Anda di halaman 1dari 36

WORKSHOP

HYPERTENSION UPDATE
MANAGEMENT OF
HYPERTENSION BASED ON
INASH GUIDELINE
AFIATIN
CASE
• Secara umum keadaannya
 Wanita 50 tahun
baik
 Diketahui DM sejak 5 thn. • Pada pemeriksaan fisik tidak
 Datang ke praktek anda ditemukan hal-hal yang yang
untuk kontrol rutin buruk
 Sebelumnya tidak • Kecuali Tek.Drh.nya yang
mempunyai riwayat hipertensi pada pertemuan 6 bln
sebelumnya <130/80 mmHg
 Tidak diketahui memIliki CV dan pada saat sekarang
event sebelumnya ketika diukur tekanan
darahnya 150/85 mmHg.
 Merokok 1-2 batang perhari
• Obat-obatan yang masih
 Wanita ini kontrol ke dr mata diminum : multivitamin yang
terakhir 6 bln yl dan belum dibeli ditoko obat,
ditemukan retinopati • Obat oral hipoglikemik dan
statin
CASE :HASIL LABORATORIUM

Hb : 13,4 mg% GD puasa: 128 mg/dL


Lekosit : 6700 mm3 GD 2 PP: 160 mg/dL
Trombosit : 257.000 mm3 UA : prot 3+
Khol.total : 220 mg/dL reduksi 1+
HDL khol. : 38 mg/Dl hematuria (-)
LDL khol. : 126 mg/Dl EKG : kesimpulan irama sinus, tidak ada LVH
Ureum : 48 mg/dL
Kreatinin: 1,3 mg/dL
eGFR :
47 ml/menit/1,73m2
PGK stadium III A
DIAGNOSA PASIEN TADI

 DIABETES MELITUS TIPE 2


 PGK STADIUM 3
 HIPERLIPIDEMIA
 HIPERTENSI STAGE 1
ALGORITMA
DIAGNOSIS HIPERTENSI
PANDUAN PENGELOLAAN HIPERTENSI

KONSENSUS
PENATALAKSANAAN
HIPERTENSI 2019
Ambang Batas TD untuk Inisiasi Obat
Alur Panduan Inisiasi Terapi
INTERVENSI GAYA HIDUP
 Pembatasan konsumsi garam : konsumsi natirium maksimal 2 gram /hari setara
dengan 5-6 gram NaCl /hari atau 1 sendok the garam dapur
 Perubahan pola makan :
 Konsumsi makanan seimbang yanmengandjng syuran,kacang-kacangan, buah,
produk susu rendah oemak, gandum, ikat dan asam lemak tak jenuh (terutama
minyak zaitun)
 Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal :
 Pengendalina berat badan dengan IMT 18,5 – 22,9 kg/m2 dengan lilngkar pinggang
<90 cm (laki-laki) dan < 80 cm (perempuan)
 Olahraga teratur ;
 Teratur in intensitas dan durasi ringan setidaknyan 30 menit latihan aerobic intensitas
sedang (berjlalan jogging bersepaea, berenan) 5 -7 hari perminggun
 Berhenti merokok :
ALGORITMA FARMAKOTERAPI

36 Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019

bila TD belum terkendali dengan kombinasi obat


golongan di atas.
(8) Kombinasi dua penghambat RAS tidak
direkomendasikan.

Pert imbangkan terapi tunggal


Target Tekanan Darah di Klinik
Kontra Indikasi Obat Anti Hipertensi
Strategi Penatalaksanaan Hipertensi Tanpa Komplikasi
Strategi Pengobatan Hipertensi dan Penyakit Arteri
Koroner
Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan PGK
Strategi Pengobatan Hipertensi pada Gagal
Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun
Strategi Pengobatan Hipertensi pada Fibrilasi
Atrial
HIPERTENSI DENGAN KOMORDIBITAS SPESIFIK

Diabetes
 Obat antihipertensi dianjurkan dengan TD ≥140/90 mmHg
 TD yang dianjurkan:
 Target TDS: 130 mmHg  dapat ditoleransi hingga <130 mmHg, tetapi tidak
<120 mmHg.
 Pada individu usia lanjut ≥65 tahun, target TDS: 130-139 mmHg.
 Target TDD: <80mmHg, tetapi tidak <70 mmHg
 Pengobatan lini pertama  ACEi atau ARB dikombinasikan dengan CCB atau
diuretik tiazid atau sejenisnya
Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
 Pada PGK, dengan atau tanpa diabetes  modifikasi gaya hidup dan
obat antihipertensi dianjurkan bila tekanan darah klinik ≥140/90 mmHg
 Dianjurkan menurunkan TDS sekitar 130-139 mmHg
 Penyekat RAS lebih efektif menurunkan albuminuria dibandingkan obat
antihipertensi lain  direkomendasikan sebagai penatalaksanaan
hipertensi bila terdapat mikroalbuminuria atau proteinuria
 Kombinasi penyekat RAS dan CCB atau diuretik tiazid dianjurkan untuk
terapi awal
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
 Tensi yang dianjurkan jika mendapat obat antihipertensi:
 Target TDS ≤130 mmHg atau lebih rendah jika bisa ditoleransi, tetapi tidak
<120 mmHg
 Pada pasien yang lebih tua (usia ≥65 tahun), target TDS sekitar 130-140
mmHg
 Target TDD <80 mmHg, tetapi tidak <70 mmHg
 Pada penderita hipertensi dengan riwayat infark miokard  beta bloker dan
penghambat RAS direkomendasikan sebagai bagian dari penatalaksanaan
 Pada pasien dengan angina simtomatik, dapat digunakan beta bloker dan
CCB
Gagal Jantung atau Hipertrofi Ventrikel Kiri (LVH)
 Pasien hipertensi dengan gagal jantung, baik heart failure reduced
ejection fraction (HFrEF) maupun heart failure preserved ejection
fraction (HFpEF), terapi antihipertensi harus dipertimbangkan bila TD
≥140/90 mmHg
 Pada pasien HFrEF obat antihipertensi dianjurkan  ACEi atau ARB dan
beta bloker dan diuretik dan/atau jika diperlukan ditambah antagonis
reseptor mineralokortikoid
 CCB golongan dihidropiridin dapat ditambahkan bila target tekanan
darah belum tercapai
Stroke akut
 Stroke Hemoragik
 Peningkatan TD pada stroke hemoragik akut  menyebabkan
perluasan hematoma, perdarahan berulang, meningkatkan
mortalitas dan meningkatkan kecacatan
 PenurunanTD hingga <140/90 mmHg dalam 6 jam pertama terbukti
aman dan mengurangi ekspansi hematoma, dan mungkin dapat
memperbaiki luaran klinis
 Jika TDS >220 mmHg, harus diturunkan segera 15-20% dengan obat
intravena dalam 1 jam pertama
 Stroke Iskemik Akut
 Pasienyang akan diberikan trombolisis  TD harus diturunkan
<185/<110 mmHg dan dipertahankan <180/<105 mmHg dalam 24
jam pertama pasca trombolisis
 Pasien yang tidak mendapatkan trombolisis dan ditemukan
komorbid lain  TD harus diturunkan tergantung kondisi pasien dan
bersifat individual  waspadai penurunan tekanan darah
berdampak negatif terhadap perfusi serebral
 Terapi awal menurunkan tekanan darah sebesar 15 % masih aman
 Penurunan TD pada pasien stroke iskemik akut yang tidak
mendapat trombolisis dan tidak ditemukan komorbid lain  bila TD
>220/120 mmHg  diturunkan sebesar 15 % dalam 24 jam pertama
awitan stroke
 Inisiasi dan konsumsi obat antihipertensi kembali diberikan dalam
perawatan pada ≥72 jam bila tekanan darah >140/90 mmHg
dengan klinis neurologis stabil
Prevensi stroke berulang
 Pemberian obat antihipertensi pada pasien pasca stroke atau TIA
dengan TD >140/90 mmHg secara bermakna mengurangi risiko stroke
berulang
 Untuk prevensi sekunder dan mencegah komplikasi kardiovaskular,
obat antihipertensi diberikan segera pada TIA, dan beberapa hari (≥72
jam) pasca stroke akut bila klinis neurologis stabil
 Pada stroke lakunar, TDS dapat diturunkan berkisar 120 – 130 mmHg
 Pencegahan stroke  RAS bloker (ACEi atau ARB) ditambah CCB atau
diuretik thiazide-like diuretic (indapamide) atau sejenisnya
Fibrilasi Atrial (FA)
 Kontrol jantung  dipertimbangkan beta bloker atau CCB non-
dihidropiridin sebagai terapi hipertensi
 Pencegahan stroke dengan antikoagulan oral perlu dipertimbangkan
pada pasien FA dengan hipertensi, walaupun hipertensi merupakan
satu-satunya faktor risiko tambahan skor CHA2DS2-VASc ≥1
 Antikoagulan oral harus dipergunakan hati-hati pada pasien dengan
TD yang sangat tinggi (TDS ≥180 mmHg dan/atau TDD ≥100 mmHg),
diusahakan menurunkan TDS <140 mmHg, atau <130 mmHg jika
memungkinkan
Penyakit Arteri Tungkai Bawah
 Pengobatan antihipertensi direkomendasikan untuk menurunkan risiko
kardiovaskular
 Kombinasi RAS bloker (ACEi atau ARB) dengan CCB atau diuretik harus
dipertimbangkan sebagai terapi awal
 Dirujuk ke FKTL bila target TD masih belum tercapai
PENATALAKSANAAN RISIKO SEREBRO-KARDIORENO-
VASKULAR PENYERTA
Penggunaan Antiplatelet dan Statin
 Pasien hipertensi dengan diabetes melitus tipe 2 atau sindrom
metabolik  dislipidemia aterogenik  peningkatan trigliserid dan LDL.
 Pemberian obat golongan statin  penggunaannya dipandu oleh
estimasi profil risiko kardiovaskular.
 Pemberian antiplatelet pada pasien hipertensi indikasi  pencegahan
primer, jika belum terkena penyakit kardiovaskular dan sebagai
pencegahan sekunder jika telah terjadi penyakit kardiovaskular
 DIABETES MELITUS TIPE 2
MANAJEMEN HIPERTENSI  PGK STADIUM 3
 HIPERLIPIDEMIA
 HIPERTENSI STAGE 1
Diabetes
 Obat antihipertensi dianjurkan dengan
TD ≥140/90 mmHg
 TD yang dianjurkan:
 Target TDS: 130 mmHg  dapat
ditoleransi hingga <130 mmHg, tetapi
tidak <120 mmHg.
 Pada individu usia lanjut ≥65 tahun,
target TDS: 130-139 mmHg.
 Target TDD: <80mmHg, tetapi tidak
<70 mmHg
 Pengobatan lini pertama  ACEi atau
ARB dikombinasikan dengan CCB atau
diuretik tiazid atau sejenisnya
MANAJEMEN

 Diet DM , protein 0,8 gr/kg BB/hari


 Obat hipoglikemik
 ACE inhibitor /ARB plus CCB
 Statin
TARGET :
Gula darah terkontrol, tekanan darah 130/80 mm Hg, profil lipid
membaik, PGK membaik atau tidak memburuk
PANDUAN PENGELOLAAN HIPERTENSI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai