Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

KRISIS TIROID
Gustamas Indra Maulana
03013086

PEMBIMBING:
dr. H. Asep Syaiful Karim, Sp.PD
IDENTITAS PASIEN

Ny. Ferti 27 tahun


Wanita
Farawati

Jl. Kampung Pulo, Jakarta Belum


Wiraswasta
Timur Menikah
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Sesak napas sejak 1 tahun SMRS

Keluhan Tambahan
Jantung berdebar-debar, nyeri
dada seperti ditindih, merasa
suhu badan panas, berkeringat,
mual, muntah, sakit kepala,
penglihatan kunang-kunang, BAK
anyang-anyangan berwarna
merah, jumlah BAK sedikit, BAB
cair kadang-kadang, BB turun
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Pasien mengeluh sesak sejak 1 tahun SMRS yang semakin hari semakin
memberat. Sesak paling berat dialami saat 1 hari SMRS. Sesak semakin berat
apabila pasien tidur terlentang dan membaik bila pasien tidur miring, tidak
didapatkan mengi. Pasien juga mengeluh jantung sering berdebar-debar sejak 1
tahun SMRS, disertai nyeri dada seperti ditindih, tidak terdapat DOE dan PND.
Pasien juga merasa demam sejak 2 bulan SMRS disertai menggigil dan keringat
banyak, demam yang dirasa terus menerus. Pasien merasa nafsu makan
meningkat sejak 1 tahun SMRS namun berat badan menurun sebanyak 7 kg.
Pasien merasa mual dan muntah disangkal. Nyeri ulu hati disangkal. BAK
anyang-anyangan, berwarna merah, dan volume urin sedikit sudah sejak 2 bulan
SMRS dan juga didapatkan nyeri suprapubik. Kadang pasien mengeluh BAB
cair, tidak ada ampas, darah, maupun lendir.
Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertiroid

Riwayat Penyakit Keluarga

Kakak pasien memiliki riwayat hipertiroid dan


penyakit jantung
Riwayat Kebiasaan

Merokok (-)
Alkohol (-)
Makan makanan berlemak (-)

Riwayat Pengobatan

Obat PTU (+) di minum 2x/hari dan propanolol


2x20 mg, namun pasien tidak teratur minum obat
antitiroid.
ANAMNESIS MENURUT SISTEM
Kepala
- Sakit
Umum:
kepala - Demam
- Rambut
rontok
Thorax:
Sesak
napas
Nyeri dada
Jantung
berdebar-
debar
Abdomen:
- Mual
- Muntah

Ekstremitas:
Akral hangat
Pemeriksaan Fisik Kulit
(26 mei 2017)
Warna sawo matang, pucat (-),
ikterik (-), turgor kulit baik,
Keadaan Umum efloresensi bermakna (-).

Kesadaran : Compos Kepala


Mentis (E4V5M6)
Kesan Sakit : Normochepali, deformitas (-),
rambut hitam distribusi merata,
Tampak sakit mudah dicabut.
sedang, lemah Mata : Konjungtiva pucat -/-,
Status Gizi : BMI : Sklera Ikterik -/-, reflex cahaya
langsung dan tidak langsung (+/
Tanda Vital +), ptosis (-), palpebra oedem
(-).
Tekanan Darah : Telinga : Normotia, nyeri tarik/
nyeri tekan (-/-), liang telinga
120/70 mmHg lapang (+/+), serumen (-/-)
Nadi : 126x / menit Hidung : Deformitas (-), krepitasi
Pernapasan : 22 (-), nyeri tekan (-), kavum nasi
lapang (+/+).
x/menit Mulut dan Tenggorok : Bentuk
Suhu : 37,5o C
Pemeriksaan Fisik
(26 Mei 2017)

Leher
Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (+)

Thorax
Inspeksi: Tidak ada efloresensi yang bermakna, pergerakan nafas simetris, retraksi (-)
Palpasi: Gerakan nafas kanan kiri simetris, vocal fremitus simetris. Ictus cordis teraba setinggi
ICS 5 1 cm dari garis midclavicula kiri.
Perkusi: didapatkan perkusi sonor pada paru kiri maupun kanan. Batas paru dan hepar setinggi
ICS 5 linea midclavicula kanan dengan suara redup dan ditemukan peranjakan (+) 2 jari
pemeriksa. Batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3 hingga 5 linea sternalis kanan dengan
suara redup,Batas paru dan jantung kiri setinggi ICS 5 1 cm linea midclavicula kiri dengan
suara redup. Batas atas jantung setinggi ICS 3 linea parasternalis kiri. Batas paru dan lambung
setingi ICS 7 linea aksilaris anterior kiri dengan suara timpani.
Auskultasi:
Paru: suara nafas +/+, wheezing -/-, Rhonki -/-,
Cor: S1, S2 reg (+), Murmur (-), Gallop (-), takikardia (+)
Pemeriksaan Fisik
(26 Mei 2017)

Abdomen
Inspeksi: bentuk normal, simetris, warna kulit sawo
matang, efloresensi bermakna (-), smiling umbilikus (-),
gerak dinding simetris
Auskultasi: Bising usus (+) 1-3 x/menit
Perkusi: timpani pada keempat kuadran, batas bawah hepar
setinggi ICS 7 garis midclav kanan dengan suara pekak. Batas
atas hepar setinggi ICS 5 garis midclav kanan dengan suara
redup
Palpasi: supel, nyeri tekan (+) epigastrium dan suprapubik,
nyeri lepas (-), pembesaran hepar & lien (-)
Ekstremitas
Inspeksi : Bentuk normal, simetris, tidak tampak
efloresensi bermakna, oedem (-)
Palpasi : Akral teraba hangat, oedem (-), CRT < 2 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal: 01 maret 2017


JENIS HASIL NILAI NORMAL
IMUNOSEROLOGI
TIROID
FreeT4 >100 pmol/L 10,6 19,
TSH <0,05 IU/mL Euthyroid:0,25-5
IU/mL
Hyperthyroid: <0,15
IU/mL
Hyphothyroid:>7
IU/mL
HEMATOLOGI
Hematologi rutin
Leukosit (WBC) 9.8 3.6 11
Eritrosit (RBC) 4.5 3.8 5.2
Hemoglobin (HGB) 11.7 11.7 15.5
Hematokrit (HCT) 36 35 47
Trombosit (PLT) 175 150 440
MCV 79.1 80 100
26 MEI 2017
MCH 25.9 26 34
MCHC 32.8 32 36
UGD
RDW 12.2 <14

METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa darah CITO 90 mg/dL < 110

GINJ AL
Ureum 37 mg/dL 17 49
Kreatinin 1.10 mg/dL < 1.2
URINALISIS
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton 1+ Negatif
26 Mei 2017 PH 7.0 4.6 8
(UGD) Berat Jenis 1.020 1.005 1.030
Albumin Urine 1+ Negatif
Urobilinogen 0.1 1
Nitrit Negatif Negatif
Darah 1+ Negatif
EsteraseLeukosit 3+ Negatif
Sedimen Urine :
Leukosit 40 45 <5
Eritrosit 6 8 <2
Epitel Positif Positif
Silinder Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Foto Toraks AP

CRT > 50%


ELEKTROLI HASIL SATUAN NILAI
T NORMAL
Elektrolit
serum
Natrium 134 mmol/L 135 155
(Na)
Kalium (K) 3.2 mmol/L 3.6 5.5
Klorida (Cl) 101 mmol/L 98 109
RINGKASAN

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAA


FISIK N PENUNJANG
Rasa sesak timbul tanpa KU kompos mentis
dipengaruhi aktivitas tampak sakit sedang Free T4: >
TD: 120/170mmHg 100 pmol/L
Nyeri dada seperti ditindih
Nadi 126 x/menit TSH: < 0.05
Jantung berdebar-debar baik
Pernapasan 22x/menit Urinalisa
dipengaruhi aktivitas maupun Suhu 37,5oC Darah: 1+
tidak STATUS GENERALIS : Esterase leukosit:
Sulit tidur dikarenakan oleh Kepala 3+
sesak, pasien dapat tidur apabila Palpasi: rambut mudah rontok. Sedimen urine:
dengan posisi terlentang Leher Leukosit: 40 45
Demam yang dirasakan Inspeksi & Palpasi: Pembesaran kelenjar Eritrosit: 6 8
Tiroid Elektrolit
cenderung naik turun, kadang
Thoraks Na : 134 mmol/L
disertai menggigil dan keringat Auskultasi: Takikardia K : 3.2 mmol/L
Nafsu makan makan menurun Abdomen
Riw. hipertiroid Palpasi: Nyeri tekan epigastrium dan
suprapubik
DAFTAR MASALAH

