Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

Bronkopneumoni, Pertusis
Oleh :
Patimah Tul M
2011730158
Pembimbing :
dr. Hj. Heka Mayasari, Sp.A
dr
dr

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015

IDENTITAS

Nama
Jenis Kelamin
Usia
Alamat

No RM
Tgl Masuk

: An. M
: Perempuan
: 5 bulan
: Kp. Parung Cadas, Ds. Pusakasari.
Cianjur
: 7097xx
: 18 September 2015

Keluhan Utama
Sesak napas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Os datang dengan keluhan Sesak napas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit ,
sesak semakin lama semakin bertambah. 3 minggu sebelum masuk rumah sakit anak
mengalami batuk dan pilek. Keluhan sesak tidak disertai adanya dengan adanya suara
mengi atau mengorok. Satu minggu terakhir, batuk seperti sulit berhenti karena
berulang-ulang dan diakhiri oleh suara whooping. Pasien demam sejak 1 minggu yang
lalu. Anak juga mengalami muntah jika batuk berulang terus. Muntah yang dikeluarkan
berupa ASI, muntah 2 x/hari sejak 3 hari SMRS. Pasien juga mengalami BAB cair warna
hijau disertai lendir tanpa darah 3-4x/hari sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan tidak disertai dengan adanya kebiruan pada ujung-ujung jari atau sekitar
mulut.

RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama seperti saat
ini. Riwayat TB disangkal

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Di keluarga, kakek pasien sedang mengalami batuk dan belum
pernah berobat.
Riwayat asma dikeluarga disangkal

RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien hanya baru diberikan obat penurun panas sebelumnya, tetapi panas timbul
kembali.

RIWAYAT ALERGI
Alergi obat, makanan, cuaca maupun debu disangkal
RIWAYAT
PSIKOSOSIAL
Dilingkungan Rumah pasien, ada yang sedang mengalami batuk
yaitu kakek pasien.

RIWAYAT
KEHAMILAN IBU
Selama hamil ibu pasien rutin periksa kehamilan (Antenatal Care)
ke bidan, rajin meminum vitamin dan tidak pernah terkena
infeksi dan sakit selama hamil.
RIWAYAT
KELAHIRAN
OS lahir normal pervaginam, dengan usia kehamilan cukup bulan,
langsung menangis tanpa harus dirangsang, tidak kebiruan
dengan berat lahir 2,7 kg dan panjang lahir 48 cm, tidak terdapat
komplikasi.

RIWAYAT POLA MAKAN


Os masih diberikan ASI pada usia 5 bulan/ sampai saat ini. Os menyusu ke ibu dengan kuat
dan sering
Kesan : Kualitas baik Kuantitas baik

RIWAYAT
PERKEMBANGAN

RIWAYAT IMUNISASI

BCG
Polio
DPT
Kesan

: 1x saat usia 2 bulan


: 3x saat usia lahir, 2 dan 4 bulan
: belum di lakukan
: Imunisasi dasar tidak lengkap

PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Tampak sakit sedang
KESADARAN
Composmentis/ Menangis kuat
TANDA VITAL
Suhu
Nadi
Pernapasan

: 37,8oC suhu Axilla


: 128 x/mnt
: 60 x/mnt

STATUS ANTROPOMETRI
BB
TB
Lingkar kepala

: 5,4 kg
: 60 cm
: 42 cm

STATUS GIZI
BB/U
TB/U
BB/TB

: 5,4 / 7,3
: 60 / 67
: 5,4 / 67

KESAN: GIZI BURUK

= dibawah -2 ( BB kurang)
= dibawah -2 ( Pendek )
= dibawah -2 ( Kurus)

STATUS GENERALIS
Kepala
Mata

: Normocephal, UUB cekung (+)


: Konjungtiva Anemis (-/-) ,Sklera Ikterik (-/-)
kelopak mata cekung (+)
Hidung
: Pernapasan cuping hidung (+/+) Epitaksis (-/-),
Sekret (-/-)
Mulut
: Sianosis (-), Mukosa bibir tidak kering (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis.
Leher
: Tidak teraba pembesaran KGB

Jantung
I
: iktus kordis tidak terlihat.
P
: iktus kordis teraba di ICS 4 linea midklavikula sinistra.
A
: bunyi jantung I dan II murni regiular, tidak ditemukan gallop atau murmur.
Paru
I
: Pergerakan dinding dada dextra-sinistra simetris
terlihat retraksi intercosta (+)
P
: Tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernafas
P
: Sonor di kedua lapang paru dextra-sinistra
A
: Vesikuler +/+, Ronkhi +/+ , wheezing -/Abdomen
I
: Supel (+), datar, retraksi epigastrium (+), turgor kulit menurun (-)
A
: Bising usus (+) normal
P
: Hepar dan lien tidak teraba.
P
: Timpani dikeempat kuadran abdomen.
Ekstremitas atas
Akral hangat, CRT < 2 detik
Ekstremitas bawah
Akral hangat, CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

RESUME

F. Resume
An. Perempuan, usia 5 bulan datang dengan keluhan sesak sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Batuk dan pilek sejak 3 minggu. Batuk seperti sulit
berhenti karena berulang-ulang dan diakhiri oleh suara whooping. Demam sejak 1
minggu. Muntah 2 x/hari jika batuk berulang terus sejak 3 hari. BAB cair warna hijau
disertai lendir tanpa darah 3-4x/hari sejak 1 minggu.
Suhu tubuh 37,8C, RR: 60x/ menit, HR 128x/menit. UUB cekung (+),
Kelopak mata cekung (+). PCH (+), mukosa bibir kering (+), Retraksi costa (+),Ronki
(+/+), retraksi epigastrium (+). Leukosit 25,1 ribu/microliter, Hemoglobin 11,2 g/dL,
Hematokrit : 37,6%, Trombosit : 574.000 /L. Pemeriksaan Feses : Leukosit 3-5.

DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumoni dan Pertussis

DIAGNOSA BANDING
Bronkopneumoni dan Pertussis
Bronkiolitis

TERAPI

Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc

96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas
Nebu combivent pagi dan sore

FOLLOW UP
18-09-2015
S: Sesak (+) , batuk (+), Demam (+), muntah 1x (+) , pilek (+),
BAB cair 4x/hari (+)
O: TTV:
Suhu
: 37,6 oC
Nadi
: 126x/menit
RR
: 58x/menit
Kepala : UUB cekung (+)
Mata
: Kelopak mata cekung (+)
Hidung : Nafas cuping hidung (+)
Mulut : Mukosa bibir kering (+)
Thorax
:
Jantung: Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru
: Simetris, retraksi +/+, ronki+/+, wheezing -/Abdomen : supel (+), BU (+)
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A : Bronkopneumonia + Pertussis
P : Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc
96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas

19-09-2015
S: Sesak (+) , batuk (+), Demam (+), muntah (-) , pilek (-), BAB cair
4x/hari (+)
O: TTV:
Suhu
: 37,9 oC
Nadi
: 120x/menit
RR
: 56x/menit
Kepala : UUB cekung (+)
Mata
: Kelopak mata cekung (+)
Hidung : Nafas cuping hidung (+)
Mulut : Mukosa bibir kering (+)
Thorax
:
Jantung: Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru
: Simetris, retraksi +/+, ronki+/+, wheezing -/Abdomen: supel (+), BU (+)
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A : Bronkopneumonia + Pertussis
P : Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc
96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas
Nebulizer combivent pagi dan sore

FOLLOW UP
20-09-2015
S: Sesak (+) , batuk (+), Demam (+), muntah (-) , pilek (-), BAB
cair 3x/hari (+)
O: TTV:
Suhu
: 37,8oC
Nadi
: 117x/menit
RR
: 55x/menit
Kepala : UUB cekung (-)
Mata
: Kelopak mata cekung (+)
Hidung : Nafas cuping hidung (+)
Mulut : Mukosa bibir kering (+)
Thorax
:
Jantung: Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru
: Simetris, retraksi +/+, ronki+/+, wheezing -/Abdomen : supel (+), BU (+)
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A : Bronkopneumonia + Pertussis
P : Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc
96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas

21-09-2015
S: Sesak (+) , batuk (+), Demam (+), muntah (-) , pilek (-), BAB cair
2x/hari (+)
O: TTV:
Suhu
: 37,96oC
Nadi
: 110x/menit
RR
: 56x/menit
Kepala : UUB cekung (-)
Mata
: Kelopak mata cekung (+)
Hidung : Nafas cuping hidung (+)
Mulut : Mukosa bibir kering (-)
Thorax
:
Jantung: Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru
: Simetris, retraksi +/+, ronki+/+, wheezing -/Abdomen: supel (+), BU (+)
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A : Bronkopneumonia + Pertussis
P : Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc
96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas
Nebulizer combivent pagi dan sore

FOLLOW UP
22-09-2015

23-09-2015

S: Sesak (+) , batuk (+), Demam (+), muntah (-) , pilek (-), BAB
cair (-)
O: TTV:
Suhu
: 37,8oC
Nadi
: 102x/menit
RR
: 55x/menit
Kepala : UUB cekung (-)
Mata
: Kelopak mata cekung (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-)
Thorax
:
Jantung: Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru
: Simetris, retraksi +/+, ronki/, wheezing -/Abdomen : supel (+), BU (+)
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A : Bronkopneumonia + Pertussis
P : Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc
96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas

S: Sesak (+) , batuk (+), Demam (-), muntah (-) , pilek (-), BAB cair (-)
O: TTV:
Suhu
: 37,4oC
Nadi
: 98x/menit
RR
: 50x/menit
Kepala : UUB cekung (-)
Mata
: Kelopak mata cekung (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-)
Thorax
:
Jantung: Bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-),
gallop (-)
Paru
: Simetris, retraksi +/+, ronki-/-, wheezing -/Abdomen: supel (+), BU (+)
Ekstrimitas : akral hangat, CRT < 2 detik
A : Bronkopneumonia + Pertussis
P : Infus D 1-4 5,4 x 100 + aminopilin 3 cc
96
Ceftazidime 3x250 mg
Gentamisin 2x20 mg
Dexametason 3x1/2 amp
Puyer batuk + Azitromicin 3x1 bungkus
Propiretik supp bila panas
Nebulizer combivent pagi dan sore

DEFINISI
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim
paru. Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme
(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain
(aspirasi, radiasi, dll)

Etiologi

Patogenesis

Klasifikasi
Berdasarkan predileksi infeksi
Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan
oleh obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan.
Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat
disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus
Pneumonia interstisial

Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya
infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan.
Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare, kadang-kadang ditemukan gejala
infeksi ekstrapulmoner.
Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping
hidung, merintih, dan sianosis

Pneumonia pada Balita dan Anak yang


Keluhan meliputi demam, menggigil, batuk, sakit kepala, anoreksia, dan kadang-kadang
Lebih
Besar seperti muntah dan diare.
keluhan gastrointestinal
Secara klinis, ditemukan gejala respiratori seperti takipnea, retraksi subkosta (chest
indrawing), napas cuping hidung, ronki, dan sianosis.
Anak besar dengan pneumonia lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut
tertekuk karena nyeri dada. Ronki hanya ditemukan bila ada infiltrat alveoler. Retraksi dan
takipnea merupakan tanda klinis pneumonia yang bermakna.

Pemeriksaan Penunjang

Darah Perifer Lengkap


CRP
Uji Serologis
Pemeriksaan Mikrobiologis

Darah Perifer
Lengkap
Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan leukosit
dalam batas normal atau sedikit meningkat.
Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000-40.000/mm 3
dengan predominan PMN.
Leukopenia (<5.000/mm3) menujukkan prognosis yang buruk. Leukositosis hebat
(>30.000/mm3) hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada
keadaan bakteremi, dan risiko terjadinya komplikasi lebih tingggi.

Rontgen Toraks
Umumnya pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis pneumonia di Instalasi
Gawat Darurat hanyalah pemeriksaan rontgen toraks posisi AP.
Foto rontgen toraks AP dan lateral hanya dilakukan pada pasien dengan tanda dan gejala
klinik distres pernapasan seperti takipnea, batuk, dan ronki, dengan atau tanpa suara napas
yang melemah.
Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa
bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan
peningkatan corakan peribronkial.

DIAGNOSIS
Dasar diagnosis pneumonia adalah ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut ini :
Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
Panas badan
Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)
Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm 3 dengan limfosit predominan, dan
bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)

Tata laksana
Terapi suportif yang diberikan pada penderita pneumonia adalah :
Pemberian oksigen 2-4 L/menit melalui kateter hidung atau nasofaring. Jika penyakitnya
berat dan sarana tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan terutama dalam 24-48 jam
Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Cairan yang diberikan mengandung gula dan
elektrolit yang cukup.
Koreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang terjadi.
Mengatasi penyakit penyerta.
Pemberian terapi inhalasi dengan nebulizer bukan merupakan tata laksana rutin yang harus
diberikan.

Tata laksana
Usia

0-2 minggu

Rawat jalan

Rawat Inap

Bakteri Patogen

1. Ampisillin +

- E. Coli

Gentamisin

>2-4 minggu

- Streptococcus B

2. Ampisillin +

- Nosokomial

Cefotaksim
1. Ampisillin +

enterobacteria
- E. Coli

Cefotaksim atau

- Nosokomial

Ceftriaxon

Enterobacteria

2. Eritromisin

- Streptococcus B
- Klebsiella
- Enterobacter
- C. trachomatis

>1-2 bulan

1. Ampisillin +

- E. Coli and other

Gentamisin

Enterobacteria

2. Cefotaksim atau
Ceftriaxon

>2-5 bulan

- H. influenza
- S. pneumonia
- C. trachomatis

1. Ampisillin

1. Ampisillin

2. Sefuroksim

2. Ampisillin + S.
pneumonia
Kloramfenikol

sefiksim

- H. influenza

Sefuroksim
Ceftriaxon
>5 tahun

1. Penisillin A

1. Penisillin G

- S. pneumonia

2.Amoksisilin

2. Sefuroksim

- Mycoplasma

Eritromisin

Seftriakson
Vankomisin

Antibiotik parenteral diberikan sampai 48-72 jam


setelah panas turun, dilanjutkan dengan pemberian
per oral selama 7-10 hari. Bila diduga penyebab
pneumonia adalah S. Aureus, kloksasilin dapat
segera diberikan. Bila alergi terhadap penisilin
dapat diberikan cefazolin, klindamisin, atau
vancomycin. Lama pengobatan untuk stafilokokkus
adalah 3-4 minggu.

Komplikasi
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga thorax
(seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan
hematologi. Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi yang jarang
dari penyebaran infeksi hematologi.

Prognosis
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%, anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang
datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.

Dignosa Banding
Bronkiolitis
Aspirasi pneumonia
Tb paru primer

PERTUSSIS

Definisi
Infeksi saluran pernapasan yang ditandai dengan adanya batuk rejan atau lebih dikenal
dengan batuk 100 hari

Etiologi
Bordetella pertussis, B. Bronchiseptica, B. Parapertussis dan B. Holmesii

Epidemiologi
Kejadian pertussis pertahunnya mencapai 100-200 kasus per 100.000 populasi pada era sebelum
vaksinasi dilakukan. Saat ini banyak ditemukan cukup tinggi di negara berkembang. Di Amerika
serikat insidens tertinggi pertussis terjadi pada usia kurang dari 4 bulan, pertussis sering mengalami
komplikasi seperti pneumonia dan infeksi berat yang mortalitas tinggi.

Manifestasi Klinis
Masa inkubasi pertussis adalah 3-12 hari. Pertussis terbagi menjadi 3 stadium yaitu :
Stadium kataral 1-2 minggu
Gejala klinisnya minimal dengan/ tanpa demam, rinorea, anoreksia, frekuensi batuk meningkat.
Stadium paroksismal (2-6 minggu)
Gejala khas paling terlihat pada usia 6 bulan-5 tahun yaitu batuk paroksismal yang dicetuskan oleh
pemberian makan bayi dan aktivitas, fase inspiratori batuk atau batuk rejan (inspiratory whooping) dan
setelah batuk terjadi muntah.
Stadium konvalesens (> 2 minggu )
Gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan, dapat terjadi petekie
pada leher, perdarahan konjungtiva dan terdengar crackles difus.

Pemeriksaan
Penunjang

isolasi kuman B. Pertussis dan deteksi antigen ataupun asam nukleat dari organisme
tersebut. Biakan pada media khusus dilakukan pada stadium awal penyakit dari sediaan
apusan nasofaringeal ataupun sekret hasil aspirasi.
Pada pertussis klasik akibat B. Pertusssis, limfositosis ditemukan pada 75-85% pasien.
Ditemukan adanya Leukositosis (15.000-100.000/mm 3).
Infiltrat perihillar umumnya terjadi dan serupa dengan yang terlihat pada pneumonia
karena virus. Dan diidapatkan antibodi igG terhadap toksin pertussis.

Penatalaksanaan

Komplikasi
Komplikasi utama yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak adalah hipoksia, apnea,
pneumonia, kejang, ensefalopati dan malnutrisi.
Komplikasi yang paling sering terjadi adalah akibat B. Pertussis ataupun akibat infeksi
sekunder adalah atelektaasis akibat adanya sumbatan mukus.
Batuk paroksismal dengan tekanan dapat mengakibatkan terjadinya pneumomediastinum,
pneumotoraks atau emfisema interstitial ataupun emfisema subkutan, epistaksis, hernia dan
perdarahan di retina serta subkonjungtiva. Otitis media dan sinusitis juga dapat timbul.

Pencegahan
Imunisasi difteri, tetanus dan pertussis (DTP). Vaksin DTP dapat
diberikan pada usia 2,4, 6 dan 15 sampai dengan 18 bulan, dengan
vaksinasi penguat (booster) pada usia 4-6 tahun. Pada usia remaja
11-12 tahun seringkali di booster setiap 10 tahun.
Pemberian antibiotik makrolid selama 10-14 hari efektif dalam
mencegah terjadinya kasus sekunder pada yang terkena pajanan
pertussis.

Prognosis
Sebagian bessar anak dapat membaik, mengalami perbaikan
epitel respiratori dan fungsi paru yang normal setelah sembuh.

Indikasi Rawat
Inap
Usia < 3bulan, usia 3-6 bulan dengan gejala paroksismal berat; bayi prematur.
Dengan kelainan jantung, paru atau neurologis dan usia berapapun dengan
adanya penyulit.

Diagnosa
Banding
Virus respiratori seperti RSV (Respiratory syncytial virus), virus
parainfluenza dan chlamydophila pneumonia yang dapat
mengakibatkan penyakit bronkitis pada bayi.
Pada anak dan remaja, Mycoplasma pneumonia dapat
menyebabkan bronkitis memanjang yang sulit dibedakan dari
pertussis.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai