Anda di halaman 1dari 34

SPONDILOARTROPATI

DEFINISI
 Sekelompok penyakit radang sendi kronik yang
seringkali berhubungan dengan gen HLA B27 ditandai
dg adanya inflammatory back pain dan entesitis
sebagai lesi patologis dasar. Tanda klinis khas lain nya :
daktilitis, uveitis, ruam kulit
 Terdiri dari
 Spondilitis Ankilosa

 Artritis Reaktif

 Artritis Psoriatik

 Enteropati arthritis

 Undifferentiated Spondyloarthropathy
Diagnosis
 Suspected pada kasus
 Nyeri pinggang inflamasi
 Artritis perifer asimetris
 Predominan ekstremitas bawah
 Kriteria Nyeri pinggang Inflamasi (ASAS 2009):
Nyeri pinggang > 3 bulan dg :
 Onset usia <45 thn
 Onset insidious (perlahan-lahan)
 Perbaikan dengan aktifitas atau latihan
 Tidak membaik dengan istirahat
 Nyeri di malam hari
Positif bila terdapat 4 dari 5 kriteria (sensitifitas 77%, spesifisitas 91,7%)
Spondilitis Ankilosa
Provoking incident
Keluhan nyeri berkurang bila melakukan peradangan
 Quality of pain

Keluhan nyeri bersifat tumpul, terbakar, atau sensasi tajam


 Religion, Refered
Rasa sakit mula-mula dirasakan pada daerah gluteus bagian
dalam. Rasa bertambah pada waktu batuk, bersin, dan melakukan
gerakan memutar punggung secara tiba-tiba
 Severity(scale) pain
Skala nyeri bervariasi 2-4
 Time
Nyeri bersifat perlahan-lahan dan menetap paling sedikit selama
tiga bulan. Nyeri selalu berhubungan dengan kaku pada pinggang
pada pagi hari.
Spondilitis Ankilosa
 Anamnesis
Timbul perlahan dan bertahap, sifat nyeri tumpul dg
penjalaran ke gluteus, mulai timbul malam hari,
memberat pada pagi hari, membaik dg aktivitas
 Pemeriksaan Fisik
Mobilitas sendi vertebra terbatas, Tes schober positif,
Tes jarak occiput ke dinding positif
 Pemeriksaan Penunjang
DPL, LED, CRP, HLA B27, Foto polos sendi sacroiliaka &
vertebra serta sendi lain yg terlibat, MRI sendi
sakroiliaka
Diagnosis AS
Kriteria modifikasi New York 1984:
 Nyeri pinggang bawah min 3 bulan, membaik dg
aktivitas, tidak membaik dengan istirahat
 Keterbatasan ruang gerak vertebra lumbalis pada
arah sagital dan frontal
 Penurunan ekspansi rongga dada

 Sakroiliitis bilateral gr 2-4

 Sakroiliitis unilateral gr 3-4

AS definitif bila kriteria sakroiliitis + kriteria klinis


Tatalaksana AS
 Non Farmakologis
Edukasi, terapi fisik, program latihan di rumah, sikap
tubuh yg tepat dan sesuai
 Farmakologis
 OAINS

