Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS


DAN DEPRESI (F41.2)
Oleh :
MUKHLISAH SAAD
1102100058

Pembimbing :
dr. Kristanty Randa Arung
Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama: Tn. M.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Maros, 18 Januari 1970
Umur : 45 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Bugis
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan/Pendidikan : Petani/ Tamat SD
Alamat : Barandasi, Maros.
Tanggal MRS : 23 Februari 2015
Riwayat Penyakit

Keluhan Utama: Jantung berdebar


Pasien datang dengan keluhan berdebar debar
dialami sejak 2 tahun yang lalu dan memberat
3 bulan terakhir. Keluhan ini muncul 3-4 kali per
minggu. Pasien merasakan perasaan yang tidak
enak dan sering sering merasa takut. Pada saat
serangan cemas, pasien merasa lemas keringat
dingin, perut terasa tidak enak (nyeri ulu hati) dan
merasa pusing. Pasien juga merasa mudah lelah,
energi terasa berkurang dan makan berkurang.
Pasien sulit tidur dan tidak dapat mendengar hal hal
yang sedih. Awalnya keluhan muncul 2 tahun yang
lalu, pasien merasa kehilangan isterinya yang telah
meninggal dunia karena menderita penyakit ginjal.
Hendaya/disfungsi
Hendaya sosial (-)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (-)
Faktor stressor psikososial
Isteri pasien meninggal dunia 2 tahun yang lalu
B. Riwayat Gangguan Sebelumnya

a. Riwayat Penyakit Terdahulu


Riwayat kejang dan infeksi tidak ada
b. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Riwayat konsumsi alkohol dan riwayat konsumsi obat-
obat terlarang tidak ada.
c. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Riwayat mengalami hal yang sama tidak ada
C. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat prenatal dan perinatal


Pasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu
oleh dukun.
2. Riwayat masa kanak awal (usia 0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan pasien seperti anak sebayanya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11
tahun)
Pasien tinggal bersama orang tuanya dan mulai masuk SD
pada usia 6 tahun. Prestasi di sekolah memuaskan.
Hubungan dengan keluarga lain baik.
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja (12-18
tahun)
Setelah tamat SD pasien tidak melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya karena faktor ekonomi.
D. Riwayat Masa Dewasa

Riwayat pendidikan
Setelah tamat SD pasien tidak melanjutkan ke
jenjang berikutnya karena faktor ekonomi.
Riwayat pekerjaan
Pasien sekarang bekerja petani
Riwayat pernikahan
Pasien telah menikah dan dikaruniai 2
orang anak.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga:
Pasien anak ke 5 dari 7 bersaudara (,,,,,).
Dari hasil pernikahannya pasien mempunyai 2 orang
anak. Pasien tinggal bersama 2 orang anaknya.
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
F. Situasi saat ini:
Pasien tinggal di Maros bersama 2 orang
anaknya. Pasien bekerja sebagai petani.

G. Persepsi pasien tentang diri dan


kehidupannya:
Pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit dan perlu
mendapat pengobatan
Pasien bersyukur karena mempunyai anak yang
perhatian.
Status Mental
Deskripsi umum:
Penampilan : Tampak seorang laki-laki, wajah sesuai umur,
perawakan sedang, kulit sawo matang, menggunakan
kemeja coklat, celana hitam, dan perawatan diri cukup.
Kesadaran : Baik
Perilaku dan aktivitas psikomotorik : Tenang, sesekali meremas
tangannya
Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi suara biasa.
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif.
Keadaan afektif(mood), perasaan dan empati :
Mood : cemas
Afek : cemas
Empati : dapat diraba rasakan
Keserasian : serasi
Fungsi Intelektual
Tarafpendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai
dengan tingkat pendidikannya
Daya konsentrasi :
Orientasi:
Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
Daya ingat :
Jangka panjang : baik
Jangka pendek : baik
Segera : baik
PikiranAbstrak : baik
Bakat kreatif : Tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : baik
Gangguan Persepsi:

Halusinasi : Tidak ada


Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Proses Berpikir:
Arus pikiran:

Produktivitas :Cukup

Kontinuitas : Relevan, koheren

Hendaya berbahasa: Tidak ada


Isi Pikiran

Preokupasi : tidak ada

Gangguan isi pikir :tidak ada


Pengendalian Impuls : Tidak terganggu
Daya Nilai:

Norma sosial : baik

Uji daya nilai : baik

Penilaian realitas : baik


Tilikan (insight) : Derajat 6.
Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH
LANJUT
Tekanan darah : 110/70 mmHG
Nadi : 100 x/mnt
Pernapasan : 20 x/mnt
Suhu : 36,7 0c
GCS : E4V5M6
Status anemis :-
Reflex patologis :-
Kaku kuduk :-
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien datang dengan keluhan berdebar debar dialami
sejak 2 tahun yang lalu dan memberat 3 bulan
terakhir. Keluhan ini muncul 3-4 kali per minggu. Pasien
merasakan perasaan yang tidak enak dan sering merasa
takut. Pada saat serangan cemas, pasien merasa lemas
keringat dingin, perut terasa tidak enak (nyeri ulu hati) dan
merasa pusing. Pasien juga merasa mudah lelah, energi
terasa berkurang dan makan berkurang. Pasien sulit tidur
dan tidak dapat mendengar hal hal yang sedih. Awalnya
keluhan muncul 2 tahun yang lalu, pasien merasa
kehilangan isterinya yang telah meninggal dunia karena
menderita penyakit ginjal.
Pada pemeriksaan status mental tampak seorang laki-
laki, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit sawo
matang, menggunakan kemeja coklat, celana hitam,
dan perawatan diri cukup. Kesadaran baik. Mood
appropriate, empati dapat dirabarasakan. Fungsi
kognitif tidak terganggu, pikiran abstrak tidak
terganggu, kontinuitas relevan dan koheren. Ingatan
jangka panjang, sedang, pendek dan segera tidak
terganggu. Pengendalian impuls tidak terganggu.
Daya nilai tidak terganggu. Tilikan grade 6 (Tilikan
emosional yang sebenarnya). Pasien dapat dipercaya.
Diagnosis Multi Aksial
Aksis I
Didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu cemas, sulit tidur, merasa
lemas, keringat dingin dan tidak tahan berada di keramaian.Hal ini
menimbulkan penderitaan (distress) dan hendaya (disability) bagi pasien
sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan Jiwa. Dari pemeriksaan
status mental, tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai
realitasehingga pasien digolongkan sebagai Gangguan Jiwa Non
Psikotik. Dari pemeriksaan status internus dan neurologis tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum
yang menimbulkan gangguan otak, jadi penyebab organik dapat
disingkirkan. Sehingga, pasien didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik
Non-Organik.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan adanya gejala anxietas seperti
rasa khawatir/takut, lemas, kurang bersemangat, keringat dingin, namun
tidak dirasakan terus menerus dan tidak dicetuskan oleh objek yang jelas,
selain itu juga pasien memiliki gejala depresif yaitu afek depresif,
berkurangnya energi, cepat lelah, tidur terganggu, nafsu makan
berkurang, dan hanya menimbulkan sedikit kesulitan pekerjaan dan
kegiatan sosial yang biasa dilakukan. Terdapat gejala-gejala anxietas
maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian
gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk
anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus
menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. sehingga
pasien didiagnosis Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
( F41.2)

Aksis II
Ciri kepribadian: Dari data yang didapatkan tidak cukup
untuk mengambil kesimpulan ciri kepribadian tertentu.

Aksis III
Tidak ada diagnosis.

Aksis IV
Faktor stressor psikososial : Isteri pasien meninggal dunia
dan pasien selalu memikirkan nasib anaknya setelah
isterinya meninggal.

Aksis V
GAF scale pasien berada pada range 70-61, yaitu beberapa
gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi.
GAF cale pasien berada pada range 80-71 tahun yang lalu.
DAFTAR PROBLEM:
Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna,
namun karena terdapat ketidakseimbangan
neurotransmitter sehingga membutuhkan psikofarmaka

Psikologik
Ditemukan adanya hendaya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga menimbulkan gejala psikis dan pasien
membutuhkan psikoterapi

Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga menimbulkan gejala psikis dan pasien
membutuhkan psikoterapi
Farmakoterapi:
Alprazolam 0,5 mg 2x1
Fluoxetin 20 mg 1x1
Psikoterapi
Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian
kepada pasien.
Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien
menjadi lega.
Sosioterapi: Memberikan sosioterapi kepada pasien dan
keluarga. Memberikan penjelasan kepada pasien,
keluarga, dan orang-orang sekitarnya mengenai keadaan
pasien sehingga dapat menerima dan menciptakan
lingkungan yang baik untuk membantu proses
penyembuhan pasien.
PROGNOSIS
Bonam
Faktor pendukung
Pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat
Umur sudah lanjut
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang
sama
Stressor psikososial yang jelas
Dukungan keluarga baik
Faktor penghambat
Pasien selalu memikirkan nasib anaknya setelah
isterinya meninggal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai