Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama Mahasiswa : Nurwafiq Fitrianti Suhardi Putri

NIM : 711345319031

Tingkat / Semester : 2B / III

Instruktur : Sabrina P. M. Pinontoan S.Pd., M.Si

A. Judul Praktikum : Pemeriksaan Kolesterol Total


B. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami tentang pemeriksaan kolesterol
total
C. Prinsip :
Kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol
esterase.kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hydrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hydrogen peroksida yang terbentuk
beserta fenol dan 4-aminophenazone oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna
merah.
D. Dasar Teori :
1. Kolesterol dalam darah
Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan berbentuk seperti
lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama didalam hati. Bahan makanan yang
mengandung kolesterol berasal dari organ binatang, terutama bagian otak, kuning
telur dan jeroan, tetapi bahan makanan yang bersumber tumbuh-tumbuhan tidak
mengandung kolesterol. (Nilawati, 2008).
Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20%
berasal dari makanan. (Harefa, 2011).
Kolesterol yang ada didalam darah berikatan dengan protein dan ditansportasi
ke seluruh tubuh. Kolesterol sangat penting bagi tubuh, namunbila kadar kolesterol
dalam darah berlebihan juga berbahaya bagi Kesehatan. (Djojodibroto, 2011)
Kadar kolesterol normal sekitar 140-200 mg/dL. Kadar kolesterol yang tinggi
200-400 mg/dL. (Yatim, 2010)
Kolesterol berperan penting terhadao fungsi tubuh sehari-hari. Kolesterol
merupakan komponen terbesar membrane sel, membantu untuk mengontrol
pergerakan zat ke dalam dan ke luar sel, membantu hormone steroid (progesterone
dan estrogen pada wanita, testoteron pada pria), membuat vitamin D, dan memastikan
system pencernaan bekerja dengan baik dengan membantu garam empedu. (Elleanor
& Jonathan, 2002)
Macam-macam kolesterol. Lemak dan kolesterol tidak larut dalam cairan darah.
Agar dapat dikirim ke seluruh tubuh, lemak dan kolesterol harus dikemas bersama
protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Macam-macam lipoprotein yaitu:
a. Kilomikron, merupakan jenis lemak dalam darah yang mempunyai kandungan
lemak lebih banyak disbanding dengan protein dan pengangkut lemak yang
paling baik dalam darah,
b. VLDL (Very Density Lipoprotein), berfungsi membawa Sebagian besar
trigliserida dalam darah. Pada proses selanjutnya Sebagian VLDL nerubah
menjadi LDL.
c. LDL (Low Density Lipoprotein), merupakan lipoprotein yang mengangkut
paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL dinamakan kolesterol jahat,
karena kadar LDL yang tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam
arteri.
d. HDL (High Density Lipoprotein), merupakan lipoprotein yang mengangkut
kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat
membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri kembali ke liver untuk
diproses dan dibuang. (Iman, 2004)
Sintesa kolesterol. Kolesterol diproduksi dan dikendalikan oleh hati. Jumlah
kolesterol yang diproduksi didalam hati sekitar 75% dari jumlah kolesterol dalam
tubuh dan sisanya berasal dari makanan. Kolesterol yang disintesis itu dubah menjadi
jaringan, hormon, dan vitamin yang berdar ke dalam tubuh melalui darah, namun ada
juga kolesterol yang kembali kedalam hati untuk diubah menjadi asam empedu dan
garamnya. (Murningsih, 2015)
2. Pemeriksaan kolesterol total
Tes kolesterol lengkap meliputi pengukuran terhadap 4 jenis lemak dalam darah,
yakni HDL (kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat), trigliserida, dan total kolesterol
(total keseluruhan dari jenis kolesterol). Hasil pemeriksaan kolesterol yang ideal
adalah sebagai berikut:
• Kolesterol baik (High Density Lipoprotein/ HDL)
HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu tubuh mengeluarkan
kolesterol jahat dari dalam darah, serta mencegah lemak menumpuk di
pembuluh darah. Kadar HDL yang ideal adalah 40 mg/dL. Bila kadar HDL
terlalu rendah, risiko penyakit jantung akan meningkat.
• Kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/ LDL)
HDL bisa menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah. Batas
toleransi tubuh terhadap kolesterol jahat adalah 100-129 mg/dL. Jika meleihi
batas tersebut, akan berisiko mengalami ateroklerosis dan penyakit jantung.
• Trigliserida
Kadar trigeliserida yang terlalu tinggi di dalam darah juga bisa meningkatkan
resiko terkena penyakit jantung. Kadar trigliserida dianggap tinggi, bila
melebihi 150 mg/dL.
• Kolesterol Total
Kolesterol total adalah jumlah keseluruhan kolesterol didalam darah, yaitu
HDL, LDL dan trigleserida. Kadar kolesterol total yang tergolong normal
adalah kurang dari 200 mg/dL.
Kadar kolesterol yang melampau batas normal disebut sebagai hiperkolesterolemia.
Hiperkolesterolemia biasanya terdapat pada penderita obesitas, diabetes melitus,
hipertensi, perokok dan orang yang sering minum-minuman beralkohol. Kelebihan
kolesterol juga dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah dan
meningkatkan factor resiko penyakit jantung. Beberapa factor yang mempengaruhi
kadar kolesterol.
a. Factor genetic
Factor genetic mcukup mempengaruhi tingginya kadar kolesterol dalam
darah dimana tubuh memproduksi kolesterol mencapai 80%. Seseorang yang
memproduksi kolesterol dalam jumlah banyak akan mengalami
hiperkolesterol.
b. Factor gaya hidup dan pola makan
Gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat seperti minum alcohol
berlebihan, minum kopi berlebihan, banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak jenuh, sedkit mengkonsumsi makanan kaya serat dari
sayuran dan buah-buahan, kaca keledai dan merokok. Merokok bisa
meningkatkan kadar LDL, tetapi bisa menekan kolesterol HDL.
c. Factor usia
Usia yang semakin meningkat juga salah satu factor penyebab kolesterol
tinggi yang diakibatkan menurunnya daya kinerja organ tubuh. Berdasarkan
jenis kelamin, pria sampai sekitar 50 tahun memiliki resiko 2-3 kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita untuk mengalami artherosklerosis oleh
kolesterol.
d. Aktivitas fisik
Banyak orang yang mengetahui bahwa kurangnya aktivitas dapat
menyebabkan dampak serius terhadap Kesehatan. Kurangnya aktivitas fisik
dapat meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL. (Shabela, 2012).
3. Metode pemeriksaan kolesterol
a. Metode Lieberman Burchard
Prinsip dari metode ini adalah apabila kolesterol direaksikan dengan
asam acetat anhidrid dan asam sulfat pekat dalam lingkungan bebas air, maka
akan terbentuk warna hijau-bitu yang intensitas akibat pembentukan polimer
hidrokarbon tak jenuh. Reaksi warna diawali protanasi gugus hidroksi dalam
kolesterol dan menyebabkan lepasnya air untuk manghasilkan ion karbonin
3,5 kolestadiena, yang selanjutnya dioksidasi oleh ion sulfit menghasilkan
senyawa kromofor asam kolestaheksaena sulfonat. Warna yang terbentuk
kemudian ditentukan absorbansinya dengan fotometer. (Maulia, 2013).
b. Metode Iron Salt Acid
Metode Iron Salt Acid menghasilkan kation tetra enilik, p-TSA bereaksi
dengan turunan kolesterol untuk membentuk senyawa kromofor, kromofor
kemudian akan memberikan serapan pada fotometer. (Maulia, 2013)
c. Metode Elektrode-Based Biosensor
Prinsip pemeriksaan adalah katalis yang digabung dengan teknologi
biosensor yang spesifik terhadap pengukuran kolesterol. Strip pemeriksaan
dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah diteteskan pada zona
reaksi dari strip, katalisator kolesterol memicu oksidasi kolesterol dalam
darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk diukur oleh sensor dari alat dan
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam darah. (Suwandi, 2015)
d. Metode CHOD-PAP
Metode kolorimetrik enzimatik (Cholesterol Oxidase Methode/CHOD
PAP) adalah metode yang disyaratkan sesuai standar WHO/IFCC. Prinsip
pemeriksaan kadar kolesterol total metode kolorimetrik enzimatik adalah
kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim
kolesterol esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi
Cholesterol-3-one dan hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase.
Hidrogen peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminophenazone oleh
peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas warna yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesteroltotal dan dibaca pada λ 500
nm. (Permenkes RI, 2010; Stanbio laboratory, 2011)
E. Alat dan Bahan :
• Tabung reaksi - Serum darah vena
• Mikropipet - plasma dengan antikoagulan EDTA
• Blue tip dan yellow tip - Alkohol 70%
• Tisu - Centrifuge
• Reagen pereaksi
• Fotometer
F. Prosedur Kerja :
1. Tahap Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
• Tidak ada perubahan pola makan selama 2 minggu sebelum
pemeriksaan
• Tidak ada pertambahan atau penurunan berat badan
• Tidak melakukan aktivitas berat 24 jam sebelum pemeriksaan
• Sebaiknya pasien berpuasa Selma 12 jam sebelum pengambilan
sampel
b. Persiapan Sampel
• Reagen dan standar disediakan dan siap dipakai
• Serum atau plasma dikumpulkan dengan prosedur standar
• Kolesterol stabil selama 7 hari pada suhu 2-8oC.
• Heparin, EDTA, oksalat dan fluoride dapat digunakan sebagai
antikoagulan
• Bawa reagen ke suhu kamar
• Pipet ke dalam tabung reaksi
Blank Standar Sampel
Standar Kolesterol (S) - 10 𝜇L -
Sampel - - 10 𝜇L
Reagen (A) 1,0 mL 1,0 mL 1,0 mL
• Aduk rata dan inkubasi tabung selama 10 menit pada suhu kamar (16-
25oC) atau selama 5 menit pada 37oC.
• Ukur absorbansi (A) standar dan sampel pada 500 nm terhadap
kosong. Warnanya stabil setidaknya selama 2 jam.
c. Persiapan Alat dan Bahan
• Reagen dan standar disediakan siap dipakai
• Penangas air termostatik pada 37oC
• Alat Analisa, spektrofotometer atau fotometer mampu membaca pada
500 ± 20 nm.
2. Tahap Analitik
Konsentrasi kolesterol dalam sampel dihitung menggunakan rumus umum berikut:
SEBUAH Sampel
× C Standar = C Sampel
SEBUAH Standar
Jika standar kolesterol yang disediakan telah digunakan untuk mengalibrasi

SEBUAH Sampel × 200 = mg / dL kolesterol × 5,18

SEBUAH Standar = mmol / L kolesterol

Nilai normal :
Dicurigai : > 220 mg/dL atau 5,7 µmol/L
Meningkat : > 260 mg/dL atau 6,7 µmol/L
Normal : > 220 mg/dL atau 5,7 µmol/L
Nilai Referensi
Titik potong seragam berikut telah ditetapkan oleh Program Pendidikan
Nasional AS dan juga telah diadopsi dibanyak negara lain evaluasi risiko penyekit
arteri korener.
Hingga 200 mg / dL = 5,2 mmol / L 200-239 Diinginkan
mg / dL = 5,2 – 6,21 mmol / L Garis Batas Tinggi
> 240 mg /dL => 6,24 mmol / L Tinggi
Kontrol Kualitas

Direkomendasikan untuk menggunakan Serum Kontrol Biokimia tingkat I (cod.


18005, 18009 dan 18042) dan II (cod. 18007, 18010 dan 18043) untuk
memverifikasi kinerja prosedur pengukuran.
Setiap laboratorium harus menetapkan skema dan prosedur Pengendalian Mutu
internalnya sendiri untuk tindakan korektif jika pengendalian tidak pulih dalam
toleransi yang dapat diterima.

Karakteristik Metrologi

- Batas deteksi: 0,3 mg / dL = 0,008 mmol / L


- Batas linieritas: 1000 mg / dL = 26 mmol / L. Untuk nilai yang lebih tinggi
encerkan sampel 1/2 dengan distilasi air dan ulangi pengukuran.
- Repeatibility (dalam proses):
Konsentrasi Berarti CV n
121 mg / dL = 3,13 mmol / 257 1,1 % 20
Mg / dL = 6,66 mmol /L 0,9 % 20
- Reproduksibilitas (lari untuk lari):
Konsentrasi Berarti CV n
121 mg / dL = 3,13 mmol / 257 1,9 % 25
Mg / dL = 6,66 mmol /L 1,0 % 25
- Kebenaran: Hasil yang diperoleh dengan reagen ini tidak menunjukkan
perbedaan sistematis kapan dibandingkan dengan reagen referensi. Detail
eksperimen perbandingan tersedia berdasarkan permintaan.
- Gangguan: Lipemia (trigliserida 10 g / L) tidak mengganggu. Bilirubin (> 10
mg / dL) dan hemoglobin (> 5 g / L) dapat mempengaruhi hasil. Obat dan zat
lain dapat mengganggu.
3. Tahap Pasca Analitik
Kolesterol adalah steroid dengan berat molekul tinggi dan memiliki kerangka
cyclopentanophenanthrene. Kolesterol makanan diserap sebagian dan juga disintesis
oleh hati dan jaringan lain. Kolesterol diangkut dalam plasma oleh lipoprotein. Itu
diekskresikan tidak berubah menjadi empedu atau setelah diubah menjadi asam
empedu.
Peningkatan nilai kolesterol total dikaitkan dengan peningkatan risiko
aterosklerosis dan penyakit arteri koroner yang semakin meningkat.
Diagnosis klinis tidak boleh dibuat berdasarkan temuan dari satu hasil tes, tetapi
harus mengintegrasikan data klinis dan
Laboratorium
G. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil 117 mg/dL

Nilai Referensi:
Titik potong seragam berikut telah ditetapkan oleh Kolesterol Nasional AS Program
Pendidikan dan juga telah diadopsi dibanyak negara lain untuk evaluasi risiko penyekit
arteri coroner.
Hingga 200 mg / dL = 5,2 mmol / L Diinginkan
200-239 mg / dL = 5,2-6,21 mmol / L. Garis Batas Tinggi
> 240 mg / dL => 6,24 mmol / L Tinggi
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, orang tersebut dikatakan mengalami kolesterol
rendah, karena kadar kolesterol total dalam darahnya kurang dari 120 mg / dL, atau kadar
kolesterol low density lipoprotein (LDL) kurang dari 50 mg / dL.
H. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan Kolesterol Total didapatkan hasil 117 mg / dL yang jika
berdasarkan nilai referensi berarti kadar kolesterol total dalam darahnya kurang dari 120
mg / dL atau kadar kolesterol rendah.

Anda mungkin juga menyukai