KIMIA KLINIK
Percobaan III
Analisis Kadar Lipid
Kania Oktapiani
: 31113127 (Pembahasan)
Teny Mutia J.
Tine Nurusyifa
A. Judul Praktikum
B. Tanggal Praktikum
C. Tujuan Praktikum
: Pemeriksaan Kolesterol
: 16 September 2016
: 1. Memiliki keterampilan dalam menentukan kadar
kolesterol pada sampel.
2. Memahami metode penentuan kadar kolesterol.
Menurut Kee, berikut adalah daftar kadar kolesterol total dalam mg/dl.
Tabel 1. Daftar kolesterol total
Tahapan
NilaiRujukan
Normal
<200mg/dl
Resiko sedang
200 240 mg/dl
Resiko tinggi
240 mg/dl
Bila kolesterol dalam tubuh benlebihan akan tertimbun didalam dinding
pembuluh darah dan menim bulkan suatu kondisi yag disebut aterokierosis yaitu
penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal
terjadinya penyakit jantung dan stroke (Kartikawati. 2012).
3. Fungsi Kolesterol
a. Untuk membentuk struktural khusus di seluruh sel tubuh, terutama untuk
pembentukan membran.
b. Kolesterol berkonjungasi dengan zat lain untuk membentuk garam empedu
yang membantu pencernaan dan absorpsi.
c. Kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon
adrenokartikal, ovarium untuk membentuk progesteron dan esterogen, oleh
testis untuk membentuk tertosteron.
d. Membantu mencegah evaporasi air dan kulit (Guyton, 1997).
4. Metabolisme Kolesterol
Kolesterol diserap dan usus dan digabung ke dalam kilomikron yang dibentuk
di dalam mukosa. Setelah kilomikron melepaskan trigliseridanya di dalam jaringan
adiposus, maka sisa kilomikron membawa kolesterol ke dalam hati. Hati dan
jaringan lain juga mensintesis kolesterol. Sebagian kolesterol di dalam hati
diekskresikan di dalam empedu, keduanya dalam bentuk bebas dan sebagai asam
empedu. Sejumlah kolesterol empedu diserap kembali dan usus. Kebanyakan
kolesterol di dalam hati digabung ke dalam VLDL dan semuanya bersirkulasi di
dalam komplek lipoprotein. Kolesterol memberikan umpan balik menghambat
sintesisnya sendiri dengan menghambat hidroksi- metilgiutaril- K0A reduktase,
enzim yang mengubah -hidroksi--metilglutaril-KoA ke asam mevalonat. Jadi,
kalau intake kolesterol diet tinggi, sintesis kolesterol hati menurun serta sebaliknya.
Akan tetapi, kompensasi umpan balik tidak sempurna, karena diet yang rendah
kolesterol dan lemak jenuh hanya menyebabkan penurunan dalam kolesterol darah
yang bersirkulasi (Ganong, 1995).
Seperempat dan kolesterol yang terkandung dalam darah berasal langsung dan
saluran pencernaan yang diserap dan makanan, sisanya merupakan hash produksi
tubuh sendiri oleh sel-sel hati.
Lemak yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan akan diubah menjadi
kolesterol, trigiserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Pengubahan ini terjadi pada
saat proses pencernaan di dalam usus. Keempat unsur lemak tersebut diserap dalam
usus dan masuk kedalam darah. Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam
darah. Supaya kolesterol dan lemak yang lain (trigliserida dan fosspolipid) dapat
diangkut dalam darah, maka mereka harus saling mengikat diri. Tujuannya untuk
membentuk senyawa yang larut. Kilomikron merupakan lipoprotein yang bertugas
untuk mengangkut lemak menuju hati, sampai di dlam hati unsur lemak yang saling
berikatan akan diubah kembah sehingga tidak saling mengikat lagi. Terbentuknya
asam lemak dalam proses itu akan disimpan sebagai sumber energi. Jika kandungan
kolesterol tidak memadai, maka akan diproduksi oleh sel hati. Hasil produksi sel
hati ini yang akan dibawa oleh lipoprotein ke jaringan tubuh yang memerlukannya,
seperti sel otot jantung dan otak. Apabila kandungan kolesterol yang dibawa oleh
lipoprotein terlalu banyak ke jaringan tubuh, maka akan diangkat kembali ke hati.
Sampai di hati diubah kembali atau diuraikan dan dibuang ke kandungan empedu
sebagai cairan empedu (Nurrahmani, 2012).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol
1) Pola makan
Kolesterol dalam darah umumnya berasal dan menu makanan yang
dikomsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan benlemak, maka akan semakin
besar peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol (Kartikawati, 2012).
2) Kegemukan
Kegemukan memerlukan kolesterol 20% lebih tinggi, sehingga dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Sitepoe, 1992).
3) Kurang bergerak
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran kalori, sehingga terjadi
penumpukan kalori (Sitepoe, 1992).
4) Umur dan Jenis Kelamin
Semakin
dewasa
dan
tua
peningkatan
kadar
kolesterol
bagi
pria
dan kadar lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan faktor resiko (Sitepoe, 1992).
Kadar kolesterol dalam darah manusia beragam dan mengalami peningkatan
dengan bertambahnya umur. Penambahan kolesterol darah berbeda menurut jenis
kelamin. Pada wanita dimulai umur dua puluhan, sementara pada pria dapat lebih
serum
yang
diperoleh
setelah
sampel
darah
dibekukan
dan
b. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Dengan Sampel Serum dan Plasma EDTA
1. Tabung serulogi
2. Pipet
3. Spektrofotometer
4. Sentrifuge
Bahan
1. Serum
2. Larutan standar
3. Reagen presipitan
F. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan kelosterol
Disiapkan tabung serulogi
tabung
Samp
el
Stand
ar
Blanko
Samp
el
Stand
ar
10 ml
10 ml
Stand
ar
100
ml
Reagen
Kolesterol
1000 ml
Stand
ar
Samp
100 ml
1000 ml
el
Homogenkan dan inkubasi selama 10 T = 370C
absorbansinya
Standard(A)
0,243
Sampel
0,109
baca
H. Perhitungan
Ckolesterol
Asampel
Astan dar
x 200 mg/dl
0,109
x 200 mg/dl
0,243
CKolesterol
CKolesterol
= 89,712 mg/dl
I. Pembahasan
Kolesterol dapat dideteksi dan ditentukan kuantitasnya dengan menggunakan
beberapa metode diantaranya dengan HPLC-UV metode KCKT, Gas Chromatografi
serta Spektrofotometer UV. Pada praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan kadar kolesterol total pada darah dengan metode CHOD-PAP
menggunakan spektifotometer uv. Seperti yang telah kita ketahui kolesterol
merupakan komponen struktural yang penting dari membran sel dan prekursor pada
biosintesis asam empedu dan hormon steroid. Penentuan kadar kolesterol ini
dilakukan berdasarkan pada metode CHOD-PAP, yang mana kolesterol total
ditetapkan langsung dalam serum dengan satu sisi reaksi dimana ester kolesterol
dihidrolisis, gugus 3-OH dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida yang merupakan
salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik
Darah yang digunakan adalah darah yang telah di sentrifuge dan diambil
dalam bentuk serum. Serum ini kemudian akan di reaksikan dengan reagen. Serum
merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel darah merah dan zat-zat koagulan
serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen merupakan campuran dari
beberapa enzim yang dapat mengubah kolesterol menjadi suatu senyawa berwarna
sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri UV Visible. Dalam pelaksanaannya
harus dilakukan dengan teliti dan berhati-hati agar sample tidak terkontaminasi oleh
zat lain yang akan mempengaruhi hasil praktik.
Pertama blangko reagen diukur terlebih dahulu panjang gelombangnya untuk
memastikan bahwa panjang gelombang yang dimiliki oleh blangko reagen sesuai
dengan panjang gelombang menurut literatur yaitu 546. Dan juga untuk melihat
apakah reagen tersebut murni atau tidak. Pengukuran pada panjang gelombang
tersebut adalah karena pada panjang gelombang tersebut hasilnya akan terdeteksi.
Kemudian setelah diukur panjang gelombang dari blangko reagen dilanjutkan dengan
membuat larutan standar yang berisi 2ml reagen yang berisi 4-aminofenazon, fenol,
peroksidase, kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan pipes buffer, juga 0,02ml
standar. 2ml reagen dan 0,02ml standar tersebut dipipetkan dengan menggunakan
mikro pipet kedalam tabung reaksi. Pemipetan ini dilakukan dengan menggunakan
mikro pipet bertujuan agar jumlah larutan yang dipipet sesuai dengan yang diminta
karena pada mikro pipet ini terdapat settingan volume yang akan digunakan untuk
memipet sehingga larutan yang akan kita pipet akan sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Sebelum mikro pipet digunakan, bagian atas pipet (thumb knob) harus
ditekan berkali-kali untuk memastikan lancar atau tidaknya mikropipet dan bagian
bawah mikro pipet yang disebut sebagai tip, harus di bersihkan terlebih dahulu.
Kemudian larutan standar tersebut diinkubasikan pada suhu 20-25 C (suhu ruangan)
selama 10 menit. Alasan dilakukannya inkubasi ini adalah karena pada reagen yang
terdapat dalam larutan standar tersebut mengandung enzim yang memerlukan waktu
tertentu untuk bereaksi secara optimum, sehingga dibutuhkan waktu inkubasi.
Setelah diinkubasikan selama 10 menit pada suhu ruangan, larutan standar
tersebut dimasukan kedalam kuvet. Pada saat memegang kuvet harus diperhatiakan
cara memegangnya. Kuvet harus dipegang pada bagian yang buram, karena jika
dipegang pada bagian bening kuvet maka dikhawatirkan akan mengganggu
absorbansi, disebabkan oleh adanya protein dari tangan kita yang mungkin tertinggal
pada kuvet. Pengukuran dilakukan dengan panjang gelombang 546 nm yang
merupakan panjang gelombang maksimum pada pengukuran quinoeimine. Dan untuk
hasil selanjutnya pada perhitungan, digunakan nilai absorbansi larutan standard.
Kemudian langkah selanjutnya dibuat larutan sample dengan perlakuan yang
sama seperti pembuatan larutan standar. Tetapi pada larutan sampel ini yang dipipet
kedalam tabung reaksi adalah 2ml larutan reagen dan 0,02ml sample (serum)
kemudian larutan standar ini diinkubasikan selama 10 menit pada suhu ruangan. Pada
saat proses inkubasi, terjadi reaksi antara reagen dengan kolesterol yang terdapat pada
sampel (serum). Setelah diinkubasi, larutan yang tadinya berwarna bening berubah
menjadi warna merah rosa. Warna merah tersebut menandakan telah terjadinya reaksi
antara enzim dengan kolesterol. Warna merah tersebut berasal dari senyawa
quinoneimine, yang merupakan hasil reaksi antara reagen dan kolesterol.reaksi yang
terjadi sebagai berikut :
telah dihasilkan oleh tubuh yang berasal dari organ hati yang menyumbang kolesterol
hingga 80 % sedangkan 20 % lainnya berasal dari sumber makanan dan minuman
yang dikonsumsi setiap harinya.
Karena itu, perlu dijaga pola makannya untuk mengurangi kadar kolesterol.
Caranya antara lain perbanyak konsumsi makanan berserat, berolahraga teratur,
perbanyak aktivitas fisik minimal jalan kaki tiap hari 30 40 menit supaya terjadi
pembakaran lemak dan kalori, hindari minuman bersoda dan minuman beralkohol,
serta merokok. Perbanyaklah mengonsumsi sayuran dan buah yang mengandung
fitosterol seperti apel, pisang, anggur, melon, buncis, brokoli, kembang kol, gandum
dan beras merah, termasuk kacang tanah dan kedelai. Periksa ke dokter atau
laboratorium klinik secara teratur agar bisa mengontrol kadar kolesterol dan tetap
sehat. Terutama pada saat usia lebih dari 20 tahun, disarankan agar mengecek kadar
kolesterol minimal 5 tahun sekali agar terhindar dari arteriosklerosis, penyakit
jantung koroner dan juga stroke.
J. Kesimpulan
Dari pada percobaan yang dilakukan didapati konsentrasi kolestrol dalam
sampel adalah 89,71 mg/dL. Kadar kolesterol pada sampel dapat dikatakan normal
karena konsentrasinya tidak lebih dari 200 mg/dL.
DAFTAR PUSTAKA
Djojodibroto, R.D. 2001. Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan
(Medical Check Up): Bagaimana Menyikapi Hasilnya. Pustaka
Populer Obor. Jakarta.
Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.
Soeharto I. 2000. Pencegahan Dan Penyembuhan Penyakit Jantung
Koroner. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama
Kee, J. L. dan Evelyn, R. H. (1996)Farmakologi : Pendekatan proses
keperawatan. Cetkan I. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
Guyton (1995). Buku Ajar Gupta, M. Online (2006).
Antiinflammatory evaluation of leaves of plumeria. MBC
Complementary and Alternative Medicine.
Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Buku 2. Edisi
VIII . Jakkarta: Penerbit Salemba Medika