Anda di halaman 1dari 10

Perempuan, usia 59 tahun

KU : TANGAN DAN KAKI KANAN LEMAS

R P Sz R P Dz R P Kz

1. Onset: 2 jam sebelumnya. 1. Hipertensi tidak terkontrol 1. Ayah pasien menderita DM


2. Terjadi tiba-tiba saat bangun sejak 5 tahun yang lalu. dan meninggal karena
tidur pagi. 2. DM sejak 5 tahun yang lalu. serangan jantung.
3. Semalam sebelumnya tidak 3. Tidak pernah mau control
ada keluhan seperti itu. penyakitnya ke dokter.
4. Saat ini pasien tidak dapat 4. Tidak menjaga pola makan
bicara. dan menyukai makan manis.
5. Riwayat sakit kepala (-),
muntah (-), trauma (-).

HIPOTESIS
1. STROKE ISKEMI 2. STROKE HEMORAGIK

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan Neurologis

1. KU : Tampak sakit 4. Kesadaran : GCS E4M6V 1. Reflek fisiologis :


2. Tanda vital : afasia motoric. - Bicep/tricep/radial : ↑/+
- Suhu : 36.8 C 5. Rangsang meningeal (-) - Ankle/achiles : ↑/+
- RR : 16 x/mnt 6. N. Kranialis : 2. Reflek patologis : Babinski +/-
- Nadi : 96 x/mnt - N VII Facial palcy dextra 3. Fungsi luhur MMSE : tdk dpt
- TD : 180/90 mmHg - N XII lingual palsy dextra dinilai
3. KEPALA : dbn, TELINGA : 7. Fungsi motorik Pemeriksaan psikiatri
tidak ada kelainan MULUT : 3 3 3 3 5 5 5 5
sudut bibir kanan mendatar, 3 3 3 3 5 5 5 5 1. Kontak & Persepsi : tdk dpt
THORAKS : paru dbn, 8. Fungsi sensorik : normal dinilai
jantung kesan dbn 9. Fungsi vegetative : normal 2. Mood/affek : depressive,
irritable
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium CT scan

1. GDS : 300 mg/dl .


2. Ureum : 35 mg Creatinin : 0.8 mg
3. Leukosit : 6500, eritrosit : 4.53 x 106
/mm, Hb : 12.2 g/dl, HT : 38%,
Tromb : 325 x 103 /mm
4. Asam urat : 5.1 mg
5. Kolestrol total : 230 mg, LDL : 150,
HDL : 40, Trigliseril: 125 mg.
Foto thoraks Keterangan : terdapat hipodensiti regio
temporoparietal sinistra
1. CTR >50% (kesan kardiomegali)
.
.
DIAGNOSIS
1. DIAGNOSIS KLINIS : HEMIPARASE KANAN : PARASE N VII CENTRAL + PARESE N XII CENTRAL +
AFASIA BROCHA/MOTORIK
2. DIAGNOSIS TOPIK : HEMISFER SINISTRA
3. DIAGNOSIS ETIOLOGI : STROKE ISKEMIK DENGAN FAKTOR RESIKO DM & HIPERTENSI

TATA LAKSANA

FARMAKOLOGI NON FARMAKOLOGI


1. O2 10L diturunkn bertahap 1. Edukasi keluarga pasien
2. IVFD Ringer laktat :30 -50 cc/kgbb 2. Konsul : rhab medik setelah masa
3. Pasang NGT akut

4. Vitamin B1 100 mg, vit B2 200 mg,


vit B12 250 mg (Neurodex) 2x1
5. Captopril 12.5 mg 2 x 1 (mulai hari
ke-3)
6. Rosuvastatin 20 mg
7. Piracetam 1200 mg 4 x 1
8. Acetylsalicid acid 160 mg (Trombo
aspiletes) 1x1
9. Injeksi citicoline 500 mg (brainact)
2x1
INTERPRETASI KASUS 4 STROKE ISCHEMIC
A. ANAMNESIS
1. Perempuan usia 59 tahun, ke RSPAD dengan KU tangan kiri dan kanan lemas.

Dilihat dari keluhan pasien yang mengalami kelemasan pada tangan kanan dan kaki
kiri atau heemipharesis masih banyak kemungkinan penyakit dengan gejala klinis
seperti tersebut kita perlu melakukan anamnesis lebih dalam lagi untuk dapat
mengetahui penyebabnya dan lokasi lesi (apakah lesi tersebut berada di central atau
perifer). Dan dari usia pasien yang sudah tua merupakan suatu faktor resiko terhadap
banyak penyakit.

2. Onset: 2 jam sebelumnya, Terjadi tiba-tiba saat bangun tidur pagi. Semalam
sebelumnya tidak ada keluhan seperti itu
Dari pernyataan penyakit yang timbul tiba – tiba, terdapat deficit neurologi dan
tidak didahului oleh gejala gejala sebelumnya mengarahkan kita untuk curiga pada
penyakit cerebrovascular yaitu stroke.

“stroke, defined as the sudden occurrence of a nonconvulsive,focal neurologic deficit.”


(adams and victor’s principles of neurology 8th edition chapter 34, P)

Sesuai dari definisi adam dan victors terseebut kecurigaan utama kita adalah stroke,
pertanyaan selanjutnya adalah stroke yang apa ? apakah hemoragik atau iskemik. Dari
waktu terjadinya saat bangun tidur pagi itu merupakan ciri has dari stroke ischemic.
Seedangkan stroke hemoragik biasanya timbul saat aktivitas.

Pada anamnesis selanjutnya kita perlu mencari gejala lain, faktor resiko dan hal lain
untuk menyingkirkan diagnosis bnding seperti trauma dan infeksi.

3. Saat ini pasien tidak dapat bicar


Dalam istilah medis dikenal dengan afasia kita perlu membedakan jenis afasia yang
mana apakah afasia brocha/motoric atau afasia Wernicke atau afasia global yang
merupakan gabungan dari keduanya.

dari keluhan yang tidak bisa bicara kemungkinan afasia motoric/brocha. Karena
pada afasia brocha pasien masih bicara tapi ada kata kata yang tidak selesai.

Sedangkan afasia Wernicke pasien ngomong terus tapi tidak tau makna yang
diomongkan.

Dari keluhan afasia ini dapat mengarahkan kita pembulu darah otak bagian mana
yang mengalami ischemic. Area brocha dan wernich merupakan area yang
diperdarahi oleh arteri media cerebri (MCA). Lebih spesifik lagi jika afasia yang terjadi
adalah afasia brocha arteri media cerebri superior division yang mengalami oklusi.

Sedangkan jika terjadi afasia Wernicke maka arteri media cerebri inferior division
yang mengalami ocklusi.
Jika terjadi afasia global maka kemungkinan terjadi oclusi pada MCA cabang utama
/ MCA Stem proximal.

( Sumber : adams and victor’s principles of neurology 8th edition chapter 34, P 668)

4. Riwayat sakit kepala (-), muntah (-), trauma (-).


Dari pernyataan ini dapat menyingkirkan diagnosis banding seperti trauma kapitis
karena tidak ada riwayat trauma sebelumnya.
Infeksi meninges (meningitis) atau otak (enssefalitis) karena tidak ditemui sakit
kepala dan muntah.

5. DM sejak 7 tahun yang lalu


DM merupakan salah satu faktor resiko dari stroke. Pasien dengan DM akan
mengalami kerusakan endotel sehingga memudahkan terbentuknya plak arteroma.

6. Hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun yang lalu.


Hipertensi juga merupakan faktor resiko dari stroke, dengan tingginya tekanan darah
dapat memicu rupture plak artreroma dan mengakibatkan embolus/ thrombus.

7. Tidak pernah mau control penyakitnya ke dokter.Tidak menjaga pola makan dan
menyukai makan manis.
Menjadi faktor resiko yang mempercept terjadinya plak arteroma yang akhirnya
menyebabkan oclusi pada pembulu darah di otak.
8. Ayah pasien menderita DM dan meninggal karena serangan jantung.
Merupakan faktor Resiko genetic yang tidak bisa di modifikasi sama seperti umur
pasien yang 59 tahun.

(sumber :Risk factor for stroke;


American stroke association)

Dari semua RPD dan RPK menguatkan kearah hipotesis penyakit cerebro vascular dan
kita ssudah condong ke arah stroke ischemic. Untuk memastikan lebih lanjut lagi perlu
dilakukan pemeriksaan fisik, neurologic dan penunjang.
HIPOTESIS :
1. STROKE ISCHEMIC
2. STROKE HEMORAGIK
3. TIA

Pemeriksaan fisik

1. KU : Tampak sakit
2. Tanda vital :
- Suhu : 36.8 C
- RR : 16 x/mnt
- Nadi : 96 x/mnt
- TD : 180/90 mmHg
3. KEPALA : dbn, TELINGA : tidak ada kelainan MULUT : sudut bibir kanan mendatar, THORAKS
: paru dbn, jantung kesan dbn

Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat kelainan tensi dari pasien adalah 180/90 mmHg yang termasuk
dalam hypertensi stage 2 dalam JNC 7 dan sangat beresiko terhadap kerusakan target organ seperti
stroke, CAD (Coronary heart deseases).

(sumber : JNC 7)

Pada peemeriksaan kepala tidak didapatkan tanda trauma dapat menyingkirkan DD trauma dan pada
pemeriksaan telinga tidak ada kelainan seperti infeksi yang dapat menyebar ke otak dan menyebabkan
meningitis/encephalitis dan pada pemeriksaan mulut didapatkan : sudut bibir kanan mendatar hal
ini terjadi karena terdapat gangguan pada neruvs cranialis VII seperti pada gambar.
Pemeriksaan neurologi
1. Kesadaran : GCS E4M6V afasia motoric.

2. Rangsang meningeal (-)


Tidak terdapat rangsang meningeal berarti tidak terdapat iritasi/infeksi pada meninges
pasien.

3. N. Kranialis :
- N VII Facial palcy dextra
- N XII lingual palsy dextra

4. Fungsi motorik
3 3 3 3 5 5 5 5
3 3 3 3 5 5 5 5
Dari fungsi motoric ini terdapat hemiparesis dextra terdapat lesi pada otak hemispehere
sinistra bagian gyrus precentralis/ area motoric.

5. Fungsi sensorik : normal


6. Fungsi vegetative : normal
7. Reflek fisiologis :
- Bicep/tricep/radial : ↑/+
- Ankle/achiles : ↑/+
Reflek fisiologi meningkat menunjukan terdapat lesi pada UMN.

8. Reflek patologis : Babinski +/-


Reflek Babinski positif menunjukan terdapat lesi pada umn yang disebabkan oleh stroke dan
dapat menjadi salah satu kriteria pendiagnosisan menggunakan Gadjah mada algoritma.
9. Fungsi luhur MMSE : tdk dpt dinilai

Pemeriksaan psikiatri
1. Kontak & Persepsi : tdk dpt dinilai
2. Mood/affek : depressive, irritable

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

1. GDS : 300 mg/dl


Penderita memiliki diabetes militus sehingga glukosa dalam darah akan meningkat karena
kekurangan hormone insulin.

2. Ureum : 35 mg Creatinin : 0.8 mg


Tidak ada kelainan pada fungsi ginjal.

3. Leukosit : 6500, eritrosit : 4.53 x 106 /mm, Hb : 12.2 g/dl, HT : 38%, Tromb : 325 x 103 /mm
Nilai laboratorium dalam batas normal tidak terdapat kelainan yang menunjukan seperti infeksi.

4. Asam urat : 5.1 mg (normal)

5. Kolestrol total : 230 mg, LDL : 150, HDL : 40, Trigliseril: 125 mg.
Pasien ini terdapat dislipideemi yang menjadi salahsatu faktor resiko terbentuknya plak
arteroma ditambah dengan DM dan hipertensi yang merusak endotel sehingga LDL dapat
dengan mudah menembus dinding endoterl dan tebentuk plak arteroma.

Foto thoraks
CTR > 50%
Terdapat cardiomegaly yang dikarenakan hipertensi yang lama sehingga otot jantung
menebal karena kerja yang berat.

CT Scan

Keterangan : terdapat hipodensiti regio


temporoparietal sinistra

Dari pemeriksaan ini kita bisa memastikan


diagnosis pasti berupa STROKE ISCHEMIK karena
didapatkan gambaran hipodentis. Pada stroke
hemoragik didapatkan gambaran hyperdentis.
DIAGNOSIS

1. DIAGNOSIS KLINIS : HEMIPARASE KANAN : PARASE N VII CENTRAL + PARESE N XII


CENTRAL + AFASIA BROCHA/MOTORIK
2. DIAGNOSIS TOPIK : HEMISFER SINISTRA
3. DIAGNOSIS ETIOLOGI : STROKE ISKEMIK DENGAN FAKTOR RESIKO DM & HIPERTENSI

Dari anamnesis dan pemeriksaan neurologi kita bisa menentukan diagnosis menggunakan algoritma
Gadjah mada. Ini bisa dipakai kalua kita ada di daerah yang tidak memiliki fasilitas MRI/CT-Scan.

algoritma stroke Gadjah mada


Refrence :
1. adams and victor’s principles of neurology 8th edition chapter 34, P 668

Anda mungkin juga menyukai