R P Sz R P Dz R P Kz
HIPOTESIS
1. STROKE ISKEMI 2. STROKE HEMORAGIK
TATA LAKSANA
Dilihat dari keluhan pasien yang mengalami kelemasan pada tangan kanan dan kaki
kiri atau heemipharesis masih banyak kemungkinan penyakit dengan gejala klinis
seperti tersebut kita perlu melakukan anamnesis lebih dalam lagi untuk dapat
mengetahui penyebabnya dan lokasi lesi (apakah lesi tersebut berada di central atau
perifer). Dan dari usia pasien yang sudah tua merupakan suatu faktor resiko terhadap
banyak penyakit.
2. Onset: 2 jam sebelumnya, Terjadi tiba-tiba saat bangun tidur pagi. Semalam
sebelumnya tidak ada keluhan seperti itu
Dari pernyataan penyakit yang timbul tiba – tiba, terdapat deficit neurologi dan
tidak didahului oleh gejala gejala sebelumnya mengarahkan kita untuk curiga pada
penyakit cerebrovascular yaitu stroke.
Sesuai dari definisi adam dan victors terseebut kecurigaan utama kita adalah stroke,
pertanyaan selanjutnya adalah stroke yang apa ? apakah hemoragik atau iskemik. Dari
waktu terjadinya saat bangun tidur pagi itu merupakan ciri has dari stroke ischemic.
Seedangkan stroke hemoragik biasanya timbul saat aktivitas.
Pada anamnesis selanjutnya kita perlu mencari gejala lain, faktor resiko dan hal lain
untuk menyingkirkan diagnosis bnding seperti trauma dan infeksi.
dari keluhan yang tidak bisa bicara kemungkinan afasia motoric/brocha. Karena
pada afasia brocha pasien masih bicara tapi ada kata kata yang tidak selesai.
Sedangkan afasia Wernicke pasien ngomong terus tapi tidak tau makna yang
diomongkan.
Dari keluhan afasia ini dapat mengarahkan kita pembulu darah otak bagian mana
yang mengalami ischemic. Area brocha dan wernich merupakan area yang
diperdarahi oleh arteri media cerebri (MCA). Lebih spesifik lagi jika afasia yang terjadi
adalah afasia brocha arteri media cerebri superior division yang mengalami oklusi.
Sedangkan jika terjadi afasia Wernicke maka arteri media cerebri inferior division
yang mengalami ocklusi.
Jika terjadi afasia global maka kemungkinan terjadi oclusi pada MCA cabang utama
/ MCA Stem proximal.
( Sumber : adams and victor’s principles of neurology 8th edition chapter 34, P 668)
7. Tidak pernah mau control penyakitnya ke dokter.Tidak menjaga pola makan dan
menyukai makan manis.
Menjadi faktor resiko yang mempercept terjadinya plak arteroma yang akhirnya
menyebabkan oclusi pada pembulu darah di otak.
8. Ayah pasien menderita DM dan meninggal karena serangan jantung.
Merupakan faktor Resiko genetic yang tidak bisa di modifikasi sama seperti umur
pasien yang 59 tahun.
Dari semua RPD dan RPK menguatkan kearah hipotesis penyakit cerebro vascular dan
kita ssudah condong ke arah stroke ischemic. Untuk memastikan lebih lanjut lagi perlu
dilakukan pemeriksaan fisik, neurologic dan penunjang.
HIPOTESIS :
1. STROKE ISCHEMIC
2. STROKE HEMORAGIK
3. TIA
Pemeriksaan fisik
1. KU : Tampak sakit
2. Tanda vital :
- Suhu : 36.8 C
- RR : 16 x/mnt
- Nadi : 96 x/mnt
- TD : 180/90 mmHg
3. KEPALA : dbn, TELINGA : tidak ada kelainan MULUT : sudut bibir kanan mendatar, THORAKS
: paru dbn, jantung kesan dbn
Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat kelainan tensi dari pasien adalah 180/90 mmHg yang termasuk
dalam hypertensi stage 2 dalam JNC 7 dan sangat beresiko terhadap kerusakan target organ seperti
stroke, CAD (Coronary heart deseases).
(sumber : JNC 7)
Pada peemeriksaan kepala tidak didapatkan tanda trauma dapat menyingkirkan DD trauma dan pada
pemeriksaan telinga tidak ada kelainan seperti infeksi yang dapat menyebar ke otak dan menyebabkan
meningitis/encephalitis dan pada pemeriksaan mulut didapatkan : sudut bibir kanan mendatar hal
ini terjadi karena terdapat gangguan pada neruvs cranialis VII seperti pada gambar.
Pemeriksaan neurologi
1. Kesadaran : GCS E4M6V afasia motoric.
3. N. Kranialis :
- N VII Facial palcy dextra
- N XII lingual palsy dextra
4. Fungsi motorik
3 3 3 3 5 5 5 5
3 3 3 3 5 5 5 5
Dari fungsi motoric ini terdapat hemiparesis dextra terdapat lesi pada otak hemispehere
sinistra bagian gyrus precentralis/ area motoric.
Pemeriksaan psikiatri
1. Kontak & Persepsi : tdk dpt dinilai
2. Mood/affek : depressive, irritable
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
3. Leukosit : 6500, eritrosit : 4.53 x 106 /mm, Hb : 12.2 g/dl, HT : 38%, Tromb : 325 x 103 /mm
Nilai laboratorium dalam batas normal tidak terdapat kelainan yang menunjukan seperti infeksi.
5. Kolestrol total : 230 mg, LDL : 150, HDL : 40, Trigliseril: 125 mg.
Pasien ini terdapat dislipideemi yang menjadi salahsatu faktor resiko terbentuknya plak
arteroma ditambah dengan DM dan hipertensi yang merusak endotel sehingga LDL dapat
dengan mudah menembus dinding endoterl dan tebentuk plak arteroma.
Foto thoraks
CTR > 50%
Terdapat cardiomegaly yang dikarenakan hipertensi yang lama sehingga otot jantung
menebal karena kerja yang berat.
CT Scan
Dari anamnesis dan pemeriksaan neurologi kita bisa menentukan diagnosis menggunakan algoritma
Gadjah mada. Ini bisa dipakai kalua kita ada di daerah yang tidak memiliki fasilitas MRI/CT-Scan.