai dengan plasma nutfah padi. Indonesia mempunyai
catatan panjang dan baik dalam peningkatan varietas padi. Usaha untuk
mengumpulkan dan melestarikan varietas lokal di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1970. Varietas lokal yang telah dikoleksi dan dilestarikan berjumlah
lebih dari 11.690 nomor, introduksi sebanyak 1.850 nomor dan 450 galur murni
(Khush, 1996). Sangat banyak varietas padi unggul yang dihasilkan oleh IRRI
(utamanya pada tahun 1960-an dan 1970-an), dirakit menggunakan satu atau
beberapa varietas padi lokal Indonesia. Varietas lokal seperti Peta, Intan, dan
Sigadis digunakan IRRI utamanya sebagai sumber daun yang tegak dan vigor
tanaman yang baik (Harahap, 1980).
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dengan menerapkan teknologi tanaman transgenik di sektor pertanian
dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan impor produk pangan
dapat bekurang, juga hama serangga yang menyerang tanaman, secara
konvensional dibasmi dengan memakai insektisida (bahan kimia), atau
dengan cara menggunakan predator, namun kedua cara ini belum efisien.
Penggunaan insektisida dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan,
disamping itu penggunaan insektisida juga dapa mengakibakan
tergangunya kesehatan manusia, yang lebih berbahaya adalah munculnya
hama yang tahan terhadap insektisida tersebut, sehingga hama tersebut
tidak pernah dapat dibasmi. Terakhir, penggunaan insektisida dalam
membasmi hama akan menambah biaya produksi. Kelebihan tanaman
transgenik adalah hama akan terbasmi sendiri tanpa harus menggunakan
insektisida dalam jumlah besar.
2. Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari pemanfataan tanaman
transgenik, ada beberapa dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
adanya tanaman ini, khususnya terhadap lingkungan, sehingga ini
dijadikan isu oleh aktivis lingkungan seperti :
a. Munculnya hama target yang tahan terhadap insekisida
Tanaman transgenik yang di rancang dapat membasmi hama perusak
(target) dapat berbalik menjadikan hama menjadi tahan terhadap
insekisida. Ini memang fenomena umum yang dapat terjadi pada
semua tanaman, baik transgenik maupun nontransgenik.
b. Munculnya efek samping terhadap hama nontarget.
Gen yang disisipkan dalam tanaman transgenik dapat membunuh
serangga lain yang secara alami menguntungkan tanaman tersebut.
c. Terjadinya silang luar
Adanya fertilisasi antara tanaman transgenik dan nontransgenik lain
khususnya gulma. Jika ini terjadi ada peluang munculnya supergulma
yang tahan terhadap herbisida.
10
5.2 Saran
Dari semua kesimpulan yang telah dipaparkan, berarti dapat kita pastikan
bahwa tanaman transgenik lebih nerguna dan bermanfaat, maka dari itu kami
menyarankan kepada petani dan terkhususnya pemerintah dalam dinas pertanian
untuk lebih memahami dan memajukan program ini karena tanaman transgenik ini
dapat mengurangi beban negara yaitu impor beras. Kepada para petani jangan
terlalu mudah untuk tidak terlalu khawatir akan cara kerjanya karwna pemerintah
setempat akan membantu dalam hal program yang memajukan kesejahteraan
bangsa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh dan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian NAD. (2009). Budidaya Tanaman Padi. Aceh:
Petunjuk Teknis Lapangan.
Carsono, N., Irma, M., Fitri, U. H., Santika, S., Nenet, S., Hersanti., Baehaki, S.E.
(2017). Ketahanan Padi Transgenik DB1 terhadap Penggerek Batang Padi
Kuning Scirpophaga incertulas Walker (Lepidoptera: Pyralidae). Jurnal
Agrikultura, 28(2), 56 – 63.
Carsono, N., Sri, N., Inez, N. I., Ade, I., Tri, J. S., Murdaningsih, H K. (2010).
Deteksi Transgen (Glu-1Dx5) pada Populasi Padi (Oryza sativa L.)
Putative Transgenik Kultivar Fatmawati. Jurnal Agrikultura, 21(1), 61 –
67.
Kualasari., Sudiarso., Agus. (2017). Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Bibi pada
Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Hibrida Varetas PP3. Jurnal Produksi
Tanaman, 5 (7), 1220 – 1227.
Usyati, N., Buchori, D., Manuwoto, S., Hidayat, P., Loedin, I. H. S. (2009).
Keefektivan Padi Transgenik terhadap Hama Penggerek Batang Padi
13