1. Krisis Tiroid
2. Infeksi Saluran Kemih
3. Hinatremi ringan
4. Hipokalemi ringan
1. Krisis Tiroid
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK RENCANA TATALAKSANA

Sesak tanpa dipengaruhi KU kompos mentis DIAGNOSTIK:


aktivitas tampak sakit sedang Imunoserologi tiroid, darah
Jantung berdebar-debar Nadi: 126 x/menit lengkap,
Nyeri dada seperti ditindih Suhu: 37,5oC GDS cito, dan serum elektrolit
Demam naik turun, Status Generalis:
kadang menggigil dan NON-MEDIKAMENTOSA
Kepala
berkeringat Rawat Inap
Palpasi: rambut mudah
Mual Bedrest
Pusing dicabut
Berat badan turun 7kg Leher MEDIKAMENTOSA
Riwayat hipertiroid Inspeksi & palpasi: IVFD Asering/12 jam
RPK: kakak wanita pembesaran kel. Tiroid
hipertiroid
Omeprazol 1x40mg
Thoraks:
Auskultasi: Takikardia
Ondancentron
Riwayat pengobatan: Abdomen: 3x40mg
PTU Ulsafat syrup 4x1
Palpasi: nyeri tekan
epigastrium dan suprapubik cth
PTU 3x2
Kriteria Burch dan Wartofsky KRITERIA SKOR
Disfungsi Kardiovaskular
(kali/menit)
KRITERIA SKOR
90-109 2
Disfungsi Pengaturan Suhu
(celcius)
110-119 10

37,2-37,7 5 120-129 15

37,8-38,2 10 130-139 20

140 atau lebih 25


38,3-38,8 15
Gagal jantung Kongestif
38,9-39,4 20
Tidak ada 0
39,4-39,9 25
Ringan (udem) 5
>40 30 Sedang (ronki basah basal) 10

Gangguan Sistem Saraf Pusat Berat (edema paru) 15

tidak ada 0 Fibrilasi Atrium

Tidak ada 0
gelisah 10
ada 10
delirium 20 Riwayat adanya kondisi/penyakit
pemicu
kejang atau koma 30
Tidak ada 0
Disfungsi Gastrointestinal Ada 10

Tidak ada 0
Diare, mual, muntah, nyeri Dari hasil perhitungan skoring,
abdomen 10
pasien ini didapatkan skor 50.
Ikterik 20
Skoring Kriteria Burch
dan Wartofksy
45 (krisis tiroid);
25-44 (mengarah
kemungkinan krisis tiroid);
<25 (tidak seperti krisis
tiroid).
2. Infeksi Saluran Kemih
ANAMNESIS PEMERIKSAAN RENCANA
TATALAKSANA
BAK anyang- FISIK DIAGNOSTIK
anyangan dengan KU kompos - Urinalisa
volume sedikit, - Darah rutin
BAK berwarna mentis
merah tampak sakit Non-
Nyeri suprapubik sedang Medikamentosa
Demam naik - Asupan cairan
Nadi 126 x/menit
turun yang banyak
Pernapasan 22 - Menjaga
x/menit kebersihan
Abdomen daerah uretra
dan sekitar
Palpasi: Nyeri tekan - Bedrest
suprapubik
MEDIKAMENTOSA
Kotrimoksasoll 2
x 960mg
Paracetamol
3. Hiponatremi ringan
ANAMNESIS PEMERIKSAAN RENCANA
TATALAKSANA
Mual FISIK DIAGNOSTIK
Sakit kepala KU kompos - Serum elektrolit
Lemah
mentis MEDIKAMENTOSA
tampak sakit NaCl 0.9% / 24
sedang jam
Nadi 126 x/menit
Pernapasan 22
x/menit
4. Hipokalemi ringan
ANAMNESIS PEMERIKSAAN RENCANA
TATALAKSANA
Mual FISIK DIAGNOSTIK
Sakit kepala KU kompos - Serum elektrolit
Lemah
mentis MEDIKAMENTOSA
tampak sakit KCl 2-4 kali
sedang perhari (20-80
mEq/hari)
Nadi 126 x/menit
Pernapasan 22
x/menit
PROGNOSIS

AD VITAM : AD BONAM

AD FUNCTIONAM: DUBIA AD BONAM

AD SANATIONAM : DUBIA AD BONAM


Follow up
Tanggal 26 Mei 2017
S Os mengeluh sesak (+) tidak dipengaruhi aktivitas, sesak bertambah
parah saat tidur terlentang, jantung berdebar (+), nyeri dada (+) seperti
ditindih, mengeluh demam (+) naik turun sejak 2 bulan SMRS, menggigil
(+), keringat banyak (+), mual (+), pusing (+), penglihatan kunang-
kunang (+), BAK (+) anyang anyangan dan berwarna merah serta volume
sedikit, BAB (+) kadang kadang cair.
O KU : CM, tampak sakit sedang URINALISA
Kejernihan: keruh
TD : 120/70 mmHg Keton: 1+
HR : 120 x/menit Albumin: 1+
RR : 22 x/menit Darah: 1+
Esterase leukosit: 3+
S : 37,5 0C Leukosit: 40 45/LPB
Mata : CA -/- SI -/- Eritrosit: 6 8/LPB
Leher: pembesaran kel tiroid (+)
Hematologi
Jantung : S1S2 reg, M (-), G (-) MCV: 79.1
Paru : SNV +/+, rh -/-, wh -/- MCH: 25.9
Abdomen : Supel, NT (+) Na: 134
epigastrium dan superpubik, BU K: 3.2
(+)
Ekstremitas: Akral hangat (++)/
(++), deformitas (-), edema (-)
A Suspek krisis tiroid
ISK
Hipokalemi ringan
P IVFD asering / 12 jam Oral. Ulsafat syr. 4 x 1 cth
Inj. Ondancentron 3 x 4 mg Oral. PTU 2 x 1
Inj. OMZ 1 x 4 gr
EKG tanggal 26 Mei 2017

Rontgen :
Foto : Thoraks AP
Deskripsi : Cor : dalam batas normal
Paru : Terdapat jaringan fibrosis di kedua
lapang paru, sela iga menyempit, terdapat
bercak infiltrat
Tanggal 27 Mei 2017
S Mengeluh nyeri suprapubik (+), BAK anyang anyangan dan nyeri, nyeri tekan (+)
epigastrium, badan gemetar (+), sakit kepala (+), mual (+), muntah (-), sesak (+)
seperti ditindih
O KU : Compos mentis, tampak sakit sedang
TD : 120/70 mmHg
HR : 102 kali/menit
RR : 23 kali/menit
S : 36,6 0C
Mata : CA -/- SI -/-
Thoraks : S1S2 reg, M (-), G (-)
SNV +/+, rh -/-, wh -/-
Abdomen : Supel, NT (+) epigastrium dan suprapubik, BU (+)
Ekstremitas: Akral hangat (+)(+)/(+)(+), deformitas (-), oedem (-)(-)/(-)(-)
A Krisis tiroid
Infeksi Saluran Kemih
Hiponatremi ringan
Hipokalemi ringan
P IVFD Venflon / 12 jam Oral. Ulsafat 4x1 cth
Inj. OMZ 1x40 mg Oral. PTU 3x2 tab
Inj. Ondancentron 3 x 4 mg Oral. Propanolol 2x10 mg
Inj. Lasik 2 amp
Inj. Ceftriaxon 1x2 gr
Tanggal 29 Mei 2017
S Os mengeluh nyeri dibagian suprapubik, nyeri memberat bila pasien sedang BAB, Sesak (+), jantung berdebar-debar
(+), tremor (+), merasa suhu badan panas (+) saat malam hari, perut kembung (+)
O KU : Kompos mentis, Tampak Sakit Sedang
TD : 100/70 mmHg
HR : 102 kali/menit
RR : 22 kali/menit
S : 36,5 0C
Mata : CA -/-, SI -/-
Thoraks : S1S2 regular, M (-), G (-)
SNV +/+, rh -/-, wh -/-
Abdomen : Supel, NT (+) suprapubik, BU (+)
Ekstremitas: Akral hangat (+)(+)/(+)(+), deformitas (-), edema(-)

A Suspek krisis tiroid


ISK
Hiponatremi ringan
Hipokalemi ringan
P
Inj. OMZ 1x40 mg Oral. Ulsafat 4x1 cth
Oral. PTU 3x2 tab
Inj. Ondancentron 3 x 4 mg Oral. Propanolol 2x10 mg
Inj. Lasix 1x2 amp
Inj. Ceftriaxon 1x2 gr
Pasien pulang tanggal 29 Mei 2017 dengan
membawa obat pulang

KSR 3 x 1

Propanolol 1 x 10 mg

PTU 3 x 2

OMZ 1 x 1
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Krisis tiroid adalah kondisi hipermetabolik yang
mengancam nyawa dan ditandai oleh demam
tinggi dan disfungsi sistem kardiovaskular, sistem
saraf, dan sistem saluran cerna.(1,2)

Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormone


tiroid yang beredar dalam sirkulasi

Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang


diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif
Etiologi
Operasi dan pijat pada kelenjar tiroid
Stop obat anti tiroid pada pemakaian obat antitiroid
Pemekaian kontras iodium seperti pada pemeriksaan
rontgen
Infeksi
Stroke
Trauma
Penegakan diagnosis
Penegakan diagnosis krisis tiroid lebih didasarkan
pada gambaran klinis dibandingkan dengan hasil uji
laboratorium yang hasilnya tidak segera didapat.
Gambaran klinis krisis tiroid yang khas meliputi:
Suhu badan >38,5oC

Gangguan kardiovaskular berupa hipertensi dengan


tekanan nadi melebar, yang fase berikutnya
hipotensi disertai tanda gagal jantung antara lain
fibrilasi atirum atau takikardia ventrikuler
Gangguan neurologis berupa agitasi hiperrefleksia
tremor kejang dan koma
Penegakan diagnosis
Untuk memudahkan diagnosis, digunakan skor
kriteria Burch dan Wartofsky. Skor lebih dari 45
berarti diagnosis krisis tiroid dapat ditegakkan
patofisiologi
Managemen
tatalaksana
Pengobatan
Obat anti tiroid
Hambat sintesis Propiltiourasil Dosis awal 300-600
hormon tiroid (PTU) sediaan mg/hari, dosis
dan berefek 100 mg maks. 2.000
imunosupresan mg/hari
PTU -> hambat Metimazol, Dosis awal 20-30
konversi T3 jadi sediaan 5 dan mg/hari
T4 10 mg
Thiamazol Kasus ringan 2x10
Thyrozol 5 mg mg/hari, kasus
berat 2x20 mg/hari
(selama 3-8
minggu), dosis
pemeliharaan 5-20
mg/hari
Karbimazol Neo- Dosis awal 15-40
mercazole 5 mg mg/hari (4-8
minggu), dosis
pemeliharaan 5-15
Beta-adrenergik antagonis
Mengurangi dampak Propanolol -> dosis 40-200
hormon tiroid pada mg dalam 4 dosis
jaringan Metoprolol
Diberikan pada awal terapi Atenolol
sementara menunggu
pasien menjadi euthyroid
setelah 6-12 minggu
pemberian anti-tiroid
Bahan yang mengandung Iodine
Menghambat keluarnya T4 Kalium iodida
dan T3 Solusi lugol (3x3 tetes)
Menghambat T4 dan T3 Natrium ipodat
serta produksi T3 Asam Iopanoat
ekstratiroidal
Prognosis

Prognosis pasien biasanya


tergantung dari diagnosis awal
dan kecepatan serta ketepatan
dari tatalaksana yang diberikan
Apabila diagnosis dan
tatalaksana telah benar maka
dapat menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas pasien
dengan krisis tiroid
INFEKSI SALURAN
KEMIH
Invasi mikroorganisme pada saluran kemih,
mulai dari uretra hingga ginjal.

Berbagai istilah infeksi saluran kemih dan


definisinya:
Pielonefritis: infeksi pada ginjal
Uretritis: infeksi pada ureter
Sistitis: infeksi pada kandung kemih
Uretritis: infeksi pada uretra
Klasifikasi
ISK atas: pielonefritis, prostatitis, abses
intrarenal, dan abses perinefrik

ISK bawah: Sistitis dan uretritis


Etiologi
Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi
traktus urinarius, antara lain adalah:

Bakteri Gram negatif (80%) : E. coli, Proteus


sp., Klebsiella sp., Enterobacter sp.

Bakteri Gram positif (10-15%) : Enterococcus


sp., Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis.

Lain-lain : Pseudomonas sp. dan Serratia pada


pasien yang menjalani prosedur urologi atau
obstruksi saluran kemih
Manifestasi Klinis
Pielonefritis akut (PNA): demam (39,5-
40,5oC), menggigil, sakit pinggang

Sistitis: sakit suprapubik, polakisuria,


nokturia, disuria, stranguria

Sindrom Uretra Akut: sulit dibedakan


dengan sistitis
Pemeriksaan Penunjang
dan diagnosis ISK
Analisis urin rutin

Kultur urin

Renal imaging: USG, foto polos perut,


pielografi, sistogram miksi
Tatalaksana
ISK bawah
Intake cairan yang banyak
Antibiotik: ampisilin 300mg, trimeptoprim 200 mg.

ISK atas
Pada umumnya membutuhkan rawat inap untuk menjaga
status hidrasi dan untuk terapi antibiotika parenteral paling
sedikit selama 48 jam
The infection disease society of America menganjurkan satu
dari tiga alternatif terapi antibiotika IV sebagai terapi awal
72 jam sebelum diketahui mikroorganisme sebagai
penyebabnya seperti flourokuinolon, aminoglikosida, dengan
atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas
DAFTAR PUSTAKA
1. Nayak B, Burman K. Thyrotoxicosis and Thyroid Storm. Endocrinol Metab
Clin N AM. 2006;35;663-86

2. Jameson L, Weetman A. Disorders of the thyroid gland. In: Braunwald E,


Fancy AS, Kasper DL, eds, Harrisons Principles of internal medicine 15 th
ed. New York: Mc Graw HILL; 2001. P. 2060-84

3. Jiang Y, Karen AH, Bartelloni P. Thyroid Storm presenting as Multiple Organ


Dysfunction Syndrome. Chest 2000; 118; 877-79

4. Djokomoeljianto, R. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. In;


Sudoyo AW, Setiyohadi B, eds. Buku Ajar ilmu Penyakit Dalam. 5 th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2009; 1993-2008.

5. Burch HB, Wartofsky L. Life-threatening Thyrotoxicosis, Thyroid Storm.


Endocrinol Metab Clin North AM. 1993;22;263-77.

6. Thyroid storm. Clin Endocrin 2001;3;247-8.

7. Ramirez JI, Petrone P, Kuncir EJ, Asensio JA. Thyroid storm induced by
strangulation. Southern Medical Association 2004;97:608-10.
8. Jiang Y, Karen AH, Bartelloni P. Thyroid storm presenting as
multiple organ dysfunction syndrome. Chest 2000;118:877-9.

9. Misra M, Singhal A, Campbell D. Thyroid storm. Available at:


http://emedicine.medscape.com/article/394932-print.

10. Yeung SJ, Habra M, Chiu C. Graves disease. Available at:


http://emedicine.medscape.com/article/234233-print.

11. Duggal J, Singh S, Kuchinic P, Butler P, Arora R. Utility of esmolol


in thyroid crisis.Can J Clin Pharmacol. 2006;13(3):e292-5.

12. Gupta K dan Trautner BW. Urinary tract infections, pyelonephritis,


and prostatitis. Dalam: Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser
SL, Jameson JL, Loscalzo J, penyunting. Harrisons principles of
internal medicine. Edisi ke- 18. 2012

13. Lundquist AL, Rhee EP, Bazari H. Urinary tract infections. Dalam:
Sabatine MS, penyunting. Pocket medicine. Edisi ke-5.
Philladelphia: Lippincot Williams & Wilkins. 2013.

Anda mungkin juga menyukai