Anda di halaman 1dari 6

PENGAMATAN MORFOLOGI DAN STRUKTUR SEL EUBACTERIA

Putri Dea Amelia1 , Nurul Huda2, Hasrul Satria Nur³

1. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km 36, Banjarbaru, 70713,
Indonesia
2. Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km 36, Banjarbaru, 70713,
Indonesia

E-mail: melly.bbm1@gmail.com

Abstrak

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan
bakteri. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan morfologi dari masing-masing sel mikrobia. Morfologi
sel mikrobia dapat diamati dengan dua cara, yaitu pengamatan sel hidup yang tidak diwarnai dan pengamatan sel mati
yang diwarnai tanpa mewarnai lingkungan sekitarnya. Pengamatan morfologi sel khamir dilakukan dengan membuat
preparat basah yang diberi larutan methylen blue. Pengamatan morfologi fungi dilakukan dengan membuat preparat
yang diambil dari biakan fungi yang telah disediakan kemudian diberi laktofenol blue. Pencirian morfologi termasuk
usaha mengidentifikasi mikroorganisme, dimana pada pencirian morfologi akan didapatkan karakteristik morfologi
antara lain bentuk sel, ukuran sel, susunan sel meliputi tetrahedron, rangkaian, rantai, status Gram positif atau negatif.

Abstract

microorganisms present in nature have unique morphology, structure and properties, as well as bacteria. This practice
aims to study the morphological differences of each microbial cell. Microbial cell morphology can be observed in two
ways, namely the observation of non-dyeed living cells and the observation of dead cells that are colored without
coloring the surrounding environment. Observation of morphology of yeast cells is done by making wet preparations
given methylen blue solution. Fungi morphology observation was done by making preparations taken from fungi
cultures that have been provided and then given laktofenol blue. Morphological identification involves identifying
microorganisms, which in morphological stability will be obtained morphological characteristics such as cell shape, cell
size, cell arrangement include tetrahedron, chain, chains, Gram positive or negative status.

Keywords: bacterial morphology, yeast cells, fungi cells

1. Pendahuluan Perbedaan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan


Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar Gram negatif menyebabkan perbedaan reaksi dalam
mikrobia seperti bakteri berdasarkan pada reaksi permeabilitas zat warna dan penambahan larutan
enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pemucat. Sebagian besar dinding sel bakteri Gram
pada beberapa tipe media, memproduksi tipe metabolit positif terdiri dari peptidoglikan, sedangkan dinding sel
tertentu yang dideteksi dengan interaksi mikrobia bakteri Gram negatif mempunyai kandungan lipida
dengan reagen test yang menghasilkan warna yang tinggi dibandingkan dinding sel bakteri Gram
reagen[7]. Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan positif. Lipida ini akan larut dalam alkohol dan aseton
differensial yang sangat berguna dan paling banyak yang digunakan sebagai larutan pemucat, sehingga
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. pori-pori dinding sel membesar dan meningkatkan
Pewarnaan ini merupakan salah satu tahap penting daya larut kompleks kristal violet yodium pada dinding
identifikasi bakteri. Pewarnaan Gram memisahkan sel bakteri Gram negatif [3].
bakteri menjadi kelompok Gram positif dan negatif.
Isolat yang berasal dari agar darah yang akan untuk mempelajari bakteri. Identifikasi bakteri sangat
diwarnai dipilih dari koloni yang memiliki morfologi penting dalam mikrobiologi dan patologi karena
khas Streptococcus dan mempunyai karakter β- melayani dasar pemahaman penyakit. Karena ini,
hemolisis. Koloni khas Streptococcus adalah kecil dan berbagai jenis metode telah diperkenalkan untuk
transparan seperti tetes embun. Tahapan pewarnaan mengklasifikasikan bakteri dalam mikrobiologi. Dokter
Gram diawali dengan membuat preparat ulas kemudian dan ahli mikrobiologi umumnya mempekerjakan
difiksasi diatas api. Diberi larutan kristal violet selama mengetik skema yang bergantung pada skema
1 menit dan dicuci dengan air, lalu diberi larutan lugol mengetik fenotip untuk mengembangkan bakteri
selama 1 menit 20 detik, dandan larutan pemucat morfologi dan pewarnaan sifat organisme[5].
selama 10 dicuci dengan air. Terakhir diberikan larutan Aktivitas amilolitik pada media padat dilakukan
safranin selama 15 detik dan dicuci dengan air, dengan menumbuhkan isolat bakteri pada media NA
kemudian dikeringkan dengan kertas saring, lalu pati dan diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam
diamati dengan mikroskop menggunakan perbesaran kemudian ditetesi dengan larutan lugol yodium (JKJ)
10 x 100[3]. Penelitian tentang mikroorganisme tanah pada permukaan medium. Isolat bakteri yang mampu
dapat menjadi inventarisasi koleksi mikroorganisme membentuk zona jernih di sekeliling koloninya setelah
untuk keperluan konservasi mikroorganisme tanah[4]. diteteskan larutan JKJ merupakan bakteri amilolitik.
Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat Aktivitas amilolitik dideterminasi dengan mengukur
seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. diameter koloni dan diameter zona bening. Screening
Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa isolat bakteri berdasarkan aktivitas selulolitik
dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dilakukan dengan menumbuhkan isolat bakteri pada
dan menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya media minimal agar dengan Carboxymethylcellulosa
kecil dan ringan. Indonesia merupakan negara yang (CMC) sebagai sumber C-nya. Hidrolisis selulosa
terletak di daerah tropis dengan kelimpahan dideteksi dengan meneteskan larutan Congo red pada
keanekaragaman hayati berupa keanekaragaman flora, permukaan media agar. Terbentuknya zona jernih di
fauna dan mikroorganisme. Keberadaan sekeliling koloni bakteri menunjukkan adanya aktivitas
mikroorganisme di alam sangat luas meliputi daratan selulolitik[8]. Staphylococcus mengandung
atau tanah, perairan dan udara. Jenisjenis polisakarida dan protein yang bersifat antigenik dan
mikroorganisme meliputi protista (alga, protozoa), merupakan substansi penting di dalam struktur dinding
monera (bakteri, cyanobakteria) dan fungi (jamur sel. Peptidoglikan merupakan suatu polimer
benang dan khamir). Keberadaan mikroorganisme polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang
khamir di tanah tidak begitu tinggi jika dibandingkan tergabung, merupakan eksoskeleton yang kaku pada
dengan bakteri dan jamur benang. Namun, khamir di dinding sel. Peptidoglikan dirusak oleh asam kuat atau
tanah memegang peranan penting dalam menstimulasi lisozim. Hal tersebut penting dalam patogenesis
dekomposisi dan mineralisasi senyawa organik di infeksi, yaitu merangsang pembentukan interleukin-1
dalam tanah. Selain itu khamir juga memegang peran (pirogen endogen) dan antibodi opsonik, juga dapat
penting dalam hidrolisis selulosa yang berada di dalam menjadi penarik kimia (kemotraktan) leukosit
tanah. Khamir dikenal memiliki rentang ekologi yang polimorfonuklear, mempunyai aktifitas mirip
cukup luas dan mampu hidup pada daerah ekstrem endotoksin dan mengaktifkan komplemen[2].
serta umumnya banyak ditemukan pada lingkungan Koloni-koloni bakteri yang terpisah dan tampak
yang memiliki bahan organik tinggi. Beberapa berbeda masing-masing diambil sebanyak satu jarum
kelompok khamir yang dominan ditemukan dalam inokulasi dan dikulturkan ke media NA (yang telah
ekosistem tanah adalah genus Cryptococcus, Candida ditambahkan NaCl sebanyak 10%) menggunakan
dan Debaryomyces. Sekitar 1% khamir dilakukan metode cawan gores. Kemudian diinkubasi pada suhu
isolasi dan identifikasi dari total perkiraan 370°C selama 48 jam. Tahapan berikutnya adalah
keanekaragaman khamir di dunia. Diantara 89 genera pengamatan terhadap morfologi koloni yang meliputi
khamir yang pernah terdaftar dalam monograf khamir bentuk, warna, ukuran, tepian dan elevasi koloni.
sebanyak 37 genera atau 42% ditemukan di Indonesia. Pengamatan morfologi sel meliputi uji pewarnaan
Penelitian tentang khamir banyak dilakukan dalam Gram, pewarnaan spora, bentuk sel dan uji pergerakan
bentuk eksplorasi dari berbagai ekosistem di Indonesia. bakteri atau motilitas. Pengamatan bentuk sel
Hal ini karena diyakini jumlah khamir di alam jauh dilakukan bersamaan dengan hasil pewarnaan Gram.
lebih tinggi dibandingkan khamir yang telah diketahui Tahapan pewarnaan Gram dilakukan sebagai berikut,
selama ini[4]. sebanyak satu sampai dengan dua tetes akuades
Bakteri, yang merupakan mikroorganisme diteteskan pada kaca objek, selanjutnya diambil koloni
prokariotik, adalah organisme yang paling banyak dan tunggal dari masing-masing isolat bakteri
paling sederhana di dunia seperti yang kita kenal. menggunakan jarum inokulasi kemudian disebar secara
Prokariota tidak memiliki inti dan organel kompleks. merata. Olesan bakteri dibiarkan kering dan
Karena kebanyakan prokariota berbagai ukuran kurang difiksasi[1]. Bakteri termofilik dapat dimanfaatkan
dari sepuluh mikrometer (µm), mikroskop digunakan dalam bidang bioteknologi karena memiliki efisiensi
dalam keadaan suhu tinggi. Semakin tinggi temperatur atas kaca objek,koloni bakteri di ambil satuose dari
maka semakin tinggi pula laju difusi. Selain itu, enzim media diletakkan di atas aquades steril dan sebarkan
pada bakteri termofilik juga mampu mengakatalisis merata, biarkan olesan tersebut kering karena udara.
reaksi biokimia pada suhu tinggi dan umumnya lebih Setelah olesan benar-benar kering kemuadian lalukan
stabil dari bakteri mesofilik. Enzim yang terdapat pada kaca objek tersebut beberapa kali di atas nyala api
bakteri termofilik juga dapat dimanfaatkan pada sampai kaca objek terasa agak panas bila ditempelkan
industri antara lain enzim amylase, selulase, xilanase, pada punggung tangan. Kemudian ditetesi dengan
kitinase dan protease. Protease dapat digunakan untuk larutan kristal ungu (Gram A), dan didiamkan selama
beberapa aplikasi seperti detergen, farmasi, satu menit, kemudian cuci menggunakan aquades pada
pengempukan daging dan proses pengolahan limbah botol semprot dan dikeringkan. Selanjutnya ditetesi
industry[6]. dengan larutan iodium (Gram B) dan dibiarkan selama
2 menit, dicuci menggunakan aquades pada botol
2. Metode Praktikum semprot dan dikeringkan. Kemudian ditetesi dengan
larutan etanol 95% (Gram C) selama 30 detik, dicuci
Pewarnaan sederhana menggunakan aquades pada botol semprot dan
Metode pewarnaan sederhana yang dilakukan dikeringkan. Setelah itu ditetesi dengan larutan
bertujuan untuk membedakan morfologi bentuk dan safranin (Gram D) atau zat penutup dan didiamkan
susunan sel bakteri. Prosedur yang dilakukan yaitu selama 30 detik, kemudian dicuci menggunakan
dengan membersihkan objek glass dengan alcohol aquades pada botol semprot dan dikeringkan.
terlebih dahulu, kemudian tetesi dengan 1 tetes Selanjutnya diamati dengan menggunakan mikroskop
aquades. Jarum ose dipanaskan pada lampu spiritus, pada pembesaran kuat(9).
cawan berisi biakan bakteri dipanaskan dan diambil 1
ose biakan bakteri Bacillus Thuringinensis. Bakteri 3. Hasil dan Pembahasan
yang menempel pada jarum ose kemudian diletakkan
pada objek glass dan diratakan sambil dipanaskan. Pada kegiatan praktikum ini, pewarnaan secara
Teteskan safranin 0,2%. Diamkan selama satu menit. langsung dilakukan dengan menggunakan kristal violet
Langkah terakhir yaitu bilas objek glass tersebut dan CuSO4.5H2O. Pewarnaan secara langsung ini
dengan aquades. dimaksudkan untuk mewarnai sel-sel bakteri yang
diamati. Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka
Pewarnaan Endospora dalam pengamatan sel bakteri akan tampak berwarna
ungu dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna biru
Pewarnaan endospora dilakukan untuk isolat bakteri. muda. Kristal violet merupakan larutan yang yang
Prosedur yang dilakukan yaitu meneteskan 5 tetes mempunyai kromophore atau butir pembawa warna
aquades steril kedalam tabung reaksi lalu bakteri yang bermuatan positif (memiliki kation) sedangkan
Bacillus subtilis dimasukkan kedalam tabung reaksi muatan yang berada di sekeliling bakteri bermuatan
yang sudah berisi aquades, selanjutnya diteteskan negatif (memiliki anion), sehingga terjadi adanya tarik
karbol fustisin sebanyak lima tetes. Tahap selanjutnya menarik antara kedua ion tersebut. Hal inilah yang
memanaskan suspensi dam kemudian diletakkan di atas menyebabkan bakteri berwarna ungu. Dan
kaca benda yang sudah steril mengunakan teknik terbentuknya warna biru muda pada kapsula
aseptik lalu diteteskan nigrosin sebanyak 1 tetes disebabkan karena kapsula menyerap CuSO4.5H2O.
kemudian di smer. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang
paling umum digunakan. Berbagai macam tipe
Pewarnaan Kapsul morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
Metode pewarnaan kapsul yang dilakukan bertujuan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan
untuk melihat apakah bakteri yang diamati memiliki pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri
kapsul dan melihat bagian kapsul tersebut. Prosedur hanya digunakan satu macam zat warna saja.
yang dilakukan yaitu dengan meneteskan tinta india Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-
pada objek glass dan diratakan sampai menutupi pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
seluruh permukaan objek glass. Ratakan tinta india basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna
dengan tipis dan diamkan sampai kering. Selanjutnya, yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya
panaskan jarum ose dan ambil biakan bakteri sebanyak bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
1 ose dan letakkan bakteri yang diambil pada objek positif). Percobaan yang telah dilakukan dengan
glass. Teteskan crystal violet dan diamkan satu menit. menggunakan metode pewarnaan sederhana
Bilas objek glass dengan aquades. menggunakan bakteri E. Coli setelah diamati memiliki
morfologi dengan bentuk bacilus dan bakteri ada yang
Pewarnaan Gram berpasangan dan berkelompok.
Pengamatan morfologi sel bakteri dilakukan dengan Pewarnaan endospora pada percobaan
pewarnaan Gram. 1−2 tetes aquades steril diletakkan di menggunakan bakteri Bacillus subtilis yang memiliki
tujuan untuk mengetahui fase istirahat bakteri dari
kondisi ekstrime yang mana endospora dapat membuat
bakteri tumbuh pada lingkungan yang ekstrim. Setelah
dilakukan pengamatan dibawah mikroskop terdapat
bentuk morfologi dari bakteri Bacillus subtilis yaitu
berbentuk batang (basillus). Dari hasil pewarnaan
spora terlihat bakteri berwarna ungu ada titik merah,
dengan bentuk basil. Letak sporanya berada pada
subterminal. Letak endospora berbeda dengan spesies
bakteri yang lain. Tipenya ada yang central yaitu lokasi
dari sel vegetatifnya di tengah, terminal letak sel
Gambar 1. proses teknik aseptik pada jarum ose dan kaca
vegetatifnya berada di ujung atau pinggir dan tipe
benda menggunakan api bunsen burner.
subterminal berarti lokasi endosporanya berada di
antara tengah dan pinggir dari sel vegetatif. Bakteri
yang berbentuk basil memiliki endospora yang terletak
di subterminal(10).
Teknik pewarnaan selanjutnya yaitu dengan
cara pewarnaan gram yang mana teknik ini bertujuan
untuk mengetahui bakteri yang tergolong gram negatif
mau pun positif. Penyebab adanya perbedaan antara
bakteri gram positif dan negatif berkaitan dengan
struktur dan dinding sel yang dimiliki oleh bakteri
tersebut. Pada percobaan yang telah dilakukan Gambar 2. Pemanasan pada jarum ose sampai berwarna
menggunkan bakteri E.coli dan didapatkan bentuk merah
morfologinya yaitu berbentuk basil namun tidak
terdapat koloni yang terbentuk. Bakteri E.coli termasuk
kedalam bakteri gram negatif karena membentuk
warna merah, karena gram negatif merupkan bakteri
yang tidak mempertahankan zat pewarna metil ungu
pada metode pewarnaan gram.
Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri
dengan lingkungannya. Misalnya berperan dalam
mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau
menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, Gambar 3. Pengambilan bakteri yang akan digunakan
bersifat anti fagosit sehingga kapsul memberikan sifat untuk pewarnaan didalam tabung reaksi
virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat yang berisi bakteri.
mencantelkan diri pada permukaan. Pada percobaan
yang telah dilakukan menggunakan bakteri
Lactobacillus asidopilus yang mana terlihat bentuk
morfologinya yang berbentuk basill dan tidak terdapat
koloni pada pengamatan praktikum yang telah
dilakukan .
Teknik dasar yang paling digunakan untuk
mengklasifikasikan bakteri didasarkan pada bentuk
bakteri dan sel pengaturan. Bentuk yang paling biasa
dari bakteri termasuk batang, cocci (bulat), dan bentuk
spiral. Pengaturan seluler terjadi tunggal, dalam seri,
dan dalam kelompok. Beberapa spesies memiliki satu Gambar 4. Hasil bakteri E. Coli dalam pewarnaan
untuk banyak proyeksi yang disebut flagela yang sederhana
memungkinkan bakteri untuk berenang dan bergerak.
Cocci atau coccus untuk satu sel adalah sel-sel bulat,
kadang-kadang diratakan ketika berada berdekatan satu
sama lain. Bakteri kokus bisa eksis secara individual,
berpasangan, dalam kelompok empat, dalam rantai,
dalam kelompok atau dalam kubus yang terdiri dari
delapan sel. Basil adalah bakteri berbentuk batang yang
juga dapat terjadi secara individual, di pasangan, atau
dalam rantai[5].
percobaan didaparkan bakteri dengan bentuk basil atau
batang.

Daftar Acuan
[1]. Agustina, D., C. Yulvizar., & R. Nursanty. 2013.
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada
Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) Asin
Gambar 5. Hasil pewarnaan endospora pada bakteri
Berkitosan. Jurnal Biospecies. 6(1):
Basillus subtilis
15-19.
[2]. Dewi, A.K. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji
Sensitivitas Staphylococcus aureus
terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu
Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Penderita Mastitis di Wilayah
Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta.
Jurnal Sain Veteriner. 31(2): 138-150.
[3]. Hidayat, R., & F. Alhadi. 2012. Identifikasi
Streptococcus Equi dari Kuda yang
Gambar 6. Hasil pewarnaan kapsul pada bakteri
Lactobacillus asidopilus.
Diduga Menderita Strangles. Jurnal
Ilmu Pertanian Indonesia. 17(3): 199-
203.
[4]. Jumiyanti., S.H. Bintari., & I. Mubarok. 2012.
Isolasi dan Identifikasi Khamir Secara
Morfologi di Tanah Kebun Wisata
Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Jurnal Biosantifika. 4(1):
2012.
[5]. Mohamad, N. A., A. W. Jusoh, Z. H. Zaw & L. W.
Gambar 7. Hasil pewarnaan gram pada bakteri E.coli Shoon. 2014. Bacteria Identification
From Microscopic Morphology Using
Naïve Bayes. International Journal of
Computer Science, Engineering and
Information Technology (IJCSEIT). 4
(2) : 1-9.
[6]. Pratita, M.Y.E., & S.R. Putra. 2012. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Termofilik dari
Sumber Mata Air Panas di Songgoriti
setelah Dua Hari Inkubasi. Jurnal
Gambar 8. Hasil pewarnaan gram pada bakteri Teknik Pomits. 1(1): 1-5.
Lactobacillus asidopilus.
[7]. Sardiani, N., M. Lilaay., R.G. Budji., D.
Priosambodo., Syahribulan., & Z.
Dwyana. 2015. Potensi Tunikata
4. Kesimpulan Rhopalaea Sp sebagai Sumber
Inokulum Bakteri Endosimbion
Kesimpulan dari praktikum ini adalah pewarnaan pada Penghasil Antibakteri; 1. Karakterisasi
sel bakteri adalah cara untuk mempermudah Isolat. Jurnal Alam dan Lingkungan.
mengamati bakteri di bawah mikroskop sehingga dapat 6(11): 1-10.
membantu dalam identifikasi dan klasifikasinya. [8]Yanti, N.A., & A. Munir. 2014. Screening Bakteri
Pengecatan bakteri dapat dibagi menjadi bakteri Gram Amilolitik dan Selulolitik dari Limbah
positif dan bakteri Gram negatif. Adapun hasil yang Sagu. Jurnal Penelitian Biologi. 1(1):
diperoleh dari percobaan ini yaitu bakteri Bacillus 1-62.
subtilis merupakan bakteri Gram positif. Pada semua
[9] Nurhidayanti, S., Fatturahman, & M. Ghazali.
2015. Deteksi Bakteri Patogen Yang
Berasosiasi Dengan Kappaphycus
alvarezii(Doty) Bergejala Penyakit Ice-
Ice. Jurnal Sains Teknologi &
Lingkungan. 1(2): 24-30.
[10]. Pratiwi, T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai