Anda di halaman 1dari 6

Sains & Teknologi Hewan 2(5):1-9

Pengukuran Total Kolesterol Dengan Alat Digital


Putri Dea Amelia1, Nita Azhari1, Hidayaturrahmah2
1
: Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ULM.
2
: Departemen Anatomi dan Fisiologi, Laboratotium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan
Alam, ULM
*
E-mail: 1811013120009mhs@ulm.co.id
Abstrak
Kolesterol merupakan salah satu jenis lipid yang dalam kadar tertentu diperlukan oleh tubuh untuk
pembentukan komponen-komponen penting seperti hormon dan vitamin D, akan tetapi kadar kolesterol yang tinggi
(>290 mg/dl) dapat menyebabkan penyakit karena turut berperan pada pembentukan plak aterosklerosis yang
menjadi penyebab utama terkjadinya penyakit jantung koroner. Metode yang digunakan dalam praktikum ada 2
cara yaitu pengukuran total kolesterol darah tikus dan pengukuran total kolesterol darah manusia. Alat dan bahan
yang digunakan yaitu tikus, probandus, strip glucometer, Blood Lancet, glucometer, alkohol 70%, dan kapas.
Pengukuran total kolesterol darah manusia dan tikus memiliki proses yang sama yaitu pertama-tama ujung jari/ekor
tikus yang akan dilukai dibersihkan dengan alkohol 70%, selanjutnya ujung jari/ ekor tikus dilukai menggunakan
Blood Lancet, lalu darah diambil menggunakan strip glucometer dan ditunggu hasil kadar glukosa darah selama
150 detik. Hasil yang didapat dapat dilihat bahwa kadar kolesterol masing-masing tiap orang  berbeda. Berbedanya
kadar kolesterol biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola makan, aktivitas sehari-hari, usia, jenis
kelamin, keturunan, pola hidup, kegemukan, kontrasepsi hormonal dan diabetes mellitus. Kesimpulannya pada uji
kadar kolesterol darah ini menggunakan alat glucometer untuk mengetahui apakah kadar kolesterol pada seseorang
normal atau tidak yang berpotensi untuk menyebabkan penyakit seperti kardiovaskuler dan jantung coroner.
Kata kunci : Kolesterol darah, probandus, jantung coroner, glucometer

PENDAHULUAN
Lemak merupakan suatu makro molekul yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup
karena perannya yang sangat penting sebagai sumber energi tinggi dan sebagai pelarut beberapa
vitamin yang tidak larut dalam air, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Konsumsi lemak yang
berlebihan akan mengakibatkan peningkatan jumlah senyawa kolesterol dan trigliserida di dalam
darah. Oksidasi trigliserida dan kolesterol menyebabkan pembentukan radikal bebas yang
diketahui dapat merusak sel-sel endotel. Jika oksidasi trigliserida dan kolesterol terjadi di sel
endotel maka akan terjadi aterosklorosis yaitu penyakit kronis yang ditandai dengan penebalan
dan pengerasan dinding arteri akibat adanya lesi yang mengandung deposit lipid yang
menyebabkan obstruksi pembuluh darah, agregrasi trombosit, dan fase konstriksi abnormal
(Nashriana dkk., 2015).
Kolesterol merupakan salah satu jenis lipid yang dalam kadar tertentu diperlukan oleh
tubuh untuk pembentukan komponen-komponen penting seperti hormon dan vitamin D, akan
tetapi kadar kolesterol yang tinggi (>290 mg/dl) dapat menyebabkan penyakit karena turut
berperan pada pembentukan plak aterosklerosis yang menjadi penyebab utama terkjadinya
Penyakit Jantung Koroner (PJK). PJK merupakan penyebab kematian utama di banyak negara,
termasuk Indonesia (Yosie, 2008). Kolesterol adalah sterol yang sangat penting, merupakan
subtansi lemak yang secara normal dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati dari
lemak makanan. Kolesterol mempunyai fungsi didalam tubuh antara lain sebagai zat essensial
untuk membran sel, menjadi bahan pokok untuk pembentukan garam empedu yang sangat
diperlukan untuk pencernaan makanan, dan menjadi bahan baku untuk membentuk hormon
steroid, misalnya: progesteron, dan estrogen pada wanita, testoteron pada pria, corticosteroid.
Sains & Teknologi Hewan 2(5):1-9

Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua partikel pembawa kolesterol
dalam darah, termasuk HDL, LDL, dan VLDL. Kadar kolesterol total itu sangat pararel dengan
kadar LDL pada kebanyakan. Kolesterol merupakan steroid yang ada dalam konsentrasi yang
biasa dinilai di seluruh tubuh. Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh, disintesa secara
endogen dari asetil KoA melalui ß-metil glutamil KoA. Kolesterol diproduksi oleh hepar
diangkut di plasma sebagai LDL. Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi di esterifikasi
didalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesitin kolesterol diangkut ke
hepar sebagai HDL. Ester kolesterol ini biasa diangkut ke lipoprotein lain oleh penukaran dengan
trigliserida. Kadar kolesterol meningkat dengan bertambahnya usia, dan sampai usia 50 lebih
tinggi pada laki-laki. Ester kolesterol adalah 65-75% dari kolesterol plasma total (Ujiani, 2015).
Kolesterol dalam badan berada dalam keseimbangan yang dinamis antara yang disintesa
dengan yang dimetabolisasikan. Makanan yang mengandung kolesterol antara lain goreng-
gorengan, daging, otak, jeroan, (usus, hati, ginjal, paru, jantung,) kuning telor, sea food, kacang-
kacangan, selain berasal dari makanan, kolesterol juga diproduksi oleh tubuh kita sendiri. Organ
penting yang memproduksi kolesterol adalah hati, maka pada penderita penyakit menahun, kadar
kolesterol darahnya rendah. Ekskresi kolesterol terbanyak adalah melalui empedu, dimana
kolesterol dirubah menjadi asam empedu dan dipakai untuk pencernaan. Sebagian kolesterol
dikeluarkan dari tubuh melalui dinding usus secara langsung, sebagian lagi dirombak oleh tubuh.
Proses perombakan tersebut dipengaruhi oleh hormon kelenjar gondok, maka pada penderita
hipertiroid kadar kolesterol darah akan rendah. Lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh
berasal dari sintesis (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada
manusia, hati menghasilkan kolesterol lainnya (Pusdiknakes, 2001). Pengukuran dan
pemeriksaan kadar kolesterol perlu dilakukan untuk mengendalikan kadar kolesterol di dalam
tubuh. Pemeriksaan kadar kolesterol darah dapat dilakukan dengan spektrofotometer atau
glucometer. Pemeriksaan spektrofotometer menggunakan pemeriksaan pada darah vena,
sedangkan glucometer menggunakan pembuluh darah kapiler. Glucometer dapat memberikan
hasil yang cepat dan cara kerja yang lebih mudah (Mariady, 2013).

METODE
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu pengukur kolesterol digital, strip/stik
kolesterol, alcohol swab, blood lancet, kapas/tissue, gunting, 2 probandus (puasa dan 2 jam post
prandial/setelah makan) dan 2 ekor mencit jantan.
Pengukuran kolesterol darah pada manusia pada praktikum ini dilakukan dengan membersihkan
ujung jari dengan alcohol swab, kemudian ujung jari dilukai dengan blood lancet. Darah pertama
yang keluar dibersihkan dengan kapas, kemudian darah kedua diambil dan diletakkan distrip
glucometer. Tunggu hingga beberapa detik kemudian hasil akan diperoleh. Pengukuran hewan
uji dilakukan dengan membersihkan ekor hewan uji menggunakan alcohol swab kemudian ekor
di potong sedikit ujungnya. Darah pertama dibersihkan kemudian darah kedua dilakukan
pengukuran dengan alat glukosameter. Tunggu hingga beberapa menit makan hasil diperoleh.

HASIL
Tabel 1. Hasil pemeriksaan total kolesterol pada manusia
N PROBANDUS TEKANAN BERAT KOLESTEROL
Sains & Teknologi Hewan 2(5):1-9

O BADAN (BB)
1 Rusyda Ulya 91 57 kg 150 mg/dl
(Probandus puasa) 73
2 Nurul Badari 100 49,1 kg 180 mg/dl
(Probandus makan) 75

Tabel 2. Hasil pemeriksaan total kolesterol pada mencit


N PROBANDUS TEKANAN BERAT KOLESTEROL
O MAKAN BADAN (BB)
1 Mencit Jantan - 25-30 g 141 mg/dl
(Probandus Puasa)
2 Mencit Jantan - 25-30 g 149 mg/dl
(Probandus Makan)

Gambar 1. Pengambilan Darah Manusia

Gambar 2. Pengambilan Darah Tikus

DISKUSI
Sains & Teknologi Hewan 2(5):1-9

Pada praktikum ini membahas uji kadar kolesterol darah untuk mengetahui total kolesterol
darah seseorang apakah normal atau tidak, sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Berdasarkan pada tabel 1 yaitu hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah normal pada manusia
maupun tikus yaitu <200 mg/dl. Pada tabel 1 mengenai hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah
berdasarkan kolesterol puasa dan 2 jam setelah makan, diketahui untuk probandus puasa
Rusyda Ulya memiliki kadar kolesterol sebanyak 150 mg/dl, probandus makan Nurul Badari
memiliki kadar kolesterol sebanyak 180 mg/dl, dan untuk tikus probandus makan memiliki
kadar kolesterol sebanyak 141 mg/dl dan probandus mencit makan memiliki kadar kolestrol 149
mg/dl. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol ini dapat diketahui bahwa kedua
probandus masih tergolong memiliki kadar kolesterol darah yang normal karena keduanya
memiliki total kadar kolesterol yang kurang dari 200 mg/dl. Faktor terbesar yang menghasilkan
normalnya kadar kolesterol pada kedua probandus bisa disebabkan oleh faktor makanan, karena
probandus sedang berpuasa dan 2 jam setelah makan memungkinkan kadar kolesterol yang
terdapat pada tubuh probandus hanya mengandung kolesterol yang diproduksi oleh mereka
sendiri dan masih pada batas normal, hal ini disebebkan karena probandus sedang tidak
memakan makanan yang mengandung kolesterol berlebih seperti goreng-gorengan, daging, otak,
jeroan, (usus, hati, ginjal, paru, jantung,) kuning telor, sea food, kacang-kacangan. Organ penting
yang memproduksi kolesterol adalah hati, maka pada penderita penyakit menahun, kadar
kolesterol darahnya rendah. Ekskresi kolesterol terbanyak adalah melalui empedu, dimana
kolesterol dirubah menjadi asam empedu dan dipakai untuk pencernaan. Sebagian kolesterol
dikeluarkan dari tubuh melalui dinding usus secara langsung, sebagian lagi dirombak oleh tubuh.
Proses perombakan tersebut dipengaruhi oleh hormon kelenjar gondok, maka pada penderita
hipertiroid kadar kolesterol darah akan rendah. Lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh
berasal dari sintesis (sekitar 700 mg/hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari. Pada
manusia, hati menghasilkan kolesterol lainnya (Pusdiknakes, 2001).
Sedangkan pada tikus diketahui memiliki kadar kolesterol yang cenderung tinggi karena
(Menurut Andriani, 2008), konsentrasi kolesterol darah tikus dalam kondisi normal seharusnya
berkisar antara 40-130 mg/dl sedangkan tikus yang diamati memiliki kadar kolesterol lebih dari
ketetapan tersebut yaitu sebanyak 141 dan 149 mg/dl. Hal ini bisa terjadi karena pada saat
pemeriksaan kadar kolesterol darah pada tikus, tikus yang diamati mengalami aktivitas fisik
berlebih akibat terlalu banyak berlari saat hendak diperiksa. Umumnya aktivitas fisik
berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah hal inilah yang memungkinkan terjadinya
peningkatan kadar kolesterol pada tikus yang diamati karena tikus mengalami peningkatan
denyut jantung berlebih. Namun, pada contoh lain seperti aktivitas fisik yang rendah dan dalam
kondisi beristirahat umumnya akan mendorong keseimbangan energi ke arah positif sehingga
mengarah pada penyimpanan energi dan penambahan berat badan, akibatnya akan berpengaruh
terhadap peningkatan kadar kolesterol darah, begitu pula sebaliknya. Kadar kolesterol darah
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu normal (<200 mg/dl), batas tinggi (200—249 mg/dl)
dan hiperkolesterolemia (>250 mg/dl) (Waloya dkk., 2013).
Kadar total kolesterol yang tinggi pada manusia umumnya dapat menyebabkan penyakit
Hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol
Sains & Teknologi Hewan 2(5):1-9

dalam darah tinggi melebihi 250 mg/dl dan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit
kardiovaskular. Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh obesitas merupakan faktor resiko
utama untuk terjadinya arterosklerosis dan meskipun tanpa kehadiran faktor lain keadaan ini
sendiri sudah cukup untuk merangsang perkembangan pembentukan lesi. Meskipun demikian,
obesitas dianggap faktor resiko yang bisa dimodifikasi dengan diet teratur dan olahraga yang
rutin. Beberapa yang mempengaruhi kadar kolesterol adalah usia dan jenis kelamin, keturunan,
merokok, kegemukan, olahraga, kontrasepsi hormonal dan diabetes mellitus (Kumar dkk., 2007).
Kolesterol dapat meningkat disebabkan oleh tiga hal, yaitu: diet tinggi kolesterol dan lemak,
ekskresi kolesterol ke kolon melalui asam empedu terlalu sedikit dan produksi kolesterol
endogen di hati yang terkait dengan faktor genetik terlalu banyak. Peningkatan asupan tinggi
kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol serum hanya dalam jumlah relatif
kecil. Meskipun demikian apabila kolesterol diabsorpsi, peningkatan konsentrasi kolesterol akan
menyebabkan kolesterol menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat HMG-koA
reduktase untuk menghalang terjadinya kenaikan kadar kolesterol plasma secara berlebihan.
Hasilnya, kadar kolesterol plasma biasanya tidak mengalami peningkatan atau penurunan
melebihi 15% dengan perubahan pada asupan kolesterol dalam diet (Guyton & Hall 2007).
Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300 mg/hari. kolesterol memiliki peranan
utama dalam proses patologis pembentukan ateroskelorosis pada pembuluh darah arteri yang
penting sehingga mengakibatkan penyakit serobrovaskuler, vaskular perifer, dan koroner. Kadar
kolesterol darah merupakan indikator yang paling baik untuk menentukan apakah seseorang akan
menderita penyakit jantung atau tidak. Kadar kolesterol dalam plasma dapat meningkat apabila
diit banyak lemak. Bila lemak jenuh dalam makanan diganti dengan lemak tak jenuh, kolesterol
darah akan menurun. Kebanyakan kolesterol dalam makanan di peroleh dari kuning telur dan
lemak hewani. Upaya pengendalian yang dilakukan dapat berupa menurunkan kadar kolesterol
total. Penurunan dilakukan dengan melakukan diet rendah lemak atau menggunakan terapi obat-
obatan yang bekerja dengan menghambat produksi kolesterol dalam hati maupun dengan
memperbesar ekskresi kolesterol melalui asam empedu (Pusdiknekes, 2001).

KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu dapat diketahui bahwa kadar kolesterol pada
masing-masing orang umumnya berbeda. Pemeriksaan kadar glukosa darah normal pada
manusia umumnya yaitu <200 mg/dl, sedangkan pada tikus umumnya < 130 mg/dl. Perbedaan
kadar kolesterol pada tiap orang biasa disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola makan,
aktivitas sehari-hari, usia, jenis kelamin, keturunan, pola hidup, kegemukan, kontrasepsi
hormonal dan diabetes mellitus. Kadar kolesterol yang tinggi dari sewajarnya biasanya dapat
mengakibatkan penyakit kardiovaskuler dan jantung koroner. Untuk pencegahannya bisa
dilakukan dengan menerapkan dan menjaga pola hidup yang sehat dan seimbangPengukuran dan
pemeriksaan kadar kolesterol perlu dilakukan untuk mengendalikan kadar kolesterol di dalam
tubuh. Pemeriksaan kadar kolesterol darah dapat dilakukan dengan glucometer, pemeriksaannya
menggunakan pembuluh darah kapiler. Glucometer dapat memberikan hasil yang cepat dan cara
kerja yang lebih mudah.
Sains & Teknologi Hewan 2(5):1-9

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Y. 2008. Toksisitas Fraksi Aktif Steroid Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) terhadap Aktivitas Serum Glutamat Oksalat Transminase (SGOT) dan
Serum Glutamat Piruvat Transminase (SGPT) pada Tikus Putih. Jurnal Gradien. 4(2):
365-371.
Guyton, A & J. E. Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Kumar, V., Cottran., S. Ramzi., Robins., L. Stanley. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins.
(diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit). EGC. Jakarta.
Mariady, F. 2013. Perbandingan Hasil Pemeriksanaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Menggunakan Glumeter dan Spektrofotometer pada Penderita Diabetes Melitus di
Klinik Nirlaba Bandung. Skripsi. Universitas Kristen Maranatha.
Nashriana, N., B. Wirjatmadi & M. Adriani. 2015. Combined Food (Bekatul dan Lemak)
Menurunkan Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, dan LDL pada Tikus Galur Wistar.
Jurnal Kedokteran Brawijaya. 28(3): 208-212.
Pusdiknakes, 2001. Diktat Kimia Klinik Jilid 1. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Ujiani, S. 2015. Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Kadar Kolesterol Penderita
Obesitas RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan. 6(1): 43-48.
Waloya, T., Rimbawan & N. Andarwulan. 2013. Hubungan Antara Konsusmsi Pangan dan
Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah dan Wanita Dewasa di Bogor. Jurnal
Gizi dan Pangan. 8(1): 9-16.

Anda mungkin juga menyukai