Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus:

DEPRESI BERAT
DENGAN GEJALA
PSIKOTIK
Nama: Ikram Syah Maulana
NIM: 2017-84-047

Pembimbing:
dr. Sherly Yakobus Sp, KJ
Identitas Pasien
 Nama : Tn. US
 No. RM : 01.03.70
 Umur : 49 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Menikah
 Pendidikan : S1
 Pekerjaan : PNS ( Pegawai kantor kecamatan wahai)
 Alamat : Desa Wahai, kecamatan Seram Utara,
 Kabupaten Maluku Tengah
 Tanggal periksa : 23 April 2019
Keluhan Utama dan RPS
Keluhan Utama
 Mendengar suara bisikan
Riwayat Penyakit Sekarang
 Seorang pasien, datang sendiri ke Poli jiwa RSKD setelah delapan
bulan tidak pernah kontrol dengan keluhan mendengar suara
bisikan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pasien mendengar
suara bisikan namun tidak jelas suara perempuan atau laki-laki
sehingga membuat pasien sulit untuk tidur malam dan sering
berjalan mondar-mandir, dan gelisah. Pasien juga mengaku tidak
bersemangat, tidak berkonsetrasi dalam beraktivitas, nafsu makan
yang menurun, serta pasien merasa tidak percaya diri. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala dan pusing.
Riwayat Penyakit Dahulu
RIWAYAT GANGGUAN PSIKIATRIK SEBELUMNYA
 Pasienpernah dirawat satu kali di RSKD pada
tahun 2005 dengan keluhan yang sama, dan
sering putus obat, pasien beralasan karena
kesibukan bekerja dan tempat tinggal yang
jauh dari wahai menuju kota Ambon.
Con’t

 Riwayat NAPZA (-)


 Riwayat Kejang (-)
 Riwayat trauma (-)
Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal di rumah, dan persalinan ditolong oleh
dukun.
2.Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)
Menurut pasien, pasien diasuh oleh kedua orang tunya
dan hubungan pasien dengan orang tuanya baik. Pasien
tidak mengalami hambatan pertumbuhan dan
perkembangan pada usia balitanya.
Riwayat Kehidupan Pribadi (lanjutan)
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 3-6 tahun)
Pasien adalah orang yang cukup aktif bergaul dengan
teman sebayanya. Perkembangan kognitif dan motoriknya
sesuai dengan usianya.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (6-12 tahun)
Pasien masuk SD saat usia 6 tahun. Prestasi selama sekolah
pasien terbilang siswa yang berprestasi.
Riwayat Kehidupan Pribadi (lanjutan)
5. Riwayat Masa Remaja (12-18 tahun)
Pada saat remaja, Pasien tidak mudah bergaul dan tidak memiliki banyak teman. Menurut
pengakuannya, pasien merupakan anak yang tidak begitu suka keluar rumah. Sewaktu
pulang dari sekolah pasien lebih banyak beraktivatas di rumah.
 Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan studinya pada jenjang perguruan tinggi jurusan sosiologi
 Riwayat Pekerjaan
Sebagai seorang PNS di kantor kecamatan Wahai
 Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak
 Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam
 Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
 Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
 Aktivitas Sosial
Pasien kurang bersosialisasi
Riwayat Kehidupan Pribadi (lanjutan)
Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal dengan istri dan anaknya, dan
bekerja di bagian layanan umum pada kantor kecamatan
Wahai
Persepsi Pasien Tentang diri dan Lingkungannya
Pasien merasa sakit atau mengalami gangguan jiwa
namun tidak tahu penyebabnya sehingga pasien menarik
diri dari lingkungan.
Riwayat Keluarga (Genogram)
Pasien merupakan anak ke 4
dari 7 bersaudara (L, L, P, L,
L, P, P). Tidak ada keluarga
yang sakit seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGIS
(Tanggal 23 April 2019)
 Status Internus  Status Neurologis
Keadaan umum tidak tampak Gejala rangsang selaput
sakit, gizi cukup, kesadaran
compos mentis, tekanan darah otak: kaku kuduk (-), Kernig’s
100/80 mmHg, nadi 88 sign (-)/(-), pupil bulat dan
kali/menit,frekuensi pernafasan 20 isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks
kali/menit, suhu tubuh 36,5°C, cahaya (+)/(+), fungsi
konjungtiva tidak anemis, sklera motorik dan sensorik
tidak ikterus. Jantung, paru-paru,
dan abdomen kesan dalam batas keempat ekstremitas dalam
normal, ekstremitas atas dan batas normal, tidak
bawah tidak ada kelainan. ditemukan refleks patologis.
Status Mental: Deskripsi umum
 Penampilan
Seorang laki-laki berusia 49 tahun, wajah sesuai dengan usianya, perawakan besar, kulit
sawo matang, perawatan diri baik.memakai baju kaos berwarna abu-abu dan celana
jeans panjang berwarna biru muda.
 Kesadaran
Compos mentis
 Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tampak cukup tenang
 Pembicaraan
Kontak ada, Pasien berbicara spontan, lancar dan cukup relevan
 Sikap terhadap pemeriksa
kooperatif
Status Mental
 Keadaan Afektif
1.Mood : Anhedonia
2.Afek : Depresi
Status Mental:
Proses Pikir dan Gangguan Persepsi
 Bentuk pikir: cukup relvan
 Arus pikiran: Koheren
 Isi pikiran
 Waham (-)
 Halusinasi Auditorik (+)
 Depersonalisasi dan derealisasi: Tidak ada
Status Mental: Memori dan Orientasi
Memori
 Daya ingat jangka panjang : Baik (dapat mengingat
tanggal lahir
 Daya ingat jangka menengah : Baik(dapat mengingat
masuk RS sejak kapan)
 Daya ingat jangka pendek : Baik (mengingat pemeriksa
dan mampu mengingat makanan yang baru saja
dimakan)
Orientasi tempat, waktu dan orang : baik
Status Mental
 Pengendalian Impuls: Terganggu
 Tilikan: Tilikan 4 (Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh
bantuan namun tidak tahu penyebab sakitnya )
RESUME
 Seorang pasien laki-laki berusia 49 tahun, datang sendiri ke Poli jiwa RSKD
setelah delapan bulan tidak pernah kontrol dengan keluhan mendengar suara
bisikan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pasien mendengar suara bisikan
namun tidak jelas suara perempuan atau laki-laki sehingga membuat pasien
sulit untuk tidur malam dan sering berjalan mondar-mandir. Pasien juga
mengaku tidak bersemangat dan tidak berkonsetrasi dalam beraktivitas, nafsu
makan yang menurun, serta Pasien juga mengeluhkan sakit kepala dan pusing.
 Pada pemeriksaan satus mental didapatkan pada pasien, perawakan besar,
kulit sawo matang, perawatan diri baik, memakai baju kaos berwarna abu-abu
dan celana jeans panjang berwarna biru muda. Kesadaran compos mentis,
psikomotor tampak cukup tenang, Pasien berbicara spontan, dan lancar. Sikap
terhadap pemeriksa kooperatif. Mood anhedonia, afek depresi. Fungsi
intelektual cukup baik, orientasi baik, daya ingat baik, konsentrasi dan perhatian
berkurang, pikiran abstrak baik, kemampuan diri sendiri baik. Gangguan
persepsi terdapat halusinasi auditorik, ilusi disangkal, depersonalisasi tidak ada.
Gangguan arus pikir cukup relevan, gangguan isi pikiran waham disangkal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Aksis 1
Pada aksis I, berdasarkan hasil anamnesis dapat disimpulkan pasien didiagnosis
episode Depresi Berat dengan gangguan psikotik (F32.3)
Aksis 2
Ciri kepribadian tidak khas karena tidak memenuhi syarat ciri kepribadian tertentu
Aksis 3
Tidak ada diagnosis
Aksis 4
Berkaitan dengan keluarga, pekerjaan dan lingkungan sosial
Aksis 5
GAF scale 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan, sekolah, dll.
DIAGNOSA BANDING
Ganggua Skizoafektif tipe depresif (F25.1)
 Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif
yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian
besar episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif
 Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala
khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti
tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F.32)
 Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan
sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia (sebagaimana
ditetapkan dalam pedoman diagnostik skizofrenia, F20.
PENATALAKSANAAN
1)Psikoterapi
• Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya.
• Memberi penjelasan dan pengertian mengenai penyakitnya, manfaat
pengobatan, cara pengobatan, efek samping yang mungkin timbul selama
pengobatan, serta memotivasi pasien supaya mau minum obat secara
teratur.
2) Sosioterapi
• Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga
bisa menerima keadaan pasien
• memberikan dukungan moral serta menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan
pengobatan.
PENATALAKSANAAN
2) Psikofarmaka
 Fluoxetin 20 mg
 Risperidon 2 mg caps 1x1 pagi
 Trihexyphenidyl 1 mg

 Risperidon 2 mg
 Trihexyphenidyl 1 mg caps 1x1 malam
 Chlorpromazine 50 mg
PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
 Tidak dilakukan (Pasien Poli)
DISKUSI
DEPRESI
 Definisi depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih
yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan
kesehatan mental seseorang
 Gejala utama yang sangat berhubungan dengan depresi yakni;
emosi dan mood
 Pasien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan
kehilangan energi dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi,
mengalami hilang nafsu makan, berpikir mati atau bunuh diri.
 Tanda dan gejala lain termasuk perubahan aktivitas, gangguan
kognitif, bicara dan fungsi vegetative (tidur, aktivitas seksual, dan
ritme biologik yang lain). Gangguan ini selalu menghasilkan
hendaya interpersonal, sosial dan pekerjaan.2
Epidemiologi
 Insiden dan prevalensi menurut World Health Organization (WHO)
tahun 2017, pada umumnya gangguan mental salah satunya
adalah gangguan depresi.
 Diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita gangguan depresi.
Jumlah penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun
2005 dan 2015.
 Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh dunia.
Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang yang tinggal di
negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
 Insidensi yang terjadi 5,8% laki-laki dan 9,5% perempuan, dan pada
anak sekolah didapatkan prevalensi sekitar 2% dan usia remaja 5%.
Etiologi
 (1). Faktor organobiologik. Berkaitan dengan kelainan atau
disregulasi pada metabolit amin biogenic (lima-hydroxyindoleacetic
acid), homovanilic acid yang terdapat dalam darah, urin dan
cairan serebrosipinal.
 (2). Amin Biogenik. Norepinefrin dan serotonin adalah dua
neurontransmiter yang paling terlibat pada pastofisiologi gangguan
mood.
 (3). Faktor Genetik. Sangat kompleks jika dihubungkan dengan
faktor genetik, penelitian dalam keluarga generasi pertama, dua
sampai sepuluh kali lebih sering mengalami depresi berat.
 (4). Faktor Psikososial. Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan.
Peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa tertekan
(stres) dapat mencetus terjadinya depresi.
Diagnosis Depresi
Berdasarkan PPDGJ-III
Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
 Afek depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Gejala Lainnya
 Konsentrasi dan perhatian berkurang;
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
 Pandangan masa depan yang suram dan psimis;
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
 Tidur terganggu;
 Nafsu makan berkurang.

 Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
F32.0 Episode Depresi Ringan
 Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
 Tidak boleh ada gejala berat diantaranya.
 Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-
kurangnya sekitar 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan didalam pekerjaan dan kegiatan
sosial yang biasa dilakukannya
F32.1 Episode Depresi Sedang
 Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari
gejala lainnya
 Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2
minggu
 kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga
F32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Geja
Psikotik
 Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat.
 Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retedasi psikomotor)
yang mencolok, maka pasien akan tidak mau atau tidak
melaporkan gejalanya secara terperinci
 Episode depresif biasanya berlangsung sekurang-kurangnya 2
minggu akan tetapi jika amat berat, dan beronset sangat
cepat,masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kurung
waktu 2 minggu
 Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan
sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf
yang sangat terbatas.
F32.3 Episode Depresi Berat dengan
Gejala Psikotik
 Episode depresi berat yang memenuhi kriteria F32.2
 Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya
melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaks yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawabatas hal itu.
Halusinasi olfaktori atau auditorik biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh, atau bau kotor atau daging membusuk.
 Reterdasai psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
 Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai
serasi atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).1
 Sesuai dengan kriteria diatas pasien termasuk episode depresi berat
dengan gejalan psikotik.
Penatalaksanaan
 Psikoterapi  Farmakologi
• Memberikan dukungan kepada pasien untuk  Antidepresant
dapat membantu pasien dalam memahami
dan menghadapi penyakitnya. SSRI (Fluoxetin caplet 20mg 1-2x/hari)
• Memberi penjelasan dan pengertian  antipsikotik
mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, Resperidone 2-4 mg/hr dengan dosis
cara pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul selama pengobatan, serta 2x1 tab dan golongan tipikal yakni;
memotivasi pasien supaya mau minum obat Chlorpromazine 25mg/hr dengan
secara teratur. dosis 1x1 tab
 Sosioterapi  Antikolinergik (untuk kurangi efek
• Memberikan penjelasan kepada orang-orang samping antipsikotik)
terdekat pasien sehingga bisa menerima Triheksifenidil (THP) 1-2 mg/hr dengan
keadaan pasien dosis penggunaan 2x1 tab
• memberikan dukungan moral serta
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan dan
keteraturan pengobatan.
Prognosis
 DUBIA AD MALAM
Kemungkinan prognosis buruk; depresi berat bersamaan
dengan gangguan dismitik, penyalahgunaan alcohol dan
zat lain, ditemuk gejala cemas, ada riwayat lebih dari
sekali episode depresi sebelumnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai