KIMIA KLINIK
MODUL III
PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL TOTAL
Disusun Oleh:
Kelompok 4/B
Sintya Suherlan 10060317067
Nur Ariska Melanti 10060317068
Rizki Agung Muhamad N 10060317069
Fitri Nuraeni 10060317070
Ade Ridwan Septiawan 10060317071
Ryani Amelia Ibrahim 10060317074
Syahrizal Nazala 10060317075
Nama Asisten : Khairiatul Ummah, S.Farm., Apt.
Tanggal Percobaan : 14 Oktober 2020
Tanggal Laporan : 21 Oktober 2020
I. TUJUAN
1.1 Memiliki keterampilan dalam memeriksa kadar koletserol total dalam sampel.
1.2 Memahami metode penentuan kadar kolesterol total.
1.3 Memahami peranan pemeriksaan kadar kolesterol total.
6.2 Perhitungan
Diketahui:
Konsentrasi standar = 200 mg/dL
0,289+0,288+0,288
Rata-rata absorbansi standar = 3
= 0,288
Rumus:
𝑚𝑔 𝐴𝑢
𝐾𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 ( )= × 𝐶𝑠
𝑑𝐿 𝐴𝑠
Keterangan:
Au = Absorbansi uji
As = Absorbansi standar
Cs = konsentrasi standar
0,152 𝑚𝑔
• Sampel Uji 1 = 0,288 × 200 ⁄𝑑𝐿
= 105,556 mg/dL
0,153 𝑚𝑔
• Sampel Uji 2 = 0,288 × 200 ⁄𝑑𝐿
= 106,25 mg/dL
0,154 𝑚𝑔
• Sampel Uji 3 = 0,288 × 200 ⁄𝑑𝐿
= 106,944 mg/dL
105,556+106,25+106,944
Rata-rata (X̄) = 3
= 106,25 mg/dL
= √0,482 𝑚𝑔/𝑑𝐿
= 0,694 mg/dL
𝑆𝐷
RSD = × 100%
𝑥̃
0,694 𝑚𝑔/𝑑𝐿
= 106,25 𝑚𝑔/𝑑𝐿
= 0,653%
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total yang bertujuan
untuk menganalisis kadar kolesterol total dan menginterpretasikan hasil serta
menghubungkan dengan keadaan patologi klinik. Metode yang digunakan untuk
percobaan pemeriksaan kadar kolesterol total adalah menggunakan metode enzimatik.
Sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu serum yang didapat dari darah
yang sudah disentrifugasi sehingga menghasilkan serum.
Prinsip pemeriksaan pada metode ini yaitu kolesterol di tentukan setelah hidrolisa
enzimatik dan oksidasi, indicator Quinonimine terbentuk dari hydrogen peroxidase dan
4-aminitipyrin dengan adanya phenol dan peroxidase. Indikator quinoneimin terbentuk
dari hidrogen peroksidadan 4 – aminoantipyrin dengan adanya phenol dan peroksida.
Peroksida yang dihasilkan bereaksi dengan 4-aminoantipirin yang dikopling dengan fenol
dan menghasilkan senyawa warna quinoneimina (chromagen). Besarnya intensitas warna
yang dihasilkan oleh senyawa quinoneimina tersebut ekuivalen dengan kadar kolesterol
dalam serum darah.
Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan menggunakan spektrofotometer yang
memiliki prinsip kerja yaitu berdasarkan hukum Lambert-Beer, apabila cahaya
monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut akan diserap,
sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan. Nilai yang keluar dari cahaya
yang diteruskan di nyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel. Hukum Beer menyatakan nilai absorbance cahaya berbanding lurus
dengan konsentrasi dan ketebalan bahan /medium (Mulja dan Suharman, 1995).
Pada percobaan ini, yang dilakukan terlebih dahulu yaitu pengambilan darah yang
kemudian darah disentrifuge dengan tujuan untuk memisahkan antara serum dan plasma
darah. Serum diambil dan plasmanya dibuang, karena serum merupakan bagian
dari plasma tanpa fibrinogen, dimana fibrinogen yang terdapat pada plasma dapat
mengakibatkan pengukuran absorban meningkat hingga 3-5%. Selanjutnya disiapkan
larutan blanko berisi reagen. Larutan reagen merupakan campuran dari beberapa enzim
yang dapat mengubah kolesterol menjadi suatu senyawa berwarna sehingga dapat
dideteksi oleh spektrofotometri UV-Vis. Blanko berfungsi mencegah terukurnya serapan
selain analit saat pengukuran absorbansi, larutan standar yang berisi campuran reagen dan
larutan standar, dan 3 buah larutan uji berisi campuran reagen dan serum. Sebelum diukur
nilai absorbansi, terlebih dahulu larutan blanko, larutan standar dan larutan uji, terlebih
dahulu larutan tersebut didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit yang bertujuan
memberikan waktu untuk terjadinya reaksiantara kedua larutan dalam campuran tersebut.
Saat proses pendiaman larutan, terjadi reaksi antara reagen dengan kolesterol yang
terdapat pada larutan standar dan larutan uji. Setelah didiamkan 10 menit, kedua larutan
yang tadinya berwarna bening masing-masing berubah warna menjadi merah rosa.
Warna merah tersebut berasal dare senyawa quinoneimina yang merupakan hasil reaksi
antara reagen dengan koleterol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Kolesterol esterase
Kolesterol ester + H2O Kolesterol + Asam lemak\
Kolesterol oksidase
Kolesterol + O2 kolesterol-3-one + H2O2
peroksidase
2H2O2 + 4-Aminoantipirin + Fenol Quinoeimina + 4H2O
Perubahan warna (menjadi berwarna merah) diperlukan agar campuran larutan dapat
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, khususnya
dengan sinar visibel. Quinoeimineakan terukur absorbansinya pada panjang gelombang
520 nm dan nilai absorbansi tersebut sebanding dengan kadar kolesterol dalam darah.
Selanjutnya, masing-masing larutan blanko, larutan standar, dan larutan uji diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang
520 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum untuk quinoeimine. Untuk
larutan uji dan larutan standar dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali (triplo) agar
kesalahan saat pengukuran dapat dihindari sehingga hasilnya lebih akurat. Setelah
didapatkan absorbansi dari larutan standar dan larutan uji maka selanjutnya dihitung
kadar koletserol total.
Pada pengukuran kadar kolesterol yang dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan reaksi enzimatik, nilai rata-rata yang didapatkan sebesar 106,250 mg/dL.
kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah dibawah 200 mg/dL (Listiyana, 2013).
Berdasarkan parameter tersebut bahwa kadar kolesterol pada darah yang didapatkan dari
pemeriksaan ini termasuk ke dalam rentang normal yaitu dibawah 200 mg/dL. setelah
didapatkan hasil dari standar deviasi, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai
RSD-nya. Nilai RSD yang didapatkan pada percobaan ini sebesar 0,653%. Hasil yang
didapatkan memenuhi persyaratan karena nilai RSD yang baik yaitu dibawah 2%. Fungsi
perhitungan persen RSD yaitu untuk mengetahui seberapa presisi metode yang digunakan
untuk menganalisis kadar kolesterol pada darah seseorang. Presisi nilai RSD adalah
tingkat kesesuaian antara hasil pengujian individual dengan hasil rata-rata pengujian
berulang pada sampel yang homogen dengan kondisi pengujian yang sama. Maka dari
nilai RSD metode reaksi enzimatik layak digunakan untuk analisis kadar kolesterol pada
darah.
Meningkatnya kadar kolesterol dalam darah merupakan suatu faktor risiko terjadinya
aterosklerosis dan dapat menyebabkan munculnya penyakit lain. Kadar kolesterol yang
berlebih akan melekat pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan LDL
mengalami proses oksidasi yang akan membentuk gumpalan. Gumpalan tersebut dapat
menyebabkan penyempitan saluran pembuluh darah (Yoeantafara dan Martini, 2017).
Kadar kolesterol dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh jumlah total kolesterol yang
dihasilkan oleh tubuh, yaitu kolesterol yang diperoleh dari makanan dan jumlah
kolesterol yang digunakan oleh tubuh. Apabila kadar kolesterol tinggi, maka disebabkan
oleh salah satu atau kedua dari faktor tersebut. Hal tersebut terjadi karena tubuh yang
memproduksi kolesterol terlalu berlebihan karena kecenderungan genetik, kolesterol
dalam makanan dikonsumsi terlalu banyak atau adanya gangguan dalam cairan empedu
sehingga tidak dapat mengeluarkan kolesterol secara efisien (Kurniadi dan Nurrahmani,
2015).
Menurut LIPI Pangan dan kesehatan (2009) Kolesterol low density lipoprotein (LDL)
merupakan jenis kolesterol yang berbahaya atau disebut juga sebagai kolesterol jahat.
Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar
LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan
salah satu faktor utama penyakit jantung koroner. Faktor yang mempengaruhi
meningkatnya LDL yaitu lemak jenuh, jenis lemak yang banyak ditemukan dalam
makanan yang berasal dari hewan (Department of health and human service, 2005).
VII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan:
1. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar kolesterol total adalah metode
enzimatik.
2. Kadar kolesterol total yang didapat adalah 106,25 mg/dL sehingga kadarnya
dikatakan normal (<200 mg/dL). Nilai RSD yang didapat sebesar 0,653 %, hasil
yang didapatkan memenuhi persyaratan karena nilai RSD yang baik yaitu
dibawah 2%.
3. Pemeriksaan kadar kolesterol dapat dilakukan untuk pemeriksaan penyakit-
penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis,
hipertensi, serta dislipidemia.
DAFTAR PUSTAKA