Anda di halaman 1dari 8

Paraf Nilai

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK
PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL METODE CHOD-PAP
Hari / Tanggal Praktikum : Rabu, 4 November 2020
Tanggal Laporan : Rabu, 11 November 2020
Kelas : Reguler Pagi A 2017
Laporan Ke :3

Nama : Pretty Nurwansari NPM : A 171 038

Nama Asisten : Betty Handayani S.Farm


Yunita Meilianasari S.Farm
Kardian Rinaldi S.Pd

LABOLATORIUM KIMIA
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG
2020
MODUL III
PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

I. Tujuan
I.1. Melakukan pemeriksaan kolesterol total sampel serum
I.2. Menginterprestasikan hasil dari pemeriksaan kolesterol total pada
sampel serum
I.3. Mengetahui prinsip pemeriksaan dan melakukan pemeriksaan
kolesterol pada serum

II. Prinsip
II.1. Berdasarkan metod yang digunakan yaitu metode CHOD-
PAP dimana kolesterol ditetapkan langsung dalam serum plasma
dan sisi reaksi ester kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH dihidrolisis
kemudian hydrogen yang merupakan hasil reaksi (secara
enzimatik).
II.2. Berdasarkan pengamatan hasil dari pemeriksaan kolesterol
total pada sampel serum pasien.

III. Reaksi

IV. Teori
Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti
lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam lever
(hati). Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak
kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungi
antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal,
vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus
untuk menyerap lemak. jadi, bila takarannya pas atau normal,
kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh. Namun,
jika terlalu banyak kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi
tubuh. (Sri Nilawati, 2008).
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan
dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain
membentuk dinding sel. Kolesterol yang berada dalam zat makanan
yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita
akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu
agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein
menjadi partikel yang disebut lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai
‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah (Sunita Almatsier, 2009).
Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui
beberapa tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa
asetil koenzim A diubah menjadi isopentenil piroposfat dan dimetalil
pirofospat melalui beberapa reaksi yang melibatkan beberapa enzim.
Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetalil pirofosfat bereaksi
membentuk kolesterol. Pembentukkan kolesterol ini juga berlangsung
melalui beberapa reaksi yang membentuk senyawa-senyawa antara,
yaitu geranil pirofosfat, squalen dan lanosterol (Anna Poedjiadi, 1994).
Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh konsentrasi
kolesterol yang ada dalam tubuh. Apabila dalam tubuh terdapat
kolesterol dalam jumlah yang telah cukup, maka kolesterol akan
menghambat sendiri reaksi pembentukkannya (hambatan umpan
balik). Sebaliknya bila kadar kolesterol sedikit karena berpuasa,
kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat (Anna Poedjiadi, 1994).
Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil sintesis di
dalam hati. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein atau
lemak. Jumlah yang disintesis bergantung pada kebutuhan tubuh dan
jumlah yang diperoleh dari makanan. Kolesterol hanya terdapat di
dalam makanan asal hewan. Sumber utama kolesterol adalah hati,
ginjal, dan kuning telur. Setelah itu daging, susu penuh dan keju serta
udang dan kerang. Ikan dan daging ayam sedikit sekali mengandung
kolesterol. Oleh karena itu, dianjurkan dalam diet rendah kolesterol.
Faktor makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar
kolesterol darah, dalam hal ini Low Density Lipoprotein (LDL), adalah
lemak total, lemak jenuh dan energi total. Dengan mengurangi lemak
total dalam makanan, jumlah energi total akan ikut berkurang. Jenis
lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol makanan
sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol darah, tergantung
jumlah kolesterol yang dimakan dan kemampuan tubuh untuk
mengimbanginya dengan mensintesis lebih sedikit. Urut-urutan
perubahan makanan untuk menurunkan kolesterol darah menurut
prioritas adalah jumlah lemak, lemak jenuh dan kolesterol (Sunita
Almatsier, 2009).
Sebagian besar lemak yang kita makan berbentuk trigliserida.
Dalam sistem pencernaan trigliserida dan kolesterol dalam bahan
makanan diambil oleh pencernaan, kemudian dikemas menjadi
lipoprotein. Salah satu jenisnya adalah chylomicron. Chylomicron
dibebaskan ke dalam darah di mana trigliserida dipecah dengan
melepaskan asam lemak dari rangka gliserol. Asam lemak yang
dibebaskan ini diambil oleh otot sebagai energi atau disimpan dalam
jaringan lemak sebagai lemak untuk pemakaian bila diperlukan.
Pemecahan ini terjadi di pebuluh darah yang dikerjakan oleh enzim
yang disebut lipoprotein lipase. Sebagian partikel hasil pecahan adalah
partikel yang disebut chylomicron remnants yang memiliki
perbandingan kolesterol lebih tinggi dibanding chylomicron yang asli.
Partikel yang lebih kecil ini kemudian diambil oleh liver (Imam
Soeharto, 2004).
Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu
munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor
utama untuk menghindari hal ini. Akan tetapi, tidak semua kolestrol
berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk kategori
LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang berakibat buruk sedangkan
jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolestrol
yang dapat melarutkan kolestrol jahat daam tubuh. Batas normal
kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg (Soekirman, 2005).
Kolesterol yang kita makan dari makanan jelas merupakan
sebagian dari pool kolesterol dalam tubuh; tingkat konsumsi yang
dianjurkan 25-300 mg, berarti kurang dari 10% dari kolesterol yang
dibentuk oleh hati. Lebih lagi, ada mekanisme balik yang akan
menurunkan jumlah sintesis kolesterol baru bila kita mengkonsumsi
lebih banyak kolesterol dari normal. Sesungguhnya jumlah kolesterol
dalam darah ditentukan oleh interaksi 4 faktor :
1. Laju pembuatan kolestetol oleh hati dari asetat
2. Laju kolesterol diperoleh dari makanan
3. Laju kolesterol yang diubah ke asam empedu dan dibuang melalui
usus halus
4. Laju asam empedu yang diserap kembali dan diubah menjadi
kolesterol.
Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan darah di laboratorium kesehatan. Untuk menilai apakah
kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus
mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan
diseluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III (National
cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III), yang
antara lain menetapkan bahwa : (Robert K. Murray, 2003).

Pedoman NCEP ATP III


Kolesterol total
< 200 Normal
200-239 Batas tinggi
≥ 240 Tinggi
LDL
< 100 Optimal
100 – 129 Mendekati optimal
130 – 159 Batas tinggi
160 – 189 Tinggi
≥ 190 Sangat tinggi
HDL
< 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Trigliserida
< 150 Normal
150 – 199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
≥500 Sangat tinggi

V. Alat dan Bahan


V.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu blue tip, tabung
reaksi, yellow tip. Kuvet, mikro pipet dan spektrofotometer.
V.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu serum, etanol,
standard dan reagen CHOD-PAP

VI. Prosedur
VI.1. Auto zero
Reagen CHOD – PAP di masukan kedalam kuvet, kemudian di
masukan kedalam spektrofotometer dengan panjang gelombang
500nm.
VI.2. Pengukuran standar
Dimasukan 10 µl larutan standar kedalam tabung reaksi. Lalu
ditambahkan 1000 µl reagen. Setelah itu di inkubasi pada suhu 20-
25oc selama 20 menit atau 37oc selama 10 menit. Setelah di inkubasi,
dimasukan kedalam kuvet dan diukur absorbansi dengan
spektrofotometer.
VI.3. Pengukuran sampel
Dimasukan 10 µl serum kedalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan
1000 µl reagen. Setelah itu di inkubasi pada suhu 20-25oc selama 20
menit atau 37oc selama 10 menit. Setelah di inkubasi, dimasukan
kedalam kuvet dan diukur absorbansi dengan spektrofotometer.

VII. Data Pengamatan


VII.1. Pasien pertama
Pasien pria yang berumur 45 tahun melakukan cek laboratorium.
Pasien tersebut melakukan cek kolesterol darah dengan konsentrasi
kolesterol yang digunakan sebesar 200mg/dl. Data yang diperoleh dari
seorang analisis kesehatan adalah :
Tabel 7.1 data hasil pemeriksaan kolesterol
Pengujian menit Absorbansi Absorbansi
ke - Standar sampel
20 0,255 0,396
40 0,275 0,405
60 0,328 0,484
∆ A sampel
C sampel= x C standar
∆ A standar

0,484−0,405
C sampel= x 200 mg/dl
0,328−0,275
C sampel=298,11 mg/¿

VII.2. Pasien kedua


Pasien pria yang berumur 45 tahun melakukan cek laboratorium.
Pasien tersebut melakukan cek kolesterol darah dengan konsentrasi
kolesterol yang digunakan sebesar 200mg/dl. Data yang diperoleh dari
seorang analisis kesehatan adalah :
Tabel 7.2 hasil pemeriksaan kolesterol
Pengujian menit Absorbansi Absorbansi
ke - Standar sampel
20 0,255 0,267
40 0,275 0,292
60 0,328 0,351
∆ A sampel
C sampel= x C standar
∆ A standar
0,351−0,292
C sampel= x 200 mg/dl
0,328−0,275
C sampel=222,64 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai