Nama : Tn. T
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Bisikan bunuh diri (RBD = Resiko Bunuh Diri)
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang ke RSD Madani Palu
diantar oleh keluarganya dengan keluhan Bisikan bunuh diri, keluhan
dialami semenjak +/- 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan bahwa pasien mendengar suara-suara bisikan bahwa
pasien tidak pantas hidup lagi dikarenakan pisah dengan istrinya.
Pasien menyadari adanya bisikan yang memerintahkan sesuatu hal atau
membicarakan tentang dirinya secara berulang-ulang. Keluarganya
juga mengatakan sebelumnya pasien juga mengalami stress akibat
hubungan yang tidak baik dengan istrinya. Pasien juga terlihat gelisah
dan sulit tidur beberapa hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan pernah melihat bayangan hitam pada beberapa tempat 2
bulan bersamaan dengan bisikan yang sering ia dengar.
Menurut pasien sudah pernah dirawat sebelumnya dengan keluhan
yang sama. Menurut pengakuan keluarga pasien malas makan, jika
diberi makan oleh ibunya ia tidak mau dan hanya mau dilakukan
sendiri ataupun orang lain selain ibunya.
Menurut keluarga, sebelum pasien sakit, pasien adalah seorang yang
rajin bekerja, merawat anaknya dan sering bercerita dengan
tetangganya..
1. Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaan (+)
- Hendaya pengggunaan waktu senggang (+)
(-/-),
Perut : Kesan datar, ikut gerakan nafas, bising usus (+)
Anggota Gerak : Akral hangat, oedem (-)
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
AXIS I :
AXIS II
AXIS III
AXIS V
V. DAFTAR PROBLEM
(a) Organobiologik
Adanya gangguan pada neurotransmitter sehingga pasien ini
membutuhkan psikofarmaka
(b) Psikologi
- Ditemukan adanya masalah/stressor psikososial sehingga
pasien memerlukan psikoterapi
(c) Sosiologi
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang social, hendaya dalam
bidang pekerjaan dan hendaya penggunaan waktu senggang
sehingga pasien butuh sosioterapi.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan pasien serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
X. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Untuk menegakkan diagnosis schizofrenia diperlukan pedoman
diagnostik sebagai berikut. :
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas) :
A. Thought
- Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran
ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda atau
- Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari
luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) atau
- Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya.
B. Delusion
- Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi
oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya
dan pasrah terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar; (tentang
“dirinya“ : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau
anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus);
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar,
yang bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat
mistik atau mukjizat;
C. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara) atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
D. Waham-waham menetap jenis lainnya
Waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Tidak mungkin ada di dunia waham bizarre (ex. bisa
mengendalikan cuaca)
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over loaded
ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari
selama berminggu – minggu atau berbulan – bulan terus
menerus;
2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;
3) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor; Furol
diatasnya gaduh gelisa
4) Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
setiap fase nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.
2. Kaplan H.I., Sadok B.J. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Edisi 2.
EGC : Jakarta
LAPORAN KASUS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Patmawati P, M.Kes., Sp.KJ