Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Laporan Kasus Low Back Pain ec
Sacro Illiac Join Dysfunction pada Stase Ilmu Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur.
Bahan-bahan dalam pembuatan tugas ini didapat dari buku-buku yang membahas mengenai
Low Back Pain, internet, dan beberapa sumber lainnya.
Terima kasih kepada dokter pembimbing di Rumah Sakit Umum Daerah Cianjur dr.
Susanto, Sp.S yang telah membantu dalam terselesainya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca.

Cianjur, Maret 2016

Penulis

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................iv
BAB I STATUS PASIEN.......................................................................................................................1
I.

IDENTITAS PASIEN............................................................................................................1

II.

ANAMNESIS........................................................................................................................1

III.

PEMERIKSAAN FISIK....................................................................................................3

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................................9

V.

DIAGNOSA........................................................................................................................10

VI.

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................................10

VII.

TERAPI...........................................................................................................................10

VIII.

PROGNOSIS...................................................................................................................11

IX.

FOLLOW UP...................................................................................................................11

BAB II STATUS PASIEN...................................................................................................................15


I.

DAFTAR MASALAH.........................................................................................................15

II.

PEMBAHASAN..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................27

DAFTAR GAMBAR
Fungsi Luhur............................................................................................................................10
Pemeriksaan EKG....................................................................................................................13

DAFTAR TABEL
Saraf Cranial...............................................................................................................................7
Tes Provokasi...........................................................................................................................11
Pemeriksaan Laboratorium......................................................................................................11

BAB I
STATUS PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. N

Usia

: 38 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Pekerjaan

: Wiraswasta

Status

: Menikah

Alamat
: Kampung Cirata RT/RW 03/03 Desa Sukajadi
Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Cianjur

Nomer Rekam Medik

: 1781**

Tanggal ke RS

: 17/03/2016 (Ruang Gandaria)

II.

ANAMNESIS

Autoanamnesis dan alloanamnesis (17 Maret 2016)


Keluhan Utama
Nyeri punggung bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri punggung bagian bawah sejak 6 bulan SMRS,
nyeri hilang timbul terutama ketika beraktivitas dan berkurang ketika istirahat. Awalnya nyeri
dirasakan tidak terlalu berat, dan pasien masih dapat beraktivitas, kemudian nyeri bertambah
berat sejak 5 hari SMRS. Kini nyeri dirasakan terutama ketika pasien duduk atau berdiri,
berkurang ketika pasien berbaring, pasien kini tidak dapat berjalan karena nyeri.
Nyeri dirasakan tajam, kadang terasa kaku, dan kesemutan, tidak ada keluhan nyeri
seperti terbakar, berdenyut atau seperti sengatan listrik. Nyeri dirasakan mulai dari punggung
1

bagian belakang, menjalar ke kedua tungkai, terutama saat pasien batuk atau mengejan, nyeri
terasa mulai ke bokong, paha bagian belakang, betis hingga ke ujung kaki. Nyeri menghebat
saat udara dingin atau panas disangkal. Nyeri dan kaku pada pagi hari disangkal. Keluhan
lemah anggota gerak disangkal. Terdapat keluhan demam, sakit kepala, batuk, dan sesak
sejak dirawat di RS. Sesak dan batuk terutama timbul saat pasien tidur miring ke satu sisi,
disertai keringat pada malam hari, dan istri pasien merasa pasien semakin bertambah kurus
dalam 2 minggu terakhir. Buang air kecil tidak ada keluhan. Buang air besar kadang terasa
nyeri saat mengejan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan nyeri seperti ini sebelumnya. Pasien belum
pernah mengalami riwayat batuk dan sesak sebelumnya. Riwayat trauma pada kepala atau
punggung disangkal. Riwayat hipertensi, DM, stroke, penyakit jantung, kolesterol tinggi atau
asam urat disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien diketahui memilki riwayat penyakit paru, dengan gejala batuk disertai
sesak sejak 1 bulan dan sedang dalam masa pengobatan. Riwayat hipertensi, DM, stroke,
penyakit jantung, kolesterol tinggi atau asam urat pada keluarga disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah sering berobat ke dokter umum sejak awal timbul keluhan, diberikan
obat anti nyeri, namun keluhan tidak membaik. Pasien pernah menerima pengobatan suntikan
untuk menghilangkan nyeri 1 minggu SMRS di daerah punggung bawah, namun keluhan
hanya menghilang 24 jam kemudian timbul kembali.
Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat, makanan, atau udara dingin disangkal.
Riwayat Psikososial
Pasien bekerja sebagai penjaga warung, sering duduk lama, dan sering mengangkat
barang berat dirumah seperti tabung gas ataupun gallon air mineral. Pasien merokok 2
batang sehari. Minum kopi 1-3 gelas sehari. Sering mengkonsumsi makanan yang digoreng.
Pasien jarang berolahraga, dan sering tidur larut malam.

III.

PEMERIKSAAN FISIK

Saat di Ruang Gandaria (17 Februari 2016)


Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Composmentis

GCS

: E4 M6 V5 = 15

Tanda Vital

: 150/90 mmHg
: 82 kali/menit, regular, kuat angkat
: 20 kali/menit, regular
: 37,2C

Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu

: BB/TB2 = 60/1,72 = 20,8 (normal)

IMT

Status Generalis
Kepala dan leher

Kepala

: Normochepal

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)

Hidung

: Sekret (-/-), epistaksis (-/-), hipertrofi konka (-/-), polip (-/-)

Telinga: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).

Mulut

: Mukosa oral basah (+), bibir simetris, sianosis (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)

Thoraks
Paru

Inspeksi

: Pergerakan dinding thorax dextra dan sinistra simetris, retraksi

dinding thorax (-/-)

Palpasi

: Vokal fremitus dextra dan sinistra simetris, tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi

: Terdengar sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: Terdengar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi

: Iktus kordis terlihat pada ICS 5 linea midclavikula sinistra

Palpasi

: Iktus kordis teraba pada ICS 5 linea midclavikula sinistra

Perkusi

: tidak dilakukan

Auskultasi

: BJ I-II murni, reguler, murmur (-), gallop(-)

Abdomen

Inspeksi

: Permukaan abdomen datar

Auskultasi

: Bising usus (+) 6 kali/menit

Perkusi

: Terdengar timpani pada seluruh kuadran abdomen, asites (-)

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar

Ekstremitas

Atas

: akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Bawah

: akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

Punggung

Inspeksi
Palpasi

: Simetris, tanda radang (-), eritema (-), deformitas (-)


: Hangat (-). Nyeri tekan proccesus spinosus os. Vertebra (-). Nyeri

tekan articulatio sacro illiaca dextra et sinistra (+/+), Spasme otot (+/+) paralumbal
Status Neurologis

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Composmentis

GCS

: E4 M6 V5 = 15

Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk

: (-)

Kernig sign

: terbatas

Laseque sign

: terbatas

Patrick

: (+/+)

Kontra Patrick

: (+/+)

Valsava

: (+/+)

Brudzinki I/II/III

: (-/-/-)

Saraf Cranial
Saraf Cranial
N.I (Olfactorius)

Daya pembau

Kanan

Kiri

Normosmia

Normosmia

6/60 (Keterbatasan
Alat, kesan baik)
Baik
Baik

6/60 (keterbatasan
alat, kesan baik)
Baik
Baik

Baik
3mm
+
+
+

Baik
3mm
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+
+

N.II (Optikus)

Visus

Lapang pandang

Funduskopi
N.III (Okulomotorius)

Ptosis

Gerakan Bola Mata

Ukuran pupil

Refleks cahaya direct

Refleks cahaya indirect

Refleks akomodasi

N.IV (Trokhlearis)

Gerakan

Mata

ke

Medial

Bawah
N.V (Trigeminus)

Menggigit

Membuka mulut

Sensibilitas
Oftalmikus
Maksilaris
Mandibularis

Refleks Kornea
N.VI (Abdusen)

Gerakan mata ke lateral

N.VII (Fasialis)

Kerutan kulit dahi

Kedipan mata

Lipatan naso labial

Sudut mulut

Menutup mata

Meringis

+
+

+
+
Simetris
Simetris
Baik dan simetris
Simetris
Baik

Daya kecap lidah 2/3 depan


N.VIII (Vestibulocochlearis)

Tes bisik

Tes telunjuk-hidung

Tes Rinne

Tes Webber

+
+
+

+
+
+

Tidak ada lateralisasi


Sama dengan pemeriksa

Tes Schwabach
N.IX dan X (Glossofaringeus dan
vagus)

Arkus faring

Arkus faring saat bergerak

Daya kecap lidah 1/3 belakang

Refleks muntah

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Menelan
N.XI (Asesorius)

+
+

Memalingkan wajah

Mengangkat bahu
N.XII (Hipoglosus)

Sikap lidah

Atropi otot lidah

Fasikulasi lidah

Lidah ditengah
-

Motorik
Kekuatan

+
+

Tonus otot

Atrofi

Sensorik

Superior : Normostesi
Inferior : Normoestesi
Refleks Fisiologi

Refleks bisep

: ++/++

Refleks trisep

: ++/++

Refleks brachioradialis : ++/++

Refleks patella

: +/+

Refleks Achilles

: +/+

Refleks Patologis

Babinski

: -/-

Chaddock

: -/-

Fungsi Vegetatif

Miksi

: Baik (+)

Defekasi

: Baik (+)

Fungsi Luhur
7

Dilakukan tanggal 25/3/2016

Visual Analogue Scale (VAS):


X
0

IV.

7-8

PEMERIKSAAN PENUNJANG
8

10

Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 17/3/2016
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
PDW
MPV
Kimia Klinik
Glukosa Darah Puasa
Fungsi Hati
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Lemak
Cholesterol Total
Cholesterol HDL
Cholesterol LDL
Trigliserida

Hasil
11,6
35,6
4.25
8.9
432
83,8
27,3
32,6
44,1
10,5
9,3

Nilai Rujukan
13.5 17.5
42 52
4.7 6.1
4.8 10.8
150 450
80 94
27 31
33 37
37 54
9 14
8 12

74

70-110

36
27

15-37
16-63

158
12,9
110,7
172

<200
>40
<130
<150

Pemeriksaan EKG
Tanggal 17/3/2016

V.

DIAGNOSA
Diagnosa Kerja : Low Back Pain ec Sacroiliac Joint Dysfunction + Susp. TB paru
Diagnosa Diferensial :

VI.

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) L4-L5

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium : Asam urat, faktor rheumatoid.
Radiologi : Foto thorax PA, Foto Lumbosacral AP dan lateral.

VII.

TERAPI
Infuse :

IVFD RL 20 tetes per menit


Ciprofloxacine 2x1 vial (400 mg/40 ml)

IV :

Dexamethasone 3x2 ampul (5 mg/ml)


Ranitidine 2x50 mg (50 mg/2 ml

Ketorolac 2x1 ampul (30 mg/ml)

Oral :

Rimstar 1x3 tablet (Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide


400 mg, Ethambutol 275 mg)

Paracetamol 3x500 mg (bila demam)

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

IX.

FOLLOW UP

10

Tanggal
17/2/201
6

O
A
P
daerah Kesadaran: CM
Low Back Pain et Infuse :
GCS: E4V5M6=15
punggung
causa Sacroiliac IVFD RL 20 tpm
TD: 150/90 mmHg
bawah (VAS7-8) Nadi:
82x/menit, Joint Dysfunction Ciprofloxacine 2x400
mg
hingga
ke reguler
+ Susp. TB Paru
RR: 20x/menit, regular
IV :
tungkai, nyeri
S : 37,2oC
Dexamethasone 3x2
kepala, demam, RM: L/K: terbatas, P (+/
Nyeri

batuk,

sesak +), KP (+/+), B (+/+), V

ketika

tidur (+/+)
So: pupil bulat isokor

miring.

ampul
Ranitidine 2x50 mg

Ketorolac 2x30 mg

3mm, reflex cahaya +/+,

PO :

GBM kesegala arah


Wajah: Simetris
Lidah: di tengah
Motorik 5 5
4 4
Sensorik: normoestesi
Fungsi vegetatif: BAB

Rimstar 1x3 tablet

Paracetamol
3x500 mg (bila
demam)

dan BAK normal


R. Fisiologi +/+
R. Patologi -/Nyeri Tekan art. Sacro
18/3/201
6

illiaca bilateral
daerah Kesadaran: CM
GCS: E4V5M6=15
punggung
TD: 140/90 mmHg
bawah (VAS7-8) Nadi:
87x/menit,
Nyeri

hingga

ke reguler
RR: 21x/menit, regular
tungkai, batuk
RM: L/K: terbatas, KP
dan sesak ketika
(+/+),P (+/+), B (+/+),
tidur miring.
V (+/+)
So: pupil bulat isokor
3mm, reflex cahaya +/+,
GBM kesegala arah
Wajah: Simetris
Lidah: di tengah
Motorik 5 5
4 4
Sensorik: normoestesi
11

Low Back Pain et Infuse :


causa Sacroiliac
IVFD RL 20 tpm
Joint Dysfunction
Ciprofloxacine 2x200
+ Susp. TB Paru
mg
IV :
Dexamethasone 3x2
ampul
Ranitidine 2x50 mg

Ketorolac 2x30 mg

PO :

Rimstar 1x3 tablet

Paracetamol
3x500 mg (bila

Fungsi vegetatif: BAB

demam)

dan BAK normal


R. Fisiologi +/+
R. Patologi -/Nyeri Tekan art. Sacro
19/3/201
6

illiaca bilateral
Nyeri
daerah Kesadaran: CM
GCS: E4V5M6=15
punggung
TD: 130/80 mmHg
bawah (VAS7-8) Nadi:
80x/menit,
hingga

ke reguler
RR: 20x/menit, regular
tungkai, batuk
RM: L/K: terbatas, KP
dan sesak ketika
(+/+), P (+/+), B (+/+),
tidur miring.
V (+/+)
So: pupil bulat isokor
3mm, reflex cahaya +/+,

21/3/201
6

IV :
Dexamethasone 3x2
ampul
Ranitidine 2x50 mg

Ketorolac 2x30 mg

GBM kesegala arah


Wajah: Simetris
Lidah: di tengah
Motorik 5 5
5 5
Sensorik: normoestesi
Fungsi vegetatif: BAB

PO :

dan BAK normal


R. Fisiologi +/+
R. Patologi -/Nyeri Tekan art. Sacro

illiaca bilateral
daerah Kesadaran: CM
GCS: E4V5M6=15
punggung
TD: 130/80 mmHg
bawah (VAS 7- Nadi:
85x/menit,
Nyeri

8)

Low Back Pain et Infuse :


causa Sacroiliac
IVFD RL 20 tpm
Joint Dysfunction
Ciprofloxacine 2x200
+ Susp. TB Paru
mg

hingga

ke reguler
RR: 18x/menit, regular
tungkai, batuk
RM: L/K: terbatas, KP
dan sesak ketika
(-/-), P (-/-), B (-/-), V
tidur miring.
(+/+)
So: pupil bulat isokor
3mm, reflex cahaya +/+,
GBM kesegala arah
Wajah: Simetris
Lidah: di tengah
12

Rimstar 1x3 tablet

Paracetamol
3x500 mg (bila
demam)
OBH 3x1 cth

Low Back Pain et Infuse :


causa Sacroiliac
IVFD RL 20 tpm
Joint Dysfunction
+ Susp. TB Paru IV :

Ketorolac 2x30 mg

Traumadol

2x1

ampul (100 mg/2


ml)
IPM :

Flamicort 1x2 ml
(vial 50 mg/5 ml)

lidocaine

1x2

Motorik 5 5
5 5
Sensorik: normoestesi
Fungsi vegetatif: BAB
dan BAK normal
R. Fisiologi +/+
R. Patologi -/Nyeri Tekan art. Sacro
22/2/201
6

illiaca bilateral
Nyeri
daerah Kesadaran: CM
GCS: E4V5M6=15
punggung
TD: 130/80 mmHg
bawah (VAS 4- Nadi:
82x/menit,
5)

hingga

ke reguler
RR: 22x/menit, regular
tungkai, batuk
RM: L/K: tak terbatas,
dan sesak ketika
KP (-/-),P (-/-), B (-/-),
tidur miring.
V (-/-)
So: pupil bulat isokor
3mm, reflex cahaya +/+,
GBM kesegala arah
Wajah: Simetris
Lidah: di tengah
Motorik 5 5
5 5
Sensorik: normoestesi
Fungsi vegetatif: BAB
dan BAK normal
R. Fisiologi +/+
R. Patologi -/Nyeri Tekan art. Sacro
illiaca bilateral

13

ampul (ampul 2
ml)
PO :

Rimstar 1x3 tablet

Low Back Pain et Infuse :


causa Sacroiliac
IVFD RL 20 tpm
Joint Dysfunction
+ Susp. TB Paru IV :

Ketorolac 2x30 mg

Traumadol

2x1

ampul (100 mg/2


ml)
PO :
Rimstar 1x3 tablet

X.

RESUME
Pasien Tn. N, usia 38 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan seorang wiraswasta

datang dengan keluhan nyeri punggung bagian bawah sejak 6 bulan SMRS, nyeri hilang
timbul terutama ketika beraktivitas dan berkurang ketika istirahat. Awalnya nyeri dirasakan
tidak terlalu berat, dan pasien masih dapat beraktivitas, kemudian nyeri bertambah berat sejak
5 hari SMRS. Kini nyeri dirasakan terutama ketika pasien duduk atau berdiri, berkurang
ketika pasien berbaring, pasien kini tidak dapat berjalan karena nyeri. Nyeri dirasakan tajam,
kadang terasa kaku, dan kesemutan, tidak ada keluhan nyeri seperti terbakar, berdenyut atau
seperti sengatan listrik. Nyeri dirasakan mulai dari punggung bagian belakang, menjalar ke
kedua tungkai, terutama saat pasien batuk atau mengejan, nyeri terasa mulai ke bokong, paha
bagian belakang, betis hingga ke ujung kaki. Nyeri menghebat saat udara dingin atau panas
disangkal. Nyeri dan kaku pada pagi hari disangkal. Keluhan lemah anggota gerak disangkal.
Terdapat keluhan demam, sakit kepala, batuk, dan sesak sejak dirawat di RS. Sesak dan batuk
terutama timbul saat pasien tidur miring ke satu sisi, disertai keringat pada malam hari, dan
istri pasien merasa pasien semakin bertambah kurus dalam 2 minggu terakhir. Buang air kecil
tidak ada keluhan. Buang air besar kadang terasa nyeri saat mengejan. Pasien belum pernah
mengalami keluhan nyeri seperti ini sebelumnya. Pasien belum pernah mengalami riwayat
batuk dan sesak sebelumnya. Riwayat trauma pada kepala atau punggung disangkal. Riwayat
hipertensi, DM, stroke, penyakit jantung, kolesterol tinggi atau asam urat disangkal. Ibu
pasien diketahui memilki riwayat penyakit paru, dengan gejala batuk disertai sesak sejak 1
bulan dan sedang dalam masa pengobatan. Riwayat hipertensi, DM, stroke, penyakit jantung,
kolesterol tinggi atau asam urat pada keluarga disangkal. Pasien sudah sering berobat ke
dokter umum sejak awal timbul keluhan, diberikan obat anti nyeri, namun keluhan tidak
membaik. Pasien pernah menerima pengobatan suntikan untuk menghilangkan nyeri 1
minggu SMRS di daerah punggung bawah, namun keluhan hanya menghilang 24 jam
kemudian timbul kembali. Riwayat alergi obat, makanan, atau udara dingin disangkal. Pasien
bekerja sebagai penjaga warung, sering duduk lama, dan sering mengangkat barang berat
dirumah seperti tabung gas ataupun gallon air mineral. Pasien merokok 2 batang sehari.
Minum kopi 1-3 gelas sehari. Sering mengkonsumsi makanan yang digoreng. Pasien jarang
berolahraga, dan sering tidur larut malam.)
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Composmentis

GCS

: E4 M6 V5 = 15
14

Tanda Vital

: 150/90 mmHg
: 82 kali/menit, regular, kuat angkat
: 20 kali/menit, regular
: 37,2C

Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu

: BB/TB2 = 60/1,72 = 20,8 (normal)

IMT

Status Generalis
Punggung

Inspeksi
Palpasi

: Simetris, tanda radang (-), eritema (-), deformitas (-)


: Hangat (-). Nyeri tekan proccesus spinosus os. Vertebra (-). Nyeri

tekan articulatio sacro illiaca dextra et sinistra (+/+), Spasme otot (+/+) paralumbal
Status Neurologis

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Composmentis

GCS

: E4 M6 V5 = 15

Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk

: (-)

Kernig sign

: terbatas

Laseque sign

: terbatas

Patrick

: (+/+)

Kontra Patrick

: (+/+)

Valsava

: (+/+)

Brudzinki I/II/III

: (-/-/-)

Saraf Cranial
SO: Pupil bulat isokor 3 mm, Refleks cahaya +/+
GBM baik kesegala arah, nistagmus -/Wajah Simetris, Lidah ditengah

15

Motorik
Kekuatan

Tonus otot

Atrofi

Sensorik

: Normostesi

Fungsi Vegetatif : Miksi (+), defekasi (+).


Fungsi Luhur : Score MMSE : 25
Refleks Fisiologi

Refleks bisep

: ++/++

Refleks trisep

: ++/++

Refleks brachioradialis : ++/++

Refleks patella

: +/+

Refleks Achilles

: +/+

Refleks Patologis

Babinski

: -/-

Chaddock

: -/-

Visual Analogue Scale (VAS):


X
0

7-8

16

10

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 17/3/2016
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Cholesterol HDL
Trigliserida

Hasil
11,6
35,6
4.25
12,9
172

Nilai Rujukan
13.5 17.5
42 52
4.7 6.1
>40
<150

Pemeriksaan EKG
Tanggal 17/3/2016

DIAGNOSA
Diagnosa Kerja : Low Back Pain ec Sacroiliac Joint Dysfunction + Susp. TB paru
17

Diagnosa Diferensial :

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) L4-L5

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium : Asam urat, faktor rheumatoid.
Radiologi : Foto thorax PA, Foto Lumbosacral AP dan lateral.
TERAPI
Infuse :

IVFD RL 20 tetes per menit


Ciprofloxacine 2x1 vial (400 mg/40 ml)

IV :

Dexamethasone 3x2 ampul (5 mg/ml)


Ranitidine 2x50 mg (50 mg/2 ml

Ketorolac 2x1 ampul (30 mg/ml)

Oral :

Rimstar 1x3 tablet (Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pyrazinamide


400 mg, Ethambutol 275 mg)

Paracetamol 3x500 mg (bila demam)

PROGNOSIS

Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

BAB II

18

ANALISA KASUS

DAFTAR MASALAH

Mengapa pasien ini didiagnosis low back pain?

Apa saja penyebab low back pain dan termasuk yang mana pada kasus?

Mengapa pasien ini dikatakan sacroiliac joint dysfunction dan apa penyebabnya?

Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri pada kasus?

Bagaimana tatalaksana low back pain?


XI.

1.

PEMBAHASAN
Mengapa pasien ini didiagnosis low back pain?

Low Back Pain (LBP) atau yang biasa disebut dengan nyeri punggung bawah merupakan
gejala ketidaknyamanan yang dirasakan pada daerah punggung bawah berupa rasa sakit,
yang dapat menjadi tanda adanya gangguan muskuloskeletal yang terkait bisa karena
masalah pada tulang, sendi, baik vertebra ataupun pelvic kompleks, discus, facet, otot,
ligamen maupun juga karena gangguan lainnya pada sistem saraf, vaskuler, viseral dan
psikogenik.1
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam
low back pain terdiri dari :4
a) Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi:4
Superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung
prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial
terhadap batas lateral spina lumbalis.
b) Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner
yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis
transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis
imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
c)

Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas
daerah sacral spinal pain.
19

Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam : 4


1. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
2. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan se- kurangnya 3 bulan.
3. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari
12 minggu.
Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan pasien yaitu nyeri di daerah punggung
bawah dan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan sacroiliac joint dan terdapat
hasil positif pada test provokasi, serta didapatkan pula faktor risiko pada pasien ini maka
pada mengarah ke definisi low back pain.
2.

Apa saja penyebab low back pain?


Berdasarkan organ yang mendasari, Low Back Pain dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu : 1,4
a) LBP Viserogenik
Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera didaerah pelvis, serta
tumor retroperitoneal. Nyeri yang dirasakan tidak bertambah berat dengan aktivitas
tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP viserogenik yang
mengalami nyeri hebat akan selalu menggeliat untuk mengurangi nyeri, sedang
penderita LBP spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam posisi
tertentu untuk menghilangkan nyerinya.
b) LBP vaskulogenik
Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat menimbulkan nyeri punggung atau
nyeri menyerupai iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat menimbulkan
nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan mereda saat berdiri.
Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia, tetapi rasa
nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya: membungkuk,
mengangkat benda berat yang mana dapat menimbulkan tekanan sepanjang kolumna
vertebralis. Klaudikatio intermitten nyerinya menyerupai iskialgia yang disebabkan
oleh iritasi radiks.
c) LBP neurogenik
o Neoplasma:
Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan motorik, sesibilitas dan vegetatif.
Rasa nyeri sering timbul pada waktu sedang tidur sehingga membangunkan
penderita. Rasa nyeri berkurang bila penderita berjalan.
o Araknoiditis:
20

Pada keadaan ini terjadi perlengketan perlengketan. Nyeri timbul bila terjadi
penjepitan terhadap radiks oleh perlengketan tersebut
o Stenosis kanalis spinalis:
Penyempitan kanalis spinalis disebabkan oleh

proses

degenerasi

discus

intervertebralis dan biasanya disertai ligamentum flavum. Gejala klinis timbulnya


gejala klaudicatio intermitten disertai rasa kesemutan dan nyeri tetap ada walaupun
penderita istirahat.
d) LBP spondilogenik
o Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang
terdiri dari osteogenik, diskogenik, miogenik dan proses patologik di artikulatio
sacroiliaka.
e) LBP psikogenik
o Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan depresi atau
campuran keduanya.
f) LBP osteogenik
o Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis tuberculosa,
trauma yang dapat mengakibatkan fraktur maupun spondilolistesis, keganasan,
kongenital misalnya scoliosis lumbal, nyeri yang timbul disebabkan oleh iritasi dan
peradangan selaput artikulasi posterior satu sisi, metabolik misalnya osteoporosis,
osteofibrosis, alkaptonuria, hipofosfatemia familial.
g) LBP diskogenik
o Spondilosis
Proses degenerasi yang progresif pada discus intervertebralis, sehingga jarak antar
vertebra menyempit, menyebabkan timbulnya osteofit, penyempitan kanalis spinalis
dan foramen intervertebrale dan iritasi persendian posterior. Rasa nyeri disebabkan
oleh terjadinya osteoarthritis dan tertekannya radiks oleh kantong duramater yang
mengakibatkan iskemi dan radang. Gejala neurologik timbul karena gangguan pada
radiks yaitu: gangguan sensibilitas dan motorik (paresis, fasikulasi dan atrofi otot).
Nyeri akan bertambah apabila tekanan LCS dinaikkan dengan cara penderita disuruh
mengejan (percobaan valsava) atau dengan menekan kedua venajugularis (percobaan
Naffziger).
o Hernia nucleus pulposus (HNP):
Keadaan dimana nucleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan
kearah kanalis spinalis melalui annulus fibrosus yang robek. Dasar terjadinya HNP
yaitu degenerasi discus intervertebralis. Pada umumnya HNP didahului oleh
aktivitas yang berlebihan misalnya mengangkat benda berat, mendorong barang
berat. HNP lebih banyak dialami oleh laki laki dibanding wanita. Gejala pertama
yang timbul yaitu rasa nyeri di punggung bawah disertai nyeri di otot otot sekitar
21

lesi dan nyeri tekan ditempat tersebut. Hal ini disebabkan oleh spasme otot otot
tersebut dan spasme ini menyebabkan berkurangnya lordosis lumbal dan terjadi
scoliosis. HNP sentral menimbulkan paraparesis flaksid, parestesia dan retensi urin.
HNP lateral kebanyakan terjadi pada L5-S1 dan L4-L5. pada HNP lateral L5-S1 rasa
nyeri terdapat dipunggung bawah, ditengah tengah antara kedua bokong dan betis,
belakang tumit dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari V kaki juga berkurang dan
reaksi achilles negative. Pada HNP lateral L4-L5 rasa nyeri dan nyeri tekan
didapatkan di punggung bawah, bagian lateral bokong, tungkai bawah bagian lateral,
dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patella
negative. Sensibilitas pada dermatom yang sesuai dengan radiks yang terkena,
menurun. Pada tes lasegue akan dirasakan nyeri di sepanjang bagian belakang.
Percobaan valsava dan naffziger akan memberikan hasil positif.
o Spondilitis ankilosa:
Proses ini mulai dari sendi sakroiliaka yang kemudian menjalar keatas, ke daerah
leher. Gejala permulaan berupa rasa kaku dipunggung bawah waktu bangun tidur
dan hilang setelah mengadakan gerakan. Pada foto roentgen terlihat gambaran yang
mirip dengan ruas ruas bamboo sehingga disebut bamboo spine.
h) LBP miogenik
o Ketegangan otot
sikap tegang yang berulang ulang pada posisi yang sama akan memendekkan otot
yang akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul karena iskemia
ringan

pada

jaringan

otot,

regangan

yang

berlebihan

pada

perlekatan

miofasialterhadap tulang, serta regangan pada kapsula.


o Spasme otot atau kejang otot
Disebabkan oleh gerakan yang tiba tiba dimana jaringan otot sebelumnya dalam
kondisi yang tegang atau kaku atau kurang pemanasan. Gejalanya yaitu adanya
kontraksi otot yang disertai dengan nyeri yang hebat. Setiap gerakan akan
memperberat rasa nyeri sekaligus menambah kontraksi.
o Defisiensi otot
Disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat dari mekanisasi yang berlebihan,
tirah baring yang terlalu lama maupun karena imobilisasi.
o Otot yang hipersensitif
Menciptakan suatu daerah yang apabila dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri
dan menjalar ke daerah tertentu.
Berdasarkan mekanisme patologiknya dapat dibedakan menjadi:1,4
a) Trauma

22

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama Low Back Pain. Pada
orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas
dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan
dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma
punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh
dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat
memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih
lanjut. Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada Low Back Pain
yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:
o Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca
Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada os
sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat posisi
supine.
o Perubahan pada sendi Lumba Sacral
Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum, dan
dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan
nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan
keterbatasan gerak.
b) Infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis
ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis
rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau
bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan
persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan
menyebar di daerah pinggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat
progresif.
c) Neoplasma
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat
mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada
tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada
tumor ganas dari pada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid,
yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya
sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma
23

adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri
pinggang. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstra medular yang jinak,
namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti
kelumpuhan.
d) Low Back Pain karena Perubahan Jaringan
Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat
yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah
punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota
bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabakan
oleh perubahan jaringan antara lain:
o Osteoartritis (Spondylosis Deformans)
Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga menjadi
berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi.
Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang
menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini
dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang.
o Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan
nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat
beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan.
e) Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang penting.
Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah adalah :
o Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae

(in

utero) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebranya sendiri. Pada
spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri ( biasanya L5 ) tergeser ke depan.
Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam kandungan,
namun ( oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif ) sesudah berumur 35
tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang atau
hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri
atau berjalan.
Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri
radikuler.
o Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit yang
berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada tersembunyi suatu
spina bifida okulta.
24

Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah
lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak
terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan menimbulkan suatu
lumbo-sakral sarain yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
o Stenosis kanalis vertebralis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah ada
sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita berumur 35 tahun.
Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita jalan dengan
sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk
menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
o Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
o Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini merupakan
penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang muda
dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan sendi-sendi
dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.
f) Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada
bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan
sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam
waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya. Kehamilan dan obesitas
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh
gaya berat.
3.

Apa penyebab sacroiliac joint dysfunction?


Sacroiliac Joint Dysfunction adalah gerakan yang tidak tepat dari sendi di bagian
bawah tulang belakang yang menghubungkan sakrum ke panggul. Hal ini dapat
mengakibatkan rasa sakit di punggung dan kaki, atau radang sendi yang dikenal
sebagai sakroilitis.7
Sakrum adalah tulang segitiga di bagian bawah tulang belakang, di bawah daerah
lumbal tulang belakang dan di atas tulang ekor tersebut. Ini terdiri dari lima segmen
vertebra menyatu, sakrum terhubung ke tulang panggul, dikenal sebagai puncak iliac,

25

di sisi kanan dan kiri pada sendi sacroiliac, sendi ini bertindak sebagai struktur
menyerap goncangan dan biasanya hanya bergerak sedikit.7
Sacroiliac Joint Dysfunction adalah istilah umum yang digunakan ketika adanya
kelainan sacroiliac. Disfungsi ini mengacu pada hipomobilitas dan hipermobilitas.
Atau joint blockage atau hypermobile. Hal ini kemudian dapat menyebabkan masalah
dengan struktur sekitarnya seperti ligamen dan otot-otot region pelvic. Hal ini
menyebabkan berbagai gejala di seluruh punggung bawah dan bokong, atau bahkan
menjalar turun ke paha dan tungkai.7
Kondisi sacroiliac joint dysfunction dapat terjadi berdasarkan tiga kategori yaitu
sprain, hipermobility, dan displacement:7

Sacroiliac sprain disebabkan oleh trauma langsung dan tidak langsung pada
sendi sacroiliaca. Tanda dan gejala seperti nyeri dan inflamasi yang berlokasi
pada SIJ, guarding spasme, otot ipsilateral pada erector spine, dan hasil tes
provokasi nyeri positif.

Sacroiliac hypermobility cenderung dikarenakan repetitif trauma kecil,


regangan sacroiliaca saat melahirkan, atau riwayat adanya trauma. Tanda dan
gejala nyeri biasanya menjalar ke paha belakang, nyeri meningkat seiring
berjalannya waktu. Pemeriksaan hipermobilitas dengan passive mobile dan
test provokasi nyeri positif.

Sacroiliac displacement disebabkan oleh hipermobilitas sendi terutama pada


ilium atau trauma yang keas pada sendi sacroiliac. Tanda dan gejala meliputi
nyeri saat duduk dan berdiri, keterbatasan gerakan pasif, dan test provokasi
nyeri positif.

Selain hal tersebut, sendi sacro iliaca adalah jenis sendi sinovial. Beberapa jenis
arthritis yang menyerang persendian pada tubuh, dapat juga menyerang sendi
sacroiliaca. Sendi sacro-iliaca dapat terkena apabila bakteri terbawa melalui darah
dan menetap di sendi menyebabkan kondisi nyeri pada sendri sacro iliaca.7

4.

Bagaimana mekanisme terjadinya nyeri pada kasus?


Mengangkat beban berat pada posisi membungkuk menyamping menyebabkan otot
tidak mampu mempertahankan posisi tulang belakang thorakal dan lumbal, sehingga
pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari samping, terjadi gesekan pada
26

kedua permukaan facet joint menyebabkan ketegangan otot di daerah tersebut yang
akhirnya menimbulkan keterbatasan gesekan pada tulang belakang. Obesitas, masalah
postur, masalah struktur, dan perengangan berlebihan pendukung tulang dapat
berakibat nyeri punggung.2
Nyeri muncul saat weight-bearing postur, seperti duduk, berdiri, dan berjalan, serta
aktivitas dengan beban yang lebih yang mengakibatkan rotasi peregangan pelvic
berpasangan dengan spine dan aktivitas pembebanan pada hip. Pasien umumnya
terbiasa dengan posisi postur lordosis lumbopelvic karena berhubungan dengan
tingginya level kontraksi melalui bermacam-macam otot seperti dinding abdominal,
pelvic floor, piriformis, dan otot yang berlokasi pada spinal. Postur ini akan
mengakibatkan pelvic alignment dan menjadi unstable atau displaced.8
Akibatnya, saat bergerak, pada rotasi posterior ilium yang diikuti gerakan sacrum
(nutasi) ligamen besar sendi sacroiliaca (ligamen sacrospinosus dan sacrotuberus)
akan meregang, sehingga menuntut keadaan dan tenaga menutup yang besar
akibatnya terjadi peningkatan kekakuan sendi, hal ini juga terjadi pada saat rotasi
anterior pada sacrum (kontra nutasi) menjadikan regangan pada ligamen punggung
yang menjadi penyebab terjadinya nyeri. 2,5,8
Nyeri yang menjalar karena diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1 menderita stress
mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat dimana akan mengakibatkan
penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang menyebabkan
nyeri menyebar sepanjang saraf tersebut.2,5
5.

Bagaimana tatalaksana low back pain pada kasus ini?

27

Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi
simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan
menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi.4
Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan nyeri
neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat
pemeriksaan fisik dan spasme otot. Sehingga, pada penderita ini terapi yang digunakan
adalah kombinasi Step 2: non opioid + weak opiod + adjuvant. Pada penderita ini
didapatkan adanya spasme otot paraspinal. Spasme otot terjadi sebagai akibat refleks
pertahanan tubuh untuk mengurangi gerakan tubuh.

Non Opiod: NSAID: Inj. Ketorolac 230 mg

Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi penggunaan ketorolac
adalah untuk inflamasi akut. Ketorolac selain digunakan sebagai anti inflamasi juga
memiliki efek anelgesik yang bisa digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan
pasca operasi ringan dan sedang.4

Weak Opioid: Tramadol 2x1 ampul

Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat
secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghambat
sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan
neurotransmiter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri
terhambat. Tramadol peroral diabsorpsi dengan baik dengan bioavailabilitas 75%.
Tramadol dan metabolitnya diekskresikan terutama melalui urin dengan waktu 6,3 7,4
jam.4

Adjuvant: antikonvulsan: Gabapentin 2x1 tab

Gabapentin adalah suatu antikonvulsan atau anti kejang. Obat ini meningkatkan
jumlah gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak. Beberapa serangan epilepsi terjadi
ketika GABA di dalam otak berada dalam tingkat yang rendah. Dengan meningkatkan
jumlah GABA, gabapentin mengurangi jumlah kejang.4

28

Gabapentin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit untuk kondisi tertentu dalam
sistem saraf. Obat ini tidak digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera ringan
atau arthritisKerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam
gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat.4

Adjuvant: Antidepresan: Amitryptyline

Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan menghambat


pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin mempunyai 2 gugus metil,
termasuk amin tersier sehingga lebih resposif terhadap depresi akibat kekurangan
serotonin. Senyawa ini juga mempunyai aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup
kuat. Diindikasikan untuk Pasien dengan gejala-gejala utama depresi terutama bila
berkaitan dengan kecemasan, tegang, atau kegelisahan, depresi neurotik.4

Edukasi dan Tirah Baring

Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal tubuh juga sangat
diperlukan.
Semua penderita pinggang

bawah

akut

dianjurkan

untuk

memulai

aktivitas

kehidupan sehari-harinya seawal mungkin. Meta analisayang dilakukan olah Hagen, dkk
(2002) menyimpulkan bahwa tidak ada beda bermakna antara bed rest dan advice to stay
active terhadap outcome NPB akut. Saran untuk beraktivitas dan menjalankan aktivitas
hidup sehari-hari akan lebih meningkatkan kepuasan pasien.9

Fisioterapi

Tindakan fisioterapi meliputi TENS, alih baring dan pemasangan korset. TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) bekerja dengan rangsangan balik (counter
iritation) dari impuls-impuls nyeri yang timbul dari sumsung tulang (Gate Control
Theory). Selain itu dapat pula mengaktivasi proses antinociceptive endogen seperti
endorphin. 9

29

Selain hal tersebut diatas pada pasien juga dilakukan injeksi pada SIJ:
Hal ini juga berguna dalam menentukan ada tidaknya keterlibatan sacroiliac joint dan
memberikan bantuan nyeri segera. Sebagai bagian dari injeksi, obat bius (misalnya
lidokain atau bupivakain, atau Novacaine) biasanya disuntikkan bersama dengan obat
anti-inflamasi (seperti kortikosteroid) untuk membantu mengurangi peradangan di sekitar
sendi, yang pada gilirannya akan membantu mengurangi rasa sakit . Hilangnya nyeri
dapat membantu awal pasien dengan program terapi fisik dan kembali ke tingkat
aktivitas normal.7

DAFTAR PUSTAKA

1. Pinzon, Rizaldy.2012. Profil Klinis Nyeri Punggung Bawah Akibat Hernia Nukleus
Pulposus. Yogyakarta : SMF Saraf RS Bethesda.
2. Mardjono, Mahar. dan Priguna sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Penerbit PT dian
Rakyat, Jakarta. 2003
3. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Penerbit PT Dian Rakyat,
Jakarta. 2004
4. Yuliana. 2011. Low Back Pain. Bandung: RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Available at: http://www.kalbemed.com/Portals/6/11_185Lowbackpain.pdf
5. Pathophysiology of chronik back pain. Available at : www.emedicine.com
6. Rakel D. Low Back Pain. 2003. Downloaded from: http://www.clinicalevidence.com
Mei 2013.
7. Steven G. 2010. Sacroiliac Joint Dysfunction (SI Joint Pain). Available at:
http://www.spine-health.com/conditions/sacroiliac-joint-dysfunction/sacroiliac-jointdysfunction-si-joint-pain
8. Meliala L. Patofisiologi Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri
Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia. Jakarta, 2003.
9. Barr KP, Harrast MA. Low Back Pain. In : Braddom, RL. Physical Medicine and
Rehabilitation. Edisi ke-4. Philadelpia: Elsevier Inc. 2011. Hal: 187.

30

31

Anda mungkin juga menyukai