 Injeksi steroid lokal

 Drug Modifiying Arthritis Rheumatoid Disease

 Agen biologik

 Bedah : Atroplasty panggul, spinal corrective osteotomy


Artritis Reaktif
 Etiologi : Chlamydia, Ureaplasma,Shigella, Yersinia, &
Campylobacter sp.
 Anamnesis
Nyeri terjadi 1-4 minggu setelah infeksi saluran pencernaan
atau genitourinarius.
 Pemeriksaan Fisik
Oligoarthritis selama beberapa hari, asimetris, t.u ekstremitas
bawah, entesitis ankle sering, konjungtivitis, uveitis
 Pemeriksaan Penunjang
Lab : DPL, LED, CRP, analisa cairan sendi, deteksi sumber
pemicu (kultur, serologi)
Radiologi : sakroliliitis, periostitis, sindesmofit non marginal,
erosi sendi, penyempitan celah sendi.
Faktor Resiko
 HIV
 Kurang higienis dna eksposur yang terkait untuk
pathogen enteric
 Peningkatan aktivitas seksual
 Lokasi geografis
 Genetika
1. Gejala otot
- Kertelibatan articular: paing sering termasuk artritis oligoarticular
akut dengan efusi sendi
- Rasa sakit dan bengkak di bagian belakang pergelangan kaki
- Bengkak jari kaki atau jari tangan, terlihat seperti sosis
- Sakit pada punggung atau pantat
2. Gejala perkemihan
Uretritis
Poligouri
Prostatitis
Servisitis
3.Gejala mata/kulit
- Konjungtivitis
- Ruam kulit
Tatalaksana Artritis Reaktif
 Non Farmakologi
Edukasi, terapi fisik/rehabilitasi medik
 Farmakologi
• OAINS
• Injeksi kortikosteroid i.a
• Arthritis kronik : DMARD (metotreksat,
sulfasalazine)
• Terapi infeksi pemicu
 Prognosis
Baik, sebagian besar sembuh total setelah
beberapa bulan, 14-20% menjadi kronik
Artritis Psoriatik
 Gejala Klinis: Kelainan kuku dan kulit karena
psoriasis (kulit menjadi bersisik kemerahan dan
terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang
berlubang)
 Biasanya menyerang sendi-sendi kecil, ciri-cirinya
jari tangan membengkak, merah, dan nyeri atau
disebut “jari sosis”
 Dapat merusak sendi, jari-jarinya bisa ditarik
memanjang dan memendek atau disebut “jari
teleskop”
Artritis Psoriatik
 Anamnesis:
>>> Gejala kulit mendahului gejala sendi
Oligoartikuler, poliartikuler, artritis mutilan, spondilitis
psoriatik
 Pemeriksaan Fisik
Dactylitis, lesi kuku : onikolisis & pitting, uveitis sering
bilateral, lesi psoriatik
 Tempat predileksi
Asimetris, pada sendi distal
 Radiologi
Artritis erosif, >> pada dip, pencil in cup, entesitis,
sacroiliitis,
Penatalaksanaan
 Manifestasi lokal (kulit dan kuku):
fototerapi PUVA/UVB, DMARD konvensional
(metotreksat, siklosporin) atau agen biologik (anti-
TNFa).
 Manisfestasi artritis perifer: OAINS, DMARD
konvensional (sulfasalazin, leflunomid, metotreksat,
siklosporin) atau agen biologik (anti-TNFa).
 Manifestasi daktilitis, entesitis dan keterlibatan tulang
belakang: Fisioterapi, OAINS atau agen biologik
(anti-TNFa).
 Prognosis
Buruk bila : RPK artritis psoriatik, onset <20 thn, HLA
DR3 atau DR4 (+), poliartrikuler, lesi kulit yang luas
Enteropati Artritis
 Penegakan diagnosis yang krusial diawali dari
penegakan diagnosis Inflamatory bowel disease (IBD)
terutama dengan endoskopi dan biopsi, sehingga
didapatkan fakta adanya penyakit Crohn atau kolitis
ulseratif.
 Manifestasi pada sebagian besar kasus adalah artritis
perifer baik poliartritis (disebut tipe 1)
ataupun oligoartritis (disebut tipe 2) dengan sendi yang
dominan terlibat adalah metakarpofalangeal,
interfalang proksimal, lutut dan tumit.
 Keterlibatan tulang belakang ditemukan pada sekitar
10-20% kasus, dengan gejala yang menyerupai
spondylitis ankilosa namun lebih ringan, bahkan
kadang-kadang asimptomatik pada awalnya.
Inflamatory bowel disease
 Abdominal pain, loss of appetite, fatigue,
bloody diarrhea, cramping, urgency and
bloating
Enteropati Artritis
 Anamnesis
Berhubungan dg penyakit Crohn atau kolitis
ulseratif, gejala arthritis muncul sebelum gejala GI
 Pemeriksaan Fisik
Mirip AS, ditambah gejala GI
 Tempat Predileksi
Ekstremitas bawah asimetris
Tata laksana
 Penatalaksanaan artritis reaktif terutama
difokuskan pada pengendalian IBD, dengan
sulfasalazin, azatioprin atau agen biologic (anti-
TNFa).
 Pemakaian OAINS pada kasus artritis enteropati
tidak direkomendasikan,
karena dapat memicu kekambuhan peny
Undifferentiated spondiloarthropathy
 Subkelompok ini terdiri dari pasien-pasien yang memenuhi
kriteria Spondiloartropati (salah satunya dengan kriteria
ASAS 2010) namun tidak dapat dimasukkan ke dalam
salah satu sukkelompok spondilitis ankilosa, artritis psoriatik,
artritis reaktif maupun artritis enteropatik.
 Sebagian besar kasus ini mempunyai prognosis yang baik,
dan dalam perjalanannya akan mengalami remisi, sebagian
akan mengarah ke ankilosing spondilitis, dan sebagian lagi
akan menetap.
 Pilihan terapi yang disarankan dapat mengikuti pilihan
terapi pada ankilosing spondilitis, yaitu OAINS, DMARD
maupun agen biologik.
Ringkasan
Spondilitis Arthritis Reaktif Arthritis Enteropati
Ankilosa Psoriatik Artritis
Prevalens 0,1-0,2% 0,1% 0,2-0,4% Jarang
Onset Akhir remaja- Akhir remaja- 35-45 thn Umur
awal dewasa awal dewasa berapapun
muda muda
Laki-laki : 3:1 5:1 1:1 1:1
perempuan
HLA B27 90-95% 80% 40% 30%
Frek 100% 40-60% 40% 30%
Sakroiliitis dist Simetrik asimetrik asimetrik Simetrik
Sindesmofit Delicate, Bulky, non Bulky, non Delicate,
marginal marginal marginal marginal
Artritis Frek Jarang sering Sering sering
Perifer Distr Asimetris, extr Asimetris, extr Asimetris, setiap Asimetris, extr
bwh bwh sendi bwh
entesitis sering Sangat sering Sangat sering serimg
Spondilitis Arthritis Reaktif Arthritis Psoriatik Enteropati
Ankilosa Artritis
Dactilytis jarang sering sering Jarang
Lesi kulit - Carcinate Psoriasis Eritema
balanitis, nodusum,
keratoderma, pyoderma
blennorhagicum gangrenosum
Perubahan kuku - onikolisis Pitting, onikolisis clubbing
Kondisi mulut ulkus ulkus ulkus Ulkus
jantung Aortic Aortic Aortic Aortic
regurgitation, regurgitation, regurgitation, regurgitation,
conduction defect conduction defect conduction defect
Paru-paru Fibrosis lobus atas - - -
Sal Cerna - Diare - Penyakit
Crohn,
Ulcerative
Colitis
Ginjal Amiloidosis, IgA Amiloidosis amiloidosis Nefrolitiasis
nefropathy
Sal genitourinarius prostatitis Uretritis,servisitis - -
